You are on page 1of 24

TUGAS 3B

PENGUJIAN KESAMAAN DUA MEAN


(UJI-T)

Disusun Oleh:
Haedar/11050514047/2011
Nely Eka Anjarsari/14050514049/2014
Yazirwan Latif Ardyanto/14050514051/2014
Moh. Ali Fauzi/14050514061/2014

Hari/Jam: Rabu/09.50 11.20

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016

PENGUJIAN HIPOTESIS UJI-T


A DASAR TEORI
Setiap hipotesis yang telah dibuat bisa bernilai benar atau tidak benar, maka untuk
bisa menilai benar atau tidaknya, perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis sehingga
hipotesis tersebut bisa diterima atau ditolak. Langkah-langkah penelitian sebelum
hipotesis ini dinamakan sebagai metode Pengujian Hipotesis.
Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau dua buah
populasi. Hasil perbandingan ini nantinya akan digunakan untuk membandingkan dua
buah perilaku yang hampir sama, misalnya dua cara produksi, dua cara mengajar, dan
lain sebagainya. Untuk keperluan ini akan digunakan dasar distribusi sampling mengenai
selisih statistik berupa selisih rata-rata dan selisih proporsi.
1
Jika kita mempunyai dua populasi normal masing-masing dengan rata-rata
dan
2

sedangkan simpangan bakunya

dan

2 .

Dari populasi kesatu diambil

sebuah sampel acak berukuran n1 dan populasi kedua diambil sebuah sampel acak
x 1
berukuran n2. Dari sampel ini berturut-turut akan didapat statistik sampel berupa
,
s1, dan

x 2

, s2. Cara menguji hipotesis antara dua buah sampel melalui dua buah

populasi adalah sebagai berikut:

Sebelum menguji hipotesis antara dua buah populasi, ada parameter-parameter yang
harus diketahui, diantaranya:
1= 2= dan diketahui.
o

1= 2=

namun

tidak diketahui.

Jarang sekali

1= 2

diketahui besarnya, maka dari rumus yang biasanya sering

digunakan adalah rumus t. Oleh karena itu, pengujian hipotesis pada dua populasi yang
memiliki rata-rata ini dinamakan dengan uji-t.
Dalam melakukan uji hipotesis ini khususnya uji-t, maka akan sering ditemui yang
t hasil hitung
t hasiltabel
namanya taraf nyata atau taraf kesalahan,
,
. Setelah ketiga
parameter ini diketahui nilainya, maka akan digambarkan melalui kurva yang bernama
Kurva Uji Hipotesis.
Kurva Uji Hipotesis
Merupakan sebuah kurva yang terbentuk dari tiga parameter, yakni taraf nyata (taraf
t hasil hitung
t hasiltabel
kesalahan),
, dan
. Tujuan dari pembuatan kurva uji hipotesis ini
yaitu membandingkan antara nilai dari sampel (bisa berupa rata-rata, simpangan baku)
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya serta menyajikan nilai sampel dan
t
t
standar dalam bentuk hasil hitun g , dan hasiltabel . Dari kurva ini, akan memudahkan kita
dalam mengetahui letak

t hasil hitung

dalam daerah atau wilayah

t hasiltabel

yang dibatasi

dengan garis taraf nyata. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat gambar dibawah ini:

Keterangan:

