You are on page 1of 20

I.

PENDAHULUAN

Kompresor adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memampatkan udara atau gas
sehingga menghasilkan udara atau gas yang bertekanan. Udara yang dihisap untuk
dimampatkan umumnya bertekanan atmosfir, namun ada pula kompresor yang menghisap
udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir, kompresor ini sebagai
penguat (booster) atau pengkompresi lanjut. Selain itu, ada pula kompresor yang
menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir, kompresor
ini berfungsi sebagai pompa vakum.
Prinsip kerja kompresor secara umum adalah menghisap udara atau gas yang
kemudian dimampatkan dengan cara memperkecil volume ruangan yang mengurungnya
sehingga tekanan menjadi naik. Udara atau gas yang bertekanan ini dapat langsung
digunakan, seperti pada turbin gas, atau disimpan dahulu di dalam tangki yang berfungsi
sebagai penyimpan energi.
Ada beberapa cara dalam memampatkan udara atau gas, misalnya gerakan
bolak-balik piston dalam silinder pada kompresor torak untuk menghisap dan
mengeluarkan gas secara berulang-ulang seperti terlihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Unit kompresor torak

Ketika torak bergerak untuk menghisap, tekanan udara di dalam silinder lebih
rendah daripada tekanan lingkungannya, sehingga katup hisap akan terbuka dengan
demikian udara atau gas dapat masuk ke dalam silinder. Selanjutnya torak akan
bergerak untuk mengkompresikan atau memampatkan, dorongan piston terhadap udara atau
gas yang telah dihisap menyebabkan tekanan menjadi naik, hal ini disebabkan karena
volume udara atau gas yang terkurung dalam silinder menjadi kecil, sementara s aat
tersebut katup hisap t ertutup. Semakin besar penyempitan volume yang terjadi, maka
tekanannya akan semakin besar, dengan demikian karena tekanan di dalam silinder tinggi
maka udara atau gas bertekanan ini akan terdorong keluar melalui katup keluaran. Udara
bertekanan ini biasanya disimpan dalam tabung sebagai penyimpan energi atau dikompresi
lagi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi.

Cara lain dalam memampatkan udara atau gas yang umum digunakan adalah
dengan putaran roda gigi atau putaran ulir, namun secara prinsip kerjanya sama seperti
kompresor torak, yaitu dengan memampatkan udara atau gas dengan pengecilan
volume udara atau gas yang terkurung dalam silinder. Selain dengan putaran roda gigi atau
ulir ada pula jenis kompresor yang memampatkan udara atau gas dengan putaran sudu atau
impeler. Gambar V.2 memperlihatkan sebuah komprsor jenis ulir/sekrup.

Gambar 1.2 Kompresor ulir/sekrup

II.

KLASIFIKASI KOMPRESOR
Berdasarkan mekanisme atau cara kerja kompresor dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok utama, yaitu:

Jenis perpindahan positif (positive displacement):


Jenis torak bolak-balik/resiprok (reciprocating)
Jenis putar/rotari (rotary): sekrup, sudu luncur/vane,
scroll, lobe

