Professional Documents
Culture Documents
KEPEMIMPINAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas UTS mata kuliah
Kepemimpinan yang dibina oleh :
Bapak Abdul Juli Andi Gani, Prof. Dr, MS
Disusun oleh:
Rendra Wijaya
Absen 24
(NIM 135030601111008)
A. Trans Leardership
Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang
sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta
hubungan-hubungan sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).
1. Leadership Transaksional
Burns mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang
memotivasi bawahan atau pengikut dengan minat-minat pribadinya. Kepemimpinan
transaksional juga melibatkan nilai-nilai akan tetapi nilai-nilai itu relevan sebatas proses
pertukaran (exchange process), tidak langsung menyentuh substansi perubahan yang
dikehendaki. Kudisch, mengemukakan kepemimpinan transaksional dapat digambarkan sebagai :
a) Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan bawahannya.
b) Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional untuk mengendalikan dan
memperbaiki kesalahan.
c) Reaksi atas tidak tercapainya standar yang telah ditentukan.
Kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin
menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang
melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
Ada beberapa definisi berkaitan dengan transactional leadership, diantaranya:
Proses
memotivasi
pengikut
dengan
menariknya
ke
arah
kepentingan
diri,
Melibatkan nilai-nilai yang relevan dengan proses pertukaran itu seperti kejujuran,
kewajaran, tanggung
Di dasarkan pada wewenang Birokratis yang menekankan pada kekuasaan resmi serta
menghormati aturan dan tradisi
Memanfaatkan kebutuhan manusia untuk mengembangkan anggota agar mau bekerja dan
memperoleh penghasilan
Mencampur adukan sebab dan gejala. Ia lebih banyak melakukan tindakan untuk
mengatasi masalah daripada upaya pencegahan
Mengikuti dan memenuhi harapan dengan berusaha bekerja secara efektif dan efisien
dalam sistem yang berlaku
hanya dengan mereka membawa sampah ketempat pembuangan yang telah ditentukan
pemerintah, disana masyarakat kemudian dapat menukar sampah tersebut dengan sayur.
Analisis Kasus :
Seorang walikota dalam mengatasi sampah, berinisiatif untuk dengan malarang
warganya untuk membeli sayur dengan uang, kecuali dengan menukarnya sampah.
Dalam permasalahan ini, seorang Pemimpin menggunakan model atau gaya
kepemimpinan transaksional. Dimana dalam memotivasi individunya, Walikota tersebut
akan memberikan imbalan yaitu sayuran pada warganya.
2. Leadership Transformasional
Diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan
anggotanya dengan menawarkan imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh
anggota kepada organisasi. Kepemimpinan ini mendorong pengikutnya untuk lebih menyadari
pentingnya suatu hasil pekerjaan untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi tersebut dari
pada kepentingan individu.
Ada beberapa definisi berkaitan dengan transformational leadership, diantaranya:
Proses di mana pemimpin dan pengikut saling meningkatkan ke tingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi
Selalu memikirkan tujuan, nilai, moral, etika dan tidak terpaku pada tujuan sehari-hari
Berorientasi ke arah pencapaian tujuan jangka panjang tanpa merusak nilai dan prinsip,
serta berfokus kepada misi dan strategi untuk mencapai visi
Menyejajarkan struktur dan sistem internal untuk mengembangkan nilai dan tujuan dalam
aplikasi dilapangan.
Transformational leader memberikan standar tampilan kerja dan prestasi yang tinggi serta
inspirasi untuk mencapai standar itu. Proses transformasional yang terjadi yaitu:
Transformational Leader memiliki sikap, nilai dan keterampilan yang disebut atribut pemimpin
transformasional, yaitu:
Memiliki keterampilan kognitif serta yakin pada cara berpikir tertibdan perlunya analisis
masalah secara hati-hati
Stimulasi Ideal
Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:
Stimulasi Inspirasional
Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:
Memberi contoh tentang apa yang diharapkan dalam kerja dan kerja sama
Membuat anggota merasa bangga pada tim dengan memberikan apresiasi terhadap
kontribusi/keberhasilannya
Membangkitkan semangat dan rasa percaya diri pada anggota dengan cara:
o Mengapresiasi jika berhasil menyelesaikan tugas yang sulit.
o Memandang/ menghargai bahwa tugas atau misinya sangat penting.
