You are on page 1of 26

Introduction To Routing And Packet Forwarding

1.1 Inside the Router


1.1.1 Routers are Computers
Router are Computers
Router adalah komputer, seperti halnya komputer lain termasuk PC. Router pertama
yang digunakan oleh Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET)
adalah yang disebut dengan Interface Message Processor (IMP). IMP merupakan
minikomputer Honeywell 316, komputer ini membangun jaringan ARPANET pada
tanggal 30 agustus 1969.
Catatan: ARPANET dikembangkan oleh Advanced Research Projects Agency
(ARPA) yang merupakan organisasi dibawah Departemen Pertahanan Amerika
Serikat. ARPANET merupakan jaringan packet switching pertama yang beroperasi di
dunia dan menjadi cikal bakal internet sekarang ini.
Router mempunyai kesamaan komponen software dan hardware dengan komputer
lainnya:
a. CPU
b. RAM
c. ROM
d. OS

Router are at the network center


Biasanya user tidak terlalu peduli terhadap ada tidaknya sejumlah router di jaringan
sendiri atau di internet. User hanya berharap bisa mengakses halaman web,
mengirim email dan mendownload musik apakah server yang diakses berada pada
jaringan yang sama atau berada pada jaringan remote. Namun tidak demikian
dengan networking professionals yang mengetahui bahwa router yang bertanggung
jawab untuk mengirim paket dari jaringan ke jaringan, dari sumber ke tujuan.

Router menghubungkan berbagai macam jaringan. Ini berarti router memiliki banyak
interface yang menjadi milik dari IP jaringan yang berbeda. Ketika router menerima
paket IP melalui salah satu interface, router akan menentukan interface mana yang
akan melanjutkan paket ke titik tujuan. Interface tersebut bisa jadi merupakan
penghubung ke tujuan akhir dari paket tersebut, atau menghubungkan jaringan yang
terhubung dengan router lain untuk sampai ke titik tujuan yang dimaksud.
Setiap jaringan yang terhubung ke router membutuhkan interface yang terpisah satu
sama lain. Interface-interface tersebut digunakan untuk menghubungkan kombinasi
LAN dan WAN. Jaringan LAN biasanya merupakan jaringan Ethernet yang terdiri dari
perangkat PC, printer, dan server. WAN digunakan untuk menghubungkan area
geografis yang luas. Contohnya, koneksi WAN yang digunakan untuk
menghubungkan LAN dengan ISP.

Router Determine the Best Path


Tanggung jawab utama sebuah router adalah untuk mengirim paket untuk jaringan
lokal ataupun jaringan remote dengan cara:
a. Menentukan jalur terbaik untuk mengirim paket
b. Menyampaikan paket ke masing-masing titik tujuan
Router menggunakan routing table yang ada padanya untuk menentukan jalur
terbaik dalam menyampaikan paket. Ketika router menerima paket, router kemudian
memeriksa alamat IP dan mencari alamat network yang paling cocok yang ada pada
routing tablenya. Interface juga termasuk ke dalam routing table yang digunakan
untuk menyampaikan paket. Setelah menemukan yang cocok, router akan
mengenkapsulasi paket IP ke bentuk frame data link dan kemudian dikirim melalui
interface yang dimaksud.
Berkemungkinan besar router menerima paket dengan salah satu tipe frame data
link, seperti frame etherney dan saat mengirimnya, router akan mengenkapsulasi
2

paket tersebut dengan frame data link yang berbeda, seperti Point-to-Point Protokol
(PPP). Enkapsulasi data link tergantung kepada tipe interface pada router dan tipe
medium yang akan dilalui. Tipe teknologi data link yang berbeda yang dihubungkan
oleh router seperti teknologi LAN (Ethernet), koneksi WAN (T1 menggunakan PPP,
frame relay, ATM).
Berdasarkan gambar, kita bisa mengikuti bahwa paket yang berasal dari PC yang
dikirim ke sebuah PC di remote network. Merupakan tanggung jawab router untuk
menemukan jaringan tujuan pada routing table dan menyampaikan paket kearah
tujuannya. Pada contoh, router R1 menerima paket yang dienkapsulasi dengan
frame Ethernet. Setelah di dekapsulasi, R1 menggunakan IP titik tujuan untuk
mencari alamat network yang cocok pada routing table. Setelah menemukan alamat
network tujuan pada routing table, R1 mengenkapsulasi paket dengan menggunakan
frame PPP dan mengirimkan paket ke R2. Proses yang sama terjadi pada R2.
Protokol routing statis dan dinamis digunakan oleh router untuk mempelajari jaringan
remote dan membangun routing table pada masing-masing router.
1.1.2

Router CPU and Memory


Meskipun ada beberapa tipe dan model yang berbeda dari router, setiap router
memiliki komponen hardware yang sama. Namun posisi masing-masing hardware
tergantung pada seri router. Pada gambar merupakan komponen dalam router seri
1841.
Router Components and their Functions
Seperti PC, router juga terdiri dari:
a. Central Processing Unit (CPU)
CPU mengeksekusi instruksi sistem operasi, seperti system inisialisasi, fungsi
pemetaan dan fungsi switching.
b. Random-Access Memory (RAM)
RAM menyimpan perintah dan data yang harus di eksekusi oleh CPU. RAM akan
menyimpan komponen berikut:
o Sistem Operasi IOS Cisco (Internetwork Operating System) disalin ke
RAM pada saat bootup.
o Running Configuration File
Ini merupakan file komfigurasi yang menyimpan perintah konfigurasi yang
biasanya digunakan oleh IOS router. Dengan beberapa pengecualian, semua
perintah konfigurasi yang ada pada router disimpan pada file running
configuration yang dikenal dengan running-config.
o

IP Routing Table:
File ini menyimpan informasi tentang koneksi langsung dan remote network.
Ini digunakan untuk menentukan jalur yang terbaik untuk menyampaikan
paket.

ARP Cache

Cache ini berisi alamat IPv4 untuk memetakan alamat MAC, sama dengan
ARP pada PC. ARP cache digunakan oleh router yang memiliki interface
Ethernet.
Packet Buffer:
Merupakan tempat penyimpanan sementara ketika router menerima paket
dan sebelum mengirim kembali paket melalui interface.
RAM merupakan memori yang bersifat volatile dan isi yang ada didalam
dapat hilang kapan saja disaat router mati ataupun restarted. Namun, router
juga berisi memori permanen seperti ROM, dan flash serta NVRAM.