Gambar 1.3 Klasifikasi kompresor

Kompresor perpindahan positif


Kompresor perpindahan positip atau tekanan statik, yaitu kompresor
yang mengalirkan fluida udara atau gas dengan kapasitas atau debit tetap terhadap
perubahan atau variasi tekanan atau head. Pada jenis ini sejumlah udara atau gas
ditrap dalam ruang kompresi dan volumnya secara mekanik menurun, menyebabkan
peningkatan tekanan tertentu kemudian dialirkan keluar. Pada kecepatan konstan,
aliran udara juga konstan dengan variasi pada tekanan keluar..
Kompresor rotadinamik
Kompresor rotadinamik atau kompresor turbo yaitu kompresor
yang mengalirkan fluida udara atau gas dengan debit bervariasi bergantung pada
tekanan atau head. Kompresor rotadinamik memberikan enegi kecepatan untuk
aliran udara atau gas yang kontinyu menggunakan impeler yang berputar pada
kecepatan yang sangat tinggi. Energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan
karena pengaruh impeler dan volut pengeluaran atau difusor. Pada kompresor jenis
rota dinamik sentrifugal, bentuk dari sudu-sudu impeler menentukan hubungan
antara aliran udara dan tekanan atau head yang dibangkitkan. Kompresor terdapat
dalam berbagai jenis dan model tergantung pada kapasitas dan tekanannya.
Klasifikasi menurut tekanan yang dihasilkan
1. Kompresor (pemampat), tekanan lebih dari 1 bar(g), dan digunakan untuk
menghasilkan tekanan yang tinggi.
2. Blower (peniup), tekanan 0,1 1 bar(g), dan digunakan untuk menghasilkan
tekanan yang agak rendah.
3. Fan, tekanan < 0,1 bar(g), dan digunakan untuk menghasilkan tekanan yang
rendah.
Klasifikasi menurut cara pemampatannya
1. Jenis turbo, jenis ini menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler, atau dengan gaya angkat (lift)
yang ditimbulkan oleh sudu.
2. Jenis perpindahan, jenis ini menaikan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh
torak atau sudu. Kompresor jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis
putar dan bolak-balik. Kompresor putar dapat dibagi lebih lanjut atas jenis
roots, sudu luncur, dan sekrup.
Klasifikasi menurut kontruksinya
1. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi : satu tingkat, dua tingkat,
dan banyak tingkat.
2. Klasifikasi berdasarkan langkah kerja (pada kompresor torak) : kerja tunggal
(single acting) dan kerja ganda (double acting).
3. Klasifikasi berdasarkan susunan silinder (untuk kompresor torak) : mendatar,
tegak, bentuk-L, Bentuk-V, bentuk-W, bentuk bintang, lawan berimbang
(balands oposed).
4. Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan : pendinginan air (water coolant)
dan pendinginan udara (air coolant).
5. Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak : langsung, sabuk-V, roda gigi.
6. Klasifikasi berdasarkan penempatannya : permanen (stationary), dapat
dipindah (portable).

Pemilihan kompresor
1. Kriteria pemilihan kompresor:
2. Fungsi dan penggunaan
3. Tekanan isap dan keluar
4. Jenis dan sifat gas
5. Suhu dan kelembaban
6. Kapasitas/debit aliran
7. Peralatan untuk pengaturan kapasitas
8. Kondisi dan tempat instalasi
9. Sistem pendinginan dan pelumasan
10. Jenis dan jumlah kompresor
Pada gambar dibawah ini adalah suatu diagram yang dapat dijadikan pedoman
dalam pemilihan kompresor. Kompresor torak cocok pada tekanan tinggi dan
kapasitas yang relative kecil, sebaliknya kompresor aksial cocok digunakan pada
kapasitas besar dan tekanan yang relatif rendah. Kompresor ulir/sekrup dan
kompresor sentrifugal (radial) berada dalam pilihan kondisi keduanya antara
kompresor torak dan kompresor aksial.

Gambar 1.4 Diagram pemilihan kompresor

III.

PRINSIP KOMPRESI

Contoh nyata dari kompresor jenis perpindahan yang paling umum dan sederhana
adalah pompa ban untuk sepeda atau mobil seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.5.
Cara kerjanya adalah jika torak ditarik ke atas, tekanan dalam silinder di bawah torak
akan menjadi negatip (lebih kecil dan tekanan atmosfir) sehingga udara akan masuk
melalui celah katup isap. Katup mi terbuat dan kulit, dipasang pada torak, yang sekaligus
berfungsi juga sebagai perapat torak. Kemudian jika torak ditekan ke bawah, volume udara
yang terkurung di bawah torak akan mengecil sehingga tekanan akan naik. Katup isap akan
menutup dengan merapatkan celah antara torak dan dinding silinder. Jika torak ditekan
terus, volume akan semakin kecil dan tekanan di dalam silider akan naik melebihi
tekanan di dalam ban. Pada saat tersebut udara akan terdorong masuk ke dalam ban melalui
pentil (yang berfungsi sebagai katup keluar). Maka tekanan di dalam ban akan semakin
bertambah besar.

Gambar 1.5 Prinsip kompresi

Pada kompresor yang sesungguhnya torak tidak digerakkan dengan tangan


melainkan dengan motor melalui poros engkol. Dalam hal ini katup isap dan katup keluar
dipasang pada kepala silinder. Adapun sebagai penyimpan energi dipakai tangki udara.
Tangki ini dapat dipersamakan dengan ban pada pompa ban. Kompresor semacam ini di
mana torak bergerak bolak-balik disebut kompresor bolak-balik.
Pada Gambar 1.6 memperlihatkan diagram hubungan antara tekanan (P) dan
volume (V) pada kompresor satu tingkat. Pada langkah 1-2-3 kurva P-V pada Gambar V.7
menerangkan terjadinya perubahan dari titik 1 bergerak ke titik 2 dengan memampatkan
gas hingga tekanan naik. Pada titik 2 tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan Pd
yang lebih tinggi daripada tekanan di dalam pipa keluar (tangki tekan), sehingga katup
keluar pada kepala silinder akan terbuka. Torak akan terus bergerak ke titik 3 sehingga
gas akan terdorong keluar dengan tekanan sebesar Pd.

