You are on page 1of 9

PRAKTIKUM 3 TELEKOMUNIKASI 1

RANGKAIAN BAND PASS FILTER

Disusun Oleh:
Nama : Moh. Ali Fauzi
NIM

: 14050514061

Kelas : ELKOM B 2014

S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2016
PERCOBAAN 2
Filter Band-Pass
1.1
Tujuan
Mendemonstrasikan karakteristik dan operasi rangkaian filter band-pass
1.2
Teori Singkat
Rangkaian filter band-pass akan menolak semua sinyal input dari
frekuensi diluar range frekuensi yang diberikan atau yang disebut sebagai
bandwidth, sementara melewatkan semua frekuensi dalam range
bandwidth. Frekuensi dimana tegangan output maksimum dikenal sebagai
resinansi atau frekuensi center. Dalam konfigurasi rangkaian band-pass
pasif, rasio LC yang rendah akan menyediakan band-pass yang lebar
sementara rasio LC yang tinggi menyebabkan respon yang sempit.
Bandwidth dari rangkaian LC seri didefinisikan sebagai frekuensi antara
upper dan lower titik 3 dB. Dalam filter band-pass, karakteristik roll-of
diaplikasikan ke kedua sisi dari frekuensi center.
Analisa transformasi laplace digunakan untuk menentukan jumlah pole
pada filter.
Untuk filter orde ke 2 pada percobaan ini slope mendekati 40 dB per
decade disekitar frekuensi center. Fungsi Transformasi laplace diberikan
oleh persamaan berikut.

vo R
=
vi L

s
R
1
s 2+ s +
L LC

Variasi nilai R, L, atau C akan menghasilkan perubahan pada lokasi pole.


Dengan memodifikasi resistor R akan merubah bandwidth tetapi tidak
pada frekuensi resonansinya. Dengan mengubah kapasitor C2 akan
mengubah frekuensi resonansinya, tetapi tidak merubah bandwidth.
Perubahan nilai induktor L akan mengubah frekuensi resonan dan
bandwith.
Formula yang digunakan:
Bandwidth

BW =

R
2 L

(2.1)

Quality Factor

Q=

f c L 1 L
=
=
BW
R R C

Frekuensi center

(2.2)

1
LC

(2.3)

Desibel

dB=20 logV

1.3
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.4

(2.4)

Alat dan Bahan


Sumber Tegangan AC
Resistor: virtual 1.1 dan 1
Induktor: virtual 33 H
Kapasitor: virtual 2.4 nF
Oscilloscope
Bode Plotter
Prosedur Percobaan
XBP1
IN

OUT

XSC1

Ext Trig
+
_
B

A
+

1
V1

C1
2.4nF

L1
33uH
R1
1.1

1mVrms
600kHz
0
0

Gambar 2.1
a. Menghubungkan setiap komponen seperti pada Gambar 2.1.
b. Menghitung frekuensi resonansi dari rangkaian band-pass serta
memasukkan hasilnya pada Tabel 2.1.
c. Mendouble-click sumber tegangan AC dan masukkan frekuensi
resonansi yang telah dihitung.
d. Mendouble-click Oscilloscope untuk menampilkan hasil output. Lalu
mengatur time base 5 s /Div dan Channel 1 sebesar 200 V/Div. Pilih
autoselect Auto triggering dan DC coupling.
e. Melakukan simulasi serta mengukur output pada frekuensi osilasi. Lalu
mencatat besar amplitudo pada Tabel 2.1.
f. Memasukkan frekuensi tegangan sumber sesuai Tabel 2.2 , dengan
memilih tegangan AC sebagai sumber frekuensi pada tabel 2.1. Hitung
nilai dB sesuai dengan persamaan 2.4. serta menggambar sket
amplitudo terhadap frekuensi untuk setiap data.

g. Mendouble-click Bode Plotter dan memilih Magnitude, LOG, F = 5 dB,


1.3 MHz, I = 60 dB, 200 kHz.
h. Merestart simulasi dan mengestimasikan bandwidth filter dengan mendrag tanda merah ke titik 3 dB sebagai indikasi frekuensi dan nilai dB
pada sisi bawah sebelah kanan dari Bode Plotter.
i. Membandingkan nilai perhitungan teori dan hasil pada tabel 2.1.
1.5