c. ROM
Merupakan tempat penyimpanan permanen. Perangkat Cisco menggunakan
ROM untuk menyimpan:
o Instruksi bootstrap
o Software diagnosa dasar
o IOS
ROM menggunakan firmware yang merupakan software yang di embedded ke
dalam IC. Firmware juga terdiri dari software yang biasanya tidak dimodifikasi
atau di upgraded, seperti instruksi bootup. Memori yang tersimpan pada ROM
tidak akan hilang, walaupun router kehilangan daya atau restarted.
d. Flash Memory
Merupakan memori nonvolatile computer yang disimpan dan dihapus. Flash
digunakan untuk penyimanan permanen system operasi IOS Cisco. Di
kebanyakan model router Cisco, IOS secara permanen disimpan pada memori
flash dan disalin pada RAMsaat proses bootup, dan disinilah akan di eksekusi
oleh CPU. Versi pertama router Cisco, IOS langsung dieksekusi dari flash
memori. Flash terdiri dari kartu SIMMs atau PCMCIA, yang bisa di upgraded
untuk meningkatkan kapasitas memori ini.
e. NVRAM
Tidak akan kehilangan data yang ada padanya disaat router kehilangan daya
atau restrated. Sangat kontras dengan jenis RAM yang dikenal, seperti DRAM,
yang membutuhkan daya untuk mengelolah informasi. NVRAM digunakan oleh
IOS Cisco sebagai tempat penyimpanan permanen untuk eksekusi pada saat
startup. Semua kofigurasi yang mengalami perubahan disimpan pada file
running-config yang ada pada RAM, dengan beberapa pengecualian,
diimplementasikan secepatnya oleh IOS. Untuk menyimpan perubahan kalau
seandainya router kehilangan daya atau restarted, running-config harus di salin
pada NVRAM, yang merupakan tempat penyimpanan file startup-config. NVRAM
akan tetap menyimpan data yang ada padanya, walaupun router mengalami
restarted atau kehilangan daya.
Sangat penting bagi seorang administrator jaringan professional untuk mengerti
dan mengetahui fungsi utama komponen internal sebuah router dibandingkan
letak masing-masing komponen, karena letak komponen tersebut tergantung
pada seri router tersebut.
1.1.3

Internetwork Operating System


4

Software system operasi yang digunakan oleh router Cisco dikenal dengan Cisco
Internetwork Operation System (IOS). Seperti sistem operasi yang digunakan oleh
komputer pada umumnya, IOS Cisco mengatur hardware dan software yang menjadi
resource sebuah router, mencakup alokasi memori, proses, keamanan dan system
file. IOS Cisco menjalankan berbagai operasi yang mengintegrasikan proses fungsi
routing, switching, internetworking dan telekomunikasi.
Walaupun IOS Cisco kelihatan sama pada semua router, namun ada berbagai
perbedaan antar masing-masing IOS yang disebut dengan IOS image. IOS image
adalah file yang berisi semua ISO untuk router yang bersangkutan. Cisco
menciptakan berbagai macam jenis IOS image yang bergantung pada model serta
fitur yang disediakan oleh router yang bersangkutan. Biasanya semakin banyak fitur
yang disediakan, semakin besar IOS image tersebut, selain itu, semakin besar
kapasitas flash dan RAM maka semakin besar kapasitas yang disimpan oleh IOS.
Contohnya penambahan fiutr IPv6 dan NAT.
Seperti halnya system operasi lain, IOS Cisco juga punya interfacenya sendiri yang
bersifat GUI (Graphical User Interface) yaitu Command Lone Interface (CLI) yang
digunakan untuk mengkonfigurasi router Cisco.
Sewaktu bootup, file startup-config yang ada pada NVRAM disalin ke RAM dan
disimpan sebagai file running-config. IOS akan mengeksekusi command konfigurasi
pada running-config. Semua perubahan yang dilakukan oleh administrator jaringan
akan disimpan pada running-config dan segera diimplementasikan oleh IOS.
1.1.4

Router Boot-up Process


Bootup Process
Ada empat tahap utama proses yang dilakukan pada saat bootup, antara lain:
a. Performing the POST
Power-On Self Test (POST) merupakan proses yang biasa terjadi pada hamper
semua komputer pada saat bootup. Proses POST digunakan untuk mencek
hardware dari router. Ketika sebuah router berada pada posisi power on,
software yang ada pada chip ROM melakukan proses POST. Selama proses ini
berlangsung, router melakukan diagnosa eksekusi dari ROM beberapa
komponen hardware termasuk CPU, RAM dan NVRAM. Setelah proses ini
selesai, router menheksekusi program bootstrap.
b. Loading the Bootstrap Program
Setelah proses POST selesai, program bootstrap disalin dari ROM ke RAM.
Setelah itu, CPU mengeksekusi instruksi yang ada pada program bootstrap.
Tugas utama dari program bootstrap adalah untuk menemukan IOS Cisco dan
memuatnyan ke RAM.
c. Locating and Loading Cisco IOS
Locating the Cisco Software
Biasanya IOS disimpan pada flash memory, namun juga bisa disimpan di
tempat lain seperti server TFTP (Trivial File Transfer Protocol).

Jika full IOS image tidak bisa ditemukan, versi scaled-dwon dari IOS disalin
dari ROM ke RAM. Versi IOS digunakan untuk membantu dalam
mendiagnosa berbagai masalah yang mungkin terjadi dan bisa digunakan
untuk mengisi versi lengkap dari IOS ke RAM.
Loading the IOS
Beberapa versi lama dari router Cisco menjalankan IOS langsung dari flash,
namun sekarang ini IOS disalin ke RAM dan dieksekusi oleh CPU.
Note: Sesaat setelah IOS di load, maka akan muncul string (#).
d. Locating and Loading the Configuration File
Locating the Startup Configuration File
Setelah IOS di load, program bootstrap mencari file konfigurasi startup, yang
dikenal dengan startup-config, yang ada pada NVRAM. File ini menyimpan
beberapa parameter dan command, antara lain:
- Alamat interface
- Informasi routing
- Password
- Konfigurasi lain yang disimpan oleh administrator jaringan.
Jika file konfigurasi stratup berada pada NVRAM, yang dikenal dengan
startuo-config, akan disalin ke RAM sebagai file konfigurasi running, runningconfig.
Note: Jika file konfigurasi startup tidak ada pada NVRAM, router akan
mencarinya pada server TFTP. Jika router mendeteksi bahwa ada link yang
aktif pada konfigurasi router lain, router tersebut akan mengirim pencarian
broadcast untuk mencari file konfigurasi melalui link yang aktif tadi. Kondisi ini
akan menyebabkan router mengalami pause dan pada konsul akan muncul
pesan berikut:
<router
pauses
here
while
it
broadcasts
configuration file across an active link>

for

%Error
opening
tftp://255.255.255.255/network-confg
(Timed out)
%Error opening tftp://255.255.255.255/cisconet.cfg (Timed
out)
Executing the Configuration File
Jika file konfigurasi startup tidak bisa ditemukan, router akan menganjurkan
user untuk masuk ke setup mode. Setup mode merupakan seri pertanyaan
yang membuat user menjalankan informasi konfigurasi dasar.
Disaar router menjalankan booting namun tidak berisi file konfigurasi
startup, akan muncul pesan:
Would you like to
dialog? [yes/no]: no

enter

the

initial

configuration

Disaat setup mode tidak digunakan, IOS membuat default running-config.


