Professional Documents
Culture Documents
1.
Latar Belakang
3.
Waktu
Peserta
Metode Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi secara langsung kepada peserta,
Waktu
10.00 -10.05
Kegiatan
Memberikan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan
tujuan
penyuluhan
Membagikan brosur materi
Menyampaikan materi
Respon
Peserta menjawab salam
Peserta memahami maksud dan
tujuan penyuluhan
10.20 10.30
10.30 - 10.40
Menyimpulkan materi
10.05 -10.20
4.
Materi Penyuluhan
4.1.
Henti Jantung
Henti jantung ( cardiac death) adalah kematian yang terjadi sebagai akibat dari
hilangnya fungsi jantung secara mendadak. Keadaan ini termasuk permasalahan
kesehatan yang besar dan mengenaskan karena dapat menyerang secara tiba-tiba
serta terjadi pada usia tua maupun muda. Keadaan henti jantung mendadak bisa saja
terjadi pada seseorang dengan ataupun tanpa penyakit jantung sebelumnya.
Cardiac Arrest merupakan penghentian normal sirkulasi dari darah akibat
kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif,dan jika hal ini tak terduga
dapat disebut serangan jantung mendadak serta dapat pula dijelaskan dengan suatu
keadaan darurat medis dengan tidak ada atau tidak adekuatnya kontraksi ventrikel
kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan kegagalan sirkulasi.
4.1.1
Epidemiologi
Berdasarkan surat kematian kematian jantung mendadak rekening sekitar 15%
dari semua kematian di negara-negara Barat(330.000 per tahun di Amerika Serikat).
Risiko seumur hidup adalah tiga kali lebih besar pada laki-laki (12,3%)
dibandingkan perempuan (4,2%) berdasarkan analisis Framingham Heart Study.
Namun perbedaan gender ini menghilang melampaui usia 85 tahun.
4.1.2
Etiologi
Penyebab henti jantung yang paling umum adalah gangguan listrik di dalam
jantung. Jantung memiliki sistem konduksi listrik yang mengontrol irama jantung
tetap normal. Masalah dengan sistem konduksi dapat menyebabkan irama jantung
yang abnormal, disebut aritmia. Terdapat banyak tipe dari aritmia, jantung dapat
berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau bahkan dapat berhenti berdetak. Ketika
aritmia terjadi, jantung memompa sedikit atau bahkan tidak ada darah ke dalam
sirkulasi.
Aritmia dicetuskan oleh beberapa faktor, diantaranya: penyakit jantung koroner
yang menyebabkan infark miokard (serangan jantung), stress fisik (perdarahan yang
banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam, sengatan listrik, kekurangan
oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan asma yang berat),
kelainan bawaan yang mempengaruhi jantung, perubahan struktur jantung (akibat
penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac arrest
adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.
Selain itu juga disebabkan adanya komplikasi fibrilasi ventrikel, cardiac
standstill, renjatan dan edema paru, emboli paru (karena adanya penyumbatan
aliran darah paru), aneurisma disekans (karena kehilangan darah intravaskular),
hipoksia dan asidosis (karena adanya gagal jantung atau kegagalan paru berat,
tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, kelebihan dosis obat, kelainan susunan
saraf pusat).
4.1.3
Faktor Risiko
Faktor risiko untuk henti jantung adalah sama dengan yang dilihat dengan penyakit
jantung koroner termasuk: merokok, kurangnya latihan fisik, obesitas, diabetes, dan
sejarah keluarga.
1. Infark miokard akut
Karena fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain, renjatan dan edema
paru.
2. Emboli paru
Karena penyumbatan aliran darah paru
3. Aneurisma disekans
Karena kehilangan darah intravaskuler.
4. Hipoksia, asidosis
Karena gagal jantung/ kegagalan paru berat, tenggelam, aspirasi, penyumbatan
trakea, pneumothoraks, kelebihan dosis obat, kelainan susunan syaraf pusat.
5. Gagal ginjal
Karena hiperkalemia
4.1.4
Stress Fisik
Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi,
diantaranya:
- Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam sengatan
listrik.
- Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan
asma yang berat.
Ada
Kelainan Bawaan
sebuah
kecenderungan
bahwa
aritmia
diturunkan
dalam
keluarga.
Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga ini
mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir
dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk (struktur) jantung
dan dapat meningkatkan kemungkinan terkena cardiac arrest.
Perubahan Struktur Jantung
Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat
menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat
mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran jantung
akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga
dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung.
Obat-obatan
Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain,
digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya
materi yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari
keluarga atau teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak
adanya interaksi obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium
toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis.
Tamponade Jantung
Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga
tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan
kematian.
Tension Pneumothorax
Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara
akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam
paru. Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini
terjadi, jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava
superior) tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.
