Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB III
DASAR TEORI
5. Posisi petugas pengambil conto di bagian hilir dari conto yang akan
diambil dan diusahakan sesedikit mungkin conto teracak-acak dari
endapan sungai. Sekop yang digunakan dari aluminium atau plastik.
Bagian permukaan endapan sungai yang teroksidasi dibuang. Sebelum
meletakkan di atas ayakan, air dibuang perlahan untuk menghindari
hilangnya fraksi halus. Conto yang disaring dikumpulkan dari daerah
dengan radius 20 meter.
6. Setelah setiap satu atau dua sekop conto endapan sungai telah diambil,
pengayakan dilakukan dengan cara pengayakan basah. Dengan
menuangkan air secara hati-hati, saring conto dengan saringan 80 mesh.
Air yang digunakan untuk menyaring sedikit mungkin dan dengan hatihati agar fraksi halus tidak banyak terbuang. Penyaringan fraksi 80
mesh berlangsung hingga terkumpul 150-200 gr berat kering conto
endapan sungai. Di basecamp conto dikumpulkan dan dikeringkan
dengan cara dijemur.
7. Conto endapan sungai dimasukkan ke dalam kantong kertas kraf atau
plastik rangkap dua dan diberi nomor. Nomor conto terdiri dari empat
bagian, yaitu kode daerah, kode petugas, jenis conto, nomor conto.
Penomoran dijelaskan oleh Page dkk (1975).
Survey sedimen sungai aktif banyak digunakan untuk program penyelidikan
pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis,
pengambilan contoh sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan dengan
pengamatan geologi dari float dan batuan dasar yang tersingkap. Ada empat
variasi dalam survey sedimen sungai aktif , yaitu:
Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia
Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai
Analisis fraksi halus dari sedimen sungai
Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai
3.1.1
resisten seperti: kromit, kasiterit, emas, platina, mineral tanah jarang, rutil, sirkon,
turmalin, garnet, silimanit, kianit dsb. Material contoh yang optimum adalah
kerakal dengan diameter rata-rata 5 cm. Untuk dapat melakukan pembandingan
antar contoh, perlu jumlah contoh yang seragam dengan teknik konsentrasi yang
standar.Metode yang paling sederhana adalah pendulangan atau dengan meja
Wilfey. Spasi contoh bervariasi antara satu per 50 100 km2 sampai l satu per 0,5
km2. Waktu yang diperlukan tergantung ukuran butir contoh, keadaan medan dan
metode konsentrasi. Identifikasi akhir dari mineral dilakukan secara petrografis di
laboratorium.
3.1.2
mengetahui mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan
dianalisis Cu-nya. Pirit yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 1100
1700 ppm Cu, pirit dari endapan Au mengandung 40480 ppm Cu, dan pirit dari
batubara menandung 100 -120 ppm Cu.
Jumlah conto sari dulang dikumpulkan sebanyak 20-40% dari jumlah
conto endapan sungai. dan sebelum pengambilan conto, dilakukan pengaturan
agar kerapatannya terjaga keseragamannya.
1. Tempat. Idealnya conto sari dulang dikumpulkan dari tempat dengan energi
tinggi, pada bagian sungai berarus deras (Gambar 3.4).
2. Siapkan dulang dan saringan. Perlu diperhatikan dulang dan saringan harus
dalam keadaan bersih. Saringan yang digunakan mempunyai diameter
lubang 2 mm, bebas dari kotoran. Saringan digunakan untuk memisahkan
batuan dan sampah. Letakkan saringan di atas dulang pada tempat yang
stabil dan tidak terganggu arus.
3. Penyekopan endapan. Pengumpulan endapan mirip dengan cara
pengumpulan endapan sungai, hanya saja hilangnya fraksi halus tidak
menjadi masalah.
4. Penyaringan. Penyaringan dengan menggunakan air sampai dulang penuh
(sekitar 5 kg). Fraksi lebih besar 2 mm dibuang ke arah hilir.
5. Pencucian dan pendulangan. Pendulangan lebih mudah apabila fraksi
halus dihilangkan terlebih dahulu. Penghilangan fraksi halus dilakukan
dengan cara memutar endapan di dulang pada arus yang lemah. Setelah air
berlumpur sudah tidak ada, pendulangan sudah bisa dilaku-kan.