Default running-config merupakan file konfigurasi dasar termasuk interface
router, manajemen interface dan informasi default lainnya. Default running6

config tidak terdiri dari alamat interface, informasi routing, password, atau
informasi konfigurasi lainnya.
e. Command Line Interface
Tergantung pada platform dan IOS, router akan menanyakan pertanyaan berikut:
Would you like to terminate autoinstall? [yes]: <Enter>
Press the Enter key to accept the default answer.
Router>
Note: Jika startup ditemukan, running-config berkemungkinan berisi hostname
dan prompt akan menampilkan hostname dari router tersebut.
Sesaat setelah promt tampil pada layar, router sekarang menjalankan IOS
dengan file konfigurasi running. Administrator jaringan sekarang sudah bisa
memulai mengkonfigurasi router sesuai kebutuhan.
Verifying Router Bootup Process
Perintah show version bisa digunakan untuk membantu dalam verifikasi dan
troubleshoot untuk beberapa komponen dasar hardware dan software dari router.
Perintah showversion menampilkan informasi tentang versi software IOS yang
sedang digunakan oleh router, versi program bootstrap dan informasi konfigurasi
hardware juga sistem informasi yang ada.
Output showversion perintah adalah:
IOS version
CiscoInternetworkOperatingSystemSoftware
IOS(tm)C2600Software(C2600IM),Version12.2(28),RELEASE
SOFTWARE(fc5)
Ini merupakan versi software IOS Cisco yang tersimpan padad RAM yang dipakai
oleh router tersebut.
ROM Bootstrap Program
ROM: System Bootstrap, Version 12.1(3r)T2, RELEASE SOFTWARE
(fc1)
Ini merupakan versi dari software system bootup, disimpan pada ROM memori, yang
digunakan untuk boot up router.
Location if IOS
Systemimagefileis"flash:c2600imz.12228.bin"
Ini menampilkan diman lokasi program bootstrap disimpan oleh IOS Cisco dan juga
nama filenya.
CPU and Amount of RAM
cisco 2621 (MPC860)

processor (revision 0x200) with

60416K/5120Kbytesofmemory
Baris pertama dari tampilan di atas adalah tipe CPU yang ada pada router. Baris
berikutnya adalah DRAMnya. Beberapa seri router, seperti 2600,menggunakan
bagian dari DRAM sebagai memori paket. Memori paket digunakan untuk paket
buffer.
7

Untuk menentukan jumlah total DRAM pada router, jumlahkan keduanya. Pada
contoh ini, router Cisco 2621 memiliki memori DRAM yang bebas 60.416 KB
(kilobytes) yang merupakan memori sementara dan proses lain.
5.120 KB
dialokasikan untuk memory paket. Jadi jumlah keseluruhan adalah 64 megabytes
(MB).
Node: Momeri RAM pada IOS bisa diupgrade.
Interfaces
2FastEthernet/IEEE802.3interface(s)
2Lowspeedserial(sync/async)networkinterface(s)
Bagian ini menampilkan interface fisik yang ada pada router. Seperti contoh, router
Cisco seri 2621 memiliki 2 fastethernet dan 2 serial.
Amount of NVRAM
32Kbytesofnonvolatileconfigurationmemory.
Menampilkan kapasitas NVRAM router. NVRAM berfungsi untuk menyimpan file
startup-config.
Amount of Flash
16384KbytesofprocessorboardSystemflash(Read/Write)
Menampilkan kapasitas memori flash router. Flash memory merupakan tempat
penyimpanan permanen dari IOS Cisco dan bisa diupgrade.
Configuration Register
Configuration register is 0x2102
Baris terakhir perintah show version menampilakan nilai konfigurasi yang
sedang berjalan dari software konfigurasi dalam bentuk hexadecimal. Settingan
defaultnya adalah 0x2102. Nilai ini mengindikasikan router akan me-load software
IOS Cisco dari flash memory dan me-load konfigurasi startup dari NVRAM.

1.1.5

Router Interfaces
Management Ports
Router memiliki konektor fisik yang digunakan untuk mengatur router. Konektorkonektor tersebut dikenal dengan management ports. Tidak seperti interface
Ethernet dan serial, management ports. Tidak seperti interface Ethernet dan serial,
management port tidak dipakau untuk pengiriman paket. Management port yang
sangat dikenal adalah port konsul. Port konsul digunakan untuk menghubungkan
terminal, yang biasanya adalah software terminal emulator yang berjalan pada
sebuah PC, yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tanpa harus terhubung
dengan network. Port konsul harus digunakan selama inisiasi konfigurasi dari router
tersebut.
Management port lainnya adalah port auxiliary. Tidak semua router memiliki port ini.
Pada suatu ketika, port auxiliary bisa dipakai seperti port konsul. Ini juga digunakan
untuk terhubung ke modem.
Router Interfaces
Yang dimaksud dengan interface pada router Cisco adalah konektor fisik yang
bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima paket. Router memilki berbagai
jenis interface untuk menghubungkan berbagai jaringan. Biasanya, interface
terhubung dengan beberapa tipe jaringan, yang berarti membutuhkan berbagai jenis
media dan konektor yang berbeda. Seringkali router akan membutuhkan berbagai
tipe konektor yang berbeda. Contohnya, router biasanya memiliki interface
fastethernet untuk menghubungkan berbagai jaringan LAN dan juga berbagai jenis
tipe interface WAN yaitu koneksi serial seperti T1, DSL dan ISDN.

Seperti pada PC, port interface router berada pada bagian luar router tersebut yang
akan memudahkan user untuk menghubungkan media dengan konektor yang cocok.
Seperti kebanyakan perangkat jaringan, router Cisco menggunakan LED sebagai
indikator. LED yang ada pada interface mengindikasikan aktif tidaknya interface yang
dimaksud. Jika LEDnya tidak menyala ketika media sudah dikoneksikan dengan
benar ke interface, ada kemungkinan interface tersebut ada masalah. Jika interface
tersebut sibuk, LED akan selalu menyala.
Interface Belong to Different Network
Seperti pada gambar, setiap interface yang ada pada router merupakan anggota
atau host dari IP network yang berbeda. Masing-masing interface harus
dikonfigurasikan dengan alamat IP dan subnetmask untuk jaringan yang berbeda.
Tidak ada interface yang berbeda milik jaringan yang sama pada IOS Cisco.
Interface router dibagi kedalam dua kelompok, yaitu:
a. Interface LAN
Sesuai namanya, interface LAN digunakan untuk menghubungkan router dengan
LAN, hampir sama dengan cara meghubungkan NIC PC dengan jaringan LAN.
Seperti NIC pada PC, interface Ethernet pada router juga mempunyai alamat
MAC lapis ke dua dan berfungsi sama dengan host lain yang terhubung dengan
LAN. Contohnya, interface Ethernet pada router berpartisipasi pada proses ARP
untuk LAN tersebut. Router juga mengatur ARP cache untuk ARP tersebut,
mengirim ARP request jika dibutuhkan, mengirim ARP request jika dibutuhkan
dan merespon ARP replies jika diminta.
Interface Ethernet pada router biasanya RJ-45 yang mendukung kabel UTP.
Ketika router terhubung ke switch menggunakan tipe kabel straight-through. Jika
terhubung dengan PC menggunakan jenis crossover.
b. WAN Interfaces
Interface WAN digunakan untuk menghubungkan router dengan jaringan
eksternal, biasanya terpisahkan oleh jarak geografis yang jauh. Enkapsulasi
pada layer 2 bisa menggunakan berbagai tipe, seperti PPP, Frame Relay, dan
HDLC (High-Level Data Link Control). Sama dengan interface LAN, setiap
interface WAN memiliki alamat IP dan subnet masknya sendiri, yang
mengidentikasikan anggota dari jaringan tertentu.
Note: alamat MAC digunakan pada interface LAN, seperti Ethernet dan tidak
digunakan pada interface WAN. Namun, interface WAN menggunakan alamat
lapis 2 nya sendiri, tergantung pada jenis teknologi yang digunakan.
Router Interface
Pada gambar, router tersebut memiliki empat interface. Masing-masing interface
memiliki alamat IP dan subnetmask lapis 3 yang dikonfigurasi untuk jaringan yang
berbeda. Interface Ethernet juga memliki alamat MAC lapis 2.
10

