Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kompresor adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memampatkan udara atau gas
sehingga menghasilkan udara atau gas yang bertekanan. Udara yang dihisap untuk
dimampatkan umumnya bertekanan atmosfir, namun ada pula kompresor yang menghisap
udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir, kompresor ini sebagai
penguat (booster) atau pengkompresi lanjut. Selain itu, ada pula kompresor yang
menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir, kompresor
ini berfungsi sebagai pompa vakum.
Prinsip kerja kompresor secara umum adalah menghisap udara atau gas yang
kemudian dimampatkan dengan cara memperkecil volume ruangan yang mengurungnya
sehingga tekanan menjadi naik. Udara atau gas yang bertekanan ini dapat langsung
digunakan, seperti pada turbin gas, atau disimpan dahulu di dalam tangki yang berfungsi
sebagai penyimpan energi.
Ada beberapa cara dalam memampatkan udara atau gas, misalnya gerakan
bolak-balik piston dalam silinder pada kompresor torak untuk menghisap dan
mengeluarkan gas secara berulang-ulang seperti terlihat pada Gambar 1.1
Ketika torak bergerak untuk menghisap, tekanan udara di dalam silinder lebih
rendah daripada tekanan lingkungannya, sehingga katup hisap akan terbuka dengan
demikian udara atau gas dapat masuk ke dalam silinder. Selanjutnya torak akan
bergerak untuk mengkompresikan atau memampatkan, dorongan piston terhadap udara atau
gas yang telah dihisap menyebabkan tekanan menjadi naik, hal ini disebabkan karena
volume udara atau gas yang terkurung dalam silinder menjadi kecil, sementara s aat
tersebut katup hisap t ertutup. Semakin besar penyempitan volume yang terjadi, maka
tekanannya akan semakin besar, dengan demikian karena tekanan di dalam silinder tinggi
maka udara atau gas bertekanan ini akan terdorong keluar melalui katup keluaran. Udara
bertekanan ini biasanya disimpan dalam tabung sebagai penyimpan energi atau dikompresi
lagi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi.
Cara lain dalam memampatkan udara atau gas yang umum digunakan adalah
dengan putaran roda gigi atau putaran ulir, namun secara prinsip kerjanya sama seperti
kompresor torak, yaitu dengan memampatkan udara atau gas dengan pengecilan
volume udara atau gas yang terkurung dalam silinder. Selain dengan putaran roda gigi atau
ulir ada pula jenis kompresor yang memampatkan udara atau gas dengan putaran sudu atau
impeler. Gambar V.2 memperlihatkan sebuah komprsor jenis ulir/sekrup.
II.
KLASIFIKASI KOMPRESOR
Berdasarkan mekanisme atau cara kerja kompresor dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok utama, yaitu:
Pemilihan kompresor
1. Kriteria pemilihan kompresor:
2. Fungsi dan penggunaan
3. Tekanan isap dan keluar
4. Jenis dan sifat gas
5. Suhu dan kelembaban
6. Kapasitas/debit aliran
7. Peralatan untuk pengaturan kapasitas
8. Kondisi dan tempat instalasi
9. Sistem pendinginan dan pelumasan
10. Jenis dan jumlah kompresor
Pada gambar dibawah ini adalah suatu diagram yang dapat dijadikan pedoman
dalam pemilihan kompresor. Kompresor torak cocok pada tekanan tinggi dan
kapasitas yang relative kecil, sebaliknya kompresor aksial cocok digunakan pada
kapasitas besar dan tekanan yang relatif rendah. Kompresor ulir/sekrup dan
kompresor sentrifugal (radial) berada dalam pilihan kondisi keduanya antara
kompresor torak dan kompresor aksial.
III.
PRINSIP KOMPRESI
Contoh nyata dari kompresor jenis perpindahan yang paling umum dan sederhana
adalah pompa ban untuk sepeda atau mobil seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.5.
Cara kerjanya adalah jika torak ditarik ke atas, tekanan dalam silinder di bawah torak
akan menjadi negatip (lebih kecil dan tekanan atmosfir) sehingga udara akan masuk
melalui celah katup isap. Katup mi terbuat dan kulit, dipasang pada torak, yang sekaligus
berfungsi juga sebagai perapat torak. Kemudian jika torak ditekan ke bawah, volume udara
yang terkurung di bawah torak akan mengecil sehingga tekanan akan naik. Katup isap akan
menutup dengan merapatkan celah antara torak dan dinding silinder. Jika torak ditekan
terus, volume akan semakin kecil dan tekanan di dalam silider akan naik melebihi
tekanan di dalam ban. Pada saat tersebut udara akan terdorong masuk ke dalam ban melalui
pentil (yang berfungsi sebagai katup keluar). Maka tekanan di dalam ban akan semakin
bertambah besar.
Pada langkah 3-4-1, titik 3 merupakan titik mati atas dari torak, sehingga pada
silinder masih tersedia volume sisa sebesar Vc dengan tekanan Pd. Idealnya Vc harus sama
dengan nol. Tapi hal ini tidak mungkin dapat dibuat karena dikhawatirkan terjadinya
tabrakan antara kepala torak dengan kepala silinder. Selain itu juga, harus ada lubanglubang laluan pada katup sehingga clearence nol tidak mungkin dibuat. Ketika torak
memulai langkah isapnya, katup isap tidak akan terbuka sebelum sisa gas di atas torak
berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd sampai Ps. Tekanan Ps ini tercapai pada
titik 4. Mulai dari titik 4 sampai titik 1 terjadi pemasukan gas yang disebut proses
pengisapan.