a = Garis yang menunjukkan bahwa nilai taraf nyata atau taraf kesalahan sebesar 1%
(atau 0,01). Garis ini berada di paling kiri dari daerah penerimaan H0.
b = Garis yang menunjukkan bahwa nilai taraf nyata atau taraf kesalahan sebesar 5%
(atau 0,05). Garis ini berada di sebelah kiri dari daerah penerimaan H0.
c = Garis yang menunjukkan bahwa nilai taraf nyata atau taraf kesalahan sebesar 5%
(atau 0,05). Garis ini berada di sebelah kanan dari daerah penerimaan H0.
d = Garis yang menunjukkan bahwa nilai taraf nyata atau taraf kesalahan sebesar 1%
(atau 0,01). Garis ini berada di paling kanan dari daerah penerimaan H0.
A = Daerah penolakan H0 atau penerimaan H1 baik untuk taraf nyata 1% (0,01)
maupun taraf nyata 5% (0,05). Daerah ini berada di pihak kiri dari daerah
penerimaan H0 (bernilai negatif).
B = Daerah penolakan H0 atau penerimaan H1 hanya untuk taraf nyata 5% (0,05).
Daerah ini berada di pihak kiri dari daerah penerimaan H0 (bernilai negatif).
C = Daerah penerimaan H0 atau penolakan H1 baik untuk taraf nyata 1% (0,01)
maupun taraf nyata 5% (0,05). Pada daerah ini, bisa bernilai positif maupun
negatif.
D = Daerah penolakan H0 atau penerimaan H1 hanya untuk taraf nyata 5% (0,05).
Daerah ini berada di pihak kanan dari daerah penerimaan H0 (bernilai positif).
E = Daerah penolakan H0 atau penerimaan H1 baik untuk taraf nyata 1% (0,01)
maupun taraf nyata 5% (0,05). Daerah ini berada di pihak kanan dari daerah
penerimaan H0 (bernilai positif).
Menurut jumlah pihak yang diteliti, pengujian hipotesis uji-t terbagi kedalam dua jenis,
yaitu:
I. Pengujian dua arah atau dua pihak.
Disebut pengujian dua arah karena pengujian pada dua sampel yang berbeda ini
menggunakan dua pihak (yaitu pihak kiri dan pihak kanan). Bentuk Kurva uji hipotesis
adalah sebagai berikut:

Dari pengujian dua pihak ini, dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:
= =
i. Pengujian dua sampel dengan variansi homogen ( 1 2
).
Yaitu terdiri dari dua sampel yang berbeda dengan nilai variansi yang sama.
Biasanya terdiri dari satu buah populasi yang dipecah menjadi dua buah kelompok
sampel. Penggunaan kasus ini dalam kalimat seperti berikut:
Dari x data, dibagi menjadi kelompok a dan kelompok b.
Dalam x kelas, terdapat a siswa berkelamin laki-laki dan b siswa
berkelamin perempuan.
Dari x data, akan dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda yaitu
kelompoka dan kelompok b.
Dan lain-lain (dengan catatan x merupakan penjumlahan dari a dan
b).
Maka bentuk hipotesisnya berupa:
H 0 : 1=2 , berarti tidak ada beda antara rata-rata 1 dan rata-rata 2.
H 0 : 1 2 , pada hipotesis alternatif terdapat beda antara rata-rata 1 dengan ratarata 2.
Bentuk analisisnya yaitu sebagai berikut:
2

s p=

t=

( n11 ) s21 + ( n 21 ) +s 22
n1 +n2 2
x1 x2

s2 p s2 p
+
n1 n2

x1 x2

ataut=
sp

1 1
+
n1 n 2

ii. Pengujian dua sampel dengan variasi non-homogen.


Yaitu terdiri dari dua sampel yang berbeda dengannilai variansi yang berbeda pula.
Biasanya terdiri dari dua buah populasi yang menghasilkan dua sampel yang berbeda (
1 2
). Penggunaan kasus ini dalam kalimat seperti berikut:

Dari suatu lahan x, akan diuji jenis kerikil yaitu kerikil a dan
kerikilb.
Dalam kolam ikan x, terdapat jenis ikan a dan ikan b.
Dan lain-lain (dengan catatan x tidak sama dengan a dan b).
Maka bentuk hipotesisnya berupa:

H 0 : 1=2 , berarti tidak ada beda antara rata-rata 1 dan rata-rata 2.