Pendulangan dilakukan sampai terkumpul sekitar 50 gr mineral berat.
Apabila hasil pen-dulangan belum mencapai 50 gr, dua tiga kali
pendulangan bisa dilakukan sampai terkumpul mineral berat yang
mencukupi.
6. Pembungkusan. Mineral berat diamati menggunakan kaca pembesar
kemudian dimasukkan ke dalam plastik kantong conto dan diberi nomor
keputusan eksplorasi, yaitu anomali yang signifikan tidak terlihat dan anomali
yang salah
Anomali yang salah umumnya berkaitan erat dengan komponen yang
menunjukkan konsentrasi unsur yang ekstrim, seperti pada material organik dan
mineral lempung, juga unsur jejak dalam airtanah.
Kegagalan mendefinisikan kondisi anomali (yang menunjukkan adanya
mineralisasi) dapat terjadi jika contoh tidak berhasil menembus zona pelindian.Ini
sering terjadi pada pengambilan contoh yang tergesa-gesa, sehingga bukti
mineralisasi tidak terlihat.
Unsur jejak yang dikandung contoh tanah umumnya mewakili daerah
terbatas.Oleh karena itu diperlukan sejumlah contoh yang diambil secara
sistematis untuk mengevaluasi sifat-sifat mineralisasi.Perencanaan penyontoan
biasanya mengikuti grid bujur sangkar atau empat persegi panjang.Contoh
tambahan diambil dari lingkungan yang berasosiasi dengan akumulasi unsur jejak,
seperti zona depresi atau rembesan untuk menguji dispersi hidromorfik dari badan
mineral yang tertimbun.
Survey tanah terdiri dari analisis contoh tanah yang biasanya diambil dari
horizon tanah khusus, kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran fraksi
tertentu. Contoh umumnya diambil pada pola kisi (grid) yang beraturan. Di daerah
yang terisolir dengan medan yang sulit, akan sulit pula untuk membuat grid
pengambilan contoh yang baik.
Metode alternatif yang dapat digunakan adalah penyontoan ridge dan spur.
Metode ini sangat baik dikombinasikan dengan survey sedimen sungai untuk
medan yang sulit. Metode pengambilan contoh yang paling ideal adalah dengan
grid yang teratur.Prosedur yang normal adalah menentukan garis dasar kemudian
buat lintasan yang tegak lurus terhadap garis dasar.Penentuan garis dapat
dilakukan dengan theodolit atau kompas.
Pemilihan grid yang digunakan tergantung pada tipe target yang dicari. Jika
diketahui bahwa mineralisasi di daerah itu memiliki dimensi panjang searah
dengan jurus, seperti mineralisasi vein atau unit stratigrafi, maka garis dasar harus
diletakan paralel terhadap jurus.Contoh diambil sepanjang garis lintang yang
tegak lurus pada garis dasar.Dalam kasus ini interval antar garis bisa lebih besar
dari interval contoh sepanjang garis dasar.Jika jurusnya tidak dikenal dan
targetnya diduga equidimensional, maka pengambilan contoh dilakukan dengan
grid yang berbentuk bujur sangkar.
Untuk praktisnya sering digunakan grid segi empat panjang, karena
penambahan frekuensi smpling sepanjang garis dasar tidak membutuhkan banyak
waktu. Ukuran grid yang digunakan umumnya 500 m x 100 m atau 200 m x 200
m untuk survey pendahuluan dan 100 m x 50 m atau 50 m x 50 m untuk survey
detil. Kadang-kadang digunakan juga grid jajaran genjang .
Pengambilan contoh :
Contoh tanah umumnya diambil pada horizon B, pada kedalaman 30 50
cm. Untuk unsur tertentu seperti Ag dan Hg horizon A dapat memberikan
hasil yang lebih baik. Pada daerah yang keras dan kering contoh diambil
dengan menggali lubang kecil dengan menggunakan sekop dan cangkul.
Jika tanah lunak dan lembab dapat digunakan sekop kecil atau hand
auger. Contoh ditempatkan pada kantong contoh standar, diberi nomor
dan keterangan singkat yang mencakup tipe tanah, warna, kandungan
organik. Gejala khusus sepanjang lintasan perlu dicatat, contohnya
singkapan, jalan setapak, sungai.