Interface WAN juga memiliki enkapsulasi lapis 2 yang berbeda satu sama lain. Serial
0/0/0 menggunakan HDLC dan serial 0/0/1 menggunakan PPP. Kedia serial PPP
menggunakan alamat broadcast untuk alama tujuan lapis 2 ketika mengenkapsilasi
paket IP ke frame data link.
1.1.6

Routers and the Network Layer


Routers and the Network Layer
Tujuan utama dari router adalah untuk menghubungkan berbagai jaringan dan
mengirimkan paket yang tujuan berada pada jaringannya sendiri atau jaringan
lainnya. Router merupakan perangkat lapis 3 karena router yang menentukan proses
pengiriman paket berdasarkan informasi IP lapis 3, khususnya alamat IP titik tujuan.
Proses ini disebut dengan routing.
Disaat router menerima paket, router akan memeriksa alamat IP titik tujuan. Jika
alamat IP titik tujuan tidak milik jaringan yang langsung terhubung dengan router
tersebut, router akan menyampaikan paket tersebut ke router lain. Dari gambar, R1
memeriksa alamat IP titik tujuan dari paket yang datang padanya. Setelah mencari
pada routing table, R1 meneruskan paket tersebut ke R2. Disaat R2 menerima paket
ini, R2 juga akan memeriksa alamat IP titik tujuan. Setelah mencari pada routing
table, R2 meneruskan paket tersebut ke Ethernet yang terhubung langsung dengan
R2 yaitu PC2.

Router Operate at Layers 1,2 dan 3


Router membuat keputusan pengiriman paket pada lapis ke 3, namun kita lihat
sebelumnya, proses ini juga melibatkan proses yang ada pada lapis ke 2 dan 1.
Setelah router memeriksa alamat IP titik tujuan dari paket yang datang dan
mengkonsultasikannya dengan routing table yang ada padanya, kemudian router
akan membuat keputusan untuk meneruskan paket tersebut ke interface yang akan
mengarahkan paket tersebut ke titik tujuannya. Enkapsulasi router paket IP lapis ke 3
menjadi porsi data yang merupakan frame lapis ke 2 tergantung kepada interface
yang akan meneruskan paket itu. Tipe frame yang dimaksud bisa saja Ethernet,
HDLC atau tipe enkapsulasi layer ke 2 jenis enkapsulasi apasaja yang digunakan

11

oleh interface khusus. Frame lapis ke 2 di encoding menjadi sinyal fisik lapis ke 1
yang dipakai untuk menampilkan bit-bit melalui koneksi fisik.
Untuk lebih mengerti tentang system ini, lihat pada gambar. PC1 beroperasi melalui
ketujuh lapisan OSI, mengenkapsulasi data dan mengirimkan frame keluar dalam
bentuk aliran bit-bit melalui gatewaynya (R1).
R1 menerima aliran data tersebut yang merupakan bit-bit hasil encoding melalui
interfacenya. Bit-bit tersebut didecoding dan dikirim ke lapis ke 2, dimana R1
mendekapsulasi frame. Router memeriksa alamat tujuan dari frame data link untuk
menentukan apakah cocok dengan interface yang menerima aliran bit-bit tersebut,
juga alamat broadcast dan multicastnya. Jika cocok, frame data tersebut dilewatkan
ke lapis ke 3, dimana R1 membuat kesimpulan routing. R2 me-enkapsulasi ulang
paket tersebut ke frame baru lapisan data link sesuai dengan media fisik yang akan
dilalui dan meneruskannya ke interface outbound berbentuk aliran encoding bit-bit.
Proses ini berulang pada R3, dimana R3 ini akan meneruskan paket IP,
mengenkapsulasi dalam bentuk frame data link yang baru dan meneruskannya ke
PC2.
Setiap router yang terdapat pada jalur dari titik sumber dan tujuan akan melakukan
proses dekapsulasi yang sama, mencari routing table, dan mengekapsulasi ulang.

1.2 CLI Configuration and Addressing


1.2.1 Implementing Basic Addressing Schemes
Ketika merancang jaringan baru atau melakukan pemetaan jaringan yang sudah ada,
membuat dokumen sangat penting. Setidaknya dokumen tersebut berisi diagram
topologi yang mengindikasikan koneksi fisik dan tabel alamat yang berisi informasi
berikut:
a. Nama alat
b. Interface yang digunakan
c. Alamat IP dan subnet masknya
12

d. Alamat Deafult gateway untuk perangkat end device seperti PC.


Populating an Address Table
Dari gambar berikut dapat dilihat terdapat topologi jaringan dengan perangkat yang
sudah terhubung satu sama lain dan konfigurasi alamat IPnya. Selanjutnya juga
terdapat tabel yang merupakan dokumen jaringan tersebut.

1.2.2

Basic Router Configuration


Disaat mengkonfigurasi router, tugas dasar seorang administrator antara lain:
a. Memberi nama pada router
b. Memberi passwords
c. Konfigurasi interface
d. Konfigurasi banner
e. Menyimpan perubahan yang ada pada router
f. Memverifikasi konfigurasi dasar dan operasi router
Pada router, prompt pertama muncul dalam bentuk user mode. User mode
memungkinkan
kita
mengetahui
bagian
dari
router,
tapi
tidak
mengkonfigurasinya. User mode merupakan teknisi jaringan, operator dan
engineers yang bertanggungjawa terhadap konfigurasi perangkat jaringan.
Router>
Perintah enable digunakan untuk masuk ke privileged EXEC mode. Mode ini
memungkinkan user untuk membuat perubahan konfigurasi pada router. Prompt
router akan berubah dari > ke #.
Router>enable

13

Router#
Hostnames and Passwords
Gambar berikut memperlihatkan sintak perintah konnfigurasi router R1. Dengan
menggunakan Packet Tracer:

Pertama,masuk ke global configuration mode.


Router#configt
Selanjutnya masukkan hostname pada router
Router(config)#hostnameR1
R1(config)#
Sekarang, konfigurasi password untuk masuk ke privileged EXEC mode. Untuk
latihan, gunakan passwordnya class. Namun realnya, harus menggunakan
password yang lebih kuat lagi.
Selanjutnya, konfigurasi konsul dan telnet lines dengan password cisco. Perintah
login memungkinkan untuk mencek password. Jika tidak masuk ke perintah login,
user akan bisa mengakses tanpa ada password.
R1(config)#lineconsole0
R1(configline)#passwordcisco
R1(configline)#login
R1(config)#linevty04
R1(configline)#passwordcisco
R1(configline)#login
Configuration a Banner
Dari global configuration mode, konfigurasikan message-of-the-day (motd)
banner. Karakter pembatas untuk banner adalah # awal dan akhir dari banner
tersebut.

R1(config)#bannermotd#
EnterTEXTmessage.Endwiththecharacter'#'.

