You are on page 1of 14

MAKALAH KLIMATOLOGI JUDUL

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM


TERHADAP SEKTOR PETERNAKAN
Posted onJUNE 14, 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Dunia peternakan adalah dunia yang berkaitan dengan hewan
ternak. Siapa pun yang berkecimpung di dalam dunia peternakan
biasanya mengusahakan produksi hasil ternak yang maksimal
dengan waktu yang lebih cepat dan menyalurkan ke berbagai
anggota masyarakat untuk segera dikonsumsikan.
Untuk menghasilkan hasil ternak yang maksimal harus
memerhatikan kebutuhan dari ternak tersebut. Contohnya pada
hewan ternak sapi perah, sapi perah akan mencapai hasil
produksi susu yang maksimal apabila di tempatkan di daerah
yang sejuk atau dataran tinggi. Berarti unsur iklim dalam
peternakan sapi perah sangat penting karena sapi perah temasuk
hewan ternak yang adaptasinya rendah atau termasuk hewan
yang sulit beradaptasi.
Ilmu klimatologi sangat berguna untuk penempatan ternak yang
baik untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Contohnya
sapi perah dapat menghasilkan susu 56 % daripada daerah tropis
dan iklim mempengaruhi kandungan susu, lemak, bahan kering
tanpa lemak, dan jumlah produksinya.

Dalam ternak juga ada proses yang kompleks dimana seekor


hewan menyesuaikan diri pada lingkungan dimana ternak itu
hidup disebutaklimatasi.
Berikut penggolongan ternak berdasarkan aklimatasi :
1.

Aklimatasi tinggi: Unta, Kambing, dan Domba.

2.

Aklimatasi rendah: Sapi, Ayam, dan Babi.


Peternakan yang baik harus memperhatikan kualitas dan
kuantitas yang tersedia di daerah sekitar kandang ternak itu
sendiri seperti makanan atau hijauan pada sapi perah dan air
yang diminum mempengaruhi daya produksi.
Jadi pada intinya iklim yang meliputi curah hujan, temperatur,
kelembaban udara, radiasi matahari, kecepatan angin, dan pH
harus kita pelajari dan harus bisa mengaplikasikannya karena
berpengaruh besar terhadap kehidupan dan produksi ternak.

1.

Rumusan Masalah

2.

Apa yang dimaksud dengan Iklim ?

3.

Apa yang dimaksud Peternakan ?

4.

Apa pengaruh Iklim terhadap Pertanian ?

1.

Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
Mengkaji permasalahan-permasalahan yang timbul akibat
perubahan iklim di Indonesia, khususnya pada sektor peternakan.
Membahas permasalahan tersebut secara lebih mendalam lagi
khususnya pada sektor peternakan.
BAB II

DASAR TEORI
1.

Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu
wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama.
Iklim juga didefinisikan sebagai berikut:

Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang,


yang secara statistik cukup dapat untuk menunjukkan nilai
statistik yang berbeda dengan

keadaan pada setiap saatnya.

(World Climate Conference, 1979)

Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan


unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang
panjang. (Gleen T. Trewantha,

1980)

Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain


suhu, tekanan, angin, kelembaban, yang terjadi di suatu daerah
selama kurun waktu yang panjang

1.

(Gibbs,1978)

Perubahan Iklim
Kondisi iklim di dunia selalu berubah, baik
menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim ini dapat
dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang) yaitu perubahan iklim
secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah
dalam bentuk siklus, baik secara harian, musiman, tahunan,
maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah suatu perubahan
unsur-unsur iklim yang memiliki kecenderungan naik atau turun
secara nyata.

1.

Pengertian Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan
membudidayakan hewan ternak untuk manfaat dan hasil dari
kegiatan tersebut.

Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaan saja,


memelihara dan peternakan perbedaanya terletak pada tujuan
yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan
dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor
produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas golongan, yaitu
peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang
kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam,
kelinci dan lain-lain.
1.

