You are on page 1of 58

Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,

plural:mitochondria) yaitu organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup,
selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak, biosintesis pirimidina, homeostasis
kalsium, transduksi sinyal selular dan penghasil energi[1] berupa adenosina trifosfat pada lintasan
katabolisme.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran
dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan
cristae. Di dalam mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral
dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan
otot.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusi dari sel -proteobacteria
prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota.[2] Hipotesis ini didukung oleh beberapa
fakta antara lain,

adanya DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan


entitas yang terpisah dari sel inangnya,

beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik ukuran maupun cara reproduksi
dengan membelah diri, juga struktur DNA yang berbentuk lingkaran.

Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem
genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri
dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariota.[3]
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang
dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

Daftar isi

1 Struktur

2 Fungsi mitokondria

3 Siklus Hidup Mitokondria

4 DNA mitokondria

5 Lihat pula

6 Referensi

7 Pranala luar

Struktur

Struktur umum suatu mitokondrion


Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter
0,5 m dan panjang 0,5 1,0 m. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran.[3]
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung
protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul
kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai
membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani -oksidasi menghasilkan asetil-KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan
80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini
meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut
krista.[4] Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada
matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari
matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi
asam amino, dan reaksi -oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat
materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat
inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium, dan kalium.

Fungsi mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor
dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar
tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi,
sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan
energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang
melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses
pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim,
yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase),
kompleks III (koenzim Q sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga
dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).[5]

Siklus Hidup Mitokondria


Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel bakteri.
Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan
(fission). Pada awalnya sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi
DNA mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti
pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian
bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan
dua bagian mitokondria.[6]

DNA mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA).
MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi membran (prokariotik). Karena memiliki
ciri seperti DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa
mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis

dengan organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk tingkat
tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja
(mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya
yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA
mitokondria jantan tidak diturunkan.

MITOKONDRIA PADA MANUSIA

truktur DNA Mitokondria

DNA mitokondria (mtDNA) berukuran 16.569 pasang basa dan terdapat dalam matriks
mitokondria, berbentuk sirkuler serta memiliki untai ganda yang terdiri dari untai heavy (H) dan
light (L). Dinamakan seperti ini karena untai H memiliki berat molekul yang lebih besar dari
untai L, disebabkan oleh banyaknya kandungan basa purin.[5]
MtDNA terdiri dari daerah pengode (coding region)dan daerah yang tidak mengode (non-coding
region). MtDNA mengandung 37 gen pengode untuk 2 rRNA, 22 tRNA, dan 13 polipeptida yang
merupakan subunit kompleks enzim yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif, yaitu: subunit 1, 2,
3, 4, 4L, 5, dan 6 dari kompleks I, subunit b (sitokrom b) dari kompleks III, subunit I, II, dan III
dari kompleks IV (sitokrom oksidase) serta subunit 6 dan 8 dari kompleks V. Kebanyakan gen ini
ditranskripsi dari untai H, yaitu 2 rRNA,14 dari 22 tRNA dan 12 polipeptida. MtDNA tidak
memiliki intron dan semua gen pengode terletak berdampingan.[5][6] Sedangkan protein lainnya
yang juga berfungsi dalam fosforilasi oksidatif seperti enzim-enzim metabolisme, DNA dan
RNA polimerase, protein ribosom dan mtDNA regulatory factors semuanya dikode oleh gen inti,
disintesis dalam sitosol dan kemudian diimpor ke organel.[3]

Daerah yang tidak mengode dari mtDNA berukuran 1122 pb, dimulai dari nukleotida 16024
hingga 576 dan terletak di antara gen tRNApro dan tRNAphe. Daerah ini mengandung daerah
yang memiliki variasi tinggi yang disebut displacement loop (D-loop). D-loop merupakan daerah
beruntai tiga (tripple stranded) untai ketiga lebih dikenal sebagai 7S DNA. D-loop memiliki dua
daerah dengan laju polymorphism yang tinggi sehingga urutannya sangat bervariasi antar
individu, yaitu Hypervariable I (HVSI) dan Hypervariable II (HVSII). Daerah non-coding juga
mengandung daerah pengontrol karena mempunyai origin of replication untuk untai H (OH) dan
promoter transkripsi untuk untai H dan L (PL dan PH).[5] Selain itu, daerah non-coding juga
mengandung tiga daerah lestari yang disebut dengan conserved sequence block (CSB) I, II, III.
Daerah yang lestari ini diduga memiliki peranan penting dalam replikasi mtDNA.
Daerah Hipervariabel DNA Mitokondria

