Professional Documents
Culture Documents
(KEBIASAAN MAKAN)
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Perikanan )
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nyah sehingga penyusun tugas ini dapat di selesaikan
Tugas ini disusun untuk di ajukan sebagai tugas Mata Invertebrata Yang Berjudul FOOD
yang telah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Dafrtar Isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah................................................................................ 2
1.3. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Food Habits ( Kebiasaan makanan )..................................................... 3
2.2 Rantai Makanan..................................................................................... 8
2.3 Feeding Habits (Kebiasaan Cara Makan)............................................. 10
2.4 Spesialisasi Kebiasaan Makanan.......................................................... 13
2.5. Deskripsi Analisis kelompok................................................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 16
3.2 Saran...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
perarairan selain terpengaruh oleh kondisi biotic lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang
dan luas permukaan.
1.3. Tujuan
1. Mendeskripsikan kebiasaan ikan mencari makan dan pengelompokan ikan
berdasarkan makanannya.
2. Mendeskripsikan rantai makanan pada ikan.
3. Mendeskripsikan kebiasaan cara makan pada ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
3.Monophagic
Monophagic adalah ikan pemakan makanannya terdiri dari satu macam makanan .
Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam
perairan sehubungan dengan musim yang berlaku, Dalam suatu daerah geografis luas
untuk suatu spesies ikan yang hidup terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan kebiasaan
makanannya. Perbedaan ini bukan untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua ukuran,
Jadi untuk satu spesies ikan dengan ukuran yang sama dalam daerah berbeda, dapat
berbeda kebiasaan makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada spesies ikan
yang hidup dalam perairan tawar, namun dalam suatu perairanpun kalau terjadi
perubahan linkungan sehingga menyebabkan perubahan persediaan makanan. Ikan
akan merubah kebiasaan makanannya. Pada kultur ikan bandeng di Filipina, dengan
mengunakan system kultur yang baru, ikan bandeng tersebut dipaksa memakan
plankton lain, kita mengetahui bahwa makanan ikan bandeng adalah thi air (lablap) yang
terdiri dari kelompok ganggang hijau biru.
Di dalam bidang kultur memang sering diadakan pemaksaan perubahan kebiasaan
makanan ikan dengan memberi makanan alami lain atau dengan makanan buatan yang
cukup mengandung zat-zat kebutuhan tubuh termasuk beberapa vitamin yang
diperlukan.
Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora,
karnivora, predator dan sebagainya. Kenyataanya banyak overlap disebabkan oleh
keadaan habitat sekelilingnya dimana ikan itu hidup, oleh karena itu dalam pemeriksaan
untuk menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya memerlukan contoh
yang besar diambil dari berbagai macam lokasi, apabila satu spesies ikan telah di
ketahui secara umum kebiasaan makanannya, tetapi ketika diambil dari suatu perairan
tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat itu
secara alami tidak sesuai dengan ikan itu. Banyak sekali penelitian yang menunjukkan
walaupun ikan itu sama spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila habitat perairannya
sedikit berbeda hasilnya tidak sama, dengan demikian penilaian kesukaan ikan terhadap
makanannya menjadi sangat relatif. Faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini
ialah faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan
makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perairan.
Berdasarkan penelitian yang diambil dari bermacam habitat yang berbeda, hasilnya
menunjukkan bahwa ikan menduduki posisi rantai makanan yang berbeda untuk tiap
habitat. Penyebarabn organisme makanan ikan di dalam suatu komuniti umumnya akan
didapatkan bahwa beberapa persen spesies organisme mempunyai jumlah individu
banyak. Spesies sisanya berjumlah banyak dengan masing-masing jumlah individu
sedikit atau jarang.
Penyebaran organisme makanan yang dominan menyebabkan pengambilan makanan
itu akan bertambah sedangkan pengambilan organisme yang lain oleh ikan itu akan
menurun. Ketersediaan makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila kita
menganalisa makanan ikan itu dan membandingka nnya dengan makanan yang
terdapat dalam perairan. (Djambatan; 2001:321).
ini menjadi makanan hewan, maka jumlah hewan yang hidup harus kurang dari jumlah
seluruh tumbuh-tumbuhan yang hidup, yakni biota tempat hewan-hewan, bertumpu
pada kelebihan energi yang dihasilkan, setiap hewan yang melaksanakan kegiatannya
memanfaatkan sebagian energi yang terdapat dalam makanan dan mengubahnya
(membuangnya) dalam bentuk kerja dan panas.
Rantai makanan ini, semua kehidupan hewan tergantung pada kemampuan tumbuhtumbuhan hijau untuk berfotosintesis, di laut, fitoplankton merupakan produsen
makanan yang utama, tingkat selanjutnya adalah pemindahan energi dari makanan
utama tersebut ke dalam rantai makanan.
Kolam ikan merupakan contoh yang baik untuk mengetahui rantai makanan dalam
keadaan sangat disederhanakan. Disini akan terlihat pola pengelolaan yang
direncanakan untuk menyalurkan energi melalui rantai makanan yang diusahakan
sependek mungkin, bila rantai makanan itu semakin panjang maka produksi terakhir
yang di capai tidak secepat pada ikan dengan rantai yang pendek.
