You are on page 1of 11

Baris penting: berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca Tuan

punya Surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai njlimet
hal ini dan itu dahulu semuanya! Kalau benar semua hal ini harus
diselesaikan lebih dulu, sampai njlimet, maka saya tidak akan mengalami
Indonesia Merdeka, Tuan tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita
semuanya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka sampai di lobang
kubur!
Intisari dan esensi: dalam baris ini dapat kita ketahui bahwa terlalu banyak
syarat yang tertulis pada surat tersebut. Bahkan disebut-sebut sampai
njlimet, yang artinya terlalu banyak dan rumit. Maksutnya disini adalah
jangan terlalu banyak perencanaan, tetapi lebih kepada tindakan nyata.
Oleh sebab itu, Soekarno ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk
berpikir menang. Jadi yang ingin ditekankan yaitu Indonesia Merdeka. Di
akhir kata, beliau sempat menyebutkan Indonesia tidak akan merdeka
sampai lobang kubur jika terus-menerus berpikir yang rumit dan terus
berencana tanpa membuat tindakan.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang: Indonesia dewasa ini,
sudah memiliki beberapa perubahan pada pola pikir. Dibuktikan hampir
semua orang melek teknologi. Maksutnya adalah sekarang bukan zaman
nya menunda-nunda tapi sekarang semua orang membutuhkan tindakan
nyata. Jika kita hubungkan dengan Bpk Ahok, maka saya kira begitu
mirip. Keduanya secara jelas membuktikan perkataannya melalui tindakan.
Jadi tidak terus-terusan berpikir secara njlimet tapi berpikir dan bertindak
secara kritis. Jika saat itu terjadi penolakan dan penundaan pasti sampai
sekarang Indonesia belum merdeka. Maka penting untuk selalu berpikir
menang apalagi pada zaman sekarang. Kalau terlalu banyak berpikir maka
tidak ada hasil, yang ada hanya penyesalan.

Baris penting: Ibaratnya, kemerdekaan saya bandingkan dengan perkawinan. Ada


yang berani kawin, lekas berani kawin, ada yang takut kawin. Ada yang berkata:
Ah, saya belum berani kawin, tunggu dulu gaji Rp. 500.
Intisari dan esensi: Dalam baris tersebut tampak intisarinya dari awal hingga akhir
baris. Yang mana disitu dijelaskan bahwa kemerdekaan di-analogikan sebagai
perkawinan. Ada yang berani kawin tanpa memiliki apapun dan sebaliknya, ada
yang mau kawin menunggu punya ini dan punya itu. Pada hakikatnya, merdeka
adalah sebuah pilihan. Jika masyarakat memilih merdeka maka sama artinya
dengan kawin tanpa memiliki apapun. Yang berarti harus ada resiko yang
ditanggung secara kolektif. Yang terpenting dari kedua hal tersebut adalah tekad
hati yang tulus. Sehingga dalam memikul penderitaan terasa ringan karena
dilakukan bersama-sama secara ikhlas. Merdeka atau Mati? Jika memilih merdeka
maka haruslah yakin akan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang: Masyarakat yang serba instan
saat ini, semakin berani dalam mengambil sebuah keputusan. Seperti yang kita
ketahui, anak remaja pun ada yang sudah menikah padahal kondisi keuangan
belum memungkinkan. Masyarakat dewasa ini, semakin malas untuk berpikir dan
bertindak. Mereka lebih menyukai hal-hal yang instan tanpa memerhitungkan
dampak/efek dari apa yang telah mereka perbuat. Saya berpikir bahwa adanya
kesamaan yang serupa antara zaman dahulu dan zaman sekarang yaitu sama-sama
berpikir cepat. Maksutnya adalah, coba kita analisis. Apakah seorang yang kawin
tidak memerlukan rumah untuk berlindung? Tidaklah mungkin bukan? Bahkan
ironisnya ada yang hanya memiliki tikar berani menikah. Menurut saya keputusan
tersebut sangatlah berani. Jadi menurut saya hubungan kawin dan merdeka
sangatlah dekat. Artinya jangan terlalu banyak berpikir karena lebih baik
bertindak daripada berpikir yang tidak-tidak yang akhirnya memunculkan
ketakutan dan akhirnya berujung pada ketakutan (tidak merdeka/tidak kawin)

Baris penting: Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian
diakui oleh satu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama:
merdeka. Tidak perduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak perduli rakyat hebat
ekonominya atau tidak, tidak perduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut
hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada
rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.
Intisari dan esensi: sama hal dengan baris sebelumnya. Baris ini pun membahas
tentang rumitnya merdeka. Padahal menurut Soekarno, merdeka itu hanya dengan
ada rakyat, ada pemerintah dan diakui oleh negara lain. Bahkan kerap kali
Soekarno membandingkan Indonesia dengan negara lainnya pada baris
selanjutnya. Dimana ia ingin menekankan bahwa sesungguhnya merdeka tidak
perlu semua rakyat pintar, tidak perlu semua rakyat dapat membaca. Tetapi lebih
mengacu pada hukum internasional. Karena menurut beliau, masalah lain seperti
rakyat bodoh/tidak bisa membaca/miskin itu dapat terselesaikan seiring
berjalannya waktu. Sedangkan merdeka harus segera dilaksanakan tidak bisa
menunggu.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang: sama halnya pada era Indonesia
saat ini, hukum internasional tersebut lebih sering kita dengar sebagai de facto dan
de jure. De facto berkenaan dengan adanya pemimpin, rakyat, wilayah sedangkan
de jure berkenaan dengan pengakuan dari negara lain. Indonesia baik sekarang
maupun dahulu tetap sama. Tetap kedua elemen dasar tersebut menjadi tonggak
awal berdirinya negara Indonesia. Tak heran hubungan yang terjadi sangat erat
antara kedua hal tesebut.

