You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah s.w.t. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga terselesaikannya penyusunan
laporan tentang Asuhan Keperawatan Individu Dalam Keluarga Dengan Klien
Penderita Thypoid Fever tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami sebagai penulis dalam membuat makalah ini tidak melakukannya
sendiri. Oleh karena itu, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Suratin Pudji Handoko, S.pd, M.kes selaku Kepala Prodi Keperawatan
Blitar yang telah memberi izin kepada kami untuk menyelesaikan laporan
ini.
2. Sri Winarni, S.pd. M.kes selaku PJMA keperawatan individu dalam
keluarga yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan laporan
ini.
3. Teman teman dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari sebagai manusia selalu mempunyai kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, kami memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang membanguan guna penyempurnaan
makalah ini.
Demikian prakata dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Blitar, Oktober 2004

penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit thypoid fever perlu untuk diketahui oleh seluruh lapisan
masyarakat, karena penyakit thypoid fever dapat menimbulkan komplikasi
yang berat dan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat terutama
masyarakat yang tinggal di lingkungan yang sanitasinya kurang danm cara
hidup yang kurang sehat.
Untuk mencegah terserangnya penyakit thypoid fever kita harus
menghilangkan faktor predisposisi penyakit thypoid fever dengan cara
menjaga sanitasi lingkungan dan mempertahankan cara hidup yang sehat.
Sedangkan untuk mencegah timbulnya komplikasi perlu perawatan dan
pengobatan yang adekuat.
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan laporan kasus thypoid fever ini adalah :
1. Sebagai sarana komunikasi bagi tenaga kesehatan dan keperawatan
yang lain.
2. Sebagai sumber informasi untuk penelitian.
3. Sebagai salah satu alat untuk memantau mutu pelayanan kesehatn dan
kompetensi tenaga yang memberikan pelayanan tersebut.

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian
Thypoid fever adalah suatu penyakit infeksi akut pada usus halus yang
menimbulkan gejala-gejala sistemik.
2.2. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah salmonella thyposa
Faktor predisposisi :
a. Penyediaan air bersih kurang
b. Samitasi lingkungan jelek
c. Kebiasaan hidup sehat (kebersihan perseorangan) kurang baik.
2.3. Patofisiologi
Kuman salmonella thyposa masuk tubuh manusia melalui mulut
bersama makanan dan air yang tercemar.
Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi
masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di illium
terminalis yang mengalami hipertropi, kemudian kuman menembus ke
lamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial
yang juga mengalami hypertropi.
Setelah melewati kelenjar limfe, kuman masuk ke aliran darah melalui
duktus thoracius serta mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus.
Salmonella thyposa bersarang diplaque peyeri, limpa, hati dan bagianbagian lain sistem retikuloendotelial. Pada mukosa diatas plaque peyeri bisa
timbul tukak yang dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus.
Demam pada thypoid fever disebabkan oleh salmonella thyposa dan
endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasa zat pirogen oleh leukosit
pada jaringan yang meradang.
2.4. Tanda Gejala
Masa inkubasi salmonella thyposa berlangsung antara 10 20 hari,
selama masa inkubasi menimbulkan gejala prodormal, yaitu :
a. perasaan tidak enak di perut.
b. Malaise, cepat lelah dan tidak bersemangat.

c. Nyeri kepala.
d. Anoreksia.
Selanjutnya biasa ditemukan gambaran klinik sebagai berikut :
1. Demam
2. Gangguangastrointestinal
3. Gangguan kesadaran
4. Brakikardi relatif
5. Roseola / bercak merah pada punggung
6. Tanda-tanda toksemia
2.5. Penatalaksanaan
ada 3 bagian yaitu :
1. Perawatan
-

Isolasi pasien dan desinfeksi pakaian danm ekskreta.

Tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih
14 hari

Mobilisasi dini secara bertahap

Penderita dengan kesadaran menurun posis tubuh harus di ubah-ubah


setiap 2 jam sekali

2. Diit
Makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan
makanan tidak banyak mengandung serat, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan gas, penderita bisa diberi susu 2 gelas sehari atau lebih.
Bila kesadaran pasien menurun bari makanan cair lewat sonde
Pada keadaan akut pasien diberi bubur saring. Setelah bebas panas
dapat diberikan bubur kasar atau biasa selama 2 hari
3. Medikamentosa
a. Obat Antimokroba
-

Kloramfenikol

Tiamfenikol

Kotrimoksazol

Ampisilin dan amoksilin

Sefalosporin

Flurokinolon

b. Obat Simptomatik
-

Antipiretik

Kortikosteroid

c. Berikan vitamin B kompleks dan c


2.6. Komplikasi
komplikasi thypoid fever dapat dibagi dalam :
a. Komplikasi intestinal
1. Perdarahan usus
2. Perforasi usus
3. Ileus paralitik
4. Perotonitis
b. Komplikasi Ekstra Intestinal
1. Komplikasi Kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer, miokarditis, trombosis,
tromboflebitis
2. Komplikasi Darah
Anemia hemolitik, trombositopenia dan sindrom uremia
hemolitik
3. Komplikasi paru
4. Komplikasi hepar
5. Komplikasi ginjal
6. Komplikasi tulang
7. Komplikasi neuropsikiatrik

BAB 3
STUDI KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama

: Ny. Y

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 54 tahun

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: Islam

Pendidikan terakhir : SD
Alamat

: Blitar

2. Keluhan utama
Badan panas, perut terasa panas dan nyeri
3. Riwayat penyakit sekarang
3 hari badan pasien panas, perut terasa panas dan nyeri, lemah,
makan atau minum sedikit, tidak muntah, tidak bisa BAB. Sudah berobat
ke poliklinik tidak ada perubahan.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang tanda dan
gejalanya hampir sama dengan penyakit yang sekarang, yaitu badan dan
perut terasa panas, dan biasanya pasien berobat ke petugas kesehatan di
desanya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Selama ini semua anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit seperti yang diderita pasien sekarang.
6. Kesehatan biophysical
Data psikologis :
1. Penilaian non verbal.
Pasien tampak menyeringai kesakitan dan lemah
2. Penilaian verbal
Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

3. Penanggulangan terhadap masalah


Pasien biasa membicarakan mesalahnya dengan keluarganya
4. Pola interaksi
Pasien tampak dekat denmgan keluarga serta mudah berinteraksi
dengan orang lain
5. Emosi saat dikaji
Apabila ditanya pasien menjawab dengan jelas dan panjang lebar
terutama bila ditanya tentang keluhan yang dirasakan.
Data sosial :
1. Pola komunikasi
Pasien dapat menjawab dengan jelas dan terkadang pasien
bertanya tentang penyakitnya
2. Orang yang dapat membantu rasa nyaman, yaitu anak pasien
3. Kebudayaan dan kebiasaan yang dianut pasien dan keluarga
adalah budaya jawa
4. Rekreasi
pasien jarang pergi ke temnpat-tempat rekreasi
Data spiritual :
1. Keyakinan beragama
Pasien dan keluarga beragama Islam
2. Ketaatan beribadah
Selama sakit pasiem tidak dapat melaksanakan ibadah yang perlu
mobilisasi fisik.
7. Pola Hidup Sehari-Hari
a. Pola istirahat / tidur
Pasien mengatakan selama sakit istirahat dan tidurnya terganggu,
sebelum sakit pasien biasanya tidur selama 7 8 jam pada siang dan
malam.
b. Pola Makan Dan Minum
-

Pasien mengatakan selama sakit tidak cukup makan hanya nasi 5


sendok sehari, sebelum sakit pasien suka makan makanan pedas,
porsi makan 3 piring sehari

c. Pola Eliminasi
Selama sakit bisa BAK dengan baik, tetapi pasien mengatakan tidak
bisa BABN dengan baik selama sakit
d. Pola Kebersihan Diri
Selama sakit pasien tidak pernah mandi sendiri dan hanya diseka 1 x
sehari, sebelum sakit pasien mengatakan biasa mandi 2 x sehari
e. Pola Aktivitas
Pasien mengatakan bahwa selama sakit cepat lelah bila beraktifitas.
f. Kebiasaan Buruk
pasien mengatakan biasa minum kopi di pagi atau sore hari
8. Review Of System
a. Sistem Pernafasan
Respirasi 20 x / menit
b. Sistem Hemodinamika
TTV : N = 80 x /menit
S = 37,5o C
c. Sistem Perkemihan
Pasien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi BAKn diatas tempat
tidur dengan pispot
d. Sistem Pencernaan
Pasien mengatakan perut terasa panas dan nyeri, tidak cukup makan
dan tidak bisa BAB.
e. Sistem Kulit, Otot, Tulang Dan Mukosa
Bibir pasien tampak kering, lidah kotor, kulit berkeringat dan kulit
punggung pasien kemerahan dan pasien mengatakan punggungnya
terasa panas.

3.2. Analisa Data


Nama Px: Ny. Y
Umur

: 54 tahun

DATA
NO
DATA RELEVAN
RELEVAN
cepat terasa