14

******************************************
WARNING!!UnauthorizedAccessProhibited!!
******************************************
#

Router Interface Configuration


Selanjutnya mengkonfigurasi interface yang terdapat pada router dengan
memberi masing-masing interface tersebut alamat IP dan informasi lainnya.
Pertama, masuk ke interface configuration mode dengan menetapkan tipe
interface dan nomornya. Setelah itu, mengkonfigurasi alamat IP dan subnet
masknya:
R1(config)#interfaceSerial0/0
R1(configif)#ipaddress192.168.2.1255.255.255.0
Merupakan latihan yang baik setelah mengkonfigurasi interface dan nomornya
serta alamat IP dengan menambahkan informasi untuk interface tersebut.
Informasi ini disebut dengan description dengan panjang karakter maksimal 240
karakter. Hal ini berguna saat troubleshooting.
R1(configif)#descriptionLinktoR2
Setelah konfigurasi alamat IP dan description dilakukan, interface harus
diaktifkan dengan mengetik perintah noshutdown. Interface harus terkoneksi
dengan perangkat lain (hub, switch, atau router lain) untuk mengaktifkan lapisan
fisik.
Router(configif)#noshutdown
Note: Ketika menghubungkan kabel serial untuk koneksi point-to-point, salah
satu ujung dari kabel tersebut ditandai dengan DTE dan satunya lagi dengan
DCE dengan penambahan perintah clockrate.
R1(configif)#clockrate64000
Sama halnya dengan konfigurasi interface diatas, untuk interface lain juga
melalui langkah-langkah tersebut.
R1(config)#interfaceFastEthernet0/0
R1(configif)#ipaddress192.168.1.1255.255.255.0
15

R1(configif)#descriptionR1LAN
R1(configif)#noshutdown
Each Interface Belongs to a Different Network
Pada titik ini, jaringan yang terhubung pada interface miliki jaringan yang
berbeda. Walaupun IOS membolehkan user mode mengkonfigurasi dua interface
berbeda dengan alamat IP yang sama, router tidak akan mengaktifkan interface
kedua.
Contohnya, apa yang terjadi apa bila interface fastethernet 0/1 pada R1 diset
dengan alamat network IP 192.168.1.0/24? Sedangkan fastethernet 0/0 sudah
diset dengan alamat network yang sama, maka pada layar akan muncul pesan:
R1(config)#interfaceFastEthernet0/1
R1(configif)#ipaddress192.168.1.2255.255.255.0
192.168.1.0overlapswithFastEthernet0/0
Jika mencoba mengetikkan perintah noshutdown, akan muncul pesan berikut:
R1(configif)#noshutdown
192.168.1.0overlapswithFastEthernet0/0
FastEthernet0/1:incorrectIPaddressassignment
Dengan mengetikkan perintah show ip interface brief
memperlihatkan pesan yang sama (down), yaitu:

juga

R1#showipinterfacebrief
<outputomitted>
FastEthernet0/1192.168.1.2YESmanualadministrativelydown
down

16

Verifying Basic Router Configuration


Seperti yang ada pada contoh, semua perintah konfigurasi dasar sebuah router
masuk dan disimpan pada file running-config R1. File running-config disimpan pada
RAM dan file tersebut dikonfigurasi dengan menggunakan IOS. Selanjutnya untuk
verifikasi perintah dengan menggunakan perintah:
R1#showrunningconfig
Sekarang perintah konfigurasi dasar sudah masuk, sangat penting untuk menyimpan
file running-config ke memori nonvolatile, NVRAM router tersebut. Dengan
disimpannya file tersebut ke NVRAM, maka jika suatu saat router kehilangan daya,
router akan bisa mereboot kembali konfigurasi yang sudah ada. Setelah semua
konfigurasi selesai, penting untuk menyimpan running-config ke startup-config
sebagai file konfigurasi yang permanen.
Setelah menyimpan semua konfigurasi dasar, user bisa menggunakan beberapa
perintah untuk verifikasi konfigurasi yang sudah benar pada router tersebut.
R1#showrunningconfig
Perintah ini menampilkan file running-cofig yang sedang tersimpan di RAM. Dengan
beberapa pengecualian, semua perintah konfigurasi yang digunakan akan masuk ke
running-config dan di implementasikan oleh IOS.
R1#showstartupconfig
Perintah ini menampilkan file konfigurasi startup yang disimpan pada NVRAM. File
konfigurasi ini digunakan oleh router pada reboot berikutnya. Konfigurasi ini tidak
berubah kecuali konfigurasi running yang sudah ada disimpan pada NVRAM1
dengan perintah copy runningconfig startupconfig. Dilihat pada
gambar, konfigurasi startup dan running bersifat identik. Bersifat indentik karena,
running configuration tidak berubah dari terakhir kali disimpan. Perintah show
startupconfig juga menampilkan jumlah bytes pada NVRAM yang digunakan
untuk menyimpan file tersebut.

17

1.3 Building the Routing Table


1.3.1 Introducing the Routing Table
Introducing the Routing Table
Fungsi utama dari router adalah untuk menyampaikan paket ke jaringan tujuan, dan
itu adalah paket alamat IP titik tujuan. Untuk itu, router mencari informasi routing
yang disimpan routing table.
Routing table merupakan file data yang ada pada RAM yang digunakan untuk
menyimpan informasi route baik yang terhubung langsung atau jaringan remote. Isi
routing table adalah jaringan/ yang diasosiasikan dengan next hop. Routing table
menuntun router untuk mengirim paket ke beberapa tujuan (next hop/router lain)
yang merupakan jalan menuju tujuan akhir dari paket tersebut. Next hop ini bisa jadi
terhubung langsung dengan titik tujuan atau jalur menuju titik tujuan.
Kumpulan network/ interface yang menjadi jalan keluar paket tersebut bisa juga
merupakan alamat jaringan dari titik tujuan paket IP tersebut. Ini terjadi apabila router
terhubung langsung dengan alamat network tujuan.
Network yang terhubung langsung merupakan network yang terhubung dengan
salah satu interface yang ada pada router. Ketika interface router dikonfigurasi
dengan alamat IP dan subnetmask, interface tersebut menjadi host jaringan tersebut.
Alamat network dan subnetmask dari interface tersebut serta tipe dan nomornya,
terdaftar pada routing table sebagai jaringan yang terhubung langsung. Disaat router
meneruskan paket ke host, seperti web server, host tersebut berada pada jaringan
yang sama sebagai jaringan yang terhubung langsung dengan router.
Jaringan remote merupakan jaringan yang tidak terhubung langsung dengan router.
Dengan kata lain, jaringan remote merupakan jaringan yang hanya bisa dicapai
dengan mengirim paket melalui router lain. Jaringan remote ditambahkan pada
routing table dengan menggunakan protokol routing dinamis atau konfigurasi routing
statis. Routing dinamis adalah route ke jaringan remote dengan mempelajari secara
otomatis routing table router lain dengan menggunakan protokol routing dinamis.
Sedangkan routing statis adalah route ke jaringan remote yang diset secara manual
oleh administrator jaringan.
Analogi berikut membantu memahami keterangan diatas:
a. Directly Connected Routes
Untuk mengunjungi tetangga, kita hanya turun ke jalan untuk sampai
kerumahnya. Jalur ini sama dengan koneksi langsung karena tujuan yang akan
dicapai terhubung langsung dengan jalan yang ada. Dalam hal ini interface.
b. Static Routes
Kereta api menggunakan rel yang sama setiap waktunya. Jalur ini sama dengan
route statis, karena jalur ke titik tujuan selalu sama.
c. Dynamic Routes
Ketika mengendarai mobil, kita bisa saja memilih jalur yang kita inginkan,
tergantung kepada kepadatan, cuaca dan kondisi lain yang mempengaruhi
perjalanan. Jalur ini sama dengan route dinamis karena paket bisa memilih jalur
baru sesuai kepadatan dan ketersediaan bandwidth.
The showiproute command

