Professional Documents
Culture Documents
OLEH
MARIA MARLEIN WARONG 270110140031
MUHAMMAD FIKRI AZIS 270110140034
INAYAH CAHERUNNISA 270110140115
Disusun untuk memenuhi salah satu nilai tugas mata kuliah Analisis Stratigraf
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
2016
ABSTRAK
Stratigrafi seismik adalah penafsiran stratigrafi dari data seismik, untuk
mempelajari pola pengendapan sedimen (Vail & Mitchum, 1977). Dalam hal ini,
konsep geologi, dapat diterapkan secara langsung pada visualisasi data refleksi
seismik, karena refleksi seismik terjadi akibat adanya perbedaan impendansi
akustik dari permukaan batuan, yang merupakan permukaan lapisan dan atau
bidang ketidakselarasan (bidang diskontinuitas).
Bidang permukaan lapisan tersebut mewakili suatu ruang waktu minimal atau
suatu hiatus kecil, sehingga untuk keperluan praktis dapat dianggap sebagai
permukaan waktu/ isokron. Dalam hal ini horison seismik dianggap pula sebagai
bidang permukaan lapisan, dengan demikian penarikan horison seismik pada
penampang seismik adalah merupakan bidang kesamaan waktu. (Koesoemadinata,
1996). Interpretasi stratigrafi seismik dilakukan dengan mengelompokan refleksirefleksi seismik.
menjadi paket-paket
(unit)
yang
berhubungan secara
kronostratigrafi.
Prosedur interpretasi stratigrafi seismik menurut Brown (1994) meliputi
Analisis sikuen seismik, analisis fasies seismik, analisis karakter refleksi, dan
interpretasi geologi.
PENDAHULUAN
Metode seismik refleksi merupakan metode yang paling efektif untuk
mengaplikasikan konsep sekuen, meskipun sekuen pengendapan juga dapat di
amati pada penampang well-log, outcrop, dan core. Seismik refleksi adalah
gabungan dari masing-masing refleksi yang dihasilkan oleh permukaan strata
yang terpisah. Untuk alasan ini, refleksi cenderung ke permukaan strata paralel
dan memiliki kronostratigrafi yang sama seperti permukaan strata. Maka dari itu,
sangat mungkin untuk membuat korelasi kronostratigrafi menggunakan pola
seismik refleksi.
Karakter unit dari rekaman seismik refleksi memungkinkan dilakukannya
penerapan langsung konsep geologi berdasarkan kenampakan fisik stratigrafi dari
rekaman tersebut. Refleksi primer gelombang seismik terjadi akibat perbedaan
impendansi akustik (kecepatan gelombang x densitas) dari permukaan batuan dan
atau bidang diskontinuitas/ ketidakselarasan. Karena semua lapisan batuan yang
terletak di atas suatu lapisan atau bidang keselarasan berumur lebih muda daripada
yang terletak di bawahnya, maka penampang seismik merupakan rekaman
kronostratigrafi dari pola struktur dan pola pengendapan, dan bukan merupakan
rekaman litostratigrafi.
Prinsip dasar sesimik stratigrafi adalah: dalam resolusi seismik, pantulanpantulan seismik berasal dari bidang perlapisan dan, oleh karena itu, garis-garis
yang mencerminkan rangkaian pantulan itu mendekati garis kesamaan waktu.
