Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
(1306305084)
(1306305140)
pendanaan
atau
operasi
dan
biasanya
didahulukan
daripada
pemegang
Jika kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, kita harus mewaspadai
penyajian laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban yang lebih rendah atau
ditangguhkan.
SEWA( LEASING)
Sewa(lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan penyewa
(lease). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada leasee untuk menggunakan asset yang
dimiliki oleh leasor, selama masa sewa. Sebagai balasannya, lease menbayar sewa yang
disebut pembayaran sewa minimum (minimum lease payment MLP).
Dua metode alternative untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam
kontrak sewa. Sewa yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara substansial
dicatat sebagai perolehan asset dan menimbulkan kewajiban bagi lease. Sama halnya dengan
leasor yang mencatat sewa tersebut sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini
disebut sewa pendanaan. Jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha, baik asset
yang disewakan maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewa lainnya dicatat sebagai
sewa operasi (operating lease). Dalam hal operating lease, lease (leasor) mencatat MLP
sebagai beban (pendapatan )sewa, dan tidak ada asset atau kewajiban yang diakui dalam
neraca.
Lease sering mengatur sebuah sewa agar dapat dicatat sebagai operating lease, dengan
cara tersebut lease melakukan pendanaan di luar neraca (off balance sheet financing).
Pendanaan di luar neraca mengacu pada kenyataan bahwa dalam operating lease, asset sewa
maupun kewajiban yang terkait tidak diakui dalam neraca, walaupun banyak manfaat dan
resiko kepemilikan yang ditransfer kepada lease. Keputusan untuk mencatat sewa sebagai
capital lease atau operating lease dapat berpengaruh secara signifikan terhadap laporan
keuangan.
Pembahasan pendanaan sewa bagi lease dimulai dengan penjelasan pengaruh
klasifikasi sewa terhadap laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya adalah analisis
pengungkapan sewa dengan mengacu pada pengungkapan oleh best buy.
Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Lease mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat criteria sebagai berikut : (1)
terdapat transfer kepemilikan aset kepadaleasee pada akhir masa sewa; (2) terdapat opsi
untuk membeli aset pada harga murah (bargain price); (3) masa sewa 75% atau lebih dari
estimasi umur ekonomis aset; atau (4) nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa
minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak
investasi yang ditahan oleh leassor. Sewa dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila
tidak memenuhi kriteria tersebut.
Aturan akuntansi mensyaratkan lease untuk mengungkapkan, biasanya dalam catatan
atas laporan keuangan, hal-hal sebagai berikut : (1) MLP di masa depan secara terpisah untuk
capital lease dan operating lease untuk masing-masing tahun selamalima tahun mendatang
dan total setelahnya, dan (2) beban sewa untuk masing-masing periode yang dilaporkan di
laporan laba rugi.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan
aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus
mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk capital lease dan operating lease yang
tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis.
Analisis Sewa
Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap analisis laporan
keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang bagaimana menyesuaikan
laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnya ducatat sebagai capital lease.
Dampak Operating Lease
Insentif bagi leasee untuk menstrukturkan sewa sebagai operating lease terkait dengan
dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Ringkasan dampak pada
laporan keuangan ini adalah :
Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca, hal tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas
yang sering digunakan dalam analisis kredit.
Operatig lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat
meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset (asset
turnover ratios).
Artinya, operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan melaporkan laba
lebih rendah di akhir masa sewa.
Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam
neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.
Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian, operating
lease menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasi dan beban bunga. Hal
tersebut menaikkan coverage ratio seperti times interest earned.
Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease
Untuk mengonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan estimasi
nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini di mulai dengan estimasi tingkat bunga
yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran sewa. Untuk
perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operating lease, kita dapat memperkirakan
tingkat bunga implicit untuk capital lease dan mengasumsikan tingkat bunga yang sama
untuk operating lease. Tingkat bunga implicit capital lease dapat dicari dengan cara cobacoba (trial and error) dan merupakan tingkat bunga yang menghasilkan angka proyeksi
pembayaran capital lease sama dengan angka nilai sekarang capital lease, di mana keduanya
diungkapkan dalam catatan kaki sewa.
secara tehnis akan menyebabkan bubarnya persekutuan yang lama dan membentuk
persekutuan baru.
Kemampuan Meningkatkan Modal
Tanggung jawab terbatas pemegang saham dan kemudahan dan kemudahan dalam menjual
kembali saham merupakan daya tarik yang meyebabkan perseroan mudah meningkatkan
modalnya apabila dikehendaki. Baik pemegang saham dalam jumlah besar maupun kecil,
sama-sama mempunyai hak pemilikan dalam perseroan. Dengan dmikian perseroan tidak
hanya menarik bagi orang-orang kaya tetapi juga penanam modal kecil. Keadaan inilah yang
menyebabkan perseroan umumnya bermodal besar.
Jenis-Jenis Saham
Jumlah dan jenissaham yang dikeluarkan oleh suatu perseroan ditetapkan dalam akte
pendirian perseroan. Suatu perseroan mungkin mengeluarkan lebih dari satu jenis saham. Jika
saham yang dikeluarkan satu jenis, maka saham tersebut dinamakan saham biasa. Pemegang
saham biasa adalah merupakan pemilik yang paling pokok dalam perseroan. Mereka
mempunyai hak suara, turut menentukan dalam pembagian laba, menentukan penabahan
saham
saham
baru
atau
mungkin
juga
dalam
hal
liquidasi
perseroan.
