Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Oleh: Sunardi, ST., M.Eng
Disain mesin adalah seni merencanakan dan merancang mesin baru atau yang diperbaiki
untuk menyempurnakan tujuan spesifik sebuah mesin. Sebuah mesin biasanya terdiri dari
banyak bagian elemen mesin yang berbeda yang disusun dan dirakit secara bersamaan
sehingga dapat bekerja dengan baik. Ada beberapa parameter yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan elemen mesin, antara lain:
1.
2.
3.
4.
Tipe pembebanan.
Kinematika elemen mesin yang digunakan.
Sifat material.
Sifat ekonomis, yang meliputi biaya disain, manufaktur, penjualan, instalasi dan layanan
purna jualnya.
1.1. Persamaan Statis
Ketika sebuah partikel/benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, maka gaya luar
yang bekerja pada benda tersebut dalam keadaan setimbang. Persamaan statika memiliki
pengertian bahwa gaya dan momen yang bekerja dalam keadaan setimbang. Jumlah
komponen gaya dari berbagai arah harus sama dengan nol.
1.2. Material Teknik
Persamaan matematika yang digunakan dalam perencanaan mesin diperoleh dengan
mengasumsikan sifat-sifat ideal material di bawah ini:
a. Elastisitas Sempurna. Beban atau gaya yang bekerja pada sebuah benda akan
menyebabkan perubahan bentuk dan ukurannya. Dikatakan elastis sempurna bila beban
yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan, maka dengan segera benda tersebut akan
kembali ke bentuk dan ukuran semula.
b. Homogenitas. Benda dengan homogenitas biasanya memiliki sifat yang sama pada
seluruh luasannya.
c. Isotropik. Material isotropik memiliki sifat elastis yang sama pada semua arah.
Logam bukan merupakan zat homogen, karena kenyataannya logam tersebut terdiri dari
kumpulan kristal yang sangat kecil yang memiliki kekuatan yang tergantung orientasi
terhadap gaya yang bekerja.
1.3. Tegangan Tekan dan Tarik
Jika sebuah batang dipotong normal terhadap sumbunya seperti pada gambar, maka tegangan
rata-rata adalah:
P
=
A
Perubahan panjang total yang disebabkan oleh pembebanan aksial disebut deformasi, .
Deformasi dibagi dengan panjang awal disebut regangan (elongation). Secara matematis
regangan dapat dinyatakan dengan persamaan:
=
l
Kebanyakan material yang digunakan dalam keteknikan menggunakan tegangan dan
regangan yang proporsional yang mengikuti Hukum Hooke;
=E atau=
E
=
Pl
AE
1
=0,4536 kg
2,2046
1
( 9,8066 )=4,448 N
2,2046
1 N =0,2248 lb ( force )
Jawab. Karena pembebanan yang simetris, maka gaya pada kedua batang akan sama,
sehingga:
2 F 1 +F2=5.000
Deformasi yang dihasilkan oleh batang akan sama. Dengan demikian diperoleh persamaan
sebagai berikut:
F l
F l
1= 2 atau 1 1 = 2 2
A1 E1 A 2 E 2
F 1 ( 36 )
F 2 ( 36 )
=
atau 3 F 1=4 F 2
( 0,2 )( 30.000 .000 ) ( 0,3 )( 15.000 .000 )
F1=1.818lb dan F 2=1.364 lb
1.6. Pusat Gravitasi
Sebuah persamaan untuk menentukan pusat gravitasi luasan diperoleh dengan menurunkan
gambar di bawah ini. Jarak dari sumbu x terhadap pusat gravitasi disebut
dan jarak
elemen dA sejajar terhadap sumbu x disebut y. Pusat gravitasi adalah jumlah momen luasan
di sekitar sumbu harus sama dengan nol.
y dA = y dA
( y y ) dA=0 atau y =
A
dA
y=
A 1 y 1+ A 2 y 2 +
A 1+ A 2+
v
d
=v =
r
dx
Deformasi total elemen vd dibagi dengan panjang original dx disebut deformasi atau
regangan, . Berdasarkan Hukum Hooke, = / E , dapat diperoleh:
v
E
= atau = v
E r
r
v 2 dA
E 2
E
EI
v dA= v 2 dA=
r
r
r
disebut sebagai momen inersia atau momen luasan ke dua yanng diberi
simbol I.
Mv
=
I
Pada jarak terjauh v biasanya dilambangkan dengan huruf c, sehingga:
=
Mc
I
3
wx
M = wlx
8
2
EI
d2 y
3
wx2
=M
=
wlx
+
2
8
2
dx
EI
dy 3
wx 3
=
wl x 2+
+C 1
dx 16
6
EIy=
3
wx 4
wl x 3 +
+C 1 x +C 2
48
24
Jika
nilai
C1
Jika
sebesar:
C1 =
wl
48
dan diperoleh
bh3
12
Contoh. Sebuah balok dengan lebar 50 mm dan tebal 75 mm. Jika momen lentur M pada
masing-masing ujung balok 5.000.000 Nmm, tentukan tegangan lenturnya!