Daerah kontrol memiliki tingkat mutasi dan polymorphism yang paling tinggi di dalam genom
DNA mitokondria. Pada daerah D-loop terdapat hipervariabel 1 (HV1) dan hipervariabel 2
(HV2). Hypervariable I (HVSI) pada urutan nukleotida 16024-16383 dan Hypervariable II
(HVSII) yang terletak pada nukleotida 57-372. Dua daerah ini memiliki laju mutasi yang lebih
tinggi dari daerah pengode.[7] Oleh karena sifatnya yang polimorfik, daerah ini sangat beragam
antar individu tetapi sama untuk kerabat yang satu garis keturunan ibu. Laju mutasi sejauh ini
diketahui 1:33 generasi, jadi perubahan urutan nukleotida hanya akan terjadi setiap 33 generasi.[8]
Oleh karena itu, daerah ini sering dianalisis dan sangat penting untuk digunakan dalam proses
identifikasi individu.
Sifat-sifat DNA Mitokondria

MtDNA diwariskan secara maternal.[4] Sel telur memiliki jumlah mitokondria yang lebih banyak
dibandingkan sel sperma, yaitu sekitar 100.000 molekul sedangkan sel sperma hanya memiliki
sekitar 100-1500 mtDNA.[9] Dalam sel sperma mitokondria banyak terkandung dalam bagian
ekor karena bagian ini yang sangat aktif bergerak sehingga membutuhkan banyak ATP.
Pada saat terjadi pembuahan sel telur, bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hanya sedikit atau
hampir tidak ada mtDNA yang masuk ke dalam sel telur. Hal ini berarti bahwa sumbangan secara
paternal hanya berjumlah 100 mitokondria. Apalagi dalam proses pertumbuhan sel, jumlah
mtDNA secara paternal semakin berkurang. Maka jika dibandingkan dengan sumbangan secara
maternal yaitu 100.000, maka sumbangan secara paternal hanya 0,01%. Oleh karena itu dapat
dianggap tidak terjadi rekombinasi sehingga dapat dikatakan bahwa mtDNA bersifat haploid,
diturunkan dari ibu ke seluruh keturunannya.[10][3]
DNA mitokondria juga memiliki sifat unik lainnya yaitu laju mutasinya yang sangat tinggi
sekitar 10-17 kali DNA inti.[3] Hal ini dikarenakan mtDNA tidak memiliki mekanisme reparasi
yang efisien [Bogenhagen, 1999], tidak memiliki protein histon, dan terletak berdekatan dengan
membran dalam mitokondria tempat berlangsungnya reaksi fosforilasi oksidatif yang

menghasilkan radikal oksigen sebagai produk samping.[11] Selain itu, DNA polimerase yang
dimiliki oleh mitokondria adalah DNA polimerase yang tidak mempunyai aktivitas
proofreading (suatu proses perbaikan dan pengakuratan dalam replikasi DNA). Tidak adanya
aktivitas ini menyebabkan mtDNA tidak memiliki sistem perbaikan yang dapat menghilangkan
kesalahan replikasi. Replikasi mtDNA yang tidak akurat ini akan menyebabkan mutasi mudah
terjadi.
Salah satu bentuk keunikan lainnya dari mitokondria adalah perbedaan kode genetik mitokondria
menunjukkan perbedaan dalam hal pengenalan kodon universal. UGA tidak dibaca sebagai
berhenti (stop) melainkan sebagai tryptofan, AGA dan AGG tidak dibaca sebagai arginin
melainkan sebagai berhenti, AUA dibaca sebagai methionin.[5

Log In

Sign Up

docx

DNA Mitokondria

8 Pages

DNA Mitokondria

Uploaded by

Ayi Catcha

Views
7,231

connect to download
READ PAPER

DNA Mitokondria
Download

Membran luar terdiri


dari protein dan lipid
dengan perbandingan
yang sama serta

mengandung protein
porin yang
menyebabkan
membran ini bersifat
permeabel terhadap
molekul-molekul kecil
yang berukuran 6000
Dalton. Dalam hal ini,
membran luar
mitokondria
menyerupai membran
luar bakteri gram-

negatif. Selain itu,


membran luar juga
mengandung enzim
yang terlibat dalam
biosintesis lipid dan
enzim
yang berperan dalam
proses transpor lipid ke
matriks untuk
menjalani
-oksidasi
menghasilkan asetil-