Gambar V.7 Diagram P-V kompresor satu tingkat

Pada langkah 3-4-1, titik 3 merupakan titik mati atas dari torak, sehingga pada
silinder masih tersedia volume sisa sebesar Vc dengan tekanan Pd. Idealnya Vc harus sama
dengan nol. Tapi hal ini tidak mungkin dapat dibuat karena dikhawatirkan terjadinya
tabrakan antara kepala torak dengan kepala silinder. Selain itu juga, harus ada lubanglubang laluan pada katup sehingga clearence nol tidak mungkin dibuat. Ketika torak
memulai langkah isapnya, katup isap tidak akan terbuka sebelum sisa gas di atas torak
berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd sampai Ps. Tekanan Ps ini tercapai pada
titik 4. Mulai dari titik 4 sampai titik 1 terjadi pemasukan gas yang disebut proses
pengisapan.
Proses kompresi
Jenis proses kompresi udara atau gas yang terjadi pada kompresor adalah:
Kompresi isothermal
Kompresi adiabatik/ isentropic
Kompresi politropik
Persamaan umum proses kompresi dapat dituliskan seperti berikut :
n

PV = tetap
dimana pada proses kompresi isotermal harga n =1, proses kompresi adiabatik harga n = k,
dan proses kompresi politropik harga n adalah 1 < n < k. Harga k = cp/cv (rasio kalor
jenis) untuk udara = 1,4 dan harga n = 1,1 1,35.
Kompresi isotermal
Jika suatu gas atau udara dikompresikan, maka ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas atau udara. Energi tersebut salah satunya diubah menjadi
energi panas/kalor. Bila proses kompresi dibarengi dengan pendinginan, maka energi panas
atau kalor tidak akan terjadi sehingga temperaturnya tetap terjaga. Kompresi dengan cara
ini disebut kompresi isothermal (suhu/temperatur tetap).

P1V1 P2V2 tetap

Kompresi adiabatik
Bila silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas. Kompresi
semacam ini disebut kompresi adiabatik. Dalam praktiknya, kompresi adiabatik tidak ada
yang sempurna karena isolasi silinder tidak pernah dapat sempurna. Untuk pengecilan
volume yang sama, kompresi adiabatik menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari
kompresi isothermal, sehingga kerja kompresi adiabatik lebih besar dari kerja isothermal.
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar silinder (atau
dimasukkan) sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan dalam proses mi akan dipakai
untuk menaikkan temperatur gas. Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar dari
kompresor dalam proses adiabatik dapat diperoleh secara teoritis dan persamaan berikut:

dimana, Td: Temperatur mutlak gas keluar kompresor (K) T:


Temperatur isap gas masuk kompresor (K)
m: Jumlah tingkat kompresi; m = 1, 2, 3,. (Untuk m > 1, rumus tersebut mencakup
proses pendinginan pada pendingin antara (intercooler), sehingga proses kompresi
keseluruhan dari Ps menjadi Pd bukan proses adiabatik murni).
Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isothermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik, karena
ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya ada
diantara keduanya yang disebut kompresi politropik. Tabel 1.1 memperlihatkan
hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai proses kompresi.

Tabel 1.1 Hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai kompresi

IV.

EFISIENSI DAN DAYA KOMPRESOR

Pada proses kompresor terdapat dua macam efisiensi yang penting, yaitu efisiensi
volumetrik dan efisiensi adiabatik keseluruhan.