18

Perintah showiproute digunakan untuk meilhat isi dari routing table. Pada titik
ini, kofigurasi route statis dan protokol route dinamis sudah tidak terlihat lagi. Namun,
routing table pada R1 hanya memperlihatkan router yang terhubung langsung
padanya. Untuk masing-masing jaringan daftar routing tablenya terdiri dari informasi
berikut ini:
a. C Informasi yang terdapat pada baris ini merupakan informasi route titik
sumber, apakah terhubung langsung, route statis atau menggunakan protokol
route dinamis.
b. 192.168.1.0/24 Ini merupakan alamat jaringan dan subnet mask yang
terhubung langsung dengan router ataupun jaringan remote. Pada contoh ini,
kedua masukan 192.168.1.0/24 dan 192.168.2.0/24 merupakan jaringan yang
terhubung langsung.
c. FastEthernet 0/0 Informasi yang terdapat pada bagian bawah routing
table adalah interface dan/atau alamat IP dari next hop sebuah router
Selain penjelasan diatas, pada routing table juga terdapat informasi tambahan untuk
jaringan remote seperti routing metric dan administrative.
Pada PC juga terdapat routing table dengan mengetikkan route print pada
command promt. Perintah ini akan menampilkan default gateway, loopback, multicast
dan broadcast network.
1.3.2

Directly-Connected Networks
Adding a Connected Network to the Routing Table
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, ketika interface router telah dikonfigurasi
dengan alamat IP dan subnetmask, maka interface tersebut sudah menjadi host dari
jaringan tersebut. Contohnya, ketika interface fastethernet 0/0 pada R2 dikonfigurasi
dengan alamat IP 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.255.255.0, interface
fastetnernet 0/0 menjadi anggota dari alamat jaringan 192.168.1.0/24. Host yang
berada pada LAN yang sama juga dikonfigurasi dengan alamat IP yang menjadi
anggota jaringan 192.168.10./24.
Ketika PC dikonfigurasi dengan alamat IP dan subnetmask, PC menggunakan
subnetmask untuk menentukan anggota alamat jaringan lain.
PC dikonfigurasi dengan satu alamat IP karena hanya memiliki satu interface
jaringan, biasanya NIC Ethernet. Router memiliki beberapa interface, masing-masing
interface merupakan anggota alamat jaringan yang berbeda satu sama lain.
Setelah interface router dikonfigurasi dan interface diaktifkan dengan mengetikkan
oerintah no shutdown, interface tersebut menerima sinyal carrier dari peralatan lain
(router, switch, hub, dll) sebelum interface tersebut berada pada posisi up. Sesaat
setelah sebuah interface berada pada posisi tersebut, interface itu telah masuk ke
routing table dengan jaringan terkoneksi langsung ke router.
Sebelum ada route statis atau protokol route dinamis dikonfigurasi ke router, router
hanya mengenali jaringan yang terhubung langsung padanya. Hanya jaringan
tersebut itulah yang terlihat pada routing table sampai route statis atau dinamis di
konfigurasi. Jaringan yang terhubung langsung merupakan kunci penting untuk
19

membuat keputusan routing oleh sebuah router. Route statis atau dinamis tidak akan
bisa ada pada routing table tanpa jaringan yang terhubung langsung dengan router
tersebut. Router tidak akan bisa mengirim paket keluar dari interface jika interface
tidak mempunyai alamat IP dan subnetmask, sama dengan PC yang tidak memiliki
alamat IP yang tidak bisa mengirim data.
1.3.3

Static Routing
Jaringan remote ditambahkan pada routing table dengan menggunakan statis route
atau protokol route dinamis. Disaat IOS mempelajari jaringan remote dan interface
digunakan untuk mencapai jaringan tersebut, sepanjang interface tersebut aktif.
Yang termasuk kedalam route statis adalah alamat jaringan dan subnetmask jaringan
remote serta alamat IP dari router next-hop atau exit interface. Router statis ditandai
dengan huruf S pada routing table.
When to Use Static Routes
Statis route digunakan pada saat:
a. Jaringan hanya terdiri dari beberapa router saja
Menggunakan protokol route dinamis tidak member keuntungan yang signifikan.
Karena route dinamis memberikan overhead yang cukup besar pada jaringan.
b. Jaringan terhubung ke Internet hanya menggunakan satu buah ISP
Tidak dibutuhkan route dinamis karena ISP telah mewakili satu titik ke internet.
c. Jaringan yang luas dikonfigurasi dengan menggunakan hub-and-spoke
topology.
Jaringan seperti ini terdiri dari sebuah hub yang menjadi sentral dari jaringan
tersebut.
Biasanya penggunaan konfigurasi route merupakan kombinasi antara keduanya.

1.3.4

Dynamic Routing
Dynamic Routing
Jaringan remote juga bisa ditambahkan pada routing table dengan menggunakan
protokol route dinamis. Pada gambar, R1 secara otomatis mempelajari alamat
jaringan 192.168.4.0/24 dari R2 melalui protokol route dinamis, RIP. RIP merupakan
protokol routing yang pertama.

20

Protokol routing dinamis digunakan oleh router untuk berbagi informasi tentang
status dan kondisi jaringan remote yang bisa dijangkau. Route dinamis melakukan
beberapa fungsi berikut:
a. Automatic Network Discovery
Network discovery merupakan kemampuan protokol routing table membagi
informasi tentang jaringan lain yang memiliki protokol routing yang sama. Dari
pada mengkonfigurasi routing statis disetiap router untuk mempelajari network
remote, protokol routing dinamis akan secara otomatis mempelajari jaringan lain
melalui router lain. Jaringan ini dan jalur terbaik menuju masing-masing jaringan
dtambahkan pada routing table dan akan digunakan oleh protokol routing
dinamis untuk member informasi jalur terbaik.
b. Maintaining Routing Tables
Setelah menemukan jaringan lain, protokol routing dinamis meng-update dan
mengelolah jaringan yang ada pada routing table. Protokol routing dinamis tidak
hanya membuat jalur terbaik tapi juga menentukan jalur baru apabila terdapat
perubahan topologi atau router yang down. Untuk alasan ini, protokol routing
dinamis memiliki kelebihan dibandingkan routing statis. Router-router yang
menggunakan protokol routing dinamis secara otomatis berbagi informasi routing
dengan router lain dan mengganti apabila terdapat perubahan topologi tanpa
melibatkan administrator jaringan.
c. IP Routing Protocols
Ada beberapa protokol routing dinamis untuk IP, antara lain:
RIP (Routing Information Protocol)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
IS-IS (Intermediate System-to-Internediate System)
BGP (Border Gateway Protocol).
Kebanyakan router menggunakan kombinasi routing statis dan protokol routing
dinamis.
1.3.5

Routing Table Principles


Routing Table Principles
Tiga prinsip routing table yang akan membantu kita dalam memahami, konfigurasi
dan troubleshooting saat routing adalah:
a. Setiap router membuat keputusan routingnya sendiri, berdasarkan informasi
yang ada pada routing tablenya.
b. Fakta bahwa sebuah router memiliki beberapa informasi yang terdapat pada
routing tablenya tidak berarti router yang lain memiliki informasi routing yang
sama.
c. Informasi routing yang berisi jalur dari satu jaringan ke jaringan lain tidak
menyediakan informasi routing dari jaringan sebaliknya.
21