KoA. Membran dalam


yang kurang permeabel
dibandingkan membran
luar terdiri dari 20%
lipid dan 80% protein.
Membran ini
merupakan tempat
utama pembentukan
ATP. Luas permukaan
ini meningkat sangat
tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan

yang menonjol ke
dalam matriks, disebut
krista [Lodish, 2001].
Stuktur krista ini
meningkatkan luas
permukaan membran
dalam sehingga
meningkatkan
kemampuannya dalam
memproduksi ATP.
Membran dalam
mengandung protein

yang terlibat dalam


reaksi fosforilasi
oksidatif, ATP sintase
yang berfungsi
membentuk ATP pada
matriks mitokondria,
serta protein transpor
yang mengatur keluar
masuknya metabolit
dari matriks melewati
membran dalam.
Ruang antar membran

yang terletak di antara


membran luar dan
membran dalam
merupakan tempat
berlangsungnya reaksireaksi yang penting
bagi sel, seperti siklus
Krebs, reaksi oksidasi
asam amino, dan
reaksi
-oksidasi asam lemak.
Di dalam matriks

mitokondria juga
terdapat materi
genetik, yang dikenal
dengan DNA mitkondria
(mtDNA), ribosom, ATP,
ADP, fosfat inorganik
serta ion-ion seperti
magnesium, kalsium
dan kalium

Fungsi
mitokondria

Peran utama
mitokondria adalah
sebagai pabrik energi
sel yang menghasilkan
energi dalam bentuk
ATP. Metabolisme
karbohidrat akan
berakhir di mitokondria
ketika piruvat di
transpor dan dioksidasi
oleh O2 menjadi CO2
dan air. Energi yang

dihasilkan sangat
efisien yaitu sekitar
tiga puluh molekul ATP
yang diproduksi untuk
setiap molekul glukosa
yang dioksidasi,
sedangkan dalam
proses glikolisis hanya
dihasilkan dua molekul
ATP. Proses
pembentukan energi
atau dikenal sebagai

fosforilasi oksidatif
terdiri atas lima
tahapan reaksi
enzimatis yang
melibatkan kompleks
enzim yang terdapat
pada membran bagian
dalam mitokondria.
Proses pembentukan
ATP melibatkan proses
transpor elektron
dengan bantuan empat

kompleks enzim, yang


terdiri dari kompleks I
(NADH dehidrogenase),
kompleks II (suksinat
dehidrogenase),
kompleks III (koenzim Q

sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom
oksidase), dan juga
dengan bantuan FoF1
ATP Sintase dan

Adenine Nucleotide
Translocator (ANT)
[Wallace, 1997]

truktur dan fungsi


mitochondria
Mitokondria berbentuk
bulat panjang atau
seperti tongkat
terdapat pada sel
eukariotik aerob.
Mitokondria dibatasi

dua lapis membran


yang kuat, fleksibel,
dan stabil, serta
tersusun atas
lipoprotein. Membran
dalam membentuk
tonjolantonjolan yang
disebut krista untuk
memperluas
permukaan agar
penyerapan oksigen
lebih efektif.

Ruangan dalam
mitokondria berisi
cairan disebut matriks
mitokondria. Matriks ini
kaya enzim pernapasan
(sitokrom), DNA, RNA,
dan protein. Perhatikan
Gambar di bawah:
mitokondria Fungsi
Mitokondria
Mitokondria memiliki

DNA sendiri yang


mengkode sintesis
protein spesifik.
Mitokondria berfungsi
dalam oksidasi
makanan, respirasi sel,
dehidrogenasi,
fosforilasi oksidasif,
dan sistem transfer
elektron. Oksidasi zat
makanan di dalam
mitokondria

menghasilkan energi
dan zat sisa. Secara
sederhana reaksinya
dapat ditulis sebagai
berikut. Fungsi utama
kloroplas yaitu
merupakan tempat
fotosintesis pada
tumbuhan. Semua
bagian yang berwarna
hijau pada tumbuhan,
termasuk batang hijau

dan buah yang belum


matang, memiliki
kloroplas, tetapi daun
merupakan tempat
utama berlangsung
nya fotosintesis pada
sebagian besar
tumbuhan. Terdapat
kira-kira setengah juta
kloroplas tiap mili
meter persegi
permukaan daun.

