You are on page 1of 22

ANALISA KINERJA KEUANGAN PT JAYA MULYA

Prosedur analisis
1. Riview data laporan
Meliputi:
Riview neraca
Review lapoaran Rugi/Laba
Review trend linier
2. Menghitung
Meliputi:
Perhitungan ratio aktifitas
Perhitungan ratio profitabilitas
3. Membandingkan atau mengukur
Meliputi:
Perbandingan time series
4. Menginterpretasi
Meliputi:
Interpretasi ratio aktifitas dan profitabilitas
Interpretasi sumber dan penggunaan modal
Interpretasi laba kotor
Interpretasi titik impas
5. Solusi
Meliputi:
Penelaahan kinerja keuangan

REVIEW:

PT. JAYA MULYA


NERACA
AKTIVA
Aktiva Lancar :
Kas
Piutang dagang
Persediaan barang
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap:
Pabrik
Cadangan penyusutan
Aktiva lain lain :

Desember 2013

Desember 2014

Naik Turun

Rp. 1.050.000,00
Rp. 9.600.000,00
Rp.11.700.000,00
Rp.22.350.000,00

Rp. 1.650.000,00
Rp.12.000.000,00
Rp.13.500.000,00
Rp.27.150.000,00

600.000
2.400.000
1.800.000
4.800.000

Rp.19.000.000,00
(RP. 1.000.000,00)

Rp.21.900.000,00
(Rp. 1.550.000,00)

2.900.000
550.000

Rp. 3.000.000,00
Rp.
150.000,00
Rp.43.500.000,00

Rp. 3.000.000,00
Rp. 450.000,00
Rp.51.000.000,00

300.000
7.500.000

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

1.800.000
600.000
-1.700.000
-150.000
550.000

Intangible
Aktiva lainnya
Jumlah Aktiva
PASSIVA

4.350.000,00
1.050.000,00
2.750.000,00
450.000,00
8.600.000,00

6.150.000,00
1.650.000,00
1.050.000,00
300.000,00
9.150.000,00

Pasiva Lancar :
Hutang dagang
Upah dan bunga akan dibayar
Hutang pajak
Hutang lancar lainnya
Jumlah passiva lancar

Rp. 9.000.000,00

Rp. 9.000.000,00

Rp. 10.000.000,00
Rp. 8.300.000,00
Rp 7.600.000,00
Rp.43.500.000,00

Rp.21.000.000,00
Rp. 7.800.000,00
Rp. 4.050.000,00
Rp.51.000.000,00

11.000.000
-500.000
-3.550.000
7.500.000

Passiva jangka panjang


5% obligasi
Modal
Modal saham
Perbedaan kurs
Laba ditahan
Jumlah Passiva

PT. JAYA MULYA


LAPORAN RUGI/LABA

Desember 2013

Desember 2014

Naik Turun

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto
Biaya Penjualan,administrasi dan

Rp.30.900.000,00
Rp.19.800.000,00
Rp.11.100.000,00
Rp. 9.000.000,00

Rp.36.450.000,00
Rp.22.800.000,00
Rp.13.650.000,00
Rp.10.500.000,00

5.550.000
3.000.000
2.550.000
1.500.000

umum
Keuntungan usaha
Pajak perseroan
Keuntungan neto setelah pajak

Rp. 2.100.000,00
Rp.
450.000,00
Rp. 1.650.000,00

Rp. 3.150.000,00
Rp. 1.050.000,00
Rp. 2.100.000,00

1.050.000
600.000
450.000

MENGHITUNG:

ANALISA RATIO
Tahun 2013

Tahun 2014
Analisa Ratio Aktivitas

1. Inventory turn over / Tingkat


perputaran persediaan

Inventory turn over / Tingkat


perputaran persediaan

harga pokok barang yang dijual


persediaan ratarata
2
=

harga pokok barang yang dijual


persediaan ratarata
2
=

Rp .19.800 .000,00
Rp .22.800 .000,00
Rp.13 .500 .000,00+ Rp .11.700 .000,00 Rp.13 .500 .000,00+ Rp .11.700 .000,00
2
2

