You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRASEKOLAH

DENGAN DIARE

A. Pengertian Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Arif,
2000). Diare menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar sekali atau lebih yang
berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid.
diare akut ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang
sebelumnya

sehat.

Sedangkan

American

Academy

of

Pediatrics

(AAP)

mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan


konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam
atau sakit perut yang berlangsung selama 3 7 hari.
Bayi dan balita dinyatakan diare, apabila buang air besar tidak normal atau
bentuk tinja encer dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari
(Dina Agoes Sulistijani, 2001).

B. Penyebab Diare
1.

Penyebab Langsung

Faktor infeksi.
1)

Infeksi enteral adalah infeksi pada saluran pencernaan yang


merupakan penyebab utama dari diare pada anak
Infeksi enteral ini meliputi :

Infeksi bakteri : Enteropathogenic Escherichia Coli, Samonella, V.


cholerae, V. para cholerae dan golongan bakteri apatogen bila jumlahnya
berlebihan misalnya : Pseudomonas, dan sebagainya

2)

Virus : Entero virus, adeno virus, rotavirus

Parasit : Cacing (ascaris, Trichiuris) protozoa, jamur (Candida albican)


Infeksi parenteral, infeksi pada bagian tubuh lain diluar saluran

pencernaan, umumnya pada saluran pernapasan seperti : Otitis media akut,


tonsilofaringitis, bronkhitis. Keadaan ini terjadi terutama pada bayi dan anakanak dibawah usia 2 tahun.
b.

Faktor Malabsorpsi
Malabsorpsi karbohidrat, lemak dan protein

c.

Faktor makanan
Makanan beracun, basi, berlemak, bayi terlalu dini diberikan makanan

d.

Faktor konstitusi
Gizi jelek dan alergi terhadap makanan

e.

Faktor kejiwaan
Rasa takut, khawatir, cemas, jarang terjadi pada anak-anak

2.

Penyebab Tidak Langsung

a. Kebersihan perseorangan dan lingkungan

b. Pengetahuan mengenai penyakit kurang.


c. Kepadatan penduduk
d. Sosial ekonomi rendah
C.

1.

Data Dasar Pengkajian Pasien


Menurut Doenges dan Mookhause (2001) pada pengkajian dasar data klien
dapat ditemukan keadaan seperti :
Respon yang terlihat pada saat aktivitas/istirahat
1.

Aktivitas istirahat
a.

Secara objektif terlihat gelisah dan ansietas

b.

Secara objektif terlihat lemah, tampak lelah karena malaise.

2. Integritas Ego
Menunjukkan adanya perasaan tak berdaya sehubungan dengan proses penyakit.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi berhubungan dengan peningkatan
BAB yang sering tak terkontrol serta flatus lembut dan semi cair, bau dan
berlemak. Episode diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul sering

tidak dapat dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi/hari, perasaan dorongan/kram,


defekasi berdarah/pus/mukosa atau tanpa keluar feses.
4. Makanan/cairan
Dalam pemenuhan kebutuhan makanan/cairan tubuh sering ditemukan :
a.

Adanya keluhan mual muntah sebelum atau sesudah diare.

b.

Adanya penurunan berat badan karena output lebih banyak dari


input.

c.

Secara objektif terlihat membran mukosa pucat, tampak kelelahan,


tonus otot dan turgor kulit buruk, serta penurunan massa otot.

5. Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat terjadi nyeri/ketidaknyamanan karena adanya kram pada kuadran kanan
bawah/nyeri tekan abdomen.
6. Keamanan
Pemeriksaan pada balita perlu diperhatikan suhu, nadi dan alergi terhadap
makanan:
a.

Umumnya terjadi peningkatan suhu tubuh.

b.

Denyut nadi cepat dari normal.

c.

Adanya alergi terhadap makanan atau produksi susu.

7. Pemeriksaan diagnostik
a.

Pemeriksaan feses : darah samar mungkin positif (erosi mukosa) :


steatorea dan garam empedu dapat ditemukan.

b.

Pemeriksaan sigmoideskopi dapat menunjukkan edema hiperemik


mukosa kolon, cela transversal.

c.

Pemeriksaan darah lengkap : anemia dapat terjadi karena


malnutrisi atau malabsorbsi, peningkatan sel darah putih.

d.

ESR : peningkatan menunjukkan inflamasi

e.

Albumin atau protein total : menurun

f.

Kapasitas ikatan asam folat-besi serum : menurun sehubungan


dengan infeksi kronis atau sekunder terhadap kehilangan darah.

g.

Elektrolit : penurunan kalium, kalsium dan magnesium dengan


peningkatan natrium.

2.

Diagnosa Keperawatan
1.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan masukan dan


kehilangan cairan yang berlebihan (muntah, defekasi yang sering dan cair)

2.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


perubahan nafsu makan, mual muntah dan pemasukan yang kurang.