Hubungan Iklim Terhadap Peternakan


Hasil peternakan sering dipengaruhi oleh faktor
keadaan banyak atau tidaknya hewan ternak yang dibudidayakan
serta baik atau tidaknya kualitas hewan yang dibudidayakan.
Selain dipengaruhi oleh semua itu juga dipengaruhi oleh faktor
iklim, karena iklim merupakan kondisi alam dalam wilayah yang
luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun
cuaca yang akan terjadi.
BAB III
Peternakan yang baik harus memperhatikan kualitas dan
kuantitas yang tersedia di daerah sekitar kandang ternak itu
sendiri seperti makanan atau hijauan pada sapi perah dan air
yang diminum mempengaruhi daya produksi.
Jadi pada intinya iklim yang meliputi curah hujan, temperatur,
kelembaban udara, radiasi matahari, kecepatan angin, dan pH

harus kita pelajari dan harus bisa mengaplikasikannya karena


berpengaruh besar terhadap kehidupan dan produksi ternak.
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang.
Iklim mempunyai pengaruh yang besar terhadap ternak, yaitu
dapat membantu atau menganggu kelangsungan hidup dari
ternak. Iklim sendiri meliputi :
1.

Curah hujan
Curah hujan sangat penting bagi peternakan. Dengan curah hujan
penyediaan air minum dan kelangsungan pengadaan makanan
ternak sepanjang tahun dan sebaiknya peternak mengetahui peta
hujan. Curah hujan ini sangat berguna, karena dengan begitu
para peternak bisa merencanakan dan memanajemen dengan
baik masa birahi.

2.

Temperatur
Dengan mengetahuinya temperatur suatu daerah para peternak
dapat menempatkan jenis ternak apa yang sesuai dengan tempat
yang dipilih. Karena temperatur yang panas atau terlalu dingin
sangat mempengaruhi produktififtas ternak. Ternak lokal dapat
bertahan dengan suhu yang panas, sedangkan ternak yang
berasal dari subtropics yang telah disilangkan dengan ternak lokal
dapat bertahan ditempat yang bersuhu sedang.

3.

Kelembaban udara
Kelembaban udara yang terlalu tinggi sangat mempengaruhi
kesehatan ternak, baik itu pada pernafasannya, pertumbuhan

parasit pada ternak, ataupun penyakit lainnya yang merugikan.


Kelembaban ini berbanding terbalik dengan temperature.
4.

Kecepatan angin
Dengan kecepatan udara yang normal sangat baik untuk
kesegaran ternak dan kecepatan angin dapat juga digunakan
untuk kincir angin yang dapat digunakan untuk kebutuhan
manusia dalam sumber listrik juga pengadaan air untuk daerah
yang kecepatan angin juga membantu ternak dalam melepaskan
panas temperatur tubuhnnya.

1.

Pengaruh Iklim Terhadap Ternak


Dunia peternakan adalah dunia yang berkaitan dengan hewan
ternak. Siapa pun yang berkecimpung di dalam dunia peternakan
biasanya mengusahakan produksi hasil ternak yang maksimal
dengan waktu yang lebih cepat dan menyalurkan ke berbagai
anggota masyarakat untuk segera dikonsumsikan.
Untuk menghasilkan hasil ternak yang maksimal harus
memerhatikan kebutuhan dari ternak tersebut. Contohnya pada
hewan ternak sapi perah, sapi perah akan mencapai hasil
produksi susu yang maksimal apabila di tempatkan di daerah
yang sejuk atau dataran tinggi. Berarti unsur iklim dalam
peternakan sapi perah sangat penting karena sapi perah temasuk
hewan ternak yang adaptasinya rendah atau termasuk hewan
yang sulit beradaptasi.
Pengaruh iklim terhadap ternak ada 2 yaitu:

Pengaruh secara langsung

Perilaku merumput
Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat dipengaruhi
oleh iklim, bangsa, kualitas, tipe mamalia, dan pastur yang
tersedia (padang rumput). Jika ternak digembalakan pada daerah
bukan asalnya, maka masa merumput akan berkurang .
Pengunaan makanan dan pengambilan makanan
Jika suatu tempat memiliki temperatur yang tinggi maka akan
mempengaruhi pengambilan makanan pada ternak semakin
tinggi temperatur maka semakin sedikit makan karena akan lebih
banyak minum. Jika temperatur lebih dari 40maka ternak akan
berhenti memamah biak.
Air yang diminum (water intake )
Air sangat penting bagi ternak sebab air mempunyai peran yang
penting dalam metabolisme ternak, selain itu air juga membantu
ternak melepaskan panas tubuhnya secara konduksi dan
penguapan, keperluan air ini akan meningkat apabila temperatur
naik.
Mempengaruhi efisiensi pengunaan makanan
Ternak dapat mengalami heat stress apabila iklim suatu tempat
panas, sehingga ternak tidak banyak melakukan gerak untuk
menjaga suhu tubuhnya tetap stabil.
Hilangnya zat-zat makanan