H 0 : 1 2 , pada hipotesis alternatif terdapat beda antara rata-rata 1 dengan ratarata 2.
Bentuk analisisnya yaitu sebagai berikut:
t h=

x1 x2

df =

s p=

s2 p s2 p
+
n1 n2

s 12 s 22
+
n1 n2

( ) ( )

s 2 1 s 22
+
n1 n2

s12
n1

n11

s22
n2

n21

iii.
Pengujian dua sampel berpasangan.
Yaitu terdiri dari satu sampel yang sama dengan dua perlakuan yang berbeda.
Biasanya terdiri dari satu buah populasi yang diteliti sebayak dua kali uji Penggunaan
kasus ini dalam kalimat seperti berikut:
Dari x data, akan diuji dengan soal ujian berbentuk pretest dan posttest.
Apakah terdapat perbedaan berat badan (kg) antara sebelum puasa dan
sesudah puasa selama satu bulan?
Apakah terdapat perubahan skor pengetahuan tentang gizi antara sebelum
dan sesudah penyuluhan gizi?
Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg%) yg
diperiksa oleh dua alat yang berbeda?
Dan lain-lain (dengan catatan x merupakan satu buah sampel yang
diberi dua kali perlakuan yaitu perlakuan a dan b).
Maka bentuk hipotesisnya berupa:
H 0 : 1=2 , berarti tidak ada beda antara rata-rata 1 dan rata-rata 2.

H 0 : 1 2 , pada hipotesis alternatif terdapat beda antara rata-rata 1 dengan ratarata 2.


Bentuk analisisnya yaitu sebagai berikut:

Nomor ke-i
1
2

Dst.
i =

Data-1 (Xi)

Data-2 (Yi)

X1
X2

Xn
X i=

Y1
Y2

Yn
Y i=

t=

Di data-1

data-2
D1
D2
...
Dn
Di=

i
D
SD
n

II. Pengujian satu arah atau satu pihak.


Yaitu uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata
sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis
alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
Dengan bentuk hipotesis sebagai berikut:
H 0: 1 2
H 0 : 1< 2

Ada lagi jenis yang lain dari pengujian satu arah yaitu uji satu arah ini kebalikan
pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata
sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangkan hipotesis alternatif
rata-rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
Dengan bentuk hipotesis sebagai berikut:
H 0: 1 2
H 0 : 1< 2

B PERMASALAHAN
a Membuat data N = 100 secara random yang diperoleh dari skripsi mahasiswa fakultas
teknik.
b Menguji kesamaan dua rata-rata (mean) sampel terpisah variansi homogen secara
manual dan SPSS.
c Menguji kesamaan dua rata-rata (mean) sampel terpisah variansi tidak homogen
secara manual dan SPSS.
d Menguji kesamaan dua rata-rata (mean) sampel berkorelasi secara manual dan SPSS.
C PEMBAHASAN
a. Cara Manual:
Menguji kesamaan rata-rata (mean) dengan variansi homogen.
Dari data 100 siswa SMK Negeri 7 Surabaya, akan dikelompokkan menjadi dua.
Kelompok pertama sebanyak 54 siswa yang mengikuti sekolah pada pagi hari, sedangkan
kelompok kedua sebanyak 46 siswa mengikuti sekolah pada sore hari. Seorang guru yang
mengajar di sekolah tersebut berhipotesis bahwa ada perbedaan hasil belajar antara
kelompok siswa yang mengikuti sekolah pada pagi hari dan kelompok siswa yang
mengikuti sekolah pada sore hari. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kedua
kelompok siswa tersebut, maka sebulan setelah pembelajaran, diadakan ujian kepada

kedua kelompok siswa tersebut. Dengan taraf kesalahan 5% dan 1%, apakah hipotesis
guru tersebut diterima? Apabila hasil datanya sebagai berikut:
Hasil belajar kelompok siswa saat sekolah pagi hari.
80
70
76
80
73
76
73

93
80
76
83
83
66
83

80
80
80
60
90
80
80

80
80
90
80
80
90
80

80
80
80
80
70
90
80

60
86
83

80
80
80

80
80
80

60
90
80

80
70
76

76
84
84
76

Hasil belajar kelompok siswa saat sekolah sore hari.