=
=

Rp . 19.800.000,00
12.600 .000,00
1,57 kali

=
=

Rp .22.800 .000,00
12.600 .000,00
1,81 kali

Inventory turnover adlah sebesar


Inventory turnover adlah sebesar
1,57 kali menunjukan bahwa dana
1,81 kali menunjukan bahwa dana
yang tertanam dalam persediaan
yang tertanam dalam persediaan
berputar sebanyak 1,57 kali setahun.
berputar sebanyak 1,81 kali setahun.

2. Average age of inventory / Umur


rata-rata persediaan

Average age of inventory / Umur


rata-rata persediaan

ratarata persdiaan
2
x 360
harga pokok barang yang dijual

ratarata persdiaan
2
x 360
harga pokok barang yang dijual
Rp.13 .500 .000,00+ Rp .11.700 .000,00
2
x 360
Rp .22.800 .000,00

Rp.13 .500 .000,00+ R


p .11.700 .000,00
2
x 360
Rp .22.800 .000,00

Rp .12 .600.000,00
Rp .19 .800.000,00

=
=

0,636 x 360
229 hari

x 360

Jadi, rata-rata persediaan berada di


gudang adalah selama 198 hari.

Rp .12.600 .000,00
Rp .22.800 .000,00

=
=

0,55 x 360
198 hari

x 360

Jadi, rata-rata persediaan berada di


gudang adalah selama 198 hari.

Analisa Ratio Profitabilitas


a. Gross profit margin
laba kotor
penjualan

Gross profit margin


laba kotor
penjualan

x 100%

Rp . 11.100 .00 0,00


30.900 .000,00

x 100%

x 100%

Rp .13 .650.000,00
36.450 .000,00

0,3592 x 100%

0,3745 x 100%

35,92

37,45

Jadi, laba kotor adalah sebesar


35,92% dari volume penjualan.
b. Net profit margin

x 100%

Jadi, laba kotor adalah sebesar


37,45% dari volume penjualan.

Net profit margin

laba bersih sesudah pajak


penjualan

laba bersih sesudah pajak


penjualan

Rp . 1.650.000,00
Rp . 30.900.000,00

= 0,0534 atau 5,34 %

= 0,0576 atau 5,76%

Laba bersih sesudah pajak yang


dicapai adalah sebesar 5,34 % dari
volume penjualan.
c. Total aset turnover

Rp .2 .100.000,00
Rp .36 .450 .000,00

Laba bersih sesudah pajak yang


dicapai adalah sebesar 5,76% dari
volume penjualan.
Total aset turnover

penjualan
total aktiva

penjualan
total aktiva

Rp .30 .900 .000,00


= Rp . 43.500 .000,00

Rp .36 .450 .000,00


= Rp .51 .000.000,00

= 0,7103 atau 71,03%

= 0,7147 atau 71,47%

Bahwa penjualan yang dihasilkan


hanya sebesar 71,03% dari total
aktiva.

d. Return on asset /ROI

Bahwa penjualan yang dihasilkan


hanya sebesar 71,47% dari total
aktiva.

Return on asset/ROI

laba bersih sesudah pajak


total aktiva

Rp . 1.650.000,00
Rp .43 .500.000,00

= 0,0379 atau 3,79%


Penghasilan bersih yang diperoleh
adalah sebesar 3,79% dari total
aktiva.

laba bersih sesudah pajak


total aktiva

Rp .2.100 .000,00
Rp .51.000 .000,00

= 0,0411 atau 4,11%


Penghasilan bersih yang diperoleh
adalah sebesar 4,11% dari total
aktiva.