Warna daun berasal


dari klorofil, pigmen
warna hijau yang
terdapat didalam
kloroplas. Energy
cahaya yang diserap
klorofil ini lah yang
menggerakkan sintesis
molekul makanan
dalam kloroplas.
Kloroplas ditemukan
terutama dalam sel

mesofil, yaitu jaringan


yang terdapat didalam
bagian dalam daun.
Karbon dioksida masuk
kedaun, dan oksigen
keluar, melalui pori
mikroskopik yang
disebut stomata
(tunggal, stoma;bahasa
yunani, berarti mulut).
Air yang diserap oleh
akar dialirkan kedaun

melalui berkas
pembuluh. Daun juga
menggunakan berkas
pembuluh untuk
mengirimkan gula
keakar dan bagianbagian dari tumbuhan
yang tidak
berfotosintesis.
F. Replikasi dan
Diferensiasi DNA pada
Kloroplas

Kloroplas berasal dari


kloroplas yang sudah
ada selama daur hidup
tumbuhan tinggi daan
diteruskan ke sel sel
turunannya selama
pembelahan sel.
Penyempitan terjadi
dekat tengah

tengah plastida dan


kedua turunan

dihasilkan dari
pemishan

membran

membran didaerah itu.


Umumnya pembelahan
kloroplas tidak

serempak di dalam
jaringan atau sel
tumbuhan. Sejumlah
fakto

faktor lingkungan
memengaruhi replikasi
dan diferensiasi, karena
itu puncak reflikasi
akan terlihat apabila
keadaan lingkungan
optimal. Replikasi dan

diferensiasi kloroplas
dipengaruhi oleh
faktor-faktor
lingkungan tertentu
seperti cahaya, suhu,
regulator pertumbuhan
dan mineral.
A. PENDAHULUAN

Kloroplas adalah
benda terbesar dalam
sitoplasma. Kloroplas
yang berkembang

dalam batang dan sel


daun mengandung
pigmen hijau yang
dalam f otosintesis
menyerap tenaga
matahari untuk
mengubah
karbondioksida menjadi
gula, yakni sumber
energy kimia dan
makanan bagi
tumbuhan. Kloroplas

memperbanyak diri
dengan memisahkan
diri secara bebas dari
pembelahan inti sel.
Didalam sitoplasma sel
terdapat banyak
organel diantaranya
kloroplas dan
mitokondria yang
masing-masing
berfungsi dalam proses
fotosintesis dan sintesa

adenosintriposfat (ATP).
Kloroplas dan
mitokondria ternyata
mengandung materi
genetic ( gen atau DNA
) yang dapat termutasi.
Mutasi gen kloroplas
atau mitokondria sering
disebut mutasi di luar
inti atau
extra nuclear
mutation.

Kloroplas merupakan
komponen pada daun
yang menolong
tanaman mengubah
cahaya menjadi energy
yang dikenal dengan
proses fotosintesis.
Kloroplas ada di dalam
tanaman berdaun hijau
, jadi pada dasarnya
setiap tanaman

memiliki potensi untuk


menjadi sumber listrik.
B. ASAL USUL K
LOROPLAS

Kloroplas adalah
organel yang ada di
dalam sel tumbuhan
ganggang, eukariot
yang dapat
mengadakan
fotosintesis. Kloroplas
menyerap energi

cahaya dari matahari


untuk menghasilkan
energi bebas yang
disimpan dalam ATP
dan NADPH dalam
proses fotosintesis.
Kloroplas merupakan
salah satu bentuk
plastid, serta secara
umum dianggap
turunan sianobakteri
endosimbiotik. Di

bagian ini, kloroplas


bersamaan dengan
mitokondria, tapi
kloroplas hanya ada
pada tumbuhan dan
protista. Dua organel
ini diselubungi oleh dua
lapis dinding yang
dipisahkan oleh
ruangan antar
membrane milik DNA
sendiri yang bekerja

pada metabolisme
energi dan mempunyai
retikulasi (kristal) yang
mengisi ruangan
dalam.

