Professional Documents
Culture Documents
: Defita Firdaus
NIM
: 11-2015- 027
Tanda Tangan
Jenis kelamin
Status perkawinan
Agama
Alamat
Tanggal masuk RS
Dirawat di ruang
: Laki-laki
: Menikah
: Islam
: Jati wetan, Kudus
: 12 April 2016
: Betani B
ANAMNESIS
Diambil: Autonamnesis, Ruang Betani B, Bed 3 Tanggal : 13 April 2016 pukul 16.00 WIB
Keluhan utama: Nyeri perut kanan atas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 3 hari
SMRS. Rasa nyeri perut kanan atas dirasa pasien mengganggu aktivitas sehingga pasien
datang ke rumah sakit. Nyeri perut dirasakan seperti ada sesuatu yang bergerak, pasien
mengaku seperti ada angin yang berputar-putar. Nyeri perut kanan atas dirasakan perlahanlahan dan hilang timbul sudah 1 bulan, terkadang menjalar ke punggung kanan sampai ke
1
bahu sebelah kanan. Nyeri perut kanan atas biasanya menghilang setelah setengah jam,
namun karena tidak begitu mengganggu aktivitas, pasien mengabaikannya. Nyeri muncul
biasanya setelah pasien makan, terutama makan makanan yang berlemak misalnya makanan
bersantan dan jeroan, kadang juga disertai mual.
Pasien juga muntah. Muntah sebanyak 5 kali selama tiga hari ini saat dirumah.
Setiap kali muntah sebanyak gelas aqua, muntah mengeluarkan sisasisa makanan, yang
tidak disertai dengan darah. Pasien mengeluhkan badan terlihat sedikit kuning dan badan
terasa lemas. Pasien menyangkal adanya demam, sesak nafas, pusing, bengkak tangan kaki
dan kejang. Nafsu makan dan minum menurun. Bak seperti teh, frekuensi 3-4 kali/hari, nyeri
saat bak tidak ada, tidak anyang-anyangan. Bab
konsistensi lembek, nyeri saat bab tidak ada. Riwayat minum alkohol dan merorok disangkal.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat di RS 3 kali dengan keluhan yang sama yang dirasakan saat ini yakni
nyeri perut kanan bagian atas. Penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, hipertensi,
sakit paru, sakit kuning, alergi, dan asma disangkal. Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit dengan gejala yang sama dalam keluarga disangkal. Riwayat penyakit
kencing manis, hipertensi, alergi, asma, sakit kuning, dan sakit jantung dalam keluarga
disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik (tanggal 13 April 2016)
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
Suhu
Pernapasan
: 22x/menit
Saturasi O2
: 98%
Tinggi badan
: 165 cm
Berat badan
: 58 kg
2
BMI
Kulit
Warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (+), lesi (-), ptechiae (-), kemerahan (-), hangat,
lembap.
Kepala
Normocephali, tidak teraba benjolan,tak tampak alopesia,tidak mudah rontok, distribusi
rambut merata, warna hitam, rambut tidak mudah dicabut, turgor dahi cukup
Mata
Edem palpebra (-/-),konjungtiva palpebralis pucat (-), sklera ikterik (+/+), pendarahan
sub-conjungtival (-/-), pupil isokor diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+).
Telinga
Normotia (+/+),nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-)
Hidung
Septum tidak deviasi, pernafasan cuping hidung (-), sekret (+), epistaksis (-)
Mulut
Simetris, bibir sianosis (-), bibir kering (+), pucat (-) , perdarahan gusi (-), atrofi papil
lidah (-), coated tongue (-), purse lips breathing (-), hiperplasia ginggiva (-), tonsil T1-T1
tenang, faring hiperemis (-)
Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar thyroid (-), JVP 5-2 cmH2O,
bruit (-), tidak ada benjolan, hiperplasia musculus sternocledomastedeus (-), retraksi
suprasternal (-), deviasi trakea (-)
Thorax
Inspeksi: Bentuk thorax normal, gerakan dinding dada saat statis dan dinamis, tipe
pernafasan abdominothorakal, retraksi sela iga (-), spider naevi (-),tidak ada
benjolan, jejas trauma (-), atrofi musculus pectoralis mayor (-)
Palpasi: Nyeri tekan pada thoraks (-), benjolan (-), sela iga tidak melebar
Pulmo
Inspeksi
Anterior
Posterior
Pergerakan dinding dada simetris saat Pergerakan dinding dada simetris saat
Palpasi
Perkusi
nafas
tambahan:
halus/kasar
(-/-)
rhonki
di
basal
basah nafas
tambahan:
paru, halus/kasar
wheezing (-/-).