e. ROE

ROE

laba bersih sesudah pajak


modal sendiri

Rp .1 .650.000,00
Rp .10 .000.000,00

laba bersih sesudah pajak


modal sendiri

= 0,165 atau 16,50%

Rp .2.100 .000,00
Rp .21.000 .000,00

= 0,1 atau 10%

Ratio sebesar 16,50% menunjukan


Ratio sebesar 10% menunjukan
bahwa tingkat return yang diperoleh
bahwa tingkat return yang diperoleh
pemilik perusahaan atas modal yang
pemilik perusahaan atas modal yang
diinvestasikan adalah sebesar
diinvestasikan adalah sebesar 10%.
16,50%.
Analisa Ratio Solvabilitas
1. Debt ratio atau ratio total utang
total utang
total aktiva
Rp .8 .600.000,00
Rp .43 .500.000,00
0,1977 atau 19,77

Debt ratio atau ratio total utang


totalutang
total aktiva
Rp .9 .150.000,00
Rp .51.000 .000,00
0,1794 atau 17,94

17,94% total aktiva dibiayai utang.

17,94% total aktiva dibiayai utang.

2. The debt equity ratio atau rati utang


jangka panjang dengan modal
sendiri

The debt equity ratio atau rati utang


jangka panjang dengan modal
sendiri

utang jangka panjang


modal sendiri

utang jangka panjang


modal sendiri

Rp .9 .000.000,00
= Rp .10 .000.000,00

Rp .9 .000.000,00
= Rp .21.000 .000,00

= 0,9 atau 9 %

= 0,4286 atau 42,86%

MEMBANDINGKAN
Analisa Ratio Aktivitas
Objek
Tingkat
Perputaran

Perhitungan

2013

2014

Naik/Turun

1,57x

1,81x

Naik

Ratarata Persediaan X 360 229,09


Harga Pokok Barang yang Dijualhari

198,95
hari

Turun

Penjualan Kredit Per Tahun


Ratarata Piutang

2,86

3,38

Naik

Ratarata Piutang X 360


Penjualan Kredit Per Tahun

125,83

106,67

Turun

2013

2014

Naik/Turun

Laba Kotor
Penjualan

35,92%

37,45%

Naik

laba bersih sesudah pajak


penjualan

5,34%

5,76%

Naik

penjualan
total aktiva

71,03%

71,47%

Naik

Harga Poko barang yang dijual


Persedian ratarata

Persediaan
Umur Ratarata
Persediaan
Tingkat
Perputaran
Piutang
Umur Ratarata Piutang

Analisis Rasio Frofitabilitas


Objek

Gross profit
Margin
Net Profit
Margin
Total Assets
Turnover

Perhitungan

ROI

Laba Bersih Sesudah Pajak


Total Aktiva

3,79%

4,12%

Naik

ROE

Laba Bersih Sesudah Pajak


Modal Sendiri

16,50%

10,00%

Turun

INTERPRETASI

Objek
Profitabilitas :
Gross Profit Margin

Keterangan
Naik

Analisis
Pada perhitung ini pengalami
kenaikan sebesar 1,53%.
Akbat dari penjualan yang
naik yang semula
Rp.30.900.000,00
menjadi Rp.36.450.000,00

dan ini akan berdampak pada


Laba kotor perusahaan ikut
Net Profit Margin

Naik

mengalami kenaikan
Pada perhitungan ini
mengalami kenaikan sebesar
0,42%, karena laba bersih
sudah pajak naik dari yang

semula Rp.

1.650.000,00menjadi

Rp. 2.100.000,00

walau dalam

indikasinya beban pajak


meningkat namun hal ini
ditutupi dengan kenaikan
Total Assets

Naik

penjualan yang lebih besar


Pada perhitungan ini
mengalami kenaikan sebessar

Turnover

0,44%, karena perusahaan yg


mengalami perkembangan
dalan peningkatan
penjualannya yang diikuti
dengan pertambahan total
ROI