o Memberi dorongan / spirit pada saat tim kurang memperlihatkan semangat kerja
Menjadi contoh tentang keberanian mengambil resiko dan pengabdian dengan cara:
o Menunjukkan kesediaan untuk berkorban
Stimulasi Intelektual
Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:
Mendorong anggota untuk berpikir tentang masalah yang dihadapi dengan menggunakan
perspektif baru
Mengilhami anggota dengan cara-cara baru untuk melihat masalah yang dianggap
membingungkan
Membuat anggota meningkat kesediaannya untuk mengerjakan lebih baik daripad apa
yang diharapkan/diinginkannya
Perhatian Individual
Merasa puas apabila anggota memenuhi standar kinerja yang telah disepakati dengan
baik
Didorong
kepuasan
membangun
organisasi,
melihat
orang
berkembang
dan
Memiliki gagasan jelas tentang apa yang dibutuhkan perusahaan untuk berkompetisi di
masa datang
Analisis :
Jadi dalam sebuah tim sepak bola, tidak lagi masalah pribadi namun menjadi masalah
kelompok. Sehingga dalam mencapai tujuan kelompok yaitu kemenangan dalam ajang
sepak bola, maka perlu motivasi untuk meningkatkan performa kelompok walaupun
lawan yang dihadapi merupakan lawan yang berbahaya. Dalam hal ini yang berperan
sebagai pemimpin Transformasional yaitu Pelatih Sepak Bola.
3. Leadership Transforming
Perbedaan
Kepemimpinan transaksional, transformasional, dan transforming memiliki perbedaan
esensial dalam konstruksi perilaku kepemimpinan tetapi sifatnya saling melengkapi dan tidak
saling meniadakan. Seberapa besar kombinasinya tergantung dari situasi masing-masing.
Perbedaan esensial antara pemimpin transaksional dan transformasional berikut ini :
1.
Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan Transformasional
a. Pemimpin membangkitkan emosi pengikut dan memotivasi mereka bertindak di luar
kerangka dari apa yang digambarkan sebagai hubungan pertukaran.
b. Kepemimpinan adalah bentuk proaktif dan harapan-harapan baru pengikut.
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah
ditetapkan.
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki karakteristik yaitu
Charisma (memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan, menimbulkan
rasa hormat dan percaya), Inspiration (mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan
simbol untuk memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana), Intellectual stimulation (meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan
masalah secara teliti), Individualized consideration (memberikan perhatian pribadi, melakukan
pelatihan dan konsultasi kepada setiap bawahan secara individual).
Kepemimpinan Transforming, leadership semacam ini akan terjadi ketika satu atau lebih
orang terlibat dengan orang lain, sehingga leader dan follower memeunculkan satu sama lain
pada motivasi dan moralitas yang lebih tinggi. Pada akhirnya leadership transforming menjadi
moral di mana hal ini akan meningkatkan level prilaku manusia dan aspirasi etis dari leader dan
yang dipimpin dan karenanya memiliki pengaruh transforming terhadap keduanya
Perbedaan kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, dengan
kepemimpinan transforming ini yaitu suatu contoh kasus kepala sekolah transaksional bekerja di
dalam budaya organisasi sekolah seperti yang ada, sedangkan kepala sekolah transformasional
mengubah budaya organisasi sekolah, tapi di satu sisi kepala sekolah transforming bisa
mewujudkan harapan orang orang yang ada dalam budaya organisasi sekolah agar bisa tercapai
apa yang di jadikan visi dan misi tersebut.
bahwa kepemimpinan yang efektif dapat dipelajari. Pemimpin tebentuk karena warisan
karakteristik perilaku tertentu yang dimiliki seseorang.
Tetapi, Jika perilaku tertentu adalah indikator kepemimpinan, mengapa banyak orang
yang memiliki sifat kepemimpinan tetapi tidak menjadi pemimpin.
Riset mereka menunjukkan bahwa ada karakteristik individu yang dimiliki oleh seorang
pemimpin sehubungan dengan kepemimpinan efektif, yaitu:
-
Kecerdasan,
Pengetahuan & keahlian,
Dominasi,
Percaya diri,
energi yang tinggi,
Toleran terhadap stress,
Integritas & kejujuran,
Kematangan.