3.

Nyeri

berhubungan

dengan

diare

yang

lama

iritasi

kulit

dan

hiperperistaltik

3.

Intervensi Keperawatan yang Dapat Diberikan


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan masukan dan
kehilangan cairan yang berlebihan (muntah, defekasi yang sering dan cair)
Tujuan : kekurangan volume cairan terpenuhi.
Hasil yang diharapkan klien akan :

a. Mempertahankan volume cairan adekuat dengan adanya membran mukosa


lembab, tanda-tanda vital stabil.
b. Adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dalam
konsentrasi atau jumlah yang normal.
Tindakan/intervensi :
a. Mandiri
1) Awasi masukan dan pengeluaran karakteristik dan jumlah feses
Rasional : memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan
kontrol penyakit usus dan pedoman untuk penggantian cairan.
2) Kaji tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu)
Rasional : hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respon
terhadap dan efek kehilangan cairan.
3) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan
turgor kulit, pengisian kapiler lambat
Rasional : menentukan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi
4) Timbang berat badan tiap hari
Rasional : indikator cairan dan status nutrisi
5) Pertahankan pembatasan perorah-tirah baring
Rasional : kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk
menurunkan kehilangan cairan.
6) Catat kelemahan otot
Rasional

kehilangan

cairan

ketidakseimbangan elektrolit.

berlebihan

dapat

menimbulkan

b. Kolaborasi
1) Beri cairan parenteral sesuai indikasi
Rasional : mempertahankan dan menggangi cairan untuk memperbaiki
kehilangan.
2) Awasi hasil laboratorium, contoh elektrolit dan GDA (keseimbangan
asam basa)
Rasional : menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi.
3) Beri obat sesuai indikasi
a) Anti diare
Rasional : menurunkan kehilangan cairan dari usus.
b) Antiemetik, misalnya Trimetobenzamida
Rasional : untuk mengontrol mual atau muntah
c) Antipiretik, misalnya Asetalinopen
Rasional : mengontrol demam
d) Elektrolit, misalnya tambahan kalium
Rasional : elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya pada
usus dan diare dapat menimbulkan asidosis metabolik karena
kehilangan bikarbonat.
2. Nyeri berhubungan dengan diare yang lama iritasi kulit dan hiperperistaltik
Tindakan/intervensi :
a. Mandiri
1) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri

Rasional : mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta


analgesik.
2) Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat latasi, lamanya, intensitas
(skala 0-1). Selidiki dan laporan perubahan karakteristik nyeri.
Rasional : nyeri kolik hilang timbul pada penyakit Cronhn, nyeri
sebelum defekasi sering terjadi pada KU dengan tiba-tiba dimana dapat
berat dan terus menerus. Perubahan pada karakteristik nyeri dapat
menunjukkan penyebaran penyakit/ terjadinya komplikasi, misal :
fistula kandung kemih, perporasi, toksik megakolon.
3) Catat petunjuk non verbal, misal : gelisah, menolak untuk bergerak,
berhati-hati dengan abdomen, menarik diri dan depresi, selidiki
perbedaan petunjuk verbal dan non verbal
Rasional : bahasa tubuh/petunjuk non verbal dapat secara psikologis
dan fisiologik dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal
untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah.
4) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri
Rasional : dapat menunjukkan dengan tepat pencetus atau faktor
pemberat

(seperti

kejadian

stress,

tidak

toleran

terhadap

makanan/mengidentifikasi terjadinya komplikasi).


5) Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, misal lutut fleksi
Rasional : menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa
kontrol.

6) Berikan tindakan nyaman (misal, pijatan punggung, ubah posisi dan


aktivitas senggang)
Rasional : meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian
dan meningkatkan kemampuan koping.
7) Bersihkan area rektal dengan sabun ringan dan air/lap setelah defekasi
dan berikan perawatan kulit, misal salep A dan D, salep Sween, Desitin,
Jel karya.
Rasional : melindungi kulit dari asam usus, mencegah ekskoriasi.
8) Observasi adanya isiorektal dan fistula perianal
Rasional : meningkatkan kebersihan dan kenyamanan pada adanya
iritasi fisura perianal
9) Observasi/catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD
Rasional : fistula dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena
inflamasi, edema dan jaringan parut.
b. Kolaborasi
1) Lakukan modifikasi diet sesuai resep, misal memberikan cairan dan
meningkatkan makanan padat sesuai toleransi.
Rasional : istirahat usus penuh dapat menurunkan nyeri, kram.
2) Berikan obat sesuai indikasi
a) Analgetik
Rasional : nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu
penanganan
penyembuhan.