Naik

aktiva yang dimiliki


Pada Perhitungan ini
mengalami kenaikan sebesar
0.33%, hasil ini dikarenakan
laba bersih sesudah pajak
naik dari semula sebesar Rp.
2.100.000,00menjadi Rp.
2.100.000,00,

sedangkan total

aktiva yang dimiliki tetap


ROE

Turun

yaitu sebesar 4.200


Pada perhitungan ini
mengalami penurunan
sebesar 6,50%, hal ini
dikarenakan pemilik
perusahaan menambahkan
modal sahamnya lebih dari
100% guna mengimbangi
kenaikan beban pajak yang
meningkat lebih dari 100%
dan penambahan aktiva yang

ada.
Aktivitas :
Inventory Turnover

Naik

Perhitungan ini mengalami


kenaikan sebesar 0,04 kali,
hasil ini dikarenakan harga
poko penjualan yang ikut
naik karena volume
penjualan yang naik
sedangkan rata-rata

Umur Rata-rata

Turun

persediaan tetap jumlahnya


Pada perhitungan ini
mengalami penurunan selama

Persediaan

30 Hari, dikarenakan ratarata persediaan tetap sebesar


Rp 12.600.000,00 sedangkan
harga pokok penjualan
Tingkat Perputaran

Naik

mengalami kenaikan.
Perhitungan ini mengalami
kenaikan sebesar 0,52 kali

Piutang

,dikarenakan volume
Penjualan yang menurun
yang ikut mengalami
Umur Rata-rata
Piutang

Turun

kenaikan
Pada perhitungan ini
mengalami penurunan
sebesar 20 Hari dikarenakan
rata-rata piutang yang tetap,
sedangkan volume penjualan
meningkat

INTERPRETASI SUMBER dan PENGGUNAAN MODAL KERJA


Sumber Modal kerja

AKTIVA
Aktiva Lancar :

Kas

Piutang dagang

Persediaan
barang
Jumlah Aktiva Lancar
Pasiva Lancar :

Hutang dagang
Upah dan bunga

akan dibayar
Hutang pajak
Hutang lancar

Desember 2013

Desember 2014

Naik

Rp. 1.050.000,00
Rp. 9.600.000,00
Rp.11.700.000,00
Rp.22.350.000,00

Rp. 1.650.000,00
Rp.12.000.000,00
Rp.13.500.000,00
Rp.27.150.000,00

600.000
2.400.000
1.800.000
4.800.000

Rp. 4.350.000,00
Rp. 1.050.000,00

Rp. 6.150.000,00
Rp. 1.650.000,00

Rp. 2.750.000,00
Rp. 450.000,00

Rp. 1.050.000,00
Rp. 300.000,00

Rp. 8.600.000,00

Rp. 9.150.000,00

Turun

1.800.000
600.000

2.400.000

1.700.000
150.000
1.850.000

7.200.000

1.850.000

lainnya
Jumlah passiva lancar

Jumlah
Modal Kerja Naik
Jumlah

5.350.000
7.200.000

7.200.000

Penggunaan Sumber Modal Kerja :


1)

Hasil Operasi : Laba ditahan

Rp. -3.550.000

Depresiasi

Rp. 550.000

Aktiva Lainnya

Rp. 300.000

----------------- +
Rp. -3.050.000
2)

Modal Saham

3)

Perbedaan kurs

Rp. 11.000.000
RP. -500.000
----------------- +
Rp.7.800.000

Penggunaan Modal Kerja


1) Pembelian persediaan

Rp. 1.800,000

2) Hutang Dagang

Rp. 1.800.000

3) Pembayaran Gaji

Rp.

4) Pembayaran Hutang pajak

Rp. -1.700.000

5) Pembayaran Hutang Lancar

600.000
Rp. 150,000
------------------ +
Rp.2.450,000
--------------- -

Kenaikan Modal Kerja

Rp. 5.350.000

Dari laporan diatas maka PT JAYA MULYA mendapatkan kenaikan modal kerja
pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.350.000 dimana sumbernya berasal dari hasil operasi dan
modal saham.
Laporan modal kerja akan bertambah apabila aktiva lancar bertambah yang
diimbangi atau dibarengi dengan perubahan dalam sector atau pos tidak lancar (non
current account). Tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya
atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan misalnya penggunaan
aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar.
Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan 2 masalah keputusan yang
mendasar pada perusahaan :

Penentuan jumlah optimal investasi

yang dilikuidkan dan digunakan dalam

aktiva lancar

Penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan utang lancar dan utang
jangka panjang untuk mendukung investasi dalam modal kerja.