Oleh karena pemegang saham biasa adalah merupakan pemilik perusahaan, maka mereka
berhak untuk memilih anggota-anggota dewan Komisaris. Selain mengeluarkan saham biasa,
suatu perseroan mungkin juga mengeluarkan jenis saham lainnya yang disebut saham
preferen. Salah satu keistimewaan saham preferen terletak pada hak istimewa dalam
pembagian dividen.
Dividen
Dividen adalah bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. Apabila dewan
komisaris mengumumkan pembagian deviden, maka penegang saham preferen akan
mendapat sejumlah deviden tahunan tertentu sebelum ditentukan dividen untuk pemegang
saham biasa. Besarnya ditetapkan dalam akte pendirian perseroan yaitu dalam bentuk
persentase tertentu dari nilai pari saham atau dari nilai tertentu bila saham tidak mempunyai
nilai pari.
Hak Suara
Biasanya pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam memilih anggota
dewan komisaris. Namun hal tersebut bisa juga diberikan kepada pemegang saham preferen
apabila diatur dalam akte pendirian perseroan. Suatu akte pendirian mungkin menetapkan
bahwa semua pemegang saham mempunyai hak suara atau ada juga yang memberi hak suara
dalam hal-hal tertentu
Saham Bernilai Pari dan Tidak Bernilai Pari
Akte pendirian biasanya menyebutkan nilai tertentu untuk tiap lembar saham yang disebut
nilai pari saham. Nilai pari sangat penting artinya dalam rangka melakukan pencatatan
akuntansi atas saham. Saham mungkin dijual dengan harga yang berbeda dengan nilai
parinya. Bila saham dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai parinya, maka selisih kelebihan
harga jual di atas nilai pari disebut agio, sedang bila dijual dengan harga lebih rendah dari
nilai pari, maka selisih kekurangan harga jual di bawah nilai pari disebut Disagio.
Istilah yang digunakan dalam akuntansi untuk kedua hal di atas adalah apa yang disebut Agio
Saham dan Disagio Saham.
Pengeluaran Saham Secara Tunai
Di dalam melakukan pengeluaran saham, perseroan bisa menggunakan jasa dari suatu bank.
Dalam hal ini bank bertindak sebagai underwriter pengeluaran saham, dimana bank tersebut
membeli saham dari perseroan dan menjualnya kembali kepada para penanam
modal/investor.
Dengan demikian perseroan tidak menanggung risiko bilasahamnya tidak laku dijual. Risiko
berpindah ketangan bank sebagai kompensasi atas laba yang diperolehnya dari penjualan
saham, karena bank bisa menjual saham dengan harga jual yang lebih tinggi dari harga
belinya.
Pesanan Saham
Kadang-kadang perseroan menjual sahamnya langsung kepada para investor tanpa melalui
bank saham dijual kepada para calon investor yang telah menandatangani kontrak pesanan
sebelum saham dikeluarkan.Bila perseroan yang akan mengeluarkan saham menerima
pesanan, maka pesanan tersebut dicatat dengan mendebet suatu rekening piutang yang
disebut piutang Pesanan Saham. Rekening yang harus di kredit adalah rekening Saham Biasa
Dipesan yang merupakan suatu rekening sementara. Disini perseroan menggunakan rekening
sementara karena saham belum diterima pembayarannya dan juga belum dikeluarkan.
LABA DITAHAN
Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan
pemegang saham.
Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk
pembagian dividen.
Transaksi-transaksi yang mempengaruhi R/E adalah :
a.
Pembagian dividen
b.
c.
Laporan laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan Laba
rugi. Dan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal, dimana
perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang
mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksitransaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan disajikan dalam
laporan Laba ditahan.
Macam-macam Dividen
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah
jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki
oleh PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen
yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian
dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan
scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan
datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila
perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu
mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal,
sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan sahamsaham yang dimilikinya. (Baridwan, 2000 : 434)
PENCADANGAN LABA DITAHAN
Kadang-kadang
manajemen
perusahaan
bermaksud
menggunakan
sumber-sumber
perusahaan untuk tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen.
Sehingga guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut maka
dibentuk pencadangan R/E.
Contoh:
a.
Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1
juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun
adalah sebagai berikut :
-
R/E
b.
Rp 1juta (D)
Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik
telah selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut
ditransfer kembali ke laba ditahan :
-
R/E
Rp 5 juta (K)
QUASI REORGANISASI
Apabila perusahaan menderita rugi, rekening laba ditahan akan bersaldo negative atau deficit.
Menurut undang-undang quasi reorganisasi meliputi 3 langkah berikut ini :
a.
Semua aktiva dinilai kembali pad nilainya sekarang (biasanya nilai bersih yang dapat
direalisasi) sehingga perusahaan tidak dibebani biaya yang tinggi pada tahun-tahun
berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu tinggi.
b.
Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit, dengan cara donasi dari
Adanya bagian atau elemen hak-hak pemegang saham yang dicatat dengan nilai terlalu
tinggi;
2.
Adanya aktiva-aktiva yang dinilai tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu itu;
3.
CONTOH :
Posisi modal pemegang saham PT. Liesti sebelum quasi reorganisasi adlah sebagai berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 150
Rp 1.500.000
Agio Saham
Rp
R/E
(Rp 500.000)
300.000
Rp 1.300.000
Rp 100.000
R/E
Rp 200.000
Intangible
Rp 200.000
Aktiva Tetap
Rp 100.000
b.
Rp 500.000
Rp 500.000
(10.000lb x Rp 50 = Rp 500.000)
c.
Penghapusan deficit
Rp 500.000
R/E
Rp 500.000
Rp 500.000
Agio Saham
Rp 300.000
R/E
Rp 0
Rp 800.000