Data Hasil Percobaan


Karena ada kata-kata DC Coupling pada langkah percobaan ke empat
(langkah d), maka hasil saya berdasarkan osiloskop channel 1 yang
menu DC.
Tabel 2.1

Simbol

Hasil
Pengukuran

Hasil
Perhitungan

R=1 , 1

R=1,1

BW

5307,85 Hz

fc

117,26 Hz

0,022
Tabel 2.2
Desibel Gain (dB)

Frekuensi

fc

Amplitudo

Hasil
Ukur

Hasil
Hitung

2,75 nV

-172

-171,2

14,13 nV
145,98 nV
1,989 uV
18,51 uV
46,631 uV
443,52 uV
1,35 mV

-157,819
-137,718
-117,609
-98,795
-87,363
-67,722
-58,150

-156,8
-136,6
-114
-94,6
-86,6
-67
-57,2

117,26
Hz
600 Hz
6 kHz
60 kHz
600 kHz
6 MHz
60 MHz
600 MHz
1.6Analisa

R
1,1
1,1.10
11.10

=
=
=
=5307,85 Hz .
a. BW 2 L 2 ( 3,14 ) 33.106 66 (3,14) 207,24
b.

( 33.106 )
1
1
6
( 33. 10 )=
f c =L=
. L=
LC
( 33. 106 ) ( 2,4.109)
( 33.106 )( 2,4.109 )

f c=

6
6
6
8
( 33.106 )
33. 10
33.10
33. 10 .10
=
=
=
( 79,2. 1015 ) 792.1016 28,142.108 28,142

f c=

33. 10
=117,26 Hz .
28,142

Q=

fc
117,26
=
=0,022.
BW 5307,85

c.

d. Gain (dB) perhitungan:


Saat f=117,26 Hz.

Gain=20 logV =20 log2,75.109=20 (8,56 ) 171,2 dB .


Saat f=600 Hz.

Gain=20 logV =20 log14,13.109=20 (7,84 ) 156,8 dB .


Saat f=6 kHz.

Gain=20 logV =20 log145,9.109=20(6,83)=136,6 dB .


Saat f=60 kHz.
6

Gain=20 logV =20 log1,989.10 =20 (5,7 )=114 dB .


Saat f=600 kHz.
6
Gain=20 logV =20 log18,51.10 =20 (4,73 )=94,6 dB .

Saat f=6 MHz.


6

Gain=20 logV =20 log 46,631.10 =20 (4,33 ) =86,6 dB .


Saat f=60 MHz.
6

Gain=20 logV =20 log 443,52.10 =20 (3,35 )=67 dB .


Saat f=600 MHz.

Gain=20 logV =20 log 1,35.103 =20 (2,86 )=57,2dB .


e. Gain (dB) pengukuran saya dapatkan dengan cara meletakkan
multimeter pada sisi output kemudian mengatur selector multimeter
ke menu dB.
f. Hubungan antara frekuensi dan gain ditunjukkan oleh grafik berikut:

Gain (dB)
200171

157

150

137
117 98

100

87

67

58

50
0
1

1.7Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin besar nilai frekuensi yang diberikan, maka nilai amplitudo
akan semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan nilai amplitudo
yag berangsung-angsur naik dari orde nV menuju ke orde mV.
2. Nilai gain (dB) akan semakin naik seiring dengan bertambahnya
jumlah frekuensi yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan gain yang
semula -171 dB menjadi -58 dB.
3. Hasil dari gain pengukuran dengan hasil gain dari perhitungan
memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh.

1.8Lampiran
Saat f=117,26 Hz.

Saat f=600 Hz.

Saat f=6 kHz.

Saat f=60 kHz.

Saat f=600 kHz.

Saat f=6 MHz.

Saat f=60 MHz.

Saat f=600 MHz.

You might also like