Sistem penomoran tergantung pada pola pengambilan contoh. Untuk pola
grid lebih baik menggunakan sistem koordinat dengan mengambil titik 0
pada garis lintasan dasar, dan memberi nomor rujukan pada tiap garis
lintang. Namun penomoran alfanumerik kurang praktis untuk analisis
laboratorium. Cara penomoran lain menggunakan kode enam sampai
delapan digit yang merupakan kode proyek, daerah dan nomor contoh,
misalnya nomor 2040325 bisa berarti proyekk 2, kode daerah 04, contoh
0325. Tipe ini lebih baik untuk pengolahan data dengan komputer.
Di daerah kering dan banyak matahari, contoh dapat dikeringkan di tempat
terbuka di camp, tapi di daerah basah dibutuhkan alat pengering. Jika
contoh sudah kering, dapat digerus dan diayak. Di daerah tropis yang
didominasi tanah latosol penggerusan dapat dilakukan dengan mortar
agar agregat oksida besinya hancur. Ayakan dari stainless steel atau dari
nilon dapat digunakan Sebelum mengayak tiap-tiap sampel, ayakan harus
bersih. Ayakan dapat dibersihkan dengan kuas ukuran 3,5 cm atau 5 cm.
Hasil pengayakan dimasukkan ke dalam amplop kertas, kemudian ke
dalam kantong plastik agar tidak bocor atau terkontaminasi pada waktu
pengangkutan. Fraksi ukuran yang umum untuk contoh geokimia adalah
- 80 mesh (0,2 mm), tapi ukuran yang lebih halus atau lebih kasar dapat
digunakan untuk kasus-kasus tertentu.
Pada daerah baru yang belum diselidiki dianjurkan untuk melakukan
survey orientasi untuk menentukan fraksi ukuran yang optimum untuk
analisis, kedalaman penyontoan yang terbaik , jika mungkin respons
geokimia dari mineralisasi .
Hasi survey tanah biasanya disajikan dalam bentuk peta kontur yang
mengacu pada isopleth (garis yang konsentrasinya sama). Selang antar
kontur dapat digambarkan dengan warna atau arsir.Tiap titik contoh dan
harganya harus diperlihatkan, tapi nomornya tidak perlu diterakan agar
tidak membingungkan.Pola pengambilan contoh yang tidak beraturan
dapat disajikan dalam peta dot, atau dengan memberikan warna yang
berbeda pada setiap titik contoh.
Survey lanjut (follow-up) dilakukan dengan spasi grid yang lebih rapat.
Contohnya suatu anomali yang terdapat pada grid penyelidikan
pendahuluan 500200 m dapat dipenyontoan lagi dengan grid 250100
m atau lebih rapat lagi, tapi grid yang lebih rapat dari 2525 m umumnya
kurang menguntungkan, kecuali jika target yang diharapkan berupa vein
yang sangat kecil atau pegmatit. Jika hasil survey lanjut menjanjikan,
maka pada daerah anomali dapat dilnjutkan dengn survey geofisika
sebelum diputuskan dilakukan pemboran.
3.3 Survey Batuan
Dalam rangka mendapatkan informasi kelimpahan background dari unsur
yang dianalisis dalam survey tanah atau sedimen sungai aktif perlu dilakukan
sedikitnya pengambilan contoh batuan secara terbatas.
Dalam penyelidikan geokimia endapan sungai, conto batuan mempunyai peranan
sebagai pelengkap yang akan berguna untuk menentukan kadar unsur dalam
batuan di daerah anomali geokimia. Nilai unsur yang diperoleh dari conto batuan
akan berguna sebagai nilai latar belakang unsur-unsur guna membantu dalam
mengindikasikan ada atau tidaknya mineralisasi di daerah penelitian. Cara
pengambilan conto batuan ada empat macam, yaitu :
1. Cara suban (chip sampling).
2. Cara alur (channel sampling).
3. Cara comot (grab sampling)
4. Cara meruah (bulk sampling).
Survey batuan dapat dilakukan sendiri untuk mendeteksi kemungkinan
dispersi primer yang berasosiasi dengan bijih. Survey batuan dapat digunakan
untuk prospeksi mineralisasi pada kondisi berikut:
Prospeksi bijih yang meghasilkan pola dispersi batuan dasar yang luas
(contohnya seperti Si, K, F, Cl dapat dijumpai pada lingkaran alterasi
yang ekstensif mengitari bijih hidrotermal).