(-/-)
rhonki
di
basal
basah
paru,
wheezing (-/-).
Cor
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ICS V 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra (reguler, kuat angkat)
Perkusi:
Batas kanan
Batas atas
Pinggang jantung
Batas kiri
Auskultasi:
Katup Mitral dan Tricuspid : BJ I lebih besar dari BJ II, murni, reguler, gallop (-),
murmur (-)
Katup Aorta dan Pulmonal : BJ II lebih besar dari BJ I, murni, reguler, gallop (-), murmur
(-)
Abdomen
Inspeksi
: datar, warna sawo matang, tidak tampak pelebaran vena, spider nevi (-),
caput medusa (-), tidak tampak luka bekas operasi, massa (-).
Auskultasi
Palpasi
: supel, tidak teraba massa, nyeri tekan hipokondrium kanan (+), murphy sign
(-)
Hati
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Ekstremitas
Sianosis
Edema
Superior
-/-/-
Inferior
-/-/5
Akral dingin
Clubbing finger
Palmar eritem
-/-/-/-
-/-/-/-
Ekstermitas superior
Otot : tonus
Otot : massa
Sendi
Gerakan
Kekuatan
CRT
Turgor kulit
Dextra
Normotonus
Eutrofi
Normal
Tidak terbatas
+5
<2 detik
Cukup
Sinistra
Normotonus
Eutrofi
Normal
Tidak terbatas
+5
<2 detik
Cukup
Ekstermitas inferior
Otot : tonus
Otot : massa
Sendi
Gerakan
Kekuatan
Pulsasi arteri dorsalis
Dextra
Normotonus
Eutrofi
Normal
Bebas
+5
Teraba
Sinistra
Normotonus
Eutrofi
Normal
Bebas
+5
Teraba
pedis
CRT
<2 detik
<2 detik
Colok Dubur
Tidak dilakukan
Genitalia
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap : Tanggal 12 April 2016
Darah lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
DIFF COUNT
Limfosit
Monosit
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
Luc
14.6 g/dl
15.36 x 103/L
42.50 %
205
13,2-17.3
3.6-11.0
41-52
150-400
4.60%
3.80%
91.30%
0.10 %
0,20
0.00
25-40
2-8
50-70
1-3
0-1
1-4
6
MCH
MCHC
MCV
Eritrosit
RDW
MPV
PDW
Golongan darah + rhesus
29 pg
34 g/dl
84 fL
5.0 x 106 fL
12.7
8.6
8.9
O positif
Kimia darah
Gula darah sewaktu
26-34
32-36
80-100
4.40-5.90
11.5-14.5
6.8-10.0
10.0-18.0
140
75-110
126 U/L
154 U/L
16l U/L
98 U/L
7.40 mg/dL
15-40
10-40
11-49
30-120
< 1.3
ikterik
Bilirubin direk
Bilirubun indirek
Protein total
Albumin
Globulin
4.90 mg/dL
2.50 mg/dL
6.5 g/dL
3.70 g/dL
2.80 g/dL
0.10-0.30
0.0-0.8
6.0-8.0
3.4-4.8
2.5-3.0
Kesan
Apendiks tidak menebal , nyeri tekan (-), fluid collection (+) dengan penebalan
dinding bowel, suspek gambaran inflamasi.