Teori sifat tersebut mengasumsikan bahwa para pemimpin telah mewarisi sifat-sifat di
dalamnya yang membuat orang cocok untuk menjadi pemimpin. Banyak yang mengatakan
bahwa pemimpin adalah orang yang dapat sepenuhnya mengekspresikan diri, sementara yang
lain tidak bisa, dan ini adalah apa yang membuat mereka berbeda dari orang lain. Seorang
pemimpin memiliki kombinasi yang tepat dari sifat-sifat yang membuatnya menjadi pemimpin
yang baik
Kekurangan :
-
Tidak selalu ada hubungannya antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan, karena situasi dan kondisi tertentu memerlukan sifat tertentu pula
yang berbeda dari yang lain
Kelebihan :
-
Walaupun beberapa karakteristik dari pemimpin dalam teori ini tidak relevan dengan
keefektifan suatu kepemimpinan. Tetapi karakter ini menjadi suatu kebutuhan
idealnya seorang pemimpin
2. Teori lingkungan
Teori ini dikemukakan bahwa teori lingkungan ini mengkonstatir bahwa munculnya
pemimpin pemimpin itu merupakan hasil daripada waktu, tempat dan keadaan atau situasi dan
kondisi. Suatu tantangan atau suatu kejadian penting dan luar biasa akan menampilkan seseorang
untuk menjadi pemimpin. Jelaslah bahwa situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan
tantangan tertentu, dan dengan sendirinya diperlukan orang orang yang memiliki sfat sifat
atau ciri ciri tertentu yang cocok. Dengan perkataan lain, setiap situasi dan kondisi menuntut
kualitas kepemimpinan yang berbeda. Seorang pemimpin yang berhasil pada situasi dan kondisi
tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti berhasil pada situas dan kondisi yang lain.
Ternyata daftar sifat sifat yang telah dihasilkan oleh teori serba sifat juga tidak
menjamin keberhasilan sorang pemimpin. Teori lingkungan ini karena memperhitungkan faktor
situasi dan kondisi juga disebut teori serba situasi. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin
dikarenakan oleh situasi dan kondisi apabila seseorang menguasai situasi dan kondisi maka ia
akan menjadi pemimpin.
Kekurangan :
-
Tidak bisa menjamin seorang pemimpin yang berhasil pada situasi dan kondisi
tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti berhasil pada situasi dan kondisi yang lain.
Kelebihan :
-
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan muncul sebagai pemimpin apabila ia
berada dalam lingkungan sosial, yaitu suatu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan
situasi dan kondisi sosial untuk bertindak dan berkarya mengatasi masalah masalah
yang timbul.
Teori ini dapat membangkitkan seorang pemimpin dari situasi dan kondisi apabila
seseorang menguasai situasi dan kondisi maka ia akan dapat menjadi pemimpin
Hersey dan Blanchard (1977) mengatakan pemimpinharus memilih tindakan yang terbaik
berdasarkan situasi yang sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan berbeda-beda tergantung situasi
yang berlainan. Misalnya di tengah cendikiawan, gaya kepemimpinan demokratis mungkin
paling tepat diterapkan.
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang
menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan
perilaku kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini menghendaki pemimpin untuk memiliki
kemampuan diagnosa dalam hubungan antara manusia (Monica, 1998). Teori ini muncul sebagai
reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu
otokratis dan demokratis. Dalam teori ini dijelaskan bahwa seorang pemimpin memilih tindakan
terbaik berdasarkan variabel situasional. Menurut pandangan perilaku, dengan mengkaji
kepemimpinan dari beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku akan memudahkan
menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok. Teori ini menitikberatkan pada berbagai
gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan
kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung pada
ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi
dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Penyesuaian gaya
kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku
karena tuntunan situasi tertentu. Demikian pula seorang bawahan perlu dipertimbangkan
sebelum pimpinan memilih gaya yang cocok atau sesuai. Dengan demikian berkembanglah
berbagai macam model-model kepemimpinan diantaranya :
Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan yang harus diselenggarakan. Sebagai
contoh, dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil
keputusan sendiri. Ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang
berorientasi pada penyelesaian tugas. Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak
bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol disini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan
bawahan.
Model Interaksi Atasan-Bawahan
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang
terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi
perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif apabila :
Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpian seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat
kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam metode ini adalah
perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasanbawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpina yang dapat digunakan adalah :
Memberitahukan
Menjual
Mengajak bawahan berperan serta
Melakukan pendelegasian
Model Jalan-Tujuan
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada
kepentingan dan kebtuuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus
merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
Model Pimpinan-Peran serta Bawahan
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus
diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya
serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menetukan bentuk dan tingkat
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan
tersebut didiktekan oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui
proses pengambilan keputusan.