Prospeksi untuk endapan yang luas berkadar rendah (contohnya endapan
Cu yang tersebar atau endapan Sn yang tersebar) yang pengenalannya
tidak mungkin dilakukan dari contoh setangan karena kadarnya rendah
atau mineral yang dicari tidak terlihat.
Pengambilan contoh batuan bisa dilakukan dengan chip sampling secara acak
pada singkapan atau dengan pemboran dengan pola grid (bor auger untuk
kedalaman yang kecil, atau denganrotary percussion untuk daerah yang
overburdennya tebal). Contoh batuan, yang diperoleh digerus dan diayak. Fraksi
80 mesh dianalisis.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
1. GPS
2. Kompas geologi
3.Saringan berukuran -80#
4. Palu geologi
5. Loupe
6. Sekop
7.Cangkul
8. Kantong kertas kraf
9. Sampel- sampel
10. Batuan-batuan.
BAB V
tatanan stratigrafi daerah penelitian dan proses geologi yang terjadi pada daerah
penelitian, dimana pada daerah penelitian pada kala Oligosen Akhir - Miosen
Akhir terjadi proses geologi yang memungkinkan terbentuknya endapan pirofilit
akibat intrusi oleh batuan terobosan ( Tomi), granodiorit dan dasit, dan
mengintrusi batuan dari formasi mandalika( Tomm), terdiri dari batuan Lava
Andesit, basalt, trakit, dasit dan breksi andesit, yang diendapkan secara tidak
selaras dengan formasi anggota tuff formasi mandalika ( Tomi), terdiri dari batuan
tuf Andesit - Riolit - Dasit dan breksi Tuf berbatuapung. Akibat intrusi dari
formasi batuan tertrobosan ( Tomi) pada daerah penelitian terjadi ubahan batuan
(rock alteration). Pada daerah penelitian batuan intrusi yang berkembang berupa
intrusi dasit yang mengintrusi formasi anggota tuf mandalika terdiri dari tuff
andesit-riolit-dasit dan breksi tuf berbatuapung. Sifat batuan yang menerobos
mencirikan larutan hydrotermal, merubah batuan yang diterobos( batuan asal
pirofilit) bersifat asam dan batuan yang terubah menjadi pirofilit juga bersifat
asam. Kondisi ini membentuk endapan pirofilit yang akan silikat ( SiO2) dan
alumina ( AI2O3) yang terdapat pada daerah penelitian.
Gambar Pirofilit
Pemanfaatan Pirofilit
6.
yang ditargetkan.
Pengambilan conto juga harus dilakukan pada anak sungai, terutarna
sungai orde 1, orde 2 dan orde 3, karena lebih dari itu sudah tidak mewakili
7.
daerah tangkapan atau cacthment area dan tidak memberikan nilai anomali.
Pengambilan conto tidak boleh terlalu dekat dengan muara sungai besar,
hal ini untuk menghindari pengaruh dari sungai utama pada saat banjir
8.
(kontaminasi oleh unsur yang bukan berasal dari hulu anak sungai tersebut).
Tempat Pengambilan conto sebaiknya jauh dari tepi sungai, diambil pada
arus lemah dan pada air yang dangkal. Conto tidak diambil di bagian hilir
dari tempat di mana ada jalan melintas dan longsoran. Conto tidak diambil
pada tempat yang sulit ditentukan lokasinya.
3. Bulk Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa
terkecuali. Tujuannya untuk menangkap semua butiran emas dan mampu
mendeteksi kadar emas yang sangat rendah (ambang deteksi 0,1 ppb). Dalam
prakteknya BLEG dilakukan pada tahap awal dengan densitas 1 conto per 510 km, sedangkan SS dan PC dilakukan pada tahap berikutnya dengan
densitas1 conto per 1-3 km. Contoh peta yang dihasilkan dengan
menggunakan metoda geokimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
yang penting untuk berbagai kandungan logam. Contohnya, tanah organik dan
inorganik reaksinya akan berbeda terhadap logam (kandungan logamnya berbeda).