untuk

memudahkan

istirahat

adekuat

dan

b) Antikolinergik
Rasional : menghilangkan spasme saluran GI dan berlanjutnya
nyeri kolik.
c) Anodin supositoria
Rasional : merilekktan otot rektal, menurunkan nyeri spasme
3) Bantu dengan mandi duduk (rendam) sesuai indikasi
Rasional : memberikan kesejukan lokal dan kenyamanan untuk area
iritasi rektal.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual muntah dan pemasukan yang kurang.
Tindakan/intervensi :
a. Mandiri
1) Timbang berat badan tiap hari
Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan diet/ keefektifan
terapi.
2) Dorong tirah baring atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut
Rasional : menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah
penurunan kalori dan simpanan energi.
3) Anjurkan istirahat sebelum makan
Rasional : menenangkan peristaltic dan meningkatkan rasa makanan.
4) Berikan kebersihan oral
Rasional : mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.

5) Sediakan

makanan

dalam

ventilasi

yang

baik,

lingkungan

menyenangkan, dengan situasi terburu-buru, temani.


Rasional : lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan
lebih kondusif untuk makan.
6) Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen.
Rasional : mencegah serangan akut.
7) Catat masukan dan perubahan simtomatologi
Rasional : memberikan rasa kontrol pada pasien dan kesempatan untuk
memilih makanan yang diinginkan/ dinikmati, dapat meningkatkan
masukan.
8) Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diet
Rasional : keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut
makanan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.
b. Kolaborasi
1) Pertahankan puasa sesuai indikasi
Rasional : istirahat usus menurunkan peristaltic dan diare dimana
menyebabkan malabsorbis/kehilangan nutrisi.
2) Mulai/tambahkan diet sesuai indikasi, misal cairan jernih maju menjadi
makanan yang dihancurkan, rendah sisa, kemudian protein tinggi,
tinggi kalori, dan rendah serat sesuai indikasi
Rasional : memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali
proses pencernaan, protein perlu untuk penyembuhan integritas
jaringan.

3) Berikan obat sesuai indikasi, contoh :


a) Donnatal,

natrium

barbital

dengan

belladonna

(Butibel),

propantelen bromide (probanthine)


Rasional : antikolinergik diberikan 15-30 menit sebelum makan
memberikan penghilangan kram dan diare, menurunkan motilitas
gaster dan meningkatkan waktu untuk absorbsi nutrisi.
b) Beri (Imeron yang disuntikan)
Rasional : mencegah/mengobati anemia, rate oral untuk tambahan
besi tidak efektif karena gangguan usus yang berat menurunkan
absorbsi.
c) Vitamin B12 (Crystimin, Rubisol)
Rasional : malabsorbsi B12 akibat kehilangan nyata fungsi ileum.
Penggantian mengatasi depresi sumsum tulang karena proses
inflamasi lama, meningkatkan produksi SDM/memperbaiki anemia.
d) Asam folat (folvite)
Rasional : kekurangan folat umum pada adanya penyakit Crohn
sehubungan dengan penurunan masukan/absorbsi, efek terapi obat
(Azulfidine)
e) Berikan nutrisi parenteral total, terapi IV sesuai indikasi
Rasional : program ini mengistirahatkan saluran GI sementara
memberikan nutrisi penting.

Tindakan / Intervensi
Mandiri :
Awasi masukan dan pengeluaran,
karakteristik dan jumlah feses

Rasional
Memberikan informasi tentang
keseimbangan cairan dan kontrol penyakit
usus dan pedoman untuk penggantian
cairan.

Kaji tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu)

Hipotensi, takikardi, demam dapat


menunjukkan respon terhadap dan efek
kehilangan cairan.

Observasi kulit kering berlebihan dan


membran mukosa, penurunan tugor kulit,
pengisian kapiler lambat

Menunjukkan kehilangan cairan


berlebihan / dehidrasi

Timbang berat badan tiap hari


Pertahankan pembatasan peroral, tirah
baring

Indikator cairan dan status nutrisi


Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan
dan untuk menurunkan kehilangan cairan

Catat kelemahan otot

Kehilangan cairan berlebihan dapat


menimbulkan ketidak seimbangan elektrolit

Kolabotrasi :
Beri cairan parenteral sesuai indikasi

Mempertahankan dan mengganti cairan


untuk memperbaiki kehilangan

Awasi hasil laboratorium, contoh elektrolit


dan GDA (keseimbangan asam basa).

Menentukan kebutuhan penggantian dan


keefektifan terapi

Beri obat sesuai indikasi :


Anti diare

Menurunkan kehilangan cairan dari usus

Antiemetik misalnya, trimetobenzamida

Untuk mengontrol mual atau muntah

Antipiretik misalnya, asetalinopen

Mengontrol demam

Elektrolit misalnya tambahan kalium.

Elektrolit hilang dalam jumlah besar,


khususnya pada usus dan diare dapat
menimbulkan asidosismetabolik karena
kehilangan bikarbonat

You might also like