70
60
80
60
73
76
63
76
86
80

76
80
73
73
70
66
73
70
73
76

63
80
86
83
93
80
76
83
66
76

86
83
90
73
76
63
86
76
73
80

90
66
83
80
76
70

Jawab:
Dengan memisalkan hasil ujian murid sebagai data yang berdistribusi normal, maka yang
akan diuji berupa:

H 0 : pagi= sore , berarti rata-rata hasil ujian siswa saat kelas pagi hari sama
dengan hasil ujian siswa saat kelas sore hari.
H 1 : pagi sore , berarti rata-rata hasil ujian siswa saat kelas pagi hari tidak sama
dengan hasil ujian siswa saat kelas sore hari
Dari data penelitian dan perhitugan sampel, diperoleh
x 1=79,

x 2=75,89

s 2 p=

n2=46

. Dengan perhitugan manual, diperoleh nilai sebagai berikut:

Hasil Ujian
Kelas Pagi
Kelas Sore
s p=

n1=54

N
54
46

Mean
79
75,89

s
10,31
11,04

s2
106,4
122,09

( n11 ) s21 + ( n 21 ) +s 22 ( 53 ) 106,4+ ( 45 ) 122,09


=

n1 +n2 2

54+ 462

5639,2+ 5494,05 11133,25


=
=113,60.
98
98
atau:

s 2 p=

( xi1 )

2
1
1
+
106,4 122,09

Dengan data ini maka


t h=

dk =

x1 x2

s p s p
+
n1 n2

th

2
=113,71.
0,009398+0,008190

bisa dicari.

7975,89
3,11
3,11
=
=
=1,454.
113,6 113,6 2,103+2,469 2,138
+
54
46

( n1 +n 22 ) = 98 dan taraf nyata 0,05 atau 5%, diperoleh harga t tabel sebesar

1,988 (melalui proses interpolasi). Saat taraf nyata 0,01 atau 1%, diperoleh harga
sebesar 2,635 (melalui proses interpolasi).

t tabel

Maka

t hitung

jatuh di daerah penerimaan H0 baik pada taraf 5% maupun 1%. Dari hasil ini

maka Ho diterima dan guru dapat menyimpulkan bahwa hasil ujian kelompok siswa yang
mengikuti kelas pagi hari ( x =79 ) dan kelas sore hari ( x =75,89 ) sama bagusnya.
Menguji kesamaan rata-rata (mean) dengan variansi tidak homogen.
Soal:
Dalam sebuah pabrik dapat memproduksi dua buah jenis kayu, yaitu Kayu Jati dan
Kayu Cendana. Pak Nur selaku direktur pabrik ingin mengetahui tingkat kekerasan kayu
sebelum dijual ke pasaran. Maka Pak Uzi selaku kepala bagian produksi ingin mengambil
50 sampel kayu jati dan kayu cendana untuk diuji. Data kayu jati dan kayu cendana
disajikan pada tabel berikut:
Hasil (%)
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kayu Jati

Kayu Cendana

70
60
80
60
73
76
63
76
86
80
76
80
73

73
76
73
60
86
83
93
80
76
83
83
66
83

Nomor
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Hasil (%)
Kayu
Kayu
Jati
Cendana
80
80
76
80
83
80
66
90
76
80
86
80
83
90
90
80
73
60
76
90
63
80
86
80
76
80

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

73
70
66
73
70
73
76
63
80
86
83
93

80
80
80
80
80
80
60
90
80
80
80
80

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

73
80
90
66
83
80
76
70
80
70
76
80

80
80
70
90
80
80
70
76
76
84
84
76

Pak Nur berpendapat bahwa tingkat kekerasan kayu jati lebih besar daripada kayu
cendana. Dengan taraf nyata 5%, zapakah kandungan air pada kayu jati berbeda dengan
kayu cendana dan apakah hipotesis Pak Nur benar?
Jawab:
Karena parameter

