You are on page 1of 13

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

PENYULUHAN TENTANG HENTI JANTUNG DAN HENTI NAPAS


(CARDIOPULMONARY ARREST)

1.

Latar Belakang

Jantung bagaikan motor yang menggerakkan seluruh jaringan


tubuh, maka kesehatannya pun perlu dijaga apa bila jantung mengalami
gangguan otomatis organ dan jaringan tubuh yang lain juga mengalami
gangguan. Jantung begitu penting untuk stabilas tubuh anda agar tetap
sehat dan bugar dalam menjalani aktifitas kehidupan sehari hari.
Henti Jantung Mendadak adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan tidak terduga, diikuti
hilangnya kesadaran dan akhirnya hilangnya kemampuan untuk bernafas.
Biasanya hal ini terjadi karena gangguan elektrik pada jantung yang
mempengaruhi kegiatan pemompaan, sehingga menghalangi darah
mengalir ke bagian tubuh lainnya. Henti jantung mendadak adalah suatu
kondisi medis yang darurat karena dapat menyebabkan kematian jantung
mendadak ketika perawatan medis tidak segera dilakukan dalam beberapa
menit pertama terjadinya henti jantung. Dengan perawatan medis yang
cepat dan sesuai, masih ada kemungkinan untuk bertahan hidup.
2.

3.

Tempat, Waktu dan Peserta Kegiatan


Tempat

: UPTD Puskesmas Jeulingke Banda Aceh

Waktu

: Rabu, 18 Juni 2014, pukul 10.00 - 10.40 WIB

Peserta

: Masyarakat yang berobat ke UPTD Puskesmas Jeulingke Banda Aceh

Metode Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi secara langsung kepada peserta,

pembagian brosur materi dan diskusi seputar materi.

Waktu
10.00 -10.05

Kegiatan
Memberikan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan
tujuan
penyuluhan
Membagikan brosur materi
Menyampaikan materi

Respon
Peserta menjawab salam
Peserta memahami maksud dan
tujuan penyuluhan

10.20 10.30

Diskusi atau sesi tanya jawab


Evaluasi pemahaman peserta

10.30 - 10.40

Menyimpulkan materi

Memberikan saran kepada


peserta
Menutup kegiatan dengan
salam

10.05 -10.20

4.

Materi Penyuluhan

4.1.

Henti Jantung

Peserta mendengarkan dan


memperhatikan
penyuluhan
yang disampaikan
Peserta bertanya
Peserta memahami materi yang
disampaikan
Peserta
termotivasi
untuk
melaksanakan isi dan saran dari
penyuluhan
Peserta
menjawab
salam
penutup

Henti jantung ( cardiac death) adalah kematian yang terjadi sebagai akibat dari
hilangnya fungsi jantung secara mendadak. Keadaan ini termasuk permasalahan
kesehatan yang besar dan mengenaskan karena dapat menyerang secara tiba-tiba
serta terjadi pada usia tua maupun muda. Keadaan henti jantung mendadak bisa saja
terjadi pada seseorang dengan ataupun tanpa penyakit jantung sebelumnya.
Cardiac Arrest merupakan penghentian normal sirkulasi dari darah akibat
kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif,dan jika hal ini tak terduga
dapat disebut serangan jantung mendadak serta dapat pula dijelaskan dengan suatu
keadaan darurat medis dengan tidak ada atau tidak adekuatnya kontraksi ventrikel
kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan kegagalan sirkulasi.
4.1.1

Epidemiologi
Berdasarkan surat kematian kematian jantung mendadak rekening sekitar 15%
dari semua kematian di negara-negara Barat(330.000 per tahun di Amerika Serikat).
Risiko seumur hidup adalah tiga kali lebih besar pada laki-laki (12,3%)
dibandingkan perempuan (4,2%) berdasarkan analisis Framingham Heart Study.
Namun perbedaan gender ini menghilang melampaui usia 85 tahun.