Efisiensi volumetris
Perhatikan sebuah kompresor torak dengan diameter silinder D(m), langkah
torak S (m), dan putaran N (rpm) seperti diperlihatkan dalam Gambar 4.1 (a).
Dengan ukuran seperti ini kompresor akan memampatkan volume gas sebesar
2
3
Vs = ( D /4) x S (m ) untuk setiap langkah kompresi yang dikerjakan dalam
setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang dimampatkan per menit
disebut perpindahan torak. Jadi jika poros kompresor mempunyai putaran N
(rpm) maka
2

Perpindahan torak = Vs x N = ( D /4) x S.x N (m /min)

Gambar 4.1 Langkah torak

Persamaan
di atas hanya berlaku untuk kompresor kerja tunggal.
Kompresor ini hanya menggunakan ruang di sisi kiri torak untuk bekerja
memampatkan udara. Pada kompresor torak kerja ganda, pemampatan gas
terjadi bukan hanya pada waktu torak bergerak ke kin, tetapi juga pada waktu
torak bergerak ke kanan, karena ruang di sebelah kanan torak berlaku juga
sebagai kompresor. Luas penampang efektif silinder di sebelah kanan torak
adalah /4(D2 - d2), di mana d (m) adalah diameter batang torak. Dengan
demikian untuk kompresor yang bekerja ganda berlaku rumus sebagai berikut:
2

Perpindahan torak = ( D /4).S.N + /4(D d ).S.N


2

= /4(2D d ).S.N (m /min)

Harga v yang sesungguhnya adalah sedikit lebih kecil dan harga yang
diperoleh dan rumus di atas karena adanya kebocoran melalui cincin torak dan katupkatup,
serta tahanan pada katup-katup. Dalam Gambar 4.2 diperlihatkan pengaruh dan Pd/Ps
pada efisiensi volumetris. Sehubungan dengan hal-hal di atas dapat dimengerti jika
efisiensi volumetris juga tergantung pada faktor-faktor rancangan kompresor seperti bentuk
dan ukuran silinder, serta bentuk, ukuran, dan susunan katup-katup.

Gambar 4.1 Efisiensi volumetris dan perbandingan tekanan

Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi volumetrik :


1. Pengaruh volume sisa.
2. Pengaruh ekspansi gas yang terisap.
3. Perbandingan kompresi.
4. Volume silinder.
5. Kecepatan putar.

Efisiensi adiabatis
Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan
untuk memampatkan gas dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis),
dibagi dengan daya yang sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada
porosnya.
Efisiensi adiabatis dapat dituliskan sebagai berikut:

ad

Lad
Ls

dimana:
Lad = Daya adiabatis teoritis (kW)
Ls = Daya yang masuk pada poros kompresor (kW)

Daya kompresor
Besarnya daya adiabatik teoritis dapat dihitung dengan rumus:

Ps = Tekanan isap tingkat pertama (kgf/m abs)


2
Pd = Tekanan keluar dari tingkat terakhir (kgs/m abs)
3
Qs = Jumlah volume gas yang keluar dari tingkat terakhir (m /mnt),
Dinyatakan pada kondisi tekanan dan temperatur isap
k = Cp/Cv
m = Jumlah tingkat kompresi
Tabel 4.2 menunjukkan harga-harga daya adiabatik teoritis yang diperlukan untuk
mengkompresikan 1 m3/min udara dengan kondisi standar sebagai hasil perhitungan
berdasarkan rumus di atas. Dari tabel terlihat bahwa daya yang diperlukan untuk kompresi
dua tingkat harganya lebih kecil dari pada kompresi satu tingkat. Harga yang lebih rendah
ini diperoleh pada kompresor dua tingkat yang menggunakan pendingin antara
(intercooler) di antara tingkat pertama dan tingkat ke dua. Penggunaan pendingin antara
akan memperkecil kerja kompresi. Jika tidak digunakan pendingin antara, maka daya yang
diperlukan untuk kompresi dua tingkat adalah sama besarnya dengan daya untuk satu
tingkat, pada perbandingan tekanan yang sama.
Sebagai contoh, dari Tabel 4.2 terbaca bahwa untuk kmpresi 1 tingkat sampai 7
kgf/cm (g) atau 8,033 kgf/cm2 abs, diperlukan daya sebesar 4,7074 kW. Daya sebesar
4,7074 kW tersebut juga akan diperlukan untuk kompresi dua tingkat tanpa pendingin
antara. Namun jika digunakan pendingin antara maka daya yang diperlukan menjadi
sebesar 4,0227 kW. Semakin tinggi efisiensi adiabatik keseluruhan sebuah kompresor,
berarti semakin kecil daya poros yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan
kapasitas yang sama.
Selanjutnya, karena harga daya adiabatis teoritis untuk kompresor satu tingkat
berbeda dengan harga untuk kompresor dua tingkat, maka memperbandingkan efisiensi
kompresor harus dilakukan di antara yang sama jumlah tingkatnya. Sebagai kesimpulan
dapat dikemukakan bahwa efisiensi diabatik keseluruhan merupakan petunjuk bagi baik
buruknya performansi dan ekonomi sebuah kompresor. Adapun efisiensi volumetris hanya
merupakan suatu koefisien yang diperlukan oleh perencana kompresor dan tidak penting
artinya bagi pemakai.