Efek ketiga prinsip diatas dapat digambarkan dengan contoh berikut:


a. Setelah membuat keputusan routing, router R1 menyampaikan paket ke PC3
melalui R2. R1 hanya mengetahui informasi tentang routing tablenya sendiri,
yang mengindikasikan bahwa R2 merupakan next-hopnya. R1 tidak mengetahui
apakah R2 merupakan rute ke jaringan tujuan atau tidak.
b. Merupakan tanggungjawab administrator jaringan untuk memastikan bahwa
semua router yang berada dalam pengawasannya mempunyai informasi routing
yang lengkap dan akurat sehingga paket dapat dikirim antara dua jaringan. Ini
bisa dilakukan denga routing statis atau menggunakan protokol routing dinamis.
c. Router R2 bisa memforward paket ke jaringan tujuan PC3. Namun, paket dari
PC2 ke PC1 terbuang pada R2. Meskipun R2 memiliki informasi routing table
tentang jaringan tujuan ke PC1.
Asymmetric Routing
Karena router-router tidak memiliki informasi routing table yang sama, paket bisa
berjalan dengan satu arah, menggunakan satu jalur dan kembali dengan
menggunakan arah, jalur yang berbeda. Ini disebut dengan asymmetric routing.
Asymmetric routing umum terdapat pada jaringan internet dnegan menggukana
protokol routing BGP dari pada jaringan internal.
Contoh ini diimplikasi ketika merancang dan troubleshooting jaringan, administrator
jaringan harus memeriksa informasi routing, antara lain:
a. Apakah ada jalur yang menghubungkan titik sumber dan tujuan bisa dua arah?
b. Apakah jalur antara titik sumber ke titik tujuan sama dengan sebaliknya?
1.4 Path Determination and Switching Functions
1.4.1 Packet Field and Frame Field
Packet Field and Frame Field
Telah dibahas sebelumnya, router membuat keputusan pengiriman paket dengan
menganalisa alamat IP tujuan dari paket tersebut. Sebelum paket diteruskan keluar
dari interface yang cocok, IP paket harus dienkapsulasi ke frame data link lapis ke 2.
Internet Protocol (IP) Packet Format
Diterangkan pada RFC 791 tentang format paket IP. Header paket IP memiliki fields
khusus yang berisi informasi tentang paket dan host pengirim dan penerima paket
tersebut. Berikut ini daftar field yang ada pada header sebuah IP.
a. Version
Nomor versi (4 bits),versi utama adalah IP versi 4.
b. IP header length header length dalam 32 bit
c. Precedence and type of service Bagaimana datagram menangani
d. Packet Length panjang total sebuah paket (header+data) (16 bits)
e. Flag fragmen kontrol (3 bits)
f. Fragment offset mendukung proses fragmentasi pada data gram yang
membagi datagram ke bentuk Maximum Transmission Units (MTUs) pada
internet (13 bits)
g. Time to Live (TTL) mengidentifikasi berapa banyak router yang harus dilewati
oleh datagram sebelum datagram tersebut drop (8 bits).
h. Protocol Jenis protokol upper layer yang mengirimkan datagram. (8 bits)
i. Header checksum merupakan pemeriksa intregritas pada header (8 bits)
j. Source IP address merupakan 32-bit alamat IP sumber
k. Destination IP address merupakan 32-bit alamat IP tujuan
22

l.

IP options pengujian jaringan, debug, keamanan atau yang lain. (0 atau 32 bit,
jika ada).

MAC Layer Frame Format


Frame data link lapis ke 2 biasanya terdiri dari header informasi dengan alamat
sumber dan tujuan data link, informasi trailer, dan data yang dikirim. Alamat sumber
data link merupakan alamat lapis ke 2 dari interface yang mengirimkan frame data
link. Sedangkan alamat tujuan data link merupakan interface yang ada pada
perangkat titik tujuan. Kedua interface sumber dan tujuan dari data link berada
dalam jaringan yang sama. Disaat paket dikirim antar router, alamat IP lapis 3 baik
sumber maupun tujuan tidak berubah, yang berubah alamat lapis 2.
Note:Ketika menggunakan NAT (Network Address Translation), alamat IP titik tujuan
berubah, tapi proses ini berhubungan dengan perusahaan jaringan.
Paket IP lapis ke 3 dienkapsulasi pada lapis ke 2 menjadi frame data link tergantung
pada jenis interface. Pada contoh kali ini adalah frame Ethernet lapis ke 2. Berikut ini
daftar field yang ada pada frame Ethernet:
Preamble 7 byte, bertukar antara 1 dan 0, digunakan untuk sinyal
sinkronisasi.
Start-of-frame (SOF) delimiter 1 byte yang menandakan awal frame
Alamat tujuan 6 byte alamat MAC perangkat penerima pada segmen lokal.
Alamat sumber 6 byte alamat MAC perangkat pengirim pada segmen lokal.
Type/length 2 byte khusus tyoe dari protokol upper layer (format frame
Ethernet II) atau lenght dari field data (format frame IEEE 802.3).
Data and pad 46 sampai 1500 byte data. Angka nol digunakan untuk
memblok (pad) paket data yang kurang dari 46 byte.
Frame check sequence (FCS) 4 byte yang digunakan untuk CRC untuk
memastikan frame yang datang tidak mengalami kerusakan.
1.4.2

Best Path and Metric


Best Path
Penentuan jalur terbaik oleh sebuah router mempengaruhi sejumlah jalur ke jaringan
tujuan yang sama dan memilih jalur terpendek untuk sampai ke jaringan yang dituju.
Kapanpun beberapa jalur digunakan untuk mencapai jaringan yang dituju, masingmasing jalur menggunakan interface keluar yang berbeda. Jalur terbaik dipilih oleh
protokol routing berdasarkan nilai atau metric yang digunakan untuk menentukan
jarak untuk mencapai jaringan titik tujuan. Beberapa protokol routing, seperti RIP,
menggunakan perhitungan hop sederhana, yang merupakan jumlah router antara
router dan jaringan titik tujuan. Protokol routing lainnya, seperti OSPF, menentukan
jalur terpendek dengan menguji bandwidth dari link, dan menggunakan link dengan
bandwidth tercepat dari router ke jaringan titik tujuan.
Protokol routing dinamis biasanya menggunakan aturan dan metricnya sendiri untuk
membangun dan mengupdate routing table. Metrik merupakan nilai yang kuantitativ
yang digunakan untuk mengukur jarak untuk router tersebut. Jalur terbaik merupakan
jalur yang memiliki nilai metric yang terendah. Contohnya, router akan lebih memilih
hop yang bernilai 5 dibandingkan dengan yang 10.
Objek utama dari protokol routing adalah untuk menentukan jalur terbaik pada
masing-masing route termasuk routing table. Algoritma routing menghasilkan nilai
23