Jawab. Momen inersia balok adalah:
3
I=
bh3 ( 50 ) ( 75 )
=
=1.757 .800 mm4
12
12
3
( 5.000.000 ) 75
2
Mc
=
=
=106,7 MPa
I
1.757 .800
( )
Jawab.
a) Jika rib diabaikan:
3
I=
bh3 ( 4,2 )( 1 )
=
=0,35 inch 4
12
12
M=
Pl ( 200 ) ( 60 )
=
=3.000lb .
4
4
3
Mc ( 3.000 ) ( 0,5 )
=
=
=4.290 psi
I
0,35
y=
200 ( 60 )3
Pl 3
=
=0,1714
48 EI 48 ( 15.000 .000 ) ( 0,35 )
y ,
bh3
2
+ A y 2=0,35+ 4,2 ( 0,5324 ) =0,3544 inch 4
12
1,2 ( 0,2 )
bh3
I=
+ A y 2=
+0,24 ( 0,5676 )2=0,0781inch 4
12
12
Jadi momen inersia total adalah I = 0,4325 inch4
3
Mc ( 3.000 ) ( 0,6676 )
=
=
=4.630 psi
I
0,4325
3
y=
200 ( 60 )
Pl 3
=
=0,1387
48 EI 48 ( 15.000 .000 ) ( 0,4325 )
xy
terletak
pada bidang normal dalam arah x, sedangkan tegangan bekerja dalam arah y. Demikian juga
untuk
yx
yang menunjukkan bahwa tegangan dalam bidang tegak lurus terhadap sumbu y,
dan sejajar terhadap sumbu x. Jika elemen dalam kesetimbangan, momen gaya sekitar titik A
ditambahkan akan sama dengan nol. Tegangan dikalikan luasan dan kemudian dengan
momen lengan diperoleh:
xy .dx . dy . h= yx . dx . dy . h=0
xy = yx
G=
E
2 (1+ )
Jika gaya terus ditingkatkan sampai bentuk batang yang lurus berubah tidak stabil, dan
beban aksial kemudian menimbulkan bentuk kurva. Beban terkecil yang menyebabkan
batang berubah bentuk menjadi kurva disebut dengan beban buckling atau beban kritis.
Setelah buckling tegangan akan meningkat sangat cepat. Tegangan lentur dari momen py
akan hadir. Fenomena stabilitas buckling sangat jauh berbeda dengan fenomena lenturan.
Balok dengan beban lateral akan mulai terjadi defleksi segera setelah adanya beban. Dan
defleksi sebanding terhadap besarnya beban. Batang langsing dengan pembebanan kompresi
menunjukkan tidak adanya defleksi lateral hingga tercapai beban kritisnya. Peningkatan
beban kemudian menyebabkan peningkatan defleksi yang besar yang mengiringi terjadinya
kegagalan.
Kolom lurus dengan kedua ujungnya diikat dan dibebani di tengah pusat kolom, maka
beban buckling kritisnya adalah:
Pc =
2 EI
l2
Terkadang kolom tidak lurus sempurna, tetapi sudah bengkok dari awal, maka momen
lenturnya akan semakin besar dan kapasitas beban yang dibawa akan semakin berkurang.
Beban P yang bekerja pada kolom dengan angka keamanan Fs adalah:
2
[ ( )]
P yp A + 1+
ac
P yp A Pc
Pc
+
=0
2
2
Fs
i
( Fs)
Dimana,
yp
: luas penampang
I / A
i adalah jari-jari girasi luas penampang. Karena tegangan tidak proporsional terhadap beban,
maka perlu diberikan faktor keamanan.
P=
P yp
Fs
Jika persamaan ini kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan sebelumnya, maka dapat
diperoleh:
2
P yp yp A + 1+
ac
Pc P yp + yp A Pc =0
2
i
P
ac P c
1+ 2 .
A
i P c P
Contoh. Kolom baja berbentuk bulat padat ditumpu pada kedua ujungnya memiliki panjang
36 inch dan diameter 2,625 inch. Tegangan luluh material 50.000 psi. Bengkokan awal 1/16
inchi. Tentukan kapasitas beban untuk Fs = 4.
Jawab.
Luasan penampang:
4
4
4
d = ( 2,625 ) =2,331inch
64
64
Radius girasi:
2
I d 2 ( 2,625 )
i= = =
=0,431 inch2
A 16
16
2
Beban Euler:
2
2 EI E ( 2,331 )
Pc = 2 =
=532.500 lb
l
(36)2
P2 50.000(5,412)+ 1+
0,0625(1,3125)
P 50.000 ( 5,412 ) (532.500)
532.500 +
=0
0,431
4
42