You are on page 1of 12

Absorpsi oral : 50%.

Distribusi : volume distribusi untuk


fungsi ginjal normal : 1,7 L/kg; Clcr 25-35 ml/menit:1,76
L/kg; penetrasi melalui sawar darah otak minimal;
berdistribusi ke dalam ASI; ikatan dengan protein 15%;
dimetabolisme di hati menjadi metabolit N-oksida, Soksida, dan N-desmetil. Bioavailabilitas oral : 48%.
Waktu paruh eliminasi oral : untuk fungsi ginjal normal :
2,5-3 jam; Clcr 25-35 ml/menit:4-8 jam; waktu paruh
eliminasi IV untuk fungsi ginjal normal : 2-2,5 jam.
Waktu untuk mencapai kadar puncak dalam serum :
oral : 2-3 jam, IM : <=15 menit. Ekskresi : di dalam urin
: oral = 30%, IV = 70%(dalam bentuk tak berubah),
feses (sebagai metabolit). (3)
Stabilitas Penyimpanan
Vial injeksi disimpan pada suhu antara 4C-30C,
terlindung dari cahaya. Larutan jernih tak berwarna sampai
berwarna kuning; warna yang agak tua tidak
mempengaruhi potensi. Kantung premixed disimpan pada
suhu antara 2C-25C, terlindung dari cahaya. Sirup
disimpan pada suhu antara 4C-25C, terlindung dari
cahaya. Tablet disimpan di tempat kering pada suhu antara
15C-30C, terlindung dari cahaya. Larutan injeksi dalam
vial dapat dicampur dengan normal saline atau larutan
dekstrosa 5% dalam air, larutan stabil selama 48 jam pada
suhu kamar. Injeksi bolus intermiten diencerkan sampai
maksimum 2,5 mg/ml. Infus intermiten diencerkan sampai
dengan maksimum 0,5 mg/ml. jangan menambahkan obat
lain ke dalam kantung premixed
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap ranitidin atau bahan-bahan lain
dalam formulasi.
Efek Samping

Terbatas dan tidak berbahaya: aritmia, vaskulitis, pusing,


halusinasi, sakit kepala, confusion, mengantuk, vertigo,
eritema multiforme, kemerahan, pankreatitis, anemia
haemolitic acquired, agranulositosis, anemia aplastik,
granulositopenia, leukopenia, trombositopenia,
pansitopenia, gagal hati, anafilaksis, reaksi
hipersensitivitas
Interaksi
Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek/toksisitas
siklosporin (meningkatkan serum kreatinin), gentamisin
(blokade neuromuskuler), glipizid, glibenklamid,
midazolam (meningkatkan konsentrasi), metoprolol,
pentoksifilin, fenitoin, kuinidin, triazolam. Mempunyai efek
bervariasi terhadap warfarin. Antasida dapat mengurangi
absorpsi ranitidin. Absorpsi ketokonazol dan itrakonazol
berkurang; dapat mengubah kadar prokainamid dan ferro
sulfat dalam serum, mengurangi efek nondepolarisasi
relaksan otot, cefpodoksim, sianoklobalamin (absorpsi
berkurang), diazepam dan oksaprozin, mengurangi
toksisitas atropin. Penggunaan etanol dihindari karena
dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung.
Dengan Makanan : Makanan tidak mengganggu
absorpsi ranitidin.
Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Kategori B. Ranitidin
menembus plasenta, efek teratogenik pada fetus belum
dilaporkan. Hati-hati bila digunakan pada kehamilan.
Terhadap Ibu Menyusui : Ranitidin berdistribusi ke
dalam ASI; gunakan dengan berhati-hati.
Terhadap Anak-anak :

Terhadap Hasil Laboratorium : Berinteraksi dengan


tes sekresi asam lambung, tes alergi pada kulit
menggunakan ekstrak alergen, serum kreatinin, tes protein
urin.
Parameter Monitoring
AST, ALT, serum kreatinin, fungsi ginjal, foecal occult blood.
Bentuk Sediaan
Tablet 75 mg, 150 mg, Kaplet 300 mg, Sirup 75 mg/5ml
(60 ml, 100 ml, 150 ml), Ampul 25 mg/ml (2 ml)
Peringatan
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan
fungsi hati; dibutuhkan penyesuaian dosis pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal; hindari penggunaan pada
pasien dengan sejarah porfiria akut (dapat memicu
serangan); terapi jangka panjang mungkin berhubungan
dengan defisiensi vitamin B12; keamanan dan efikasi
belum ditetapkan untuk pasien anak-anak usia<1 bulan.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

Informasi Pasien
Dosis oral ranitidin dapat diminum dengan atau tanpa
makanan. Bila obat ini digunakan untuk mencegah
heartburn, obat diminum 30-60 menit sebelum makan
atau minum apapun yang dapat menyebabkan heartburn.
Pasien seharusnya tidak menggunakan obat ini bila alergi
terhadap ranitidin, simetidin, atau nizatidin
Mekanisme Aksi
Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2
sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam
lambung; volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen
berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi
faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau

serum gastrin.
Monitoring Penggunaan Obat
Gejala dan tanda-tanda gangguan tukak peptik, efek
samping obat, darah lengkap, perbaikan endoskopi
Daftar Pustaka
Martindale The Complete Drug Reference 35th edition
MIMS-Official Drug Reference for Indonesian Medical
Proffesion. 105th ed.
Drug Information Handbook International
AHFS Drug Information 2006
Share this:
Tentang iklan-iklan ini

INDIKASI
Tukak duodenum, tukak lambung,
hipersekresi lambung seperti sindroma
Zollinger-Ellison dan mastositosis sistemik,
perdarahan saluran cerna, sebelum induksi
anestesi, refluks saluran cerna, kondisi
yang menghendaki pengurangan sekresi
gaster dan pengeluaran asam lambung.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif.
PERHATIAN
Gangguan hati atau ginjal berat.
Hamil dan menyusui.
Terapi jangka panjang.
Interaksi obat : Diazepam, Metoprolol,
Lignokain, Fenitoin, Propanolol, Teofilin,
Warfarin, Midazolam, Fentanil,
Nifedipin.
EFEK SAMPING
Malaise (perasaan tidak enak badan
yang tidak jelas, sakit kepala,
mengantuk, vertigo.
Bradikardia.

Konstipasi (susah buang air besar),


diare, mual, muntah, nyeri perut.
Hepatitis reversibel.
Penurunan leukosit dan pletelet.
Urtikaria (biduran), edema
angioneurotik, bronkhospasme,
hipotensi, eosinofilia, ruam, demam,
anafilaktik.
Bingung, ginekomastia (pembesaran
buah dada laki-laki menyerupai buah
dada wanita), hiperprolaktinemia,
gangguan seksual.
Peningkatan sementara kadar serum
transaminase, gamma GT, serum
kreatinin.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak
menunjukkan risiko pada janin maupun
penelitian terkendali pada wanita hamil
atau hewan coba tidak memperlihatkan
efek merugikan (kecuali penurunan
kesuburan) dimana tidak ada penelitian
terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada
wanita hamil semester pertama (dan tidak

ada bukti risiko pada trisemester


selanjutnya).
KEMASAN
Ampul 2 mL x 5.
DOSIS
Intramuskular (IM) : 50 mg/2 mL tiap 68 jam tanpa pengenceran.
Bolus / infus intermiten intravena (IV) :
50 mg/2 mL tiap 6-8 jam, diencerkan
dengan larutan yang sesuai.
Penderita gagal ginjal : secara IM/IV
50 mg/18-24 jam.
PEMBERIAN OBAT
Dapat diberikan bersama atau tanpa
makanan
2. Cefotaxime sodium / Natrium
Sefotaksim.
INDIKASI
Infeksi saluran nafas bagian bawah,
telinga, saluran kemih dan kelamin
termasuk gonore non komplikasi,
kandungan, kulit dan struktur kulit,

dalam perut, tulang dan sendi, susunan


saraf pusat.
Bakteremia (beredarnya bakteri dalam
darah) dan septikemia (keracunan
darah oleh bakteri patogenik dan/atau
zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri
tersebut), sepsis (reaksi umum disertai
demam karena kegiatan bakteri, zat-zat
yang dihasilkan bakteri atau keduaduanya), endokarditis (radang
endokardium jantung), meningitis
(radang selaput otak).
Pencegahan infeksi peri-operatif dan
terhadap infeksi dengan kekebalan
yang menurun. KONTRA INDIKASI
Hipersensitifitas terhadap Sefalosporin,
penderita ginjal berat. PERHATIAN
Pasien yang sensitif terhadap Penisilin
(sensitifitas silang), gagal ginjal berat,
riwayat penyakit lambung-usus
terutama kolitis.
Hamil (terutama trimester pertama),
menyusui.
Interaksi obat :
kombinasi dengan diuretika kuat dan
aminoglikosida meningkatkan resiko
nefrotoksisitas.

penggunaan dengan Probenesid,


meningkatkan dan memperpanjang
kadar Sefotaksim dalam darah.
EFEK SAMPING
Reaksi hipersensitifitas, eosinofilia,
neutropenia, leukopenia yang bersifat
sementara, flebitisefek pada lambungusus, superinfeksi.
Peradangan iritatif dan nyeri pada tempat
penyuntikan.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak
menunjukkan risiko pada janin maupun
penelitian terkendali pada wanita hamil
atau hewan coba tidak memperlihatkan
efek merugikan (kecuali penurunan
kesuburan) dimana tidak ada penelitian
terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada
wanita hamil semester pertama (dan tidak
ada bukti risiko pada trisemester
selanjutnya). KEMASAN
Vial 1 gram x 2. DOSIS
Dewasa dan anak berusia lebih dari 12
tahun : 2-6 gram sehari, maksimal 12
gram/hari.

Bayi dan anak berusia 1 bulan 12


tahun : 50-100 mg/kg berat badan/hari
dalam 4-6 dosis terbagi.
Neonatus (bayi baru lahir sampai umur
4 minggu) dan bayi prematur berusia 14 minggu : 50 mg/kg berat badan
secara intravena (IV) tiap 8 jam.
Bayi berusia kurang dari 1 minggu : 50
mg/kg berat badan secara IV tiap 12
jam.
Pada infeksi yang mengancam
jiwa : dosis sampai dengan 200 mg/kg
berat badan/hari.
Pencegahan infeksi pra-operatif :
diberikan 30-60 menit sebelum operasi.

bat ranitidine yang melalui jalur


Intravena injeksi harus
mengalami pengenceran terlebih
dahulu. Cairan pengencer dapat
menggunakan Normal Saline atau
disebut juga Natrium Klorida
(NaCl) 0,9% atau cairan steril lain
yang cocok.

Selain diencerkan
dengan Natrium Klorida (NaCl)
0,9% atau Normal Saline, Obat
ranitidine injeksi juga dapat
dencerkan dengan Dekstrosa 5%
dalam air. Obat ranitidine yang
telah diencerkan dapat bertahan
selama 48 jam (2 hari) pada suhu
ruangan sebelum akhirnya
mengalami kerusakan.
Sama halnya dengan jalur injeksi
intravena, Jalur Infus intravena
juga memerlukan pengenceran,
menggunakan pengencer yang
cocok. Seperti NaCl 0,9% (Normal
Saline atau Dekstrosa 5%.dalam
air.

Untuk pemberian i.v: stabil dalam


injeksi dekstrosa 5% atau 10%, NaCl
0,9% atau larutan Ringer laktat.

Ketika
diberikan
melalui
i.v,
encerkan sampai volume 20 ml
menggunakan larutan saline untuk
injeksi dan suntikkan selesai paling
tidak dalam lima menit.
Pemberian
infuse
intermitten,
encerkan 50 mg dalam 50-100 ml
D5W dan diinfuskan selesai dalam
15-20 menit.
Berikan infus berkelanjutan dengan
kecepatan 6,25 mg/jam, kecuali
pada
pasien Zollinger-Ellison
syndrome.
Simpan
sediaan
yang
telah
dilarutkan pada suhu kamar, dan
buang setelah 48 jam jika belum
habis.
Jangan dicampur dengan obat lain
pada pemberian i.v.

You might also like