Pada teori situasional ini terdapat empat dimensi situasi yang dimana secara dinamis akan
memberikan pengaruh terhadap efektifitas kepemimpinan seseorang :
1. Kemampuan Manajerial
Kemampuan
ini
merupakan
faktor
terpenting
yang
mempengaruhi
efktivitas
pemimpin menurut toeri situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap
gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagan (1994:129) adalah :
-
4. Kepemimpinan Kharismatik
Dalam teori ini para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui
memiliki kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan
pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati
dengan bakat supernatural dan kekuatan yang luar biasa. Dimana kemampuan yang luar biasa
tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dan tidak semua orang memilikinya. Seorang
pemimpin dianggap orang yang lebih tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Kharisma
berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti berkat yang terinspirasi secara agung atau
pemberian tuhan. Seperti kemampuan melakukan keajaiban atau memprediksikan peristiwa
masa depan. Para pemimpim akan lebih dipandang sebagai kharismatik jika mereka membuat
pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi
yang mereka dukung. Kepercayaan terlihat menjadi komponen penting dari kharismatik dan
pengikut akan lebih mempercayai pemimpin yang kelihatan tidak terlalu termotivasi oleh
kepentingan pribadi daripada oleh perhatian terhadap pengikut. Yang paling mengesankan adalah
seorang pemimpin yang benar-benar mengambil resiko kerugian pribadi yang cukup besar dalam
hal status, uang posisi kepemimpinan atau keanggotaan dalam organisasi. Menurut Weber
(1947), kharismatik terjadi saat terdapat sebuah krisis social, seorang pemimpin muncul dengan
sebuah solusi untuk krisis itu, pemimpin menarik pengikut yang percaya pada visi itu. Mereka
mengalami beberapa keberhasilan yang membuat visi tersebut dapat terlihat, dapat dicapai dan
para pengikut dapat mempercayai bahwa pemimpin itu sebagai orang yang luar biasa.
Konsep kharismatik menurut Weber (1947), konsep yang lebih ditekankan kepada
kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis. Menurutnya, ada lima
faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan yang kharismatik yaitu :
-
Para pemimpin ini menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi.
Mereka tidak berusaha untuk menanamkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri, tetapi
mempengaruhi bawahannya. Telah dibahas bahwa seorang bawahan begitu kuat terpengaruh oleh
kharisma pimpinannya dalam menyelesaikan sebuah misi. Terdapat beberapa hal yang
mempengharuhi proses pengaruh kharismatik seorang pemimpin yaitu :
Identifikasi Pribadi (personal identification)
Identifikasi pribadi merupakan sebuah proses mempengaruhi yang dyadic yang terjadi
pada beberapa orang pengikut namun tidak pada yang lainnya. Proses ini paling banyak terjadi
pada para pengikut yang mempunyai rasa harga diri rendah, identitas diri rendah, dan kebutuhan
yang tinggi untuk menggantungkan diri kepada tokoh-tokoh yang berkuasa.
Identifikasi Sosial (social identification)
Identifikasi sosial merupakan sebuah proses mempengaruhi yang menyangkut definisi
diri sendiri dalam hubungannya dengan sebuah kelompok atau kolektivitas. Para pemimpin
kharismatik meningkatkan identifikasi sosial dengan membuat hubungan antara konsep diri
sendiri, para pengikut individual dan nilai-nilai yang dirasakan bersama serta identitas-identitas
kelompok. Seorang pemimpin kharismatik dapat meningkatkan identifikasi sosila dengan
memberi kepada kelompok sebuah identitas yang unik, yang membedakan kelompok tersebut
dengan kelompok yang lainnya.
Internalisasi (internalization)
Para pemimpin kharismatik mempengaruhi para pengikut untuk merangkul nilai-nilai
baru, namun lebih umum bagi para pemimpin kharismatik untuk meningkatkan kepentingan
nilai-nilai yang ada sekarang pada para pengikut dan dengan menghubungkannya dengan
sasaran-sasaran tugas. Para pemimpin kharismatik juga menekankan aspek-aspek simbolis dan
ekspresif pekerjaan itu, yaitu membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih berarti, mulia, heroic
dan secara moral benar. Para pemimpin kharismatik itu juga tidak menekankan pada imbalanimbalan ekstrinsik dalam rangka mendorong para pengikut untuk memfokuskan diri kepada
imbalan-imbalan instrinsik dan meningkatkan komitmen mereka kepada sasaran-sasaran
objektif.
