You are on page 1of 9

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN MATERNITAS
Dosen Pengampu : Hartati, S.Kep, Ns.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MOLA HIDATIDOSA

Disusun Oleh :
1. Canggih Martiana (P17420207106)
2. Chitra Nur M.

(P17420207107)

3. Derry Adelita

(P17420207108)

4. Dersi R. Sinaga

(P17420207109)

5. Didik Dwi H.

(P17420207110)

6. Dina Ratnawati

(P17420207111)

7. Dwi A. Styandini

(P17420207112)

8. Eva Cahya W.

(P17420207113)

IIA
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2009

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


MOLA HIDATIDOSA

I.

PENGKAJIAN
a. Aktivitas

Kelemahan

Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi

Takikardia, berkeringat, pucat, hipotensi (tanda syok).

Edema jaringan.
c. Eliminasi

Ketidakmampuan defekasi dan flatus.

Diare (kadang-kadang).

Cegukan; distensi abdomen; abdomen diam.

Penurunan haluan urine, warna gelap.

Penurunan/tak ada bising usus (ileus); bunyi keras hilang


timbul, bising usus kasar (obstruksi); kekakuan abdomen, nyeri
tekan.

Hiperesonan/timpani (ileus); hilang suara pekak diatas hati


(udara bebas dalam abdomen).
d. Cairan

Anoreksia, mual/muntah; haus.

Muntah proyektil.

Membran mukosa kering, lidah bengkak, turgor kulit buruk.


e. Kenyamanan/Nyeri

Nyeri abdomen, distensi, kaku, nyeri tekan.


f. Pernapasan

Pernapasan dangkal, takipnea.


g. Keamanan

Riwayat inflamasi organ pelvik (salpingitis); infeksi pascamelahirkan, abses retroperitoneal.


h. Penyuluhan/Pembelajaran

Riwayat adanya trauma penetrasi abdomen, contoh luka


tembak/tusuk atau trauma tumpul pada abdomen; perforasi
kandung kemih/ruptur; penyakit saluran GI contoh apendisitis
dengan perforasi, ganger/ruptur kandung empedu, perforasi
karsinoma gaster/ulkus duodenal, obstruksi gang renosa usus,
perforasi divertikulum, ileitis regional, hernia strangulasi.

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap defisit volume cairan berhubungan dengan
perdarahan.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat
pertahanan sekunder.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang dibutuhkan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
4. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan
sirkulasi.
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan
jaringan intrauteri.
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.

III. INTERVENSI
1. Resiko tinggi terhadap defisit volume cairan berhubungan dengan
perdarahan.
Tujuan :
Tidak terjadi defisit volume cairan, seimbang antara intake dan output
baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a.
Kaji kondisi status hemodinamika.
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus
memiliki karekteristik bervariasi.
b.
Ukur pengeluaran harian
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian
ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c.
Catat haluaran dan pemasukan
Rasional : Mengetahuai penurunanan sirkulasi terhadap destruksi
sel darah merah.
d.
Observasi Nadi dan Tensi
Rasional : Mengetahui tanda hipovolume (perdarahan).
e.
Berikan diet halus
Rasional : Memudahkan penyerapan diet
f.
Nilai hasil laboratorium HB / HT.

Rasional : Menghindari perdarahan spontan karena proliferasi sel


darah merah.
g.
Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
dan tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif
h.
Evaluasi status hemodinamika
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui
pemeriksaan fisik.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat
pertahanan sekunder.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan.
Intervensi :
a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan
bau
Rasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat
dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak
enak mungkin merupakan tanda infeksi
b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa
perdarahan.
Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan
genital yang lebih luar
c. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
d. Lakukan perawatan vulva
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat
dapat menyebabkan infeksi.
e. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi
Rasional : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda
nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin
merupakan gejala infeksi.
f. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama
selama masa perdarahan
Rasional : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk
kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat
memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus
meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.
g. Batasi pengunjung dan ajari pengunjung untuk mencuci tangan
yang baik.
Rasional : Mencegah cross infeksi.
h. Observasi suhu tubuh.

Rasional : Mengetahui infeksi lanjut.


i. Nilai hasil lab. Leukosit, darah lengkap.
Rasional : Penurunan sel darah putih akibat dari proses penyakit.
j. Berikan obat sesuai terapi.
Rasional : Antibiotika profilaktik atau pengobatan.

3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang dibutuhkan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
Tujuan :
Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan selama perawatan perdarahan.
Intervensi :
a.
Kaji tanda vital, warna kulit, ujung jari
Rasional : Memberikan informasi mengenai perfusi.
b.
Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh.
Rasional : Memperlancar vaskularisasi ke jaringan perifer
c.
Nilai hasil lab.HB/HT dan jumlah SDM GDA.
Rasional : Mengidentifikasi/memperbaiki defisiensi untuk
menurunkan resiko perdarahan.
d.
Berikan sel darah merah sesuai program terapi.
Rasional : Memaksimalkan transportasi oksigen ke jaringan.
4. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan
sirkulasi.
Tujuan :
Klien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi.
Intervensi :
a.
Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti,
tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk mencegah kondisi
klien lebih buruk.
b.
Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan.
Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan
pulsasi organ reproduksi.
c.
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Rasional : Mengistirahatkan klien secara optimal.
d.
Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan/kondisi klien.
Rasional : Mengoptimalkan kondisi klien, pada Mola Hidatidosa
istirahat mutlak sangat diperlukan.
e.
Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas.
Rasional : Menilai kondisi umum klien

5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan


jaringan intrauteri.
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
Intervensi :
a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien.
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan
skala maupun diskripsi.
b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance
mengatasi nyeri.
c. Kolaborasi pemberian analgetika.
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan
dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam
spektrum luas/spesifik
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap
penyakit meningkat.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap
penyakit.
Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa
cemas.
b. Kaji derajat kecemasan yang dialami klien.
Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan
penilaian objektif klien tentang penyakit.
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan
merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan
meningkatkan kesadaran diri klien.
d. Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.
Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah
berkontribusi menurunkan kecemasan.
e. Terangkan hal-hal seputar Mola Hidatidosa yang perlu diketahui
oleh klien dan keluarga.
Rasional : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk
meningkatkan pengetahuan dan membangun support system
keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
NANDA. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Jakarta :
Prima Medika
http://www.harnawatiaj.wordpress.com
http://www.ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan
http://www.kamus.landak.com/cari/askepmolahidatidosa

You might also like