Daftar Abnormalitas
a. Anamnesis
a. Nyeri perut kanan atas
b. Nausea dan vomitus
c. Badan sedikit kuning
d. Lemah
e. Bak seperti teh
f. Bab berwarna seperti dempul (putih keabu-abuan)
b. Pemeriksaan fisik
1. Kulit ikterik
2. Skelera ikterik
3. Nyeri tekan hipokondrium kanan (+)
Problem
Nyeri perut kanan atas sejak 3 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan seperti ada sesuatu yang
bergerak. Nyeri perut kanan atas dirasakan perlahan-lahan dan hilang timbul sudah 1 bulan,
terkadang menjalar ke punggung kanan sampai ke bahu sebelah kanan. Nyeri muncul
biasanya setelah pasien makan, terutama makan makanan yang berlemak, kadang juga
disertai mual. Pasien juga muntah sebanyak 5 kali selama tiga hari ini saat dirumah. Setiap
kali muntah sebanyak gelas aqua, muntah mengeluarkan sisasisa makanan, yang tidak
disertai dengan darah. Pasien mengeluhkan badan terlihat sedikit kuning dan badan terasa
lemas. Nafsu makan dan minum menurun. Bak seperti teh. Bab 1x perhari berwarna seperti
dempul.
Assesment :
Koledokolitiasis
Pankreatitis
Kolik bilier
Sclerosing Cholangitis
Abses Hati
Kanker Hepar (Hepatoma)
Omeprazole 2 x 40 mg
Sucralfat 3 x CI
Metoclopramid 3 x 5 mg
Cefo-sulbactam 2 x 2 g
Tramadol 3 x 50 mg
Operasi
10
Sfingterotomi Endoskopik
Endoprostesis Endoskopik
Monitoring TTV
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal
14 april 2016
Follow up
S :pasien sudah tidak ada keluhan dan menolak untuk di operasi
14.30 WIB
O:
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 130/90, RR : 20x/menit, N : 86x/menit, S : 36,80C,
SaO2 : 98% SI +/+, CA -/-, JVP 5-2 cmH2O
Paru :
Inspeksi : bentuk thorax normal, tidak tampak retraksi sela iga
Palpasi : Sela iga tidak melebar, fremitus simetris
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronki -/-, whezing -/-
11
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Batas kanan
Batas atas
Batas kiri
ke IV
II
sela iga ke V
Batas bawah : terletak di garis midclavicula kiri sela iga ke
VI
Auskultasi: BJ I&II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi
: Timpani
Palpasi
A : Koledokolitiasis
P : boleh pulang
Pembahasan kasus
12
Pada anamnesis pada pasien didapatkan keluhan utama adalah nyeri perut kanan atas
sejak 3 hari SMRS. Rasa nyeri perut kanan atas dirasa pasien mengganggu aktivitas sehingga
pasien datang ke rumah sakit. Nyeri perut dirasakan seperti ada sesuatu yang bergerak, pasien
mengaku seperti ada angin yang berputar-putar. Nyeri perut kanan atas dirasakan perlahanlahan dan hilang timbul sudah 1 bulan, terkadang menjalar ke punggung kanan sampai ke
bahu sebelah kanan. Nyeri perut kanan atas biasanya menghilang setelah setengah jam,
namun karena tidak begitu mengganggu aktivitas, pasien mengabaikannya. Nyeri muncul
biasanya setelah pasien makan, terutama makan makanan yang berlemak misalnya makanan
bersantan dan jeroan.
Nyeri dapat menjalar ke abdomen kanan, ke pundak, punggung, jarang ke abdomen
kiri dan dapat menyerupai angina pektoris. Kolik bilier harus dibedakan dengan gejala
dispepsia yang merupakan gejala umum pada banyak pasien dengan atau tanpa kolelitiasis.
Proses obstruksi yang terjadi dapat diakibatkan oleh penyumbatan dari dalam saluran empedu
atau dari luar saluran empedu, dalam hal ini ada organ yang mendesak saluran empedu yang
mengakibatkan adanya penyempitan saluran empedu, proses pendesakan dapat berasal dari
pankreas, hepar atau organ abdomen lainnya. Nyeri muncul biasanya setelah os makan
terutama makan makanan yang berlemak, hal ini dikarenakan adanya rangsangan pada
kantung untuk mengeluarkan empedu, dalam hal ini terkait dengan fungsi garam empedu
untuk membantu dalam metabolisme lemak dalam tubuh. Penderita batu kandung empedu
baru memberi keluhan bila batu tersebut bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus
koledokus, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatik),
ringan sampai berat karena adanya komplikasi.