Kemampuan diri sendiri (self-efficacy)
Efikasi diri sendiri merupakan suatu keyakinan bahwa individu tersebut mampu dan
kompeten untuk mencapai sasaran tugas yang sukar. Efikasi diri kolektif menunjuk kepada
persepsi para anggota kelompok jika mereka bersama-sama dan mereka menghasilkan hal-hal
yang luar biasa. Para pemimpin kharismatik meningkatkan harapan diri para pengikut bahwa
usaha-usaha kolektif dan individual mereka untuk melaksanakan misi kolektif akan berhasil.
Kekurangan :
-
Ada
variabel-variabel
yang
menentukan
seperti
gaya
Teori ini melengkapi teori perilaku, karena sudah memperhatikan situasi sebagai
variabel faktor penetuan karakter kepemimpinan yang baik.
kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar aksi aksi pemimpin tidak
mengecewakan harapan harapan.
Kekurangan :
- Teori ini tidak memberikan rincian seperti apa memelihara jarak sosial dengan anak
buah sehingga bisa lebih efektif
Kelebihan :
- Teori ini mempunyai kelebihan yaitu pemimpin yang memelihara jarak sosial dengan
anak buah cenderung lebih efektif dalam situasi situasi yang sangat mudah dan
sangat sulit. Semakin tinggi perasaan keakraban pemimpin dengan anak buahnya
semakin lebih efektif dalam situasi di mana di tuntuk kepemimipinan yang moderat.
5. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling
berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai
dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
Menurut teori ini perlu dilakukan motivasi pada pengikut, dengan memenuhi harapan
harapan mereka dan memuaskan kebutuhan kebutuhan mereka. Beberapa kebutuhan sudah
disebutkan didepan, antara lain fisiologis, keamanan sosial, prestige dan sebagainya. Oleh karena
melakukan motivasi berarti juga melakukan human relation ( hubungan antar manusia ) maka
teori ini dinamakan juga sebagai teori hubungan antar manusia, yang dimaksudnya
mengusahakan
keseimbangan
antara
kebutuhan/kepentingan
perseorangan
dan
1. Kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap
harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya,
2. Organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota
disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan
3. Interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang
persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea
bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang
lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard &
Zigarmi, 2001).
Kekurangan :
- Teori ini hanya berfokus kepada motivasi saja tidak ada dengan cara lain untuk
tercapainya kebutuhan - kebutuhan yang ada di dalam organisasi.
Kelebihan :
- Teori ini mengusahakan keseimbangan antara kebutuhan atau kepentingan
perseorangan dan kebutuhan atau kepentingan umum organisasi demi tercapainya
kebutuhan yang di dalam organisasi.
6. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang
cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan
kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa interaksi sosial menggambarkan suatu bentuk tukarmenukar dalam mana anggota anggota kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan
pengorbanan mereka sendiri dan menerima imbalan dengan pengorbanan pengorbanan
kelompok atau anggota anggota lain. Interaksi berlangsung terus, oleh karena anggota
anggota merasakan tukar-menukar secara sosial ini saling memberikan penghargaan. Demikian
pula antara pemimpin dan yang dipimpin, antara anggota anggota yang dipimpin satu sama lain
harus berlangsung tukar-menukar keuntungan dan keenakan, harus saling memberi dan
menerima. Dengan jalan demikian maka akan selalu terjadi gerak, yaitu gerak dari pengikut
pengikut yang digerakan oleh pemimpin. Hal ini dapat terjadi karena saling menguntungkan. Jadi
dalam teori ini ditekankan adanya give and take antara pemimpin dan yang dipimpin, oleh
karenanya teori ini disebut juga teori beri-memberi atau dapat juga disebut saling memberi dan
menerima.
Kekurangan :
-
Pemimpin di teori inisangat pesimis dan takut akan kehilangan kekuasaanya bila para
Daftar Pustaka
Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan Transformasional
dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara.
______,Ematurbongs,2010. Teori Kepemimpinan(online)
http://ematurbongs.blogspot.com/2010/04/teori-kepemimpinan.html
Diakses: 7 april 2015
______,Innurma,2013. Kepemiminan Transaksional Dan(online)
http://innurma.blogspot.com/2013/01/kepemimpinan-transaksional-dan.html
Diakses: 7 april 2015
_____,Khaernuisaekaoktari,2012. Defini Kepemimpinan Tipe Kepemimpinan(online)
http://khaerunisaekaoktari.blogspot.com/2012/05/definisi-kepemimpinan-tipekepemimpinan.html
Diakses: 8 april 2015