INTERPRETASI LABA KOTOR


PERENCANAAN LABA KOTOR
Sebelum melakukan perencanaan laba kotor, supaya sasaran perusahaan
untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan tepat, maka
dilakukan peramalan terlebih dahulu dengan menggunakan teknik Exponential
Smoothing.
Data-data penjualan:
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Penjualan
(jutaan)
Rp.15.500.000
Rp.18.550.000
Rp. 20.100.000
Rp. 25.000.000
Rp. 30.900.000
Rp. 36.450.000

Moving Average 3
tahun

Selisih

Rp. 18.050.000
Rp. 21.216.666
Rp. 25.333.333
Rp. 30.783.333

Rp. 6.950.000
Rp. 9.683.334
Rp. 11.116.667
Rp. 27.750.000

Selisih rata-rata Rp. 27.750.000 : 3 = Rp. 9.250.000


Ramalan penjualan tahun ke 2015
= Rp. 30.783.333 + Rp. 9.250.000
= Rp. 40.033.333 dibulatkan menjadi Rp. 40.000.000
Dari hasil peramalan diatas dengan menggunakan teknik Exponential
smoothing PT JAYA MULYA mempunyai target penjualan untuk tahun 2015
sebesar Rp. 40.000.000, maka PT JAYA MULYA melakukan perrencanaan laba
kotor sebagai berikut.
Berikut ini bujet laba kotor PT JAYA MULYA untuk beberapa produk per unit :
Jenis produk
A
B

Harga jual unit


Rp.2.200
Rp.2.600

Harga pokok unit


Rp.1.300
Rp.1.400

Laba kotor unit


Rp. 900
Rp.1.200

Rp.3.200

Rp.1.700

Rp.1.500

Berikut ini bujet laba kotor PT JAYA MULYA unutk beberapa produk secara
total :
Jenis produk
A
B
C

Jumlah unit yang


dijual
5.000
5.000
5.000

Laba kotor unit


Rp. 900
Rp.1.200
Rp.1.500

Laba kotor
keseluruhan
Rp. 4.500.000
Rp. 6.000.000
Rp. 7.500.000

Penjualan dan harga pokok penjualan secraa keseluruhan dapat digambarkan


sebagai berikut :

Jenis produk

Total penjualan

A
B
C
Jumlah

Rp. 11.000.000
Rp. 13.000.000
Rp. 16.000.000
Rp. 40.000.000

Harga pokok
penjualan
Rp. 6.500.000
Rp. 7.000.000
Rp. 8.500.000
Rp. 22.000.000

Laba kotor
keseluruhan
Rp. 4.500.000
Rp. 6.000.000
Rp. 7.500.000
Rp. 18.000.000

REALISASI LABA KOTOR


Bujet yang telah disusun dalam perencanaan laba kotor di atas akan di
realisasikan dengan yang sesungguhnya yang telah dicapai dalam periode
tersebut. Berikut ini adalah realisasi harga jual, harga pokok penjualan, dan laba
kotor per unit untuk masing-masing produk :
Jenis produk
A
B
C

Harga jual unit


Rp.2.000
Rp.2.700
Rp.3.000

Harga pokok unit


Rp.1.000
Rp.1.300
Rp.1.500

Laba kotor unit


Rp.1.000
Rp.1.400
Rp.1.500

Berikut ini adalah bujet laba kotor PT JAYA MULYA untuk beberapa produk
secara total :
Jenis produk
A
B
C