Perlu disadari bahwa prinsip ini tidak mengesampingkan fakta fisika bahwa
pantulan berasal dari bidang perubahan impedansi yang berarti (impedansi =
densitas batuan x kecepatan rambat gelombang seismik dalam batuan itu). Prinsip
itupun tidak mengesampingkan fakta bahwa variasi perbedaan impedansi akan
menghasilkan amplitudo gelombang pantul yang juga bervariasi. Pesan utama
yang disampaikan oleh prinsip ini adalah bahwa pantulan itu muncul dari bidang
perlapisan; bukan dari bidang perubahan fasies pada arah lateral. Pada skala
bidang pantul yang ada pada lintasan perambatannya. Energi gelombang itu
merambat sebagai rangkaian wave front. Suatu bagian bidang fisik yang
menyebabkan terpantulkannya energi gelombang seismik secara kons-truktif
disebut zona Fresnel (Fresnel zone) (Sheriff, 1977). Resolusi lateral dari
rekaman seismik ditentukan oleh radius zona Fresnel, dimana radius zona
Fresnel itu sendiri ditentukan oleh panjang gelombang akustik dan kedalaman
bidang pantul (gambar 3-4). Jadi, dalam data seismik yang belum dimigrasi,
resolusi lateral tengantung pada seismic bandwidth, kecepatan rambat
gelombang untuk sampai pada suatu bidang pantul, serta waktu tempuh menuju
bidang pantul tersebut (gambar 3-5). Prosedur migrasi data seismik akan
membantu meningkatkan resolusi data seismik. Untuk migrasi dua dimensi,
masih ada masalah mengenai orientasi garis pantul, relatif terhadap kemiringan
sebenarnya, sedangkan dalam migrasi tiga dimensi masalah itu sudah dapat
terpecahkan. Jadi, untuk data yang telah dimigrasi, resolusi lateral tergantung
pada jarak antar jejak gelombang seismik (seismic trace), panjang operator
migrasi, waktu/kedalaman bidang pantul, dan bandwidth data.
Pemrosesan Seismik dan Penampilannya untuk Analisis Stratigrafi
Tidak ada urut-urutan pemrosesan data seismik yang dapat dipandang sebagai
cara paling optimum untuk memperoleh penampang seismik sesuai untuk tujuan
analisis stratigrafi. Parameter pengambilan data seismik yang berbeda-beda,
sumber gelombang seismik yang berbeda-beda, dan variasi geologi daerah yang
diteliti hendaknya dipertimbangkan secara hati-hati dan cermat. Masing-masing
aspek itupun hendaknya dipandang sebagai aspek tersendiri. Penafsiran atau
analisis stratigrafi dari data seismik pada hakekatnya merupakan sebuah aktivitas
untuk mengenal pola-pola tertentu dalam penampang seismik. Pemrosesan data
seismik dapat memperjelas maupun mengaburkan representasi seismik dari
geologi bawah permukaan. Pemroses dan penafsir seismik hendaknya bekerja
sama untuk dapat memperoleh hasil terbaik. Setiap pemroses data seismik
hendaknya memahami masalah-masalah geologi yang ingin dipecahkan oleh si
penafsir, sedangkan si penafsir sendiri hendak-nya memahami apa yang telah
yang
diperlihatkan
dari
terminasi
pola
refleksi
seismik
Gambar 2. Contoh terminasi seismik lapisan. Data seismik didapat dari Bally et
al. (1982).
Fasies Seismik
Setelah seismik sekuen ditetapkan, lingkungan dan litofasies antara sekuen
diinterpretasi dari data seismik dan data geologi. Analisis fasies seismik adalah
deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter refleksi seismik, termasuk di
dalamnya adalah konfigurasi, kontinyuitas, amplitudo, frekuensi, dan kecepatan
b. Divergen
Konfigurasi ini dicirikan dengan adanya wedge-shaped dimana
penebalan lateral lebih disebabkan oleh penebalan dari refleksi itu
sendiri, bukan karena onlap, toplap, atau erosi. Mencerminkan variasi
lateral kecepatan pengendapan atau tilting secara progresif bidang
pengendapan.
c. Progradasi
Konfigurasi ini dapat berupa sigmoid, oblique, complex, shingled,
dan hummocky dan terbentuk akibat pertumbuhan progresif secara
lateral dari bidang pengendapan yang miring, dan sering disebut
sebagai clinoform.