4.1.2

Etiologi
Penyebab henti jantung yang paling umum adalah gangguan listrik di dalam
jantung. Jantung memiliki sistem konduksi listrik yang mengontrol irama jantung
tetap normal. Masalah dengan sistem konduksi dapat menyebabkan irama jantung
yang abnormal, disebut aritmia. Terdapat banyak tipe dari aritmia, jantung dapat
berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau bahkan dapat berhenti berdetak. Ketika
aritmia terjadi, jantung memompa sedikit atau bahkan tidak ada darah ke dalam
sirkulasi.
Aritmia dicetuskan oleh beberapa faktor, diantaranya: penyakit jantung koroner
yang menyebabkan infark miokard (serangan jantung), stress fisik (perdarahan yang
banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam, sengatan listrik, kekurangan
oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan asma yang berat),
kelainan bawaan yang mempengaruhi jantung, perubahan struktur jantung (akibat
penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac arrest
adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.
Selain itu juga disebabkan adanya komplikasi fibrilasi ventrikel, cardiac
standstill, renjatan dan edema paru, emboli paru (karena adanya penyumbatan
aliran darah paru), aneurisma disekans (karena kehilangan darah intravaskular),
hipoksia dan asidosis (karena adanya gagal jantung atau kegagalan paru berat,
tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, kelebihan dosis obat, kelainan susunan
saraf pusat).

4.1.3

Faktor Risiko
Faktor risiko untuk henti jantung adalah sama dengan yang dilihat dengan penyakit
jantung koroner termasuk: merokok, kurangnya latihan fisik, obesitas, diabetes, dan
sejarah keluarga.
1. Infark miokard akut
Karena fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain, renjatan dan edema
paru.
2. Emboli paru
Karena penyumbatan aliran darah paru
3. Aneurisma disekans
Karena kehilangan darah intravaskuler.

4. Hipoksia, asidosis
Karena gagal jantung/ kegagalan paru berat, tenggelam, aspirasi, penyumbatan
trakea, pneumothoraks, kelebihan dosis obat, kelainan susunan syaraf pusat.
5. Gagal ginjal
Karena hiperkalemia
4.1.4

Patofisiologi Henti Jantung


Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya.
Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat
dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah
mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai
berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia
cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan
kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika
cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian
dalam 10 menit (Sudden cardiac death).

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner menyebabkan Infark miokard atau yang umumnya


dikenal sebagai serangan jantung. Infark miokard merupakan salah satu penyebab
dari cardiac arrest. Infark miokard terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai
oksigen ke otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah materia
(plak) yang terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat ukuran plak,
semakin buruk sirkulasi ke jantung. Pada akhirnya, otot-otot jantung tidak lagi
memperoleh suplai oksigen yang mencukupi untuk melakukan fungsinya, sehingga
dapat terjadi infark. Ketika terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati dan
menjadi jaringan parut. Jaringan parut ini dapat menghambat sistem konduksi
langsung dari jantung, meningkatkan terjadinya aritmia dan cardiac arrest.

Stress Fisik

Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi,
diantaranya:
- Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam sengatan
listrik.
- Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan
asma yang berat.

- Kadar Kalium dan Magnesium yang rendah.


- Latihan yang berlebih. Adrenalin dapat memicu SCA pada pasien yang memiliki
gangguan jantung.
- Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan vagal refleks
akibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed.

Ada

Kelainan Bawaan
sebuah

kecenderungan

bahwa

aritmia

diturunkan

dalam

keluarga.

Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga ini
mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir
dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk (struktur) jantung
dan dapat meningkatkan kemungkinan terkena cardiac arrest.
Perubahan Struktur Jantung
Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat
menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat
mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran jantung
akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga
dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung.
Obat-obatan
Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain,
digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya
materi yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari
keluarga atau teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak
adanya interaksi obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium
toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis.
Tamponade Jantung
Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga
tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan
kematian.
Tension Pneumothorax
Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara
akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam
paru. Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini

terjadi, jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava
superior) tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.
4.1.5 Mendiagnosis Henti Jantung
Sebuah serangan jantung biasanya didiagnosis klinis oleh tidak adanya denyut
nadi. Dalam banyak kasus kurangnya denyut karotis adalah standar untuk
mendiagnosis serangan jantung, tetapi kurangnya denyutan mungkin akibat kondisi
lain (misalnya shock), atau hanya kesalahan pada bagian penolong. Studi telah
menunjukkan bahwa penolong sering membuat kesalahan ketika memeriksa nadi
karotis dalam keadaan darurat, apakah mereka tenaga profesional kesehatanatau
masyarakat awam.
Karena ketidaktelitian dalam metode diagnosis, beberapa badan-badan seperti
Dewan Resusitasi Eropa (ERC) telah menekankan pentingnya The Resuscitation
Councildan sejalan dengan rekomendasi ERC dan orang-orang dari Organisasi
Harapan Jantung Amrika,menyatakan bahwa teknik ini hanya digunakan oleh
profesional kesehatan dengan pelatihan khusus dan keahlian, dan bahkan kemudian
yang harus dilihat bersama dengan indikator lainnya.
Berbagai metode lain untuk mendeteksi sirkulasi telah diajukan. Panduan
berikut tahun 2000 Komite Hubungan Internasional Resusitasi (ILCOR)
rekomendasi untuk penolong mencari tanda-tanda sirkulasi, tetapi tidak secara
khusus denyut nadi. Tanda-tanda ini termasuk batuk, terengah-engah, warna,
berkedut dan gerakan. Namun dalam menghadapi bukti bahwa panduan ini tidak
efektif, rekomendasi saat ini ILCOR adalah bahwa serangan jantung harus
didiagnosis di seluruh korban yang tidak sadar dan tidak bernapas normal.
Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai ketidak sadaran dan
tak teraba denyut arteri besar :
1) Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi
yang dapat diraba.
2) Aktivitas elektrokardiogram (EKG) mungkin terus berlanjut meskipun tidak
ada kontraksi mekanis, terutama pada asfiksia.
3) Gerakan kabel EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap.
Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai ketidak sadaran dan
tak teraba denyut arteri besar :
1) Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi
yang dapat diraba.

2) Aktivitas elektrokardiogram (EKG) mungkin terus berlanjut meskipun tidak


ada kontraksi mekanis, terutama pada asfiksia.
3) Gerakan kabel EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap.
4.1.6

Penatalaksanaan
1. RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas/ henti jantung atau (yang dikenal dengan istilah kematian klinis) ke
fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.
a. Kontraindikasi
Orang yang diketahui berpenyakit terminal dan yang telah secara klinis mati lebih
dari 5 menit.
b. Tahap-tahap resusitasi
Resusitasi jantung paru pada dasarnya dibagi dalam 3 tahap dan pada setiap
tahap dilakukan tindakan-tindakan pokok yang disusun menurut abjad:
1. Pertolongan dasar (basic life support)
- Airway control, yaitu membebaskan jalan nafas agar tetap terbuka dan bersih.
- Breathing support, yaitu mempertahankan ventilasi dan oksigenasi paru secara
adekuat.
- Circulation support, yaitu mempertahankan sirkulasi darah dengan cara memijat
jantung.
2. Pertolongan lanjut (advanced life support)
- Drug & fluid, yaitu pemberian obat-obat dan cairan
- Electrocardiography, yaitu penentuan irama jantung
- Fibrillation treatment, yaitu mengatasi fibrilasi ventrikel
3. pertolongan jangka panjang (prolonged life support)
- Gauging, yaitu memantau dan mengevaluasi resusitasi jantung paru, pemeriksaan
dan penentuan penyebab dasar serta penilaian dapat tidaknya penderita
diselamatkan dan diteruskan pengobatannya.
- Human mentation, yaitu penentuan kerusakan otak dan resusitasi cerebral.
- Intensive care, yaitu perawatan intensif jangka panjang.
Penanganan henti jantung dilakukan untuk membantu menyelamatkan pasien /
mengembalikan fungsi cardiovascular. Adapun prinsip-prinsipnya yaitu sebagai

berikut:
Tahap I :
- Berikan bantuan hidup dasar
- Bebaskan jalan nafas, seterusnya angkat leher / topang dagu.
- Bantuan nafas, mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke alat bantuan nafas Jika
nadi tidak teraba :
Satu penolong : tiup paru kali diselingi kompres dada 30 kali.
Dua penolong : tiup paru setiap 2 kali kompresi dada 30 kali.
Tahap II :
- Bantuan hidup lanjut.
- Jangan hentikan kompresi jantung dan Venulasi paru.
Langkah berikutnya :
- Berikan adrenalin 0,5 1 mg (IV), ulangi dengan dosis yang lebih besar jika
diperlukan. Dapat diberikan Bic Nat 1 mg/kg BB (IV) jika perlu. Jika henti
jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini setiap 10 menit sampai timbul denyut
nadi.
- Pasang monitor EKG, apakah ada fibrilasi, asistol komplek yang aneh : Defibrilasi
: DC Shock.
- Pada fibrilasi ventrikel diberikan obat lodikain / xilokain 1-2 mg/kg BB.
- Jika Asistol berikan vasopresor kaliumklorida 10% 3-5 cc selama 3 menit.
Petugas

