Professional Documents
Culture Documents
punya Surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai njlimet
hal ini dan itu dahulu semuanya! Kalau benar semua hal ini harus
diselesaikan lebih dulu, sampai njlimet, maka saya tidak akan mengalami
Indonesia Merdeka, Tuan tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita
semuanya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka sampai di lobang
kubur!
Intisari dan esensi: dalam baris ini dapat kita ketahui bahwa terlalu banyak
syarat yang tertulis pada surat tersebut. Bahkan disebut-sebut sampai
njlimet, yang artinya terlalu banyak dan rumit. Maksutnya disini adalah
jangan terlalu banyak perencanaan, tetapi lebih kepada tindakan nyata.
Oleh sebab itu, Soekarno ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk
berpikir menang. Jadi yang ingin ditekankan yaitu Indonesia Merdeka. Di
akhir kata, beliau sempat menyebutkan Indonesia tidak akan merdeka
sampai lobang kubur jika terus-menerus berpikir yang rumit dan terus
berencana tanpa membuat tindakan.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang: Indonesia dewasa ini,
sudah memiliki beberapa perubahan pada pola pikir. Dibuktikan hampir
semua orang melek teknologi. Maksutnya adalah sekarang bukan zaman
nya menunda-nunda tapi sekarang semua orang membutuhkan tindakan
nyata. Jika kita hubungkan dengan Bpk Ahok, maka saya kira begitu
mirip. Keduanya secara jelas membuktikan perkataannya melalui tindakan.
Jadi tidak terus-terusan berpikir secara njlimet tapi berpikir dan bertindak
secara kritis. Jika saat itu terjadi penolakan dan penundaan pasti sampai
sekarang Indonesia belum merdeka. Maka penting untuk selalu berpikir
menang apalagi pada zaman sekarang. Kalau terlalu banyak berpikir maka
tidak ada hasil, yang ada hanya penyesalan.
Baris penting: Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian
diakui oleh satu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama:
merdeka. Tidak perduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak perduli rakyat hebat
ekonominya atau tidak, tidak perduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut
hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada
rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.
Intisari dan esensi: sama hal dengan baris sebelumnya. Baris ini pun membahas
tentang rumitnya merdeka. Padahal menurut Soekarno, merdeka itu hanya dengan
ada rakyat, ada pemerintah dan diakui oleh negara lain. Bahkan kerap kali
Soekarno membandingkan Indonesia dengan negara lainnya pada baris
selanjutnya. Dimana ia ingin menekankan bahwa sesungguhnya merdeka tidak
perlu semua rakyat pintar, tidak perlu semua rakyat dapat membaca. Tetapi lebih
mengacu pada hukum internasional. Karena menurut beliau, masalah lain seperti
rakyat bodoh/tidak bisa membaca/miskin itu dapat terselesaikan seiring
berjalannya waktu. Sedangkan merdeka harus segera dilaksanakan tidak bisa
menunggu.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang: sama halnya pada era Indonesia
saat ini, hukum internasional tersebut lebih sering kita dengar sebagai de facto dan
de jure. De facto berkenaan dengan adanya pemimpin, rakyat, wilayah sedangkan
de jure berkenaan dengan pengakuan dari negara lain. Indonesia baik sekarang
maupun dahulu tetap sama. Tetap kedua elemen dasar tersebut menjadi tonggak
awal berdirinya negara Indonesia. Tak heran hubungan yang terjadi sangat erat
antara kedua hal tesebut.
Baris penting: Karena itu, jikalau Tuan-tuan terima baik, marilah kita
mengambil sebagai dasar negara yang pertama: Kebangsaan Indonesia.
Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan
kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lainlain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu
nationale staat.
Intisari dan esensi: telah terbentuk dasar negara, pada butir pertama yaitu
Kebangsaan Indonesia. Yang berarti Kebangsaan Indonesia yang bulat,
artinya tidak menyudutkan pada bangsa tertentu. Tetapi memandang secara
keseluruhan sebagai suatu bangsa yang utuh. Sehingga beliau ingin
Indonesia dipandang sebagai suatu kebangsaan yang utuh. Yang disebut
sebagai nationale staat.
Baris penting: Justru inilah prinsip saya yang kedua, inilah filosofisch
principe yang nomor dua, yang saya usulkan pada Tuan-tuan, yang boleh
saya
namakan
internasionalisme.
Tetapi
jika
saya
katakan
Baris penting: Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar
mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia
bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu
golongan.
Intisari dan esensi: dilanjutkan pada butir ketiga yaitu dasar mufakat, dasar
perwakilan, dasar permusyawaratan. Yang berarti tidak adanya individualis
terhadap sesama. Tetapi bagaimana dari banyak orang dapat menjadi satu
golongan yaitu kebersamaan. Disini ditegaskan adanya musyawarah dan
mufakat artinya untuk mencapai keputusan bersama sebaiknya dibicarakan
secara musyawarah dan mufakat karena semua orang berhak dalam
mengambil keputusan.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:
Baris penting : Prinsip no. 4 sekarang saya usulkan, prinsip itu yaitu
prinsip kesejahteraan, prinsip: tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia
Merdeka.
Baris penting : Jikalau bangsa Indonesia tidak bersatu dan tidak mentekadmati-matian untuk mencapai merdeka,tidaklah kemerdekaan Indonesia itu
akan menjadi milik bangsa Indonesia buat selama-lamanya, sampai ke
akhir jaman! Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa,
yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad Merdeka, merdeka atau
mati!
Intisari dan esensi:
TUGAS PANCASILA
ANALISIS PIDATO SOEKARNO
Nama : Jenifer
Kelas : J
NIM : 00000011730
ILMU KOMUNIKASI
2016