Tabel 4.2 Daya yang diperlukan untuk kompresi adiabatis teoritis

V.

PEMASANGAN DAN OPERASI KOMPRESOR

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemasangan dan operasi kompresor:


1. Pemilihan Tempat
- Instalasi harus dipasang dekat dengan tempat yang memerlukan udara tekan
- Didaerah sekitar kompresor tidak boleh ada gas/zat yang mudah terbakar dan meledak
- Pemeliharaan dan pemeriksaan harus dapat dilakukan dengan mudah
- Ruangan harus terang, cukup luas, dan berventilasi baik
- Temperatur ruangan harus lebih rendah dari 40 0 C
- Kompreor harus ditempatkan didalam ruangan ( aman )
2. Kondisi Pengisapan
Pengisapan udara dari atmosfir perlu dijaga dengan baik sesuai petunjuk berikut ini :
- Temperatur udara yang diisap harus dijaga serendah mungkin dan tidak lebih dari
o
40 C
- Kandungan debu disekitar tempat pengisapan harus dapat dijaga sekecil mungkin.
- Udara harus sekering mungkin
3. Instalasi dan Pemipaan
Pondasi
Pondasi harus kuat menahan beban dari kompresor sehingga kompresor dapat berada
tetap ditempatnya dan tidak bergeser atau melesak.
Pemasangan
Sebelum kompresor dipasang, pondasi beton harus dipastikan sudah mengeras
sepenuhnya, dan letak serta ukuran lubang baut harus benar.
Pemipaan
Kompresor pada umumnya dipergunakan instalasi pemipaan sehingga
pemasangan pipa pipa harus cermat dan benar, pemasangan yang tidak benar
dapat menimbulkan retakan atau kerusakan lainnya. Pipa yang diperlukan dalam
instalasi kompresor terdiri dari pipa keluar, pipa pembebas beban, dan pipa
pendinginan.
Kabel Listrik
Pemasangan kabel-kabel listrik harus menggunakan bahan kabel
yang memenuhi standar yang berlaku. Beberapa petunjuk umum dalam instalasi
kabel listrik:
Ukuran dan kapasitas kabel, sekering dan tombol-tombol harus
ditentukan dengan hati- hati. Jika kabel terlalu panjang atau ukurannya terlalu
kecil, dapat terjadi penurunan tegangan yang terlalu besar.
Penggerak Mula
Ada beberapa pilihan sistem penggerak mula (prime mover), untuk
meggerakkan kompresor.
a. Turbin gas untuk penggerak kompresor skala sedang hingga besar
b. Turbin uap dan turbin air untuk penggerak kompresor skala besar
VI.

PERAWATAN KOMPRESOR

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan harian
Setiap hari sebelum dioperasikan, kompresor harus diperiksa menurut
buku manualnya seperti, : pemeriksaan permukaan minyak, pembuang air
pengembun, pengukur tekanan, katup pengatur, tombol tekanan, katup
pengaman, dll.
Pemeriksaan rutin

Kompresor udara harus diperiksa secara periodik, jangka waktu pemeriksaan


rutin bervariasi tergantung pada masing masing produk.
Prosedur pemeriksaan
Setelah pembongkaran, bagian bagian kompresor seperti katup udara,
silinder, Cincin torak dan poros engkol harus diperiksa secara cermat.

GANGGUAN DAN MENGATASINYA


Kompresor tidak banyak mengalami gangguan jika pemeriksaan harian dan rutin
dilaksanakan dengan taratur. Gangguan juga dapat timbul dari perubahan kondisi
kerja atau pemeliharaan yang salah. Penanganan gangguan hendaknya didasarkan atas
analisis dan dilaksanakan secara sistematis
Pembebanan lebih dan pemanasan lebih pada motor
Pemilihan motor
Jika daya yang diperlukan kompresor lebih besar dari pada kemampuan
motor maka motor akan menjadi panas.

Slip pada sabuk, putaran terbalik, dan efek roda gaya yang tak cukup
Sabuk yang slip mengakibatkan putaran kompresor menurun sehingga efek roda
gaya akan berkurang dan momen puntir akan berfluktuasi, selebihnya akan
terjadi panas dan sabuk dapat terbakar

Viskositas minyak pelumas


Jika viskositas minyak terlalu tinggi, tahanan dari bagian bagian yang saling
meluncur pada kompresor akan menjadi besar, sehingga kompresor akan
memerlukan daya lebih besar pada putaran normalnya.

Pengisian lebih (supercharging ) karena pulsasi tekanan


Pulsasi tekanan dapat terjadi dalam pipa-pipa karena pengisapan dan
pengeluaran yang terputus pada kompresor torak. Jika frekuensi pribadi kolom
udara didalam pipa isap bertepatan dengan frekuensi langkah pengisapan torak,
maka terjadi gejala pengisian lebih, yang mana laju volume udara yang
diisap bertambah besar sehingga daya yang diperlukan naik.

Penyumbatan pada saringan isap dan pipa.


Tahanan isap pada saringan ini dapat meningkat jika menjadi kotor oleh
debu atau benda lain yang terperangkap. Akibatnya volume udara yang
diisap akan menurun

Pemanasan lebih pada udara keluar


Kondisi lingkungan dalam ruang kompresor temperatur udara keluar kompresor dapat naik
secara menyolok karena pemanasan udara yang diisap dari keliling kompresor. Biasanya
temperatur udara luar yang boleh diisap dibatasi sampai 40 oC. jika udara yang diisap naik
temperaturnya, maka temperatur udara tekan yang dihasilkan akan naik pula.
Katup pengaman sering terbuka
Katup pengaman yang biasanya dipasang disisi keluar kompresor adalah sebuah

katup pembebas tekanan untuk membatasi tekanan keluar supaya tidak naik jauh dari
tekanan normalnya. Jika tekanan kerja pembebas beban disetel pada harga yang tinggi, maka
tekanan keluar dapat dapat mencapai harga yang tinggi pula diatas normal

Bunyi dan getaran


Kelonggaran yang berlebihan karena keausan
Kelonggaran antara bagian-bagian yang saling meluncur menjadi terlalu besar,
maka dapat terjadi bunyi ketukan didalam kompresor yang berasal dari
pukulan karena kelonggaran pada torak dan silinder, bantalan-bantalan pada pen
torak, pen engkol, dan poros engkol.

Pemasangan dan pelurusan


Getaran yang terjadi dapat dicegah dengan penempatan yang stabil diatas
tanah atau lantai dan pemasangan yang benar

Getaran sabuk dan fluktuasi momen punter


Getaran sabuk terjadi jika fluktuasi tegangan sabuk yang berputar menjadi
berlebihan karena fluktuasi momen puntir kompresor. Untuk mencegahnya
harus dipergunakan roda gaya yang cukup besar guna mengurangi fluktuasi
momen puntir, atau tegangan sabuk ditambah secukupnya untuk mengurangi
perbandingan fluktuasi tegangan sabuk

Getaran pipa
Untuk mencegah getaran pada pipa, resonansi getaran kolom udara maupun
resonansi getaran mekanis struktur pipa harus dihindari. Getaran struktur dapat
dicegah dengan memperkuat atau menambah jumlah tumpuan pipa.

Korosi
Korosi dapat timbul menurut berbagai kondisi seperti berikut ini :
- Kandungan bahan korosif dalam udara isap
- Permbesan air laut
- Minyak pelumas yang memburuk
- Pemburukan minyak dalam bahan tembaga
- Hal khusus ( contoh sabuk V )

Gambar 6.1 Diagram strategi perawatan

Perawatan terjadwal merupakan strategi perawatan dengan tujuan mencegah


terjadinya kerusakan lebih lanjut yang dilakukan secara periodik dalam rentang waktu
tertentu. Strategi perawatan ini disebut juga sebagai perawatan berdasarkan waktu
atau time based maintenance.
Perawatan prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan yang mana
perawatannya didasarkan atas kondisi mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin
dilakukan pemeriksaan atau monitoring secara rutin. Jika terdapat tanda gejala kerusakan
segera diadakan tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Jika tidak
terdapat gejala kerusakan monitoring terus dilanjutkan supaya jika terjadi gejala
kerusakan segera diketahui sedini mungkin. Perawatan prediktif disebut juga sebagai
perawatan berdasarkan kondisi atau condition based maintenance, disebut juga sebagai
monitoring kondisi mesin atau machinery condition monitoring.

You might also like