Os mengeluhkan badan kuning sejak 3 hari SMRS. Badan kuning dimulai dari mata
os kemudian setelah beberapa hari tangan dan kaki os terlihat kuning, Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan bilirubin yang berasal dari proses pemecahan eritrosit. Ikterus dijumpai
pada 20 % kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin
tinggi, perlu dipfikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic. Peningkatan bilirubin
direk terjadi karena adanya gangguan dalam transport bilirubin. Secara klinis,
hiperbilirunemia terlihat sebagai pigmentasi pada sklera dan kulit (kulit berwarna
kekuningan/ikterik) jika kadar bilirubin serum melebihi 2-2,5 mg/dl. Gejala ikterus sering
sulit dilihat pada orang yang memiliki kulit berwarna gelap. Gejala ikteus sering muncul
pertama pada mata karena pada sklera kaya akan jaringan elastin yang memiliki afinitas yang
13
tinggi terhadap bilirubin, sehingga ikterus pada sklera biasanya merupakan tanda yang
sensitif untuk menunjukan hiperbilirunemia yang menyeluruh. Gejala ikterus dapat
disebabkan oleh gejala yang berasal dari prehepatik, intrahepatik dan post hepatik. Beberapa
faktor yang mempengaruhi metabolisme bilirubin yaitu adanya gangguan proses produksi
yang berlebihan, uptake dan konjugasi hepar, transportasi dan ekresi. Proses produksi
bilirubin terjadi dalam retikuloendotaleal system (RES) yang berasal dari proses degradasi
hemoglobin. Hemoglobin yang lisis membentuk biliverdin yang dengan bantuan enzim
biliverdin reduktase dirubah menjadi bilirubin indirek. Bilirubin indirek dalam darah
berikatan dengan albumin untuk di metabolisme di hepar (masuk siklus enterohepatik), di
dalam hepar terjadi proses uptake yang akan diikat oleh protein Y dan Z yang terdapat dalam
sel hepar dengan bantuan enzim glukoronil tranferase bilirubin berikatan dengan asam
glukoronat yang pada akhirnya menjadi bilirubin direk yang akan dikeluarkan melalui saluran
empedu ke usus. Jika terjadi gangguan pada proses diatas maka akan menyebkan gangguan
dalam proses metabolisme tubuh.
Berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan pada hipokondrium
kanan dan Murphy sign (-).
meradang. Pada perabaan hepar tidak ditemukan sedikit pembesaran hepar, hal ini biasa
ditemukan hepar yang membesar pada kasus batu saluran empedu karena fungsi hepar yang
terganggu akibat aliran balik bilirubin direk ke hepar. Pada kasus ini tidak terdapat tanda trias
charcot yakni demam kadang sampai menggigil, nyeri pada daerah epigastrium dan ikterus,
trias ini muncul akibat adanya peradangan pada kandung empedu atau kolangitis.
Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya
terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang
biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka
kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu. Batu empedu
lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor risikonya usia lanjut, Kegemukan (obesitas),
diet tinggi lemak dan Faktor keturunan.
Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran
balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung
empedu.Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran
empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati. Jika saluran empedu
tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam
14
saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh
lainnya. Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan
gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang besar
secara bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus
besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu), yang lebih sering terjadi
adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari
saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran
empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.
multiple. Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis,
sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.
16
Pankreatitis batu empedu terjadi dalam <15% semua pasien dengan batu empedu
simptomatik. Obstruksi sementara dari ampula Vateri oleh batu empedu merupakan faktor
paling umum yang menimbulkan komplikasi ini.
Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri akibat
penyumbatan kandung empedu. Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan
terjadinya peradangan kandung empedu (kolesistitis akut). Batu empedu yang menyumbat
duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri,
jaundice dan mungkin juga infeksi.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah
Perdarahan
Perforasi atau infeksi saluran empedu. Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali
dan batu empedu muncul lagi.
Pencegahan
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari makanan
berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.
Penatalaksanaan
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilangtimbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan
berlemak. Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah
dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung
empedu (kolesistektomi). Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat
gizi dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan.
Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang ini sekitar
90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi. Kandung empedu diangkat melalui selang
yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Jenis pembedahan ini memiliki
keuntungan sebagai berikut:
Teknik
untuk
menghilangkan
batu
kandung
empedu
adalah:
18