1 2

(karena berasal dari populasi yang berbeda), maka akan

dilakukan pendekatan statistika yang relevan yaitu dengan uji-t independent dengan
ragam yang berbeda.
Dengan memisalkan hasil ujian murid sebagai data yang berdistribusi normal, maka yang
akan diuji berupa:
H 0 : jati= cendana , berarti kandungan air pada kayu jati sama dengan kandungan
air pada kayu cendana.
H 1 : jati cendana , berarti kandungan air pada kayu jati berbeda dengan
kandungan air pada kayu cendana.
Dari data sampel, diperoleh

n1=50

n2=50

. Dengan perhitugan manual,

diperoleh nilai sebagai berikut:

n
mean
s
s2

Kayu Jati
50
75,94
6,99
48,99

Kayu Cendana
50
79,22
7,17
51,55

2
2
s 2 1 s 22
( 6,99 ) ( 7,17 )
s p=
+ =
+
= 0,97+1,02= 1,99=1,41.
n1 n2
50
50

Dengan df =

df =

df =

s12
n1

n11

s22
n2

n21

( 1,99 )2
2

( 0,97 ) ( 1,02 )
+
501 501

][

3,96
0,94 1,04
+
49
49

s 21 s 2 2
+
n1 n2

th

bisa dicari.

75,9479,22 3,28
=
=2,32.
sp
1,41

Dengan df = 99 dan taraf nyata 0,05 atau 5%, diperoleh harga


(melalui proses interpolasi). Lalu ada tambahan saat df =
1%, diperoleh harga

3,96
3,96
=
=99.
0,019+ 0,021 0,04

x 1 x 2

( ) ( ) [

Dari hasil ini, maka


t h=

2 2

s1 s2
+
n1 n2

t tabel

sebesar 2,634.

99

t tabel

sebesar 1,987

dan taraf nyata 0,01 atau

Maka

t hitung

jatuh di daerah penerimaan H 1 hanya pada taraf 5%. Dari hasil ini maka H 1

diterima dan ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kayu jati ( x =75,94 ) dan
kayu cendana ( x )=79,22 . Namun, hipotesis yang dikatakan Pak Nur tidak sama dengan
data hasil uji karena pada kenyataannya kayu cendana
kayu jati

( x )=79,22

lebih keras daripada

x =75,94 .

Menguji kesamaan rata-rata (mean) dengan sampel berkolerasi.


Soal:
Pemerintah Kota Surabaya ingin meneliti berat badan penduduk di 3 kecamatan
yang berbeda. Maka dari itu dilakukan sebuah sensus penduduk sebelum bulan ramadhan
dan sesudah bulan ramadhan di tiga kecamatan, diantaranya kecamatan Sukolilo,
kecamatan Sawahan, dan kecamatan Kembang Kuning. Lalu kepala camat memanggil
tiga kepala RT di masing-masing kecamatan untuk diambil 50 sampel dari setiap kepala
keluarga. Data hasil sensus penduduk disajikan pada tabel berikut:
Berat Badan (kg)

Pendudu
k

Sebelum

Sesudah

Pendudu
k

AA
AB
AC
AD
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
BA
BB
BC
BD
BE
BF
BG
BH
BI
BJ
CA

70
80
73
63
86
76
73
70
73
73
63
86
93
76
66
86
90
76
86
73
90

60
60
76
76
80
80
73
66
70
76
80
83
80
83
76
83
73
63
76
80
66

CF
CG
CH
CI
CJ
DA
DB
DC
DD
DE
DF
DG
DH
DI
DJ
EA
EB
EC
ED
EE
EF

Berat Badan (kg)


Sebelu
Sesudah
m
73
76
73
60
86
83
93
80
76
83
83
66
83
80
80
80
80
80
80
60
90
80
80
80
80
80
80
80
90
80
80
90
80
60
90
80
80
80
80
80
70
90