Dari kedua tipe ini dapat diharapkan perbedaan levelbackground yang jelas.
Mengabaikan perbedaan ini akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan
keputusan eksplorasi, yaitu anomali yang signifikan tidak terlihat dan anomali
yang salah
yang menunjukkan konsentrasi unsur yang ekstrim, seperti pada material organik
dan mineral lempung, juga unsur jejak dalam airtanah.
daerah terbatas. Oleh karena itu diperlukan sejumlah contoh yang diambil secara
sistematis untuk mengevaluasi sifat-sifat mineralisasi. Perencanaan penyontoan
biasanya mengikuti grid bujur sangkar atau empat persegi panjang. Contoh
tambahan diambil dari lingkungan yang berasosiasi dengan akumulasi unsur jejak,
seperti zona depresi atau rembesan untuk menguji dispersi hidromorfik dari badan
mineral yang tertimbun.
Pemilihan grid yang digunakan tergantung pada tipe target yang dicari.
Jika diketahui bahwa mineralisasi di daerah itu memiliki dimensi panjang
searah dengan jurus, seperti mineralisasi vein atau unit stratigrafi, maka
garis dasar harus diletakan paralel terhadap jurus.Contoh diambil
sepanjang garis lintang yang tegak lurus pada garis dasar.Dalam kasus ini
interval antar garis bisa lebih besar dari interval contoh sepanjang garis
dasar.Jika jurusnya tidak dikenal dan targetnya diduga equidimensional,
maka pengambilan contoh dilakukan dengan grid yang berbentuk bujur
sangkar.
Pengambilan contoh :
Survey lanjut (follow-up) dilakukan dengan spasi grid yang lebih rapat.
Contohnya suatu anomali yang terdapat pada grid penyelidikan
pendahuluan 500200 m dapat dipenyontoan lagi dengan grid 250100 m
atau lebih rapat lagi, tapi grid yang lebih rapat dari 2525 m umumnya
kurang menguntungkan, kecuali jika target yang diharapkan berupa vein
yang sangat kecil atau pegmatit. Jika hasil survey lanjut menjanjikan,
maka pada daerah anomali dapat dilanjutkan dengan survey geofisika
sebelum diputuskan dilakukan pemboran.
1.
berkembang
2.
3.
4.
5.
7.
8.
kemungkinan dispersi primer yang berasosiasi dengan bijih. Survey batuan dapat
digunakan untuk prospeksi mineralisasi pada kondisi berikut:
Prospeksi bijih yang meghasilkan pola dispersi batuan dasar yang luas
(contohnya seperti Si, K, F, Cl dapat dijumpai pada lingkaran alterasi yang
ekstensif mengitari bijih hidrotermal).
secara acak pada singkapan atau dengan pemboran dengan pola grid (bor auger
untuk kedalaman yang kecil, atau dengan rotary percussion untuk daerah yang
overburdennya tebal). Contoh batuan, yang diperoleh digerus dan diayak. Fraksi
80 mesh dianalisis.
a. Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan
b. Lokasi pengambilan conto: singkapan, float, pits, trenches, drill holes
c. Menangkap dispersi geokimia primer
d. Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur
target,unsur pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi
fluida).
1. Grab / specimen
2. Chip
3. Channel / Panel
4. Drill cutting / Core
BAB VI
PENUTUP
b. Penyontohan tanah
c. Penyontohan batuan
3. Bentuk endapan mineral pirofilit di lokasi penelitian merupakan
terdiri dari batuan tuf Andesit - Riolit - Dasit dan breksi Tuf berbatuapung.
Akibat intrusi dari formasi batuan tertrobosan ( Tomi) pada daerah penelitian
terjadi ubahan batuan (rock alteration). Pada daerah penelitian batuan intrusi
yang berkembang berupa intrusi dasit yang mengintrusi formasi anggota tuf
mandalika terdiri dari tuff andesit-riolit-dasit dan breksi tuf berbatuapung. Sifat
batuan yang menerobos mencirikan larutan hydrotermal, merubah batuan yang
diterobos( batuan asal pirofilit) bersifat asam dan batuan yang terubah menjadi
pirofilit juga bersifat asam. Kondisi ini membentuk endapan pirofilit yang akan
silikat ( SiO2) dan alumina ( AI2O3) yang terdapat pada daerah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA