You are on page 1of 20

Ruang Berbagi Untuk menjadi Lebih Baik

WAWANCARA KERJA : Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis


(Panduan Lengkap)
DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA
YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
Contoh Proposal Kuantitatif Terbaru
20 Maret 2010 //
2

4 Votes

1. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT yang
berbeda dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia
diciptakandengan berbagai potensi yang melebihi makhluk lain.
Akal merupakan salah satu potensi yang diberikan Allah kepada manusia dan
merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia
menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra: 70 yang artinya : Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra: 70)
Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan
prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah
pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan belajar mengajar. UU Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang


bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (UU Sisdiknas : 2003).
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena
dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap
informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri
dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus
dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses
pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang
bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang
dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) mempunyai tujuan yaitu menciptakan
atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah
Atas (SMA). Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan
tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Ilmu
Penegetahuan Alam (IPA), dimana mata pelajaran ini akan menjadi pondasi
awal bagi siswa-siswi yang bercita-cita menjadi seorang ilmuan (Scientis).
Selain itu di lingkungan perkotaan, mata pelajaran ini menjadi sebuah favorit
dimana siswa-siswinya dikumpulakn menjadi satu yakni termasuk dalam
kategori kelas unggulan (akselerasi) yang menuntut siswa agar memiliki
prestasi belajar yang baik.
Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat
dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar adalah
tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima
(Slameto, 1993:17)
Dalam proses belajar mengajar motivasi juga sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat
belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai
keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh
jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena
kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat

motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam


belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja
guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.
Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui
beberapa cara seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga,
memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa,
melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya,
memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan.
Dan ada beberapa motivasi yang digunakan guru terhadap bahan pelajaran
agar siswa tidak merasa bosan, seperti : memberikan hadiah, pujian,
gerakan tubuh, memberikan angka atau penilaian, memberikan tugas dan
hukuman.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan
semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat
belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa
: Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula
kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam
proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan
berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan
dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara
motivasi dengan perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar
dengan dasar itulah penulis memilih SMPN Randuagung 1 dimana
kebanyakan siswa-siswinya adalah anak Desa yang memiliki ekspektasi
rendah pada pelajaran IPA.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam
bentuk Proposal Penelitian yang berjudul : KORELASI ANTARA MOTIVASI
DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMPN Randuagung 1).
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi motivasi siswa kelas II SMPN Randuagung


1 terhadap prestasi belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam ?
2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas II SMPN Randuagung
1pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam ?
3. Bagaimana korelasi antara motivasi siswa kelas II SMPN Randuagung
1dengan prestasi belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam ?
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
I. Tujuan Umum : Untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi
dengan prestasi belajar Bidang Studi Ilmu pengetahuan Alam
II.
Tujuan Khusus : Untuk mengethui ada tidaknya hubungan antara
motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam.
1. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilksanakan ini
adalah :
1. Manfaat teoritis : Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai
besarnya pengaruh motivasi, terutama terhadap prestasi belajar
Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan
terhadap anak didiknya.
1. Batasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti,
maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah: Korelasi antara
motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam ( Studi
Kasus Pada Siswa Kelas II SMPN Randuagung 1)
KAJIAN PUSTAKA
1. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna
dari kedua kata tersebut. Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang

telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri


Djamarah dalam
bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Masud
Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa
prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
siswa.
Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan
menyenagkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Selanjutnya
pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar berikut
dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya : Menurut Slameto,
dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinyabahwa
belajar ialah Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut James O. Whitaker
yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan
mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan,
sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan
dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam

waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku


individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadangkadang
lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang
dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat
pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bias berkosentrasi
dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap
siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga
menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara garis
besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi
jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni
keadaan/kondisijasmani atau rohani siswa
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
sekitar siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya


belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
1. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan
memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik
akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
1. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian, minat,
motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)
seseorang
2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.
4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang
mendorongnyauntuk berbuat sesuatu.
5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
1. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
1. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alatalat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
1. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu.\