Semakin sering ternak berkeringat dan mengeluarkan air ludah


maka akan semakin banyak zat makanan yang hilang. Ternak
mamalia apabila mereka berkeringat maka mereka akan
kehilangan air dan mineral dari dalam tubuhnya.
Pengaruh terhadap pertumbuhan
Menurunnya nafsu makan pada ternak disebabkan temperatur
yang sangat tinggi akibatnya feed intake ternak pun akan
menurun dan juga mempengaruhinya lamanya merumput dan
akhirnya juga mempengaruhi produktififtas dari ternak.
Pengaruh iklim terhadap produksi susu
Sapi perah dapat menghasilkan susu 56 % pada daerah
subtropics, berbeda dengan daerah tropis sapi perah lebih sedikit
menghasilkan susu. Iklim juga sangat mempengaruhi kandungan
susu, lemak, bahan kering.
Pengaruhi tingkah laku ternak
Iklim dapat mengakibatkan ternak mengalami stress yang dapat
dilihat dari tingkah laku ternak itu sendiri. Faktor internal dan
eksternal merupakan faktor yang dapat menyebabkan strees
pada ternak.
Faktor Internal terdiri dari : penyakit ,vaksinasi ,penyapihan.
Faktor Eksternal terdiri dari : cuaca ,makanan dan lingkungan

Pengaruh Secara Tidak Langsung


Kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia
Seperti: makanan yang dimakan, air yang diminum, dan
mempengaruhi kandungan gizi dari tanaman yang dimakan serta
daya cerna yang rendah karena serat kasarnya sangat tinggi akan
mempengaruhi daya produsi menjadi rendah.
Adanya parasit dan penyakit
Lingkungan dengan panas dan kelembaban yang tinggi
merupakan tempat yang baik bagi jamur, parasit, nyamuk, lalat,
dan penyakit lain. Pengaruh iklim secara tidak langsung terhadap
parasit penyakit karena pada daerah tropis yang curah hujannya
hanya cukup untuk tumbuhnya semak-semak. Dengan adanya
semak-semak menyebabkan berkembangbiaknya nyamuk yang
dapat mengakibatkan penyakit tidur dan dapat menyebabkan
kematian yang mempengaruhi proses metabolisme ternak
terserang.
Penyimpanan dan panangan hasil ternak
Iklim tropis baik lembab/kering dapat merusak hasil ternak dan
oleh sebab itu maka biaya prosessing dan penanganya
bertambah Aklimatasi merupakan proses yang kompleks dimana
seekor hewan menyesuaikan diri pada lingkungan dimana ternak
tersebut hidup.

Pada dasarnya semua hewan atau ternak yang berdarah panas


disebut Hormoiotermis yaitu hewan atau ternak yang relatif
berusaha mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran yang
cocok agar terjadi aktifitas biologis yang optimum, sedangkan
untuk hewan atau ternak yang suhu tubuhnya tidak dipengaruhi
lingkungan disebut Polikolitermis.
1.

FISIOLOGIS TERNAK
Fisiologis ternak meliputi suhu tubuh, respirasi
dan denyut jantung. Suhu tubuh hewan homeotermi merupakan
hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan dikeluarkan
oleh tubuh. Dalam keadan normal suhu tubuh ternak sejenis
dapat bervariasi karena adanya perbedaan umur, jenis kelamin,
iklim, panjang hari, suhu lingkungan, aktivitas, pakan, aktivitas
pencernaan dan jumlah air yang diminum. Suhu normal adalah
panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh
terendah. Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu
rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme dalam
lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan
yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme.
Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya
suhu lingkungan. Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu
udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi
respirasi. Pada suhu lingkungan tinggi denyut nadi meningkat.
Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang
menyebabkab meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi,
sehingga dibutuhkan darah lebih benyak untuk menyuplai
O2 nutrien melaui peningkatan aliran darah dengan jalan
peningkatan denyut nadi. Bila cekaman panas akibat temperatur

lingkungan yang tinggi maka frekuensi pulsus ternak akan


meningkat, hal ini berhubungan dengan peningkatan frekuensi
respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot
respirasi, sehingga mempercepat pemompaan darah ke
permukaan tubuh dan selanjutnya akan terjadi pelepasan panas
tubuh.
1.