Jumlah unit yang


dijual
5.500
5.300
5.700

Laba kotor unit


Rp.1.000
Rp.1.400
Rp.1.500

Laba kotor
keseluruhan
Rp.5.500.000
Rp.7.420.000
Rp.8.550.000

Penjualan dan harga pokok penjualan secara keseluruhan dapat digamparkan


sebagai berikut :
Jenis produk

Total penjualan

A
B
C
Jumlah

Rp.11.000.000
Rp.14.310.000
Rp.17.100.000
Rp.42.410.000

Harga pokok
penjualan
Rp. 5.500.000
Rp. 6.890.000
Rp. 8.550.000
Rp.20.940.000

Laba kotor
keseluruhan
Rp. 5.500.000
Rp. 7.420.000
Rp. 8.550.000
Rp. 21.470.000

Dari hasil realisasi penjualan ini dapat dilihat perbedaaan dengan anggaran yang
telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut :
PT JAYA MULYA
Laporan Perubahan Dalam Penjualan, HPP, dan Laba Kotor
Tahun 2013 dan 2014
Tahun
Target
Realisasi
Kenaikan

Penjualan
Rp. 40.000.000
Rp. 42.410.000
Rp. 2.410.000

HPP
Rp. 22.000.000
Rp. 20.940.000
Rp. 1.060.000

Laba kotor
Rp. 18.000.000
Rp. 21.470.000
Rp. 3.470.000

Setelah melihat perbandingan antara perencanaan laba kotor dengan laba


kotor yang sesungguhnya, perusahaan mendapatkan laba kotor lebih dari yang
ditargetkan hal ini disebabkan oleh adanya penurunan harga pokok penjualan dan
tingkat penjualannya melebihi tingkat penjualan yang ditargetkan.

INTERPRETASI TITIK IMPAS


Analisis Titik Impas
Perincian masing-masing biaya sebagai berikut :
1. Biaya tetap
Biaya pabrik
Biaya cadangan penyusutan
Biaya adm dan umum

2. Biaya variabel
Biaya upah dan bunga akan dibayar

Kapasitas produk

: 16.500 unit

Harga jual perunit

: Rp 2.566

: Rp. 21.900.000
: (Rp. 1.500.000)
: Rp. 10.500.000
Rp. 30.900.000

Rp.

1.650.000

biaya
-

Kapasitas produk didapat dari jumlah keseluruhan, jumlah unit yang


dijual
Harga jual perunit didapat dari rata-rata harga jual perunit

Total penjualan = 16.500 unit x Rp. 2.566


= Rp. 42.339.000
Biaya tetap unit =

biaya tetap
Kapasitas produk
= Rp. 30.900.000
16500
= Rp 1.872 / unit

Biaya variabel unit = biaya variabel


Kapasitas produk
= Rp. 1.650.000
16.500
= Rp. 100 / unit
Ringkasan budjuet laba rugi adalah sebagai berikut :
Total penjualan = 16.500 unit x Rp.2.566

Rp. 42.339.000

Total biaya variabel

Rp. 1.650.000

Marginal income

Rp. 40.689.000

Total biaya tetap

Rp. 30.900.000

Laba

Rp. 9.789.000

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :


BEP (unit) =

Rp. 30.900.000
Rp. 2.566 Rp. 100
= 12530,414 unit

Kemudian mencari BEP dalam rupiah adlah sebagai berikut :


BEP (rupiah) = Rp. 30.900.000
1.650 .000
1
42.339 .000
= Rp. 32153041,076

Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = unit BEP x harga jual unit

BEP = 12530,414 unit x Rp. 2.566 = Rp. 32.153.042

Jumlah
unit
penjualan
8500
9500
10500
11500
12530,414
13500
14500
15500
16500

Jumlah
rupiah
penjualan
21811000
24377000
26943000
29509000
32153041
34641000
37207000
39773000
42339000

Biaya
Tetap
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000

Biaya
Variabel
850000
950000
1050000
1150000
1253041
1350000
1450000
1550000
1650000