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di


sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini
terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian,
tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung
oleh faktor internaldan eksternal seperti tersebut di atas.
3. Prestasi Belajar Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang
penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir
rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang
dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya,
yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama
semakin sempit, sehingga semboyan Sains hari ini adalah teknologi hari
esok merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah.
Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat
mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of
Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning
of technology).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Winaputra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara
teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan
eksperimen.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan
diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik)
dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmuilmuastronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,
sedangkan life
science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.
1. Tolok Ukur Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi atau


assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya.
Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat kemajuan yang
dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga
untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta
mengetahui tingkat usaha belajar siswa.
Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi
belajar siswa dalah sebagai berikut :
1. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap
akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah
mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan
disajikan.
2. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap
akhir penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yang telah disajikan.
3. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai
penyajian sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
4. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh
umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa.
5. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur
kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode
pelaksanaan program pengajaran.
1. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering
dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud
dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian
dari kedua istilah tersebut. Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh
Sardiman dalam bukunyaPsychology Understanding of Human Behavior

yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan
suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala
daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian
motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat
menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah :
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu
kebutuhan.
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,
motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau dihayati. Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto
mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi
adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan
didahului
dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,
yaitu :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam
system neurophysiological yang

2. ada pada organisme manusia.Motivasi ditandai dengan munculnya


rasafeeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
1. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk
menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme
kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh
Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti :
lapar,haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan
sebagainya.
2. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu
tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri
dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu
objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya
dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis
motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive
psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya :
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai
berikut :
1. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologi
satau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

2. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya


dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin
berbuat baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1. Motivasi Intrinsik
2. Motivasi Ekstrinsik
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain
motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau
motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin
memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
1. Adanya kebutuhan
2. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
3. Adanya cita-cita atau aspirasi.
1. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu
siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk
motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk
memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan
hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan
lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat
mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa
karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak
penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam
kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic maupun ekstrinsik
sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas
dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
1. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran
itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar
bagi siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motoryang melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus,
tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual
motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain,
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
1. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara

sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian
lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa
seprti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
1. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan
dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
2. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
3. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
4. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik
mungkin.
5. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
6. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
7. Menggunakan bentuk .bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
8. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Memberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Pujian
7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar
9. Minat
10.
Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar

berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan


untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.
1. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi
tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa
kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang
studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas,
pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga
fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan
aktivitas, menentukan arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya.
Sehingga perbuatan siswa senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang
akan dicapainya.
Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi Ilmu
Pengetahuan Alam, motivasi sangat menetukan prestasi belajar.
Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika
motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar
dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.
Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi dengan
prestasi belajar, sehingga apabila motivasi belajar siswa tinggi, akan dapat
diharapkan prestasi belajarnya tinggi, demikian sebaliknya.
1. Hipotesa
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi
belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan
prestasi belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dapat diklasifikasikan
dalam jenis penelitian kuantitatif karena data yang diperlukan bersifat data
keras dan dalam bentuk angka, yang kemudian akan dianalisa secara
statistik. (Cohen dan Monion 1996).
1. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Y. W. Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel
penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serentiristik yang oleh
peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.

Sedang Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang


dimaksud variabel peneitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek
pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan
bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperanan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan identifikasi variabel sebagai
berikut:
1. Variabel bebas (Independent Variabel) adalah kondisi-kondisi atau
karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam
rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang
diobservasi.Dalam hal ini, yang dimaksud dengan variabel bebas pada
penelitian ini adalah Outbound.
2. Variabel terikat/ tergantung (Dependent Variabel) adalah kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Yang
merupakan variabel terikat pada penelitian ini adalah kohesifitas
kelompok.
1. Definisi Operasional
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan
belajar, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai. Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Umumnya prestasi belajar
dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa
sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka,
huruf atau kalimat yang dihimpun dalam buku raport dengan ketentuan nilai
sebagai berikut :
Nilai 80 90 lebih : Amat baik
Nilai 70 79 : Baik
Nilai 60 69 : Cukup
Nilai 60 kebawah : Kurang
Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini dibuat tabel berikut :
Gambaran Variabel
NO