Sigmoid
Pada konfigurasi ini, segmen sekuen bagian atas dan bawah
relatif tipis dan hampir horisontal dengan batas atas konkordan
dan batas bawah downlap, sedang bagian tengah relatif lebih
tebal dan kemiringan lebih besar. Hal ini mencerminkan proses
Oblique
Pada konfigurasi ini, bagian atas sekuen adalah toplap atau
hampir rata, bagian bawah downlap dan kemiringan segmen
bagian tengah >100. Konfigurasi parallel oblique mempunyai
kemiringan yang relatif lebih besar dan mencerminkan energi
pengendapan yang lebih tinggi.
Complex Sigmoid-Oblique
Pada konfigurasi ini terjadi perselingan antara oblique dan
sigmoid.
Shingled
Pada konfigurasi ini mencerminkan progradasi fasies ke
dalam air dangkal.
Hummocky Clinoforms
d. Chaotic
Konfigurasi ini diakibatkan oleh sistem pengendapan energi tinggi,
atau akibat deformasi kuat. Dapat merefleksikan slump structures, cut
& fill channel, daerah lipatan atau tersesarkan secara kuat.
e. Reflection Free
Konfigurasi ini mencerminkan tubuh batuan beku yang besar dan
masif, kubah garam, tubuh batupasir atau shale yang homogen dan
tebal.
dan
interferensi
paleoclimate
dari
data
paleontologi
juga
harus
kali
diidentifikasi
pada
seismik.
Susunan pola yang terlihat pada log (ataupun penampang singkapan) sering
menunjukkan permukaan stratigrafi kunci. Misalnya, perubahan dari
retrogradational ke progradational sering dikaitkan dengan permukaan banjir
maksimum, yang dapat diperiksa terhadap kedua data seismik dan
biostratigrafi.
Interpretasi motif log dari sistem saluran utama didefinisikan dengan baik
(misalnya, Mitchum et al., 1994). Susun pola, bentuk kurva log, tren vertikal
dalam isi pasir, dan hubungan dengan over dan permukaan yang mendasari
adalah kunci untuk mengidentifikasi sistem saluran. Namun, integrasi dengan
seismik dan lainnya data penting untuk memvalidasi interpretasi tersebut.
hubungan
Litologi
Dapat membantu mengidentifikasi sistem saluran:
KESIMPULAN
Interpretasi stratigrafi dari data refleksi seismik dapat berguna, baik di batas
area yang sedikit data atau di daerah yang memiliki banyak data. Pengenalan dan
pemetaan dari fasies seismik dalam sekuen seismik, secara objektif berdasarkan
parameter seismik, seperti konfigurasi refleksi, kontinyuitas, amplitudo, frekuensi,
dan kecepatan interval, disebut sebagai analisa fasies seismik. Fasies seismik
dapat diinterpretasikan dengan kondisi keadaan lingkungan, proses pengendapan,
DAFTAR PUSTAKA
Snedden, John W. dan J. F. (Rick) Sarg. 2008. Seismic Stratigraphy-A Primer on
Methodology. ExxonMobil Upstream Research Company, Houston, Texas.
Review dari Paper: Vail, P.R dan R.M. Mitchum. 1977. Seismic Stratigraphy and
Global Changes of Sea Level. AAPG Memoir 26. Diperoleh 30 April
2016,
dari
https://id.scribd.com/doc/232122652/Paper-Review-
INTERPRETASI-STRATIGRAFI-DARI-POLA-REFLEKSI-SEISMIK-DISEKUEN-PENGENDAPAN#download
Ghozian Karami. Seismik Stratigraf. Diperoleh 30 April 2016, dari
http://geofact.blogspot.co.id/2011/01/seismik-stratigrafi.html
Rizki Pratama. Interpretasi Stratigraf Seismik. Diperoleh 30 April 2016,
dari http://rhaydenmazzrhezky.blogspot.co.id/2015/02/interpretasi-stratigrafi-
seismik.html