Proses kompresi
Jenis proses kompresi udara atau gas yang terjadi pada kompresor adalah:
Kompresi isothermal
Kompresi adiabatik/ isentropic
Kompresi politropik
Persamaan umum proses kompresi dapat dituliskan seperti berikut :
n
PV = tetap
dimana pada proses kompresi isotermal harga n =1, proses kompresi adiabatik harga n = k,
dan proses kompresi politropik harga n adalah 1 < n < k. Harga k = cp/cv (rasio kalor
jenis) untuk udara = 1,4 dan harga n = 1,1 1,35.
Kompresi isotermal
Jika suatu gas atau udara dikompresikan, maka ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas atau udara. Energi tersebut salah satunya diubah menjadi
energi panas/kalor. Bila proses kompresi dibarengi dengan pendinginan, maka energi panas
atau kalor tidak akan terjadi sehingga temperaturnya tetap terjaga. Kompresi dengan cara
ini disebut kompresi isothermal (suhu/temperatur tetap).
Kompresi adiabatik
Bila silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas. Kompresi
semacam ini disebut kompresi adiabatik. Dalam praktiknya, kompresi adiabatik tidak ada
yang sempurna karena isolasi silinder tidak pernah dapat sempurna. Untuk pengecilan
volume yang sama, kompresi adiabatik menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari
kompresi isothermal, sehingga kerja kompresi adiabatik lebih besar dari kerja isothermal.
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar silinder (atau
dimasukkan) sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan dalam proses mi akan dipakai
untuk menaikkan temperatur gas. Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar dari
kompresor dalam proses adiabatik dapat diperoleh secara teoritis dan persamaan berikut:
Tabel 1.1 Hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai kompresi
IV.
Pada proses kompresor terdapat dua macam efisiensi yang penting, yaitu efisiensi
volumetrik dan efisiensi adiabatik keseluruhan.
Efisiensi volumetris
Perhatikan sebuah kompresor torak dengan diameter silinder D(m), langkah
torak S (m), dan putaran N (rpm) seperti diperlihatkan dalam Gambar 4.1 (a).
Dengan ukuran seperti ini kompresor akan memampatkan volume gas sebesar
2
3
Vs = ( D /4) x S (m ) untuk setiap langkah kompresi yang dikerjakan dalam
setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang dimampatkan per menit
disebut perpindahan torak. Jadi jika poros kompresor mempunyai putaran N
(rpm) maka
2
Persamaan
di atas hanya berlaku untuk kompresor kerja tunggal.
Kompresor ini hanya menggunakan ruang di sisi kiri torak untuk bekerja
memampatkan udara. Pada kompresor torak kerja ganda, pemampatan gas
terjadi bukan hanya pada waktu torak bergerak ke kin, tetapi juga pada waktu
torak bergerak ke kanan, karena ruang di sebelah kanan torak berlaku juga
sebagai kompresor. Luas penampang efektif silinder di sebelah kanan torak
adalah /4(D2 - d2), di mana d (m) adalah diameter batang torak. Dengan
demikian untuk kompresor yang bekerja ganda berlaku rumus sebagai berikut:
2
Harga v yang sesungguhnya adalah sedikit lebih kecil dan harga yang
diperoleh dan rumus di atas karena adanya kebocoran melalui cincin torak dan katupkatup,
serta tahanan pada katup-katup. Dalam Gambar 4.2 diperlihatkan pengaruh dan Pd/Ps
pada efisiensi volumetris. Sehubungan dengan hal-hal di atas dapat dimengerti jika
efisiensi volumetris juga tergantung pada faktor-faktor rancangan kompresor seperti bentuk
dan ukuran silinder, serta bentuk, ukuran, dan susunan katup-katup.
Efisiensi adiabatis
Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan
untuk memampatkan gas dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis),
dibagi dengan daya yang sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada
porosnya.
Efisiensi adiabatis dapat dituliskan sebagai berikut:
ad
Lad
Ls
dimana:
Lad = Daya adiabatis teoritis (kW)
Ls = Daya yang masuk pada poros kompresor (kW)
Daya kompresor
Besarnya daya adiabatik teoritis dapat dihitung dengan rumus:
V.
PERAWATAN KOMPRESOR
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan harian
Setiap hari sebelum dioperasikan, kompresor harus diperiksa menurut
buku manualnya seperti, : pemeriksaan permukaan minyak, pembuang air
pengembun, pengukur tekanan, katup pengatur, tombol tekanan, katup
pengaman, dll.
Pemeriksaan rutin
Slip pada sabuk, putaran terbalik, dan efek roda gaya yang tak cukup
Sabuk yang slip mengakibatkan putaran kompresor menurun sehingga efek roda
gaya akan berkurang dan momen puntir akan berfluktuasi, selebihnya akan
terjadi panas dan sabuk dapat terbakar
katup pembebas tekanan untuk membatasi tekanan keluar supaya tidak naik jauh dari
tekanan normalnya. Jika tekanan kerja pembebas beban disetel pada harga yang tinggi, maka
tekanan keluar dapat dapat mencapai harga yang tinggi pula diatas normal
Getaran pipa
Untuk mencegah getaran pada pipa, resonansi getaran kolom udara maupun
resonansi getaran mekanis struktur pipa harus dihindari. Getaran struktur dapat
dicegah dengan memperkuat atau menambah jumlah tumpuan pipa.
Korosi
Korosi dapat timbul menurut berbagai kondisi seperti berikut ini :
- Kandungan bahan korosif dalam udara isap
- Permbesan air laut
- Minyak pelumas yang memburuk
- Pemburukan minyak dalam bahan tembaga
- Hal khusus ( contoh sabuk V )