CD
CC
CD
CE

83
76
80
76

80
70
70
80

EG
EH
EI
EJ

80
70
76
84

80
76
84
76

Pak camat berpendapat bahwa berat dari penduduk setelah bulan ramadhan tidak
mengalami perbedaan. Dengan taraf nyata 5%, ujilah jika ada perbedaan berat penduduk
sebelum dan sesudah bulan ramadhan!
Jawab:
Dengan memisalkan berat badan penduduk sebagai data yang berdistribusi normal, maka
yang akan diuji berupa:
H 0 : sebelum =sesudah , berarti berat badan penduduk sebelum bulan puasa sama
dengan berat badan penduduk sesudah bulan puasa.
H 1 : sebelum sesudah , berarti berat badan penduduk sebelum bulan puasa tidak sama
dengan berat badan penduduk sesudah bulan puasa.
Dari data penelitian, maka perhitungan untuk sampel berkolerasi yaitu sebagai berikut:
Xi
Yi
(tabel pasangan ke-i diisi nilai n; tabel
diisi berat badan sebelum bulan puasa;
diisi berat badan sesudah puasa; serta tabel

Pasangan
ke-i

Xi

Yi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

70
80
73
63
86
76
73
70
73
73
63
86
93
76
66

60
60
76
76
80
80
73
66
70
76
80
83
80
83
76

Di=
X iY i
10
20
-3
-13
6
-4
0
4
3
-3
-7
3
13
-7
-10

Di

diisi selisih

Xi

Yi

dan

Pasangan
ke-i

Xi

Yi

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

73
73
86
93
76
83
83
80
80
80
90
80
80
80
90

76
60
83
80
83
66
80
80
80
60
80
80
80
80
80

).
D i=
X iY i
-3
13
3
13
-7
17
3
0
0
20
10
0
0
0
10

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

86
90
76
86
73
90
83
76
80
76

Dengan data ini maka


t h=

dk =

83
73
63
76
80
66
80
70
70
80
th

3
17
13
10
-7
14
3
6
10
-4

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

80
80
90
80
80
70
80
70
76
84

90
60
80
80
80
90
80
76
84
76

-10
20
10
0
0
-20
0
-6
-8
8

bisa dicari.

i
D
3
3
3
=
=
=
=2,32.
S D 9,16 9,16 1,29
n 50 7,07

( n1 +n 22 ) = 98 dan taraf nyata 0,05 atau 5%, diperoleh harga t tabel sebesar

1,988 (melalui proses interpolasi). Saat taraf nyata 0,01 atau 1%, diperoleh harga

t tabel

sebesar 2,635 (melalui proses interpolasi).

Maka

t hitung

jatuh di daerah penolakan H0 atau penerimaan H1 pada taraf 5%. Dari hasil

ini maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa berat badan penduduk sebelum bulan
puasa ( x =79,08 ) berbeda dengan berat badan penduduk setelah bulan puasa (
x =76,08 ) dengan perbedaan yang signifikan.

b. Cara SPSS:
Rata-rata (mean) dengan dua sampel bervariansi homogen (independent samples T-test).
Group Statistics
Kelas Siswa
Hasil Ujian

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pagi Hari

54

79.0185

7.01882

.95514

Sore Hari

46

75.8913

8.04771

1.18657

Independent Samples Test


Levene's
Test for

t-test for Equality of Means

Equality of
Variances
Hasil Ujian

Sig.

Df

Mean

Sig. (2-

Differe

tailed)

nce

Equal
variances

2.299

.133

2.076

98

3.1272

.041

assumed
Equal
variances

2.053 90.093

3.1272

.043

not assumed

Std.

95% Confidence

99% Confidence

Error

Interval of the

Interval of the

Differenc

Difference

Difference

Lower

Upper

Lower

Upper

-.8304
1.50659

.13744 6.11699

1.52323

.10109 6.15334

7.08492

-.8811
9

7.13561

Rata-rata (mean) dengan dua sampel bervariansi non-homogen (independent samples Ttest).
Group Statistics
Jenis Kayu
Tingkat Kekerasan

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Kayu Jati

49

75.8571

7.86077

1.12297

Kayu Cendana

51

79.2353

7.09532

.99354

Independent Samples Test

Levene's
Test for

t-test for Equality of Means

Equality of
Tingkat

Variances

Kekerasan
Kayu
F

Sig.

df

Sig.