4.1.5 Mendiagnosis Henti Jantung
Sebuah serangan jantung biasanya didiagnosis klinis oleh tidak adanya denyut
nadi. Dalam banyak kasus kurangnya denyut karotis adalah standar untuk
mendiagnosis serangan jantung, tetapi kurangnya denyutan mungkin akibat kondisi
lain (misalnya shock), atau hanya kesalahan pada bagian penolong. Studi telah
menunjukkan bahwa penolong sering membuat kesalahan ketika memeriksa nadi
karotis dalam keadaan darurat, apakah mereka tenaga profesional kesehatanatau
masyarakat awam.
Karena ketidaktelitian dalam metode diagnosis, beberapa badan-badan seperti
Dewan Resusitasi Eropa (ERC) telah menekankan pentingnya The Resuscitation
Councildan sejalan dengan rekomendasi ERC dan orang-orang dari Organisasi
Harapan Jantung Amrika,menyatakan bahwa teknik ini hanya digunakan oleh
profesional kesehatan dengan pelatihan khusus dan keahlian, dan bahkan kemudian
yang harus dilihat bersama dengan indikator lainnya.
Berbagai metode lain untuk mendeteksi sirkulasi telah diajukan. Panduan
berikut tahun 2000 Komite Hubungan Internasional Resusitasi (ILCOR)
rekomendasi untuk penolong mencari tanda-tanda sirkulasi, tetapi tidak secara
khusus denyut nadi. Tanda-tanda ini termasuk batuk, terengah-engah, warna,
berkedut dan gerakan. Namun dalam menghadapi bukti bahwa panduan ini tidak
efektif, rekomendasi saat ini ILCOR adalah bahwa serangan jantung harus
didiagnosis di seluruh korban yang tidak sadar dan tidak bernapas normal.
Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai ketidak sadaran dan
tak teraba denyut arteri besar :
1) Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi
yang dapat diraba.
2) Aktivitas elektrokardiogram (EKG) mungkin terus berlanjut meskipun tidak
ada kontraksi mekanis, terutama pada asfiksia.
3) Gerakan kabel EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap.
Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai ketidak sadaran dan
tak teraba denyut arteri besar :
1) Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi
yang dapat diraba.
Penatalaksanaan
1. RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas/ henti jantung atau (yang dikenal dengan istilah kematian klinis) ke
fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.
a. Kontraindikasi
Orang yang diketahui berpenyakit terminal dan yang telah secara klinis mati lebih
dari 5 menit.
b. Tahap-tahap resusitasi
Resusitasi jantung paru pada dasarnya dibagi dalam 3 tahap dan pada setiap
tahap dilakukan tindakan-tindakan pokok yang disusun menurut abjad:
1. Pertolongan dasar (basic life support)
- Airway control, yaitu membebaskan jalan nafas agar tetap terbuka dan bersih.
- Breathing support, yaitu mempertahankan ventilasi dan oksigenasi paru secara
adekuat.
- Circulation support, yaitu mempertahankan sirkulasi darah dengan cara memijat
jantung.
2. Pertolongan lanjut (advanced life support)
- Drug & fluid, yaitu pemberian obat-obat dan cairan
- Electrocardiography, yaitu penentuan irama jantung
- Fibrillation treatment, yaitu mengatasi fibrilasi ventrikel
3. pertolongan jangka panjang (prolonged life support)
- Gauging, yaitu memantau dan mengevaluasi resusitasi jantung paru, pemeriksaan
dan penentuan penyebab dasar serta penilaian dapat tidaknya penderita
diselamatkan dan diteruskan pengobatannya.
- Human mentation, yaitu penentuan kerusakan otak dan resusitasi cerebral.
- Intensive care, yaitu perawatan intensif jangka panjang.
Penanganan henti jantung dilakukan untuk membantu menyelamatkan pasien /
mengembalikan fungsi cardiovascular. Adapun prinsip-prinsipnya yaitu sebagai
berikut:
Tahap I :
- Berikan bantuan hidup dasar
- Bebaskan jalan nafas, seterusnya angkat leher / topang dagu.
- Bantuan nafas, mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke alat bantuan nafas Jika
nadi tidak teraba :
Satu penolong : tiup paru kali diselingi kompres dada 30 kali.
Dua penolong : tiup paru setiap 2 kali kompresi dada 30 kali.
Tahap II :
- Bantuan hidup lanjut.
- Jangan hentikan kompresi jantung dan Venulasi paru.
Langkah berikutnya :
- Berikan adrenalin 0,5 1 mg (IV), ulangi dengan dosis yang lebih besar jika
diperlukan. Dapat diberikan Bic Nat 1 mg/kg BB (IV) jika perlu. Jika henti
jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini setiap 10 menit sampai timbul denyut
nadi.