Baris penting: Karena itu, jikalau Tuan-tuan terima baik, marilah kita
mengambil sebagai dasar negara yang pertama: Kebangsaan Indonesia.
Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan
kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lainlain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu
nationale staat.
Intisari dan esensi: telah terbentuk dasar negara, pada butir pertama yaitu
Kebangsaan Indonesia. Yang berarti Kebangsaan Indonesia yang bulat,
artinya tidak menyudutkan pada bangsa tertentu. Tetapi memandang secara
keseluruhan sebagai suatu bangsa yang utuh. Sehingga beliau ingin
Indonesia dipandang sebagai suatu kebangsaan yang utuh. Yang disebut
sebagai nationale staat.

Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:

Baris penting: Justru inilah prinsip saya yang kedua, inilah filosofisch
principe yang nomor dua, yang saya usulkan pada Tuan-tuan, yang boleh
saya

namakan

internasionalisme.

Tetapi

jika

saya

katakan

internasionalisme, bukanlah saya bermaksud kosmopolitisme, yang tidak


mau adanya kebangsaan, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada
Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan lainlainnya.
Intisari dan esensi: butir kedua pada pancasila adalah internasionalisme.
Pada hakikatnya internasionalisme berbeda jauh dengan kosmopolitisme.
Karena kosmopolitisme adalah pandangan yang melihat kosmos (seluruh
dunia) sebagai polis (negeri) sendiri sehingga cenderung melupakan
nasionalisme yang sehat dan mengabaikan warisan serta tugas terhadap
bangsanya sendiri. Tetapi Soekarno memandang Indonesia secara utuh
yang ia namakan internasionalisme.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:

Baris penting: Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar
mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia
bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu
golongan.
Intisari dan esensi: dilanjutkan pada butir ketiga yaitu dasar mufakat, dasar
perwakilan, dasar permusyawaratan. Yang berarti tidak adanya individualis
terhadap sesama. Tetapi bagaimana dari banyak orang dapat menjadi satu
golongan yaitu kebersamaan. Disini ditegaskan adanya musyawarah dan
mufakat artinya untuk mencapai keputusan bersama sebaiknya dibicarakan
secara musyawarah dan mufakat karena semua orang berhak dalam
mengambil keputusan.
Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:

Baris penting : Prinsip no. 4 sekarang saya usulkan, prinsip itu yaitu
prinsip kesejahteraan, prinsip: tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia
Merdeka.

Intisari dan esensi: selanjutnya pada butir keempat terdapat kesejahteraan.


Kesejahteraan berarti tidak adanya kemiskinan di dalam Indonesia. Lebih
mengutamakan kesejahteraan bersama. Sehingga menurut saya ini
merupakan prinsip yang sangat baik apalagi untuk mencapai kemerdekaan
yang seutuhnya. Memang prinsip ini merupakan prinsip yang sangat wajib
hukumnya. Karena jika ditinjau dari berbagai aspek, memang semua
mengarah pada kesejahteraan. Sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat
sejahtera artinya bebas dari kemiskinan.

Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang: kesejahteraan yang sama


ketika Indonesia dahulu dan Indonesia sekarang. Artinya kesejahteraan
yang berorientasi pada seluruh rakyat Indonesia cukup dalam hal ekonomi.
Tapi dewasa ini, Indonesia sudah tidak lagi mengutamakan kesejahteraan
rakyat. Dibuktikan dengan banyaknya oknum yang kaya semakin kaya dan
rakyat yang miskin semakin miskin. Atas dasar itu saya menilai nilai
pancasila pada sila ini sudah mengalami pengurangan dalam hal esensi
dasar. Tapi pemerintah sudah banyak mengalami perubahan dan kemajuan
yang signifikan. Buktinya Kartu Jakarta Sehat, dengan itu saya pikir tidak
hanya yang beruang yang mampu ke rumah sakit tetapi semua orang dapat
ke rumah sakit.

Baris penting : Prinsip yang kelima hendaknya: menyusun Indonesia


Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Intisari dan esensi:

Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:

Baris penting : Jikalau bangsa Indonesia tidak bersatu dan tidak mentekadmati-matian untuk mencapai merdeka,tidaklah kemerdekaan Indonesia itu
akan menjadi milik bangsa Indonesia buat selama-lamanya, sampai ke
akhir jaman! Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa,
yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad Merdeka, merdeka atau
mati!
Intisari dan esensi:

Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:

Baris penting : Jangan mengirra bahwa dengan berdirinya Negara


Indonesia Merdeka itu perjuangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya
berkata : Di dalam Indonesia Merdeka itu perjuangan kita harus berjalan
terus, hanya lain sifatnya dengan perjuangan sekarang lain coraknya.

Intisari dan esensi:


Relevansi dengan kehidupan Indonesia sekarang:

TUGAS PANCASILA
ANALISIS PIDATO SOEKARNO

Nama : Jenifer
Kelas : J
NIM : 00000011730

ILMU KOMUNIKASI
2016

You might also like