Mean

(2-

Differen

tailed)

ce

Equal
variances

2.022

.158

-2.258

98

.026

-2.253

96.055

.027

assumed
variances
not assumed

95% Confidence

99% Confidence

Error

Interval of the

Interval of the

Differen

Difference

Difference

ce

1.49630

3.37815

Equal

Std.

1.49939

3.37815

Lower

Upper

-.4087

6.34752

-.4019

6.35440

Lower

Upper

-7.30884

.55254

-.7.31854

.56223

Rata-rata (mean) dengan sampel berkolerasi (paired samples T-test).


Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1

Std. Deviation

Std. Error Mean

Sebelum Ramadhan

79.0800

50

7.35080

1.03956

Sesudah Ramadhan

76.0800

50

7.68736

1.08716

Paired Samples Correlations


N
Pair 1

Sebelum Ramadhan &

Correlation
50

Sesudah Ramadhan

Sig.

.143

.321

Paired Samples Test


Paired Differences

Pair 1

Mean

Std.
Deviation

Std.
Error
Mean

95% Confidence

99% Confidence

Interval of the

Interval of the

Difference

Difference

Lower

Upper

Lower

df

2.155

49

Sig. (2tailed)

Upper

Sebelum
RamadhanSesudah
Ramadhan

3.00000 .9.84575 1.39240

.20187

5.79813 -.73156

6.73156

.036

C.KESIMPULAN
1. Pada uji hipotesis mean dengan variansi homogen, berdasarkan hasil hitung diperoleh
t hitung =1,454.
t =1,988
Dengan =0,05 dan dk = 98 diperoleh t 0,05
serta dengan
=0,01

dan dk = 98 diperoleh

daerah penolakan

H1

t t 0,01=2,635.

atau penerimaan

H0

Dengan demikian
baik pada

t hitung

=0,05

jatuh di
maupun

=0,01 . Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan antara nilai ujian murid pada kelas
pagi hari

( x =79 )

dengan nilai ujian murid kelas sore hari

perbedaan antara nilai ujian murid pada kelas pagi hari

( x =75.89 ) . Atau ada

( x =79 ) dengan nilai ujian murid

kelas sore hari ( x =75.89 ) secara non signifikan ( P>0,05 ) .


2. Pada uji hipotesis mean dengan variansi non homgen, berdasarkan hasil hitung diperoleh
t hitung =2,32.
t =1,987
Dengan =0,05 dan dk hasil koreksi = 99 diperoleh t 0,05
serta dengan
demikian

=0,01

t hitung

dan dk hasil koreksi = 99 diperoleh

jatuh di daerah penerimaan

H1

pada taraf

t t 0,01=2,634.

Dengan

= 5% atau taraf

=0,05 . Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan tingkat kekerasan antara kayu jati

( x =75,94 )

dan kayu cendana

( x =79,22 )

secara signifikan

( P<0,05 ) ,

serta kayu

yang memiliki tingkat kekerasan yang baik yaitu kayu cendana ( x =79,22 ) .
3. Pada uji hipotesis mean dengan sampel berkolerasi, berdasarkan hasil hitung diperoleh
t hitung =2,32.
t =1,988
Dengan =0,05 dan dk = 98 diperoleh t 0,05
serta dengan
=0,01

dan dk = 98 diperoleh

daerah penolakan

H0

t t 0,01=2,635.

atau penerimaan

H1

. Dengan demikian

t hitung

jatuh di

hanya pada taraf 5%. Kesimpulannya

adalah ada perbedaan antara berat badan penduduk sebelum ramadhan

( x =79,08 )

dengan berat badan penduduk setelah ramadhan ( x =76,08 ) , serta hasil uji ini membawa
keuntungan bagi

Pemerintah Kota Surabaya karena setelah bulan ramadhan berat


badan penduduk mengalami penurunan secara signifikan ( P<0,05 ) .

LAMPIRAN
a. Plagiarism Detector

You might also like