Variabel

Aspek

Indikator

Motivasi
Intrinsik

Motivasi
Ekstrinsik

Prestasi
Belajar

1. Kebutuhan
2. Peningkatan
pengetahuan
3. Cita-cita

1. Keinginan belajar
2. Senang mengikuti
pelajaran
3. Selalu
menyelesaikan
tugas
4. Mengembangkan
bakat
5. Meningkatkan
pengetahuan

1. Sarana belajar
2. Lingkungan
sekitar
3. Guru

1. Ingin mendapat
perhatian
2. Ingin mendapat
pujian
3. Ingin mendapat
penghargaan /
hadiah dari guru
atau sekolah
Nilai raport kelas II
semester II

1. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang
nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan
memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004: 47). Sedangkan
menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian
(Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan populasi
dari Siswa-siswi kelas II SMPN Randuagung 1.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari
obyek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi, 2004: 50).sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 221).
Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah seluruh populasi yang diambil
dari seluruh Siswa-siswi kelas II SMPN Randuagung 1.
1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik :


1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki. Dalam observasi dikenal ada beberapa macam atau jenis observasi
diantaranya adalah (1) observasi yang berpartisipasi yaitu merupakan
observasi yang observer atau peneliti ikut ambil bagian dalam situasi atau
keadaan yang akan diobservasinya, observer ikut sebagai pemain (tidak
hanya sebagai penonton); (2) observasi non partisipasi yaitu merupakan
observasi yang observernya atau peneliti tidak ikut ambil bagian dalam
situasi atau keadaan yang akan di observasinya, observer sebagai penonton
(Walgito, 1994: 31-32).
1. Angket
Angket adalah Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan,
yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut
cukup terperinci dan lengkap. Ini membedakan daftar pertanyaan dengan
interwiew guide. Sehubung dengan ini sering dibedakan antara kuesioner
dan schedule. Jika yang menuliskan isian kedalam kuesioner, adalah
responden, maka daftar pertanyaan tersebut dinamakan kuesioner,
sedangkan jika yang menulis isinya adalah pencatat yang membawakan
daftar isian dalam suatu tatap muka, maka daftar pertanyaan dinamakan
sebagai schedule.
Angket juga dapat digunakan sebagai alat Bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Berbeda dengan wawancara dimana penilai (evaluator)
berhadapan secara langsung (face to face) dengan peserta didik atau pihak
lainnya, maka dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai
bahan penilaian hasil belajar jauh lebih prakti, menghemat waktu dan
tenaga.
1. Teknik Analisis Data
Menurut Patton, analisa data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar.(Hasan,2002:97). Karena penelitian ini merupakan penelitian
eksperiment dan kuantitatif, maka metode analisisi data yang digunakan
adalah alat analisis yang bersifat kuantitatif yaitu model statistik. Hasil

analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian


dijelaskan dan diiterpretasikan dalam suatu uraian.
Teknik analisa data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun teknis analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi, dimana Penelitian korelasi
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Adapun analisa data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel dan
menggunakan teknik deskriftip prosentase sebagai berikut :
P = F/N x 100
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number of Cases (banyaknya individu)
Dalam penelitian ini juga menggunakan korelasi product moment, adapun
rumus yang digunakan adalah korelasi product moment, secara operasional
analisa data tersebut dilakukan melalui tahap :
1. Mencari angka korelasi dengan rumus :
Dengan ketentuan sebagai berikut :
X : Adalah motivasi siswa terhadap bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam
Y : Adalah data prestasi belajar siswa (nilai raport semesterII)
Rxy : Adalah angka indeks korelasi r product moment
Xy : Jumlah hasil perkalian antara X dan Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y
N : Number of Cases
1. Memberikan Interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product
moment.
1. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan
perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment.
Interpretasi menggunakan tabel nilai r product moment (rt), dengan
terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degress of freedom (df)
yang rumusnya adalah : df = N-nr
df : Degrees of Freedom
N : Number of Cases
Nr : Banyaknya variabel (Motivasi Siswa dan Prestasi belajar)

Kemudian dengan melihat Tabel nilai Koefisisen Korelasi r Product Moment


dari Pearson untuk Berbagai (df).

You might also like