- Pasang monitor EKG, apakah ada fibrilasi, asistol komplek yang aneh : Defibrilasi
: DC Shock.
- Pada fibrilasi ventrikel diberikan obat lodikain / xilokain 1-2 mg/kg BB.
- Jika Asistol berikan vasopresor kaliumklorida 10% 3-5 cc selama 3 menit.
Petugas
IGD
mencatat
hasil
kegiatan
dalam
buku
catatan
pasien.
Pasien yang tidak dapat ditangani di IGD akan di rujuk ke Rumah Sakit yang
mempunyai fasilitas lebih lengkap.
4.2
Henti Napas
Pernapasan yang efektif akan terancaman bila alan napas tersumbat atau
penyempit akibatnya penanganan segera di butuhkan. henti napas terjadi sebagai
komplikasi yang paling serius dari erbagai penyakit pernapasan,syok atau trauma.
penanganan saat ini di tunjukan untuk ventilasi paru-paru pasien secara
artifisial/buatan.
4.2.1
pada saat korban tidak sadar dan berbaring dengan posisi terlentang,inhalasi dari
benda asing atau membengkaknya jaringan sehubungan dengan trauma (di
sengat,luka bakar,dan luka terbakar) atau menelan benda-benda (korosif).
Mati lemas.akibat kantong plastik,bantal atau benda-benda lain.
Kompresi leher.baik dngan cara menggantung maupun mencekik.
Kompres rongga thoraks.dapat terjadi karena jatuh,tertimpa pasir atau
4.2.2
intermiten)
sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga
pucat secara umum dan sianosis
nadi karotis teraba
jika pernapasan buatan tidak segera di mulai,miokardium (otot jantung) akan
kekurangan oksigen yang di ikuti dengan henti napas.
4.2.3
Penatalaksanaan
2.
Berhenti merokok
Apakah ada cara praktis supaya kita dapat mengetahui kondisi/ keadaan jantung
kita? Mohon penjelasannya.
Jawab: ada. Kita bisa melakukan beberapa cara praktis memeriksa jantung kita
diantaranya dengan melakukan:
- Periksa denyut nadi
Cobalah perhatikan irama denyut nadi (temukan dengan cara menempatkan satu
jari di leher atau pergelangan) selama satu menit. Pada beberapa studi, tes ini
menuntun dokter dalam menemukan lebih dari 90 persen kasus gangguan
irama.Jika detakannya begitu tidak teratur sehingga Anda tidak bisa
mengikutinya, cobalah rileks selama satu jam dan periksa lagi, jika masih
belum teratur juga, berkonsultasilah dengan dokter.
-
Dalam studinya, peneliti dari University of North Texas dan beberapa peneliti
Jepang merekrut 526 partisipan antara umur 20 hingga 83 tahun. Partisipan
kemudian mengikuti tes fleksibilitas tubuh sambil diukur tekanan darah, pembuluh
arteri dan aktivitas jantungnya.
Hasilnya, peneliti menemukan korelasi antara tubuh yang tidak fleksibel dengan
pembuluh arteri yang tidak fleksibel, terutama pada partisipan di atas umur 40
tahun. Mereka yang gagal dalam tes fleksibilitas tubuh dan gagal mencapai ujung
jari kaki ternyata memiliki pembuluh darah yang kaku, dan artinya kemampuan
jantung menjadi kurang baik, efisien dan risiko penyakit jantung pun meningkat.
Peneliti Jepang Dr Yamamoto mengatakan, meski teori antara hubungan otot
punggung dan kaki dengan otot di dekat jantung masih samar-samar, tapi dengan
adanya studi ini cukup membantu. Kekakuan otot punggung, kaki dan pembuluh
jantung yang saling berhubungan tersebut dikarenakan komposisi kolagennya yang
sama.
Jika Anda bisa menyentuh jari kaki saat duduk lurus, jantung Anda berarti masih
cukup baik. Tapi jika tidak bisa, mungkin Anda perlu mendatangi kardiolog,
VIII. Penutup
Henti Jantung Mendadak adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya
fungsi jantung secara tiba-tiba dan tidak terduga, diikuti hilangnya kesadaran dan akhirnya
hilangnya kemampuan untuk bernafas. Biasanya hal ini terjadi karena gangguan elektrik
pada jantung yang mempengaruhi kegiatan pemompaan, sehingga menghalangi darah
mengalir ke bagian tubuh lainnya. Henti jantung mendadak adalah suatu kondisi medis
yang darurat karena dapat menyebabkan kematian jantung mendadak ketika perawatan
medis tidak segera dilakukan dalam beberapa menit pertama terjadinya henti jantung.
I. Dokumentasi Kegiatan
DokterPembimbing
dr. Astimarningsih
Peg. 800/SPK/006/2014