Dalam tumbuhan
hijau, kloroplas

dikelilingi oleh dua


membrane lipid ganda.
Kini membrane dalam
dianggap bersatu
dengan membrane luar
sianobakteri yang
hidup bebas, tapi bsisa
yang ada jelas
menunjukan
kesamaannya. Gen-gen
yang hilang
kebanyakan pindah,

disandikan di genom
inti inangnya. Perlu
diketahui juga bahwa
beberapa ganggang
(seperti heterokon dan
protista lainnya seperti
Euglenaozoa
dan (
crozoa
). Kloroplas seperti
menurut melewati

kejadian endosimbiosis
sekunder.Ketika sel
eukariot memakan sel
eukariot kedua yang
yang mengandung
kloroplas, sehingga
membentuk kloroplas
yang dibungkus oleh
tiga atau empat lapis
membrane. Paada
beberapa kejadian,
endosimbiosis

sekunder ini dimakan


lagi oleh eukariot
lainnya, sehingga
membentuk
endosimbion tersier.
C. PERKEMBANGAN
KLOROPLAS

Dalam perkembangan
kloroplas dikenal dua
metode yaitu yang
melibatkan kloroplas
dewasa dan yang

melibatkan proplastida.
Pada perkembangan
kloroplas yang melalui
kloroplas dewasa,
dilakukan dengan cara
pembelahan.
Pembelahan kloroplas
dewasa yang biasa
terlihat tidak hanya
terjadi pada alga dan
chlorella, tetapi juga
terjadi pada tumbuhan

tinggi. Pembelahan itu


disertai pembelahan
dan pembesaran sel
daun. Sedangkan untuk
perkembangan
kloroplas yang
melibatkan
proplastida,
merupakan proses
pendewasaan
proplastida menjadi

kloroplas. Keterangan
bagan: a.
Proplastida, dengan
membrane luar dan
membrane dalamnya.
b.
Membran dalam
mengalami evaginasi
membentuk tunastunas vesikula. c.

Proplastida membesar,
diikuti dengan fusi dari
beberapa tunas-tunas
vesikula tilakoid pipih.
d.
Beberapa vesikula
tilakoid pipih
menumpuk
membentuk grana. e.

Proplastida yang
semakin membesar
menyebabkan tilakoid
semakin jela dan
tumpukan grana
menjadi tebal
membesar.
Perkembangan
kloroplas dari
proplastida memiliki
jalur yang berbeda
ketika sintesa klorofil

terhambat oleh
inhibitor atau
menglami defisiensi
mineral. Inhibitor
sintesa klorofil, antara
lain etiolase, mutasi
atau adanya
streptomisin. Dalam
kondisi ini, proplastida
sebelum membentuk
lamella, akan
membentuk jala di

dalam kloroplas, yang


mengarah
pembentukan
prolamellar.
Kloroplas terdapat
pada semua bagian
tumbuhan yang
berwarna hijau,
termasuk batang dan
buah yang belum
matang.Di dalam

kloroplas terdapat
pigmen klorofil yang
berperan dalam proses
fotosintesis. Kloroplas
mempunyai bentuk
seperti cakram dengan
ruang yang disebut
stroma. Stroma ini
dibungkus oleh dua
lapisan
membran.Membran
stroma ini

disebut tilakoid, yang


didalamnya terdapat
ruang-ruang antar
membran yang disebut
lokuli. Di dalam stroma
juga terdapat lamelalamela yang
bertumpuk-tumpuk
membentuk grana
(kumpulan granum).
Granum sendiri terdiri
atas membran tilakoid

yang merupakan
tempat terjadinya
reaksi terang dan
ruang tilakoid yang
merupakan ruang di
antara membran
tilakoid.Bila sebuah
granum disayat maka
akan dijumpai
beberapa komponen
seperti protein, klorofil
a, klorofil b,

karetonoid, dan
lipid. Secara
keseluruhan, stroma
berisi
protein, enzim, DNA, R
NA, gula
fosfat, ribosom, vitamin
-vitamin, dan juga ionion logam seperti
mangan (Mn), besi
(Fe), maupun perak
(Cu). Pigmen

fotosintetik terdapat
pada membran tilakoid
Sedangkan,
pengubahan energi
cahaya menjadi energi
kimia berlangsung
dalam tilakoid dengan
produk akhir
berupa glukosa yang
dibentuk di dalam
stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya

merupakan sebagian
dari perangkat dalam
fotosintesis yang
dikenal
sebagai fotosistem.

Job Board

About

Press

Blog

People

Terms

Privacy

Copyright

We're Hiring!

Help Center

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences

Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

Engineering

Academia 2016

You might also like