IGD

mencatat

hasil

kegiatan

dalam

buku

catatan

pasien.

Pasien yang tidak dapat ditangani di IGD akan di rujuk ke Rumah Sakit yang
mempunyai fasilitas lebih lengkap.
4.2

Henti Napas
Pernapasan yang efektif akan terancaman bila alan napas tersumbat atau
penyempit akibatnya penanganan segera di butuhkan. henti napas terjadi sebagai
komplikasi yang paling serius dari erbagai penyakit pernapasan,syok atau trauma.
penanganan saat ini di tunjukan untuk ventilasi paru-paru pasien secara
artifisial/buatan.

4.2.1

Kondisi yang mengarah ke Henti Napas


Beberapa kondisi yang dapat mengarah ke henti napas diantaranya:

Spasme berat pada trakhea dan bronkus.Penyebabnya termasuk inhalasi dari


sejumlah kecil makanan atau air,asap bronkhitis,gas-gas yang mengiritasi atau
tersedak.
Obstruksi jalan napas.penyebabnya dapat di karenakan lidah atuh ke belakang

pada saat korban tidak sadar dan berbaring dengan posisi terlentang,inhalasi dari
benda asing atau membengkaknya jaringan sehubungan dengan trauma (di
sengat,luka bakar,dan luka terbakar) atau menelan benda-benda (korosif).
Mati lemas.akibat kantong plastik,bantal atau benda-benda lain.
Kompresi leher.baik dngan cara menggantung maupun mencekik.
Kompres rongga thoraks.dapat terjadi karena jatuh,tertimpa pasir atau

gandum,terhimpit runtuhan gedung yang rubuh atau benda keras.penetrasi luka


atau cedera dada akibat terpukul d mna dapat di lihat dalam kecelakaan

kecelakaan lalu lintas.


Kerusakan sistem saraf yang mengontrol pernapasan.dapat di sebabkan :
Pembunuhan dengan listrik, Keracunan (gas beracun,barbiturat atau kelebihan
obat-obatan lain atau pestisida), Spasme otot (seperti pada tetanus), Paralisis
(seperti yang terjadi dalam beberapa penyakit tertentu seperti poliomielitis atau

sebagai akibat cedera korda spinalis).


Jumlah oksigen yang ada tidak memadai bagi kebutuhan tubuh.ini biasanya
berkaitan dengan adanya keracunan gas seperti karbonmonoksida,adanya asap
atau perubahan tekanan di atmosfir yang terjadi pada ketinggian yang tinggi atau

4.2.2

selama menyelam kedalam laut


Serangan yang berkesinambungan.seperti pada kasus epileptiku
Tanda dan Gejala

1) tidak sadar (pada beberapa kasus terjadi kolaps tiba-tiba)


2) pernapasan tidak tampak atau pasien bernapas dengan terengah-engah secara
3)
4)
5)
6)

intermiten)
sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga
pucat secara umum dan sianosis
nadi karotis teraba
jika pernapasan buatan tidak segera di mulai,miokardium (otot jantung) akan
kekurangan oksigen yang di ikuti dengan henti napas.

4.2.3

Penatalaksanaan

Penolong pertama harus meminta bantuan orang lain


Sewaktu melakukan pertolongan penolong pertama harus di letakan dalam posisi
datar/terlentang. Penolong pertama harus berlutut di samping kepala korban dan yakin
bahwa korban terbaring datar.dengan menggunakan posisi chin lift. Setelah mengambil

napas panjang, penolong segera melakukan napas buatan. Sementara melakukan


pernapasan buatan pemeriksa harus memeriksa nadi karotis setiap 2-3 kali/menit.
Sekali korban mulai bernapas spontan (resusitasi dari mulut ke mulut) korban harus di
posisikan dlm posisi pemulihan.
5.