STRES
Stres adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak
terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan.
Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi perubahan
lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan temperatur
lingkungan atau ketika toleransi ternak terhadap lingkungan
menjadi rendah. Stres panas terjadi apabila temperatur
lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN. Pada kondisi
ini, toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah atau
menurun, sehingga ternak mengalami cekaman. Stres panas ini
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi dan laktasi
sapi perah termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hormonal,
produksi susu dan komposisi susu.

1.

EFEK TERHADAP HORMONAL


Temperatur berhubungan dengan fungsi kelenjar endokrin. Stres
panas memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem
endokrin ternak disebabkan perubahan dalam metabolisme.
Ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya
temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu.
Hal ini akan mempengaruhi selera makan dan penampilan. Stres
panas kronik juga menyebabkan penurunan konsentrasi growth
hormone dan glukokortikoid. Pengurangan konsentrasi hormon ini

berhubungan dengan pengurangan laju metabolik selama stres


panas. Setelah itu, selama stres panas konsentrasi prolaktin
meningkat dan diduga meningkatkan metabolismeair dan
elektrolit. Hal ini akan mempengaruhi hormon aldosteron yang
berhubungan dengan metabolisme elektrolit tersebut. Pada
ternak yang menderita stres panas kalium yang disekresikan
melalui kerin gat tinggi menyebabkan pengurangan konsentrasi
aldosteron.
1.

Contoh Beberapa Hasil Peternakan yang dipengaruhi


Oleh Keadan Iklim di Lingkunganya

AYAM PETELUR
Pengelolaan Ayam Petelur
Pengelolaan ayam petelur yang baik adalah sanagt penting untuk
memeperoleh tingkat produksi telur yang tinggi. Apabila ayam
petelur dipupuk sebagai sumber penghasilan yang
menguntungkan, maka mereka harus tumbuh berkesinambungan
sepanjang masa perkembanganya. Pedoman berikut ini dapat
membantu dalam mensukseskan proses pertumbuhan dan
perkembangan ayam petelur selama masa pertumbuhannya.
Ruangan: Untuk setiap 100 ayam petelur harus memiliki ruang
antara 25 m2 sampai 100 m2. Sediakan 0,2-0,3 m2. Sediakan 0,20,3 m2 per ayam.
Makanan: Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik
di depan ayam sepanjang waktu. Pakan yang komplit dari pabrik
biasanya telah mengandung semua nutrisi yang diperlukan.

Sapi Perah
Jenis Sapi Perah
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di
dunia ada dua, yaitu:

1.

Kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau


jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah
tropis.

2.

Kelompok dari Bos proigenius, yang tersebar di daerah sub


ropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah
sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda),
Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis, dan lainlain.

Beternak Kambing Etawa


Beternak kambing Etawa
Beternak Kambing etawa sebenarnya sama saja dengan beternak
kambing

biasa. Bedanya terletak pada harga yang dipelihara.

Memang harga

kambinhg etawa lebih mahal dibandingkan

harga kambing biasa (Kambing

Kacang).

BAB IV
KESIMPULAN
Lingkungan berpengaruh besar terhadap sifat genetik ternak.
Penerapan ternak di daerah yang sesuai akan menunjang
dihasilkannya produksi secara optimal. Suhu dan kelembaban

lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap


ternak sehingga fisiologi ternak tersebut meningkat dan konsumsi
pakan menurun, sehingga produktivitasnya menurun. Suhu tubuh
dengan suhu rektal dan suhu kulit saling berpengaruh karena
suhu tubuh didapat dari kedua suhu tersebut. Frekuensi
pernapasan berpengaruh kapada lingkungan, apabila suhu dan
kelembaban naik maka frekuensi respirasi dan denyut jantung
akan meningkat. Daya tahan terhadap panas dapat dihitung
dengan melihat jumlah keringat yang diekskresikan oleh hewan
ataua ternak.
.
DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprojo S. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. NPFE,
Yogyakarta
Sientje. 2003. Stres Panas pada Sapi Perah Laktasi. IPB. Bogor
Wiroretno, Dyah Kusumo Utari, 1983. Cara Pengukuran Ekskresi
Keringat untuk Mengetahui Daya Tahan Panas Sapi Potong. UNPAD
University Press, Bandung.

You might also like