Total
Biaya
31750000
31850000
31950000
32050000
32153041
32250000
32350000
32450000
32550000

Laba
(Rugi)
-9939000
-7473000
-5007000
-2541000
0
2391000
4857000
7323000
9789000

32550000

Penjualan

Biaya Variabel

32.153.041
30.900.000

Total Biaya

Titik Impas

Biaya Tetap

16500000

SOLUSI
Dalam masalah perusahaan Jaya Mulya dari konsep analisis kinerja keuangan
dengan berdasar kepada teknik:
a. Teknik analisis perbandingan keuangan melalui analisiatio aktifitas dan
profitabilitas
b. Teknik analisis sumber dan penggunaan modal kerja
c. Teknik analisis perubahan laba kotor
d. Teknik analisis titik impas atau break even point
Dapat diketahui bahwa secara garis besar perusahaan jaya memiliki tingkatkinerja
keuangan yang sehat hal ini di karenakan dalam:
a. perbandingan keuangan melalui analisiatio aktifitas dan
profitabilitasperusahaan jaya mulya secara aktifitasnya berjalan lancar
dengan tingkat profit yang stabil

b. sumber dan penggunaan modal kerja dari laporan tersebut PT JAYA MULYA
mendapatkan kenaikan modal kerja pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.350.000
dimana sumbernya berasal dari hasil operasi dan modal saham.
Laporan modal kerja akan bertambah apabila aktiva lancar bertambah
yang diimbangi atau dibarengi dengan perubahan dalam sector atau pos tidak
lancar (non current account). Tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti
dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh
perusahaan misalnya penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar
hutang lancar.
Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan 2 masalah keputusan
yang mendasar pada perusahaan :

Penentuan jumlah optimal investasi

yang dilikuidkan dan digunakan dalam

aktiva lancar

Penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan utang lancar dan utang
jangka panjang untuk mendukung investasi dalam modal kerja.

c. analisis perubahan laba kotor


PT JAYA MULYA
Laporan Perubahan Dalam Penjualan, HPP, dan Laba Kotor
Tahun 2013 dan 2014
Tahun
Target
Realisasi
Kenaikan

Penjualan
Rp. 40.000.000
Rp. 42.410.000
Rp. 2.410.000

HPP
Rp. 22.000.000
Rp. 20.940.000
Rp. 1.060.000

Laba kotor
Rp. 18.000.000
Rp. 21.470.000
Rp. 3.470.000

Setelah melihat perbandingan antara perencanaan laba kotor dengan laba


kotor yang sesungguhnya, perusahaan mendapatkan laba kotor lebih dari
yang ditargetkan hal ini disebabkan oleh adanya penurunan harga pokok
penjualan dan tingkat penjualannya melebihi tingkat penjualan yang
ditargetkan
d. analisis titik impas atau break even point

perusahaan jaya mulya berada dalam keadaan yang stabil dengan tingkat
laba yang mengalami peningkatan dan tingkat biaya yang dapat terpenuhi
oleh penjualan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Jumlah
unit
penjualan
8500
9500
10500
11500
12530,414
13500
14500
15500
16500

Jumlah
rupiah
penjualan
21811000
24377000
26943000
29509000
32153041
34641000
37207000
39773000
42339000

Biaya
Tetap
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000
30900000

Biaya
Variabel
850000
950000
1050000
1150000
1253041
1350000
1450000
1550000
1650000

Total
Biaya
31750000
31850000
31950000
32050000
32153041
32250000
32350000
32450000
32550000

Laba
(Rugi)
-9939000
-7473000
-5007000
-2541000
0
2391000
4857000
7323000
9789000

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam kinerjanya perusahaan jaya


mulya memiliki tingkat kinerja perusahaan yang sehat adapun untuk tindak lanjut
dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan maka perusahaan haruslah lebih
bisa mengefektifkan penggunaan keuangan dengan manajemen penggunaan yang
tepat dan mengefiensikan pembiayaan dalam upaya peningkatan profitabilitas.

You might also like