atau metric untuk masing-masing jalur untuk sampai ke jaringan. Metric bisa
dihasilkan dari satu atau beberapa karakteristik jalur. Diantara protokol routing bisa
berdasarkan pemilihan rute dari perkalian metric, mengkombinasikannya menjadi
satu metric. Nilai metric terkecil merupakan jalur yang paling baik.
Comparing Hop Count and Bandwidth Metric
Dua metric yang digunakan oleh beberapa protokol routing adalah:
o Hop count merupakan sejumlah router yang harus dilewati oleh paket
sebelum sampai ke titik tujuan. Masing-masing router sama dengan satu hop.
Kalau ada 4 hop yang terhitung, berarti ada empat router yang harus dilewati
untuk sampai ke tujuan.Jika ada beberapa jalur yang tersedia untuk sampai
ke tujuan, protokol routing seperti, RIP akan memilih jalur dengan nomor hop
yang paling sedikit.
o Bandwidth merupakan kapasitas data pada link, kadang juga sama
dengan kecepatan link. Contohnya, cisco mengimplementasikan protokol
routing OSPF berdasarkan bandwidth dalam menentukan metric. Jalur
terbaik dihitung dengan menjumlahkan bandwidth beberapa jalur yang
menghasilkan bandwidth terbesar, sehingga paket yang akan melalui jalur
tersebut sampai lebih cepat.
Node: Kecepatan bukanlah gambaran yang akuran untuk bandwidth karena
kecepatan semua bit adalah sama pada medium yang sama. Bandwidth lebih
kepada jumlah bit yang bisa ditransmisikan melalui link yang sudah ada per detik.
Jika hop count digunakan sebagai metric, hasil dari jalur yang akan digunakan bisa
saja suboptimal. Comtohnya, dari gambar. Jika RIP sebagai protokol routing
digunakan oleh ketiga router, kemudian R1 akan memilih route suboptimal melalui
R3 untuk sampai ke PC2 karena jalur ini mempunyai lebih sedikit hop. Bandwidth
tidak menjadi bahan pertimbangan. Namun, jika menggunakan protokol OSPF
digunakan sebagai protokol routing, maka R1 akan memilih router berdasarkan
ketersediaan bandwidth. Paket akan bisa mencapai tujuannya dengan cepat dengan
menggunakan link T1 dibandingkan dengan link 56 Kbps.
1.4.3

Equal Cost Load Balancing


Equal Cost Load Balancing
Keadaan equal cost load balancing adalah keadaan dimana sebuah routing table
memiliki dua atau lebih jalur dengan nilai metric yang sama ke jaringan tujuan.
Dimana jalur-jalur tersebut sama dalam hal hop count, bandwidth, dll) dan router
akan melakukan equal cost load balancing. Routing table akan berisi satu jaringan
tujuan, namun memiliki beberapa interface keluaran, satu untuk masing-masing
equal cost path. Router akan meneruskan paket dengan menggunakan sejumlah
interface yang ada pada routing table.
Jika dikonfigurasi dengan benar, load balancing bisa meningkatkan efektifitas dan
performa jaringan. Equal cost load balancing bisa dikonfigurasi menggunakan routing
statis ataupun protokol routing dinamis.
Equal Cost Paths and Unequal Cost Paths

24

Router juga bisa mengirim paket ke beberapa jaringan walaupun nilai metricnya
tidak sama dengan menggunakan protokol routing EIGRP. Hanya protokol ini yang
bisa menjalankan unequal cost load balancing.
1.4.4

Path Determination
Path Determination
Pengiriman paket melibatkan dua fungsi:
a. Fungsi penentuan jalur
b. Fungsi switching
Fungsi penentuan jalur merupakan proses bagaimana router menentukan jalur yang
akan dipakai untuk meneruskan paket. Untuk itu, router akan mencari pada routing
table untuk alamat network yang sesuai dengan alamat IP dari tujuan paket tersebut.
Satu dari tiga hasil penentuan jalur yang dicari akan menghasilkan:
Directly Connected Network
Jika alamat IP tujuan dari paket merupakan bagian dari perangkat jaringan yang
terhubung langsung dengan salah satu interface yang ada pada router, paket akan
dikirim langsung ke perangkat tersebut. Ini berarti bahwa alamat IP tujuan
merupakan alamat host pada jaringan yang sama dengan interface router tersebut.
Remote Network
Jika alamat IP tujuan merupakan anggota jaringan remote, maka paket tersebut
diteruskan ke router lain. Jaringan remote hanya bisa dijangkau dengan mengirimkan
paket tersebut ke router lain.
No Router Determined
Jika alamat IP tujuan dari paket tidak ada pada jaringan yang terhubung langsung
ataupun jaringan remote, maka paket tersebut dibuang. Router akan mengirimkan
pesan ICMP unreacable ke alamat IP sumber paket tersebut.
Jika analisa routing table menghasil dua bagian atas, router akan meng-enkapsulasi
ulang paket IP menjadi frame lapis 2 tergantung pada interface yang menjadi
keluaran dari paket tersebut. Tipe enkapsulasi lapis ke 2 ini ditentukan oleh tipe
interface tersebut. Contohnya, jika interface keluaran adalah fastethernet, paket akan
dienkapsulasi menjadi frame Ethernet. Jika paket keluar melalui serial interface yang
dikonfigurasi dengan PPP, paket IP dienkapsulasi menjadi frame PPP.

1.4.5

Switching Function
Switching Function
Setelah router menentukan interface keluaran dengan menggunakan fungsi
penentuan jalur, router harus meng-enkapsulasi paket ke frame data link interface
tersebut.
25

Fungsi switching merupakan proses yang digunakan oleh router untuk menerima
paket pada sebuah interface dan meneruskan paket tersebut menggunakan interface
lain.Tanggungjawab utama pada fungsi switching adalah proses enkapsulasi paket
yang tergantung pada tipe frame data link dari outgoing data link.
Ada tiga langkah yang akan dilakukan oleh router terhadap paket yang datang
padanya, antara lain:
a. Mendekapsulasi paket lapis ke 3 dengan membuang frame lapis ke 2 yaitu
header dan trailer.
b. Mempelajari alamat IP tujuan dari paket IP untuk menemukan jalur terbaik pada
routing table.
c. Mengenkapsulasi paket lapis 3 ke frame lapis 2 yang baru dan meneruskan
frame tersebut ke interface keluaran.
Path Determination and Switching Function Details
Berdasarkan gambar:
a. Step 1: PC1 has a packet to be sent to PC2
PC1 mengenkapsulasi paket IP menjadi frame Ethernet dengan alamat MAC dari
tujuan paket tersebut yaitu interface fastethernet 0/0 R1.
Bagaimana PC1 mengetahui cara untuk mengirim paket ke R1 dan tidak langsung ke
PC2? PC1 terlebih dahulu telah menentukan bahwa alamat IP sumber dan tujuan
tidak berada pada jaringan yang sama.
PC1 mengetahuinya dengan cara melakukan operasi AND pada alamat IP dan
subnetmasknya, yang menghasilkan alamat network. PC1 juga melakukan proses
AND dengan paket alamat IP tujuan dan subnetmask PC1. Jika hasilnya sama
dengan alamat networknya sendiri,berarti kedua IP berada pada jaringan yang sama
dan tidak perlu meneruskan paket ke gateway. Jika hasil proses AND tidak sama
dengan alamat networknya, PC1 mengetahui bahwa alamat IP tujuan berada pada
jaringan yang berbeda dan meneruskan paket ke gatewaynya.
Note:
b.
1.4.6

1.5 2828

26

You might also like