Kebanyakan para ahli biologi aquatik menyetujui bahwa bakteria dan alga merupakan
dasar bagi rantai makanan. Bakteri mengunakan material sisa yang komplek menjadi
bentuk yang lebih sederhana. Alga sanggup menggunakan garam-garam anorganik
yaitu zat asam arang dan air dengan adanya sinar matahari membentuk zat organik,
akan tetapi rantai makanan dari bakteria ke ikan bukan merupakan rantai makanan satu
seri rantai makanan melainkan bentuknya lebih komplek, sehingga akan tepat apabila
disebut jaring makanan karena terdiri dari berbagai rantai makanan yang saling
bertautan.
Konsep klasik dalam rantai makanan aquatik, bahwa zooplankton dianggap sebagai
rantai pertama yang penting untuk pengahasil kedua. Konsep ini berdasarkan penelitian
rantai makanan di laut daerah utara dimana tiap tahap tropiknya dapat dengan mudah
diikuti. Kedudukan zooplankton bila makin dekat ke daerah pantai makin kurang
peranannya, bahkan di daerah eustuarin, kepentingan phytoplankton menjadi nomor
dua.
Di daerah pantai yang mempunyai peranan dalam rantai makanan sebagai rantai
pertama diantaranya rumput lau daerah pantai spartina, rumput laut (Thalassia,dsb),
makro algae, mangrove dan mikroflora benthic. Ikan sebagai pemakan detritus dari
Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari
makanan dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu
mangsa di suatu tempat yang terlindung, Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan
buas yang suka berkelompok jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil
mangsa tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingka dengan ikan yang terisolir,
tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanan tadi. Kadang-kadang
ikan buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena
mangsa tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang
terlepas, kalau kelompok ikan tadi dalam keadaan terpencar maka ikan predator akan
makan secara intensif.
Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa
yang dinamakan Feeding Periodicity masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24
jam. Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali.
Lamanya ada yang satu jam atau dua jam bahkan ada yng terus menerus. Pada ikan
buas yang memakan mangsa yang ukuran besar interval pengambilan makanannya
mungkin lebih dari satu hari. Feeding periodicity ikan nocturnal aktif pada malam hari
dimulai dari matahari terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari.
Feeding periodicity ini berhubungan dengan suplay makanan juga dengan musim, kalau
kondisi lingkungan menjadi buruk feeding periodicity dapat berubah, bahkan dapat
menyebabkan terhentinya pengambilan makanan. (Djambatan; 2007:421).
Ikan tanpa struktur mulut untuk menghisap lumpur tidak akan mendapatkan makanan di
bawah batubatu besar padahal makanan disitu cukup banyak.
Menurut Kasjian Romi Mohtarto dan Sri Juwana, dalam bukunya Biologi Perikanan
(2008:451), menyatakan bahwa. feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada
ikan sering kali di hubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional
morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya, jadi ikan
herbivore secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai
kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena
itu ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang lambat
dicerna. Ikan herbivora ini harus dapat mengekstraksi nutrient melalui ususnya yang
panjang, jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam
waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan
yang sudah dicerna, secara kontras ikan karnivor mempunyai usus yang lebih pendek
khusus.
Beberapa garis besar morfologi usus macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan
makanannya. Ikan herbivore tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang
lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang
benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekreasikan asam,
mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat pencern makanannya). Ususnya
panjang berliku-liku, dindingnya tipis.
Ikan karnivora mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan
jari-jari tapis ingsangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut dan
mengilas mangsa, punya lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.
Ikan omnivore mempunyai system pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora.
Pengelompokan ikan berdasarkan kepada macam makanannya telah dikenal yaitu
sebagai ikan pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, pemakan
insecta, pemakan bangkai, ikan buas dan ikan pemakan campuran, namun banyak ikan
yang mempunyai daya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkunganya dalam
rangka untuk mempertahankan hidupnya.
Ikan yang mempunyai keistimewaan khusus dalam kebiasaan makanannya dan mencari
makanan terdapat pada ikan mas. Nilai ekonomi di daerah musim empat, pada waktu
musim dingin makanan bagian terbesarnya adalah makanan yang pada waktu musim
panas terbawa dengan makanan lainnya.
penebaraan
(stocking),
pemberiaan
pakan,
pengelolaan
BAB III
PENUTUP
lingkungan,
3.1 Kesimpulan
Food habits (kebiasaan makan) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan
oleh ikan. Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi
herbivora, karnivora, predator dan sebagainya.
Rantai makanan adalah proses makan-dimakan sehingga tebentuk suatu ikatan antara
mangsa dan pemangsa food chains.
Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan
makanannya. Berdasarkan kepada kebisaan hidup letak mulut ada yang inferior (di
bawah kepala), Mulut yang letaknya terminal (di ujung dapan kepala), Mulut ikan yang
letaknya superior (di bagian atas).
Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian
fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu daripada ikan lain
yang tidak mempunyai bentuk.
3.2 Saran
Makalah ini mempunyai banyak kekurangan tapi juga mempunyai kelebihan, yaitu
memberikan tambahan ilmu bagi pembaca makalah ini. Oleh karena itu dari penulis
memohon banyak masukan yang dapat membangun dan menyempurnakan makalah ini.
Diharapkan juga melalui makalah ini para pembaca dapat lebih memahami tentang
perkembangan terhadap ikan dengan berbagai macam tahapan cara makan pada ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Stansby, Mawice, E.1980. Industrial Fishery Technology, Robert E. Krieger Pub. Co.
Humington, New York.
Edy, Fachrur, Rijal. Nany, Mariah, Q. Rizky, Kurnia, P. M. Agus, Ferdian. 2011. Habitat
dan cara makan Ikan. http://dudulsmansa.wordpress.com. (diakses pada tanggal 9 April
2012).