Diskusi (Tanya Jawab)


1.

Bagaimana cara untuk mencegah henti jantung ?

Jawab: Henti jantung dapat dicegah dengan cara:

2.

Berhenti merokok

Berolahraga secara rutin

Gunakan Defibrillator Kardioverter Tanam

Jauhkan diri dari alkohol

Menjaga diet yang seimbang

Apakah ada cara praktis supaya kita dapat mengetahui kondisi/ keadaan jantung
kita? Mohon penjelasannya.
Jawab: ada. Kita bisa melakukan beberapa cara praktis memeriksa jantung kita
diantaranya dengan melakukan:
- Periksa denyut nadi
Cobalah perhatikan irama denyut nadi (temukan dengan cara menempatkan satu
jari di leher atau pergelangan) selama satu menit. Pada beberapa studi, tes ini
menuntun dokter dalam menemukan lebih dari 90 persen kasus gangguan
irama.Jika detakannya begitu tidak teratur sehingga Anda tidak bisa
mengikutinya, cobalah rileks selama satu jam dan periksa lagi, jika masih
belum teratur juga, berkonsultasilah dengan dokter.
-

Tes fleksibel tubuh

Dalam jurnal Heart and Circulatory Physiology disebutkan bahwa dengan


mengetes salah satu elemen tubuh (jari kaki), seseorang bisa tahu jantungnya masih
sehat atau tidak, bahkan di tengah-tengah liburan sekalipun.
Caranya mudah, cukup dengan duduk di lantai dengan kaki diluruskan ke depan
dan jari kaki mengarah ke atas. Setelah itu cobalah menjangkau dan menyentuh
ujung jari kaki dengan tangan. Jika Anda cukup fleksibel untuk menyentuh jari kaki
artinya jantung Anda masih sehat dan fleksibel juga.

Dalam studinya, peneliti dari University of North Texas dan beberapa peneliti
Jepang merekrut 526 partisipan antara umur 20 hingga 83 tahun. Partisipan
kemudian mengikuti tes fleksibilitas tubuh sambil diukur tekanan darah, pembuluh
arteri dan aktivitas jantungnya.
Hasilnya, peneliti menemukan korelasi antara tubuh yang tidak fleksibel dengan
pembuluh arteri yang tidak fleksibel, terutama pada partisipan di atas umur 40
tahun. Mereka yang gagal dalam tes fleksibilitas tubuh dan gagal mencapai ujung
jari kaki ternyata memiliki pembuluh darah yang kaku, dan artinya kemampuan
jantung menjadi kurang baik, efisien dan risiko penyakit jantung pun meningkat.
Peneliti Jepang Dr Yamamoto mengatakan, meski teori antara hubungan otot
punggung dan kaki dengan otot di dekat jantung masih samar-samar, tapi dengan
adanya studi ini cukup membantu. Kekakuan otot punggung, kaki dan pembuluh
jantung yang saling berhubungan tersebut dikarenakan komposisi kolagennya yang
sama.
Jika Anda bisa menyentuh jari kaki saat duduk lurus, jantung Anda berarti masih
cukup baik. Tapi jika tidak bisa, mungkin Anda perlu mendatangi kardiolog,
VIII. Penutup
Henti Jantung Mendadak adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya
fungsi jantung secara tiba-tiba dan tidak terduga, diikuti hilangnya kesadaran dan akhirnya
hilangnya kemampuan untuk bernafas. Biasanya hal ini terjadi karena gangguan elektrik
pada jantung yang mempengaruhi kegiatan pemompaan, sehingga menghalangi darah
mengalir ke bagian tubuh lainnya. Henti jantung mendadak adalah suatu kondisi medis
yang darurat karena dapat menyebabkan kematian jantung mendadak ketika perawatan
medis tidak segera dilakukan dalam beberapa menit pertama terjadinya henti jantung.

I. Dokumentasi Kegiatan

Banda Aceh, Juni 2014


Disetujui,
Kepala Puskesmas

DokterPembimbing

drg. Juwairiyah Nst, M.Kes


NIP. 19690729 1998032 2 007

dr. Astimarningsih
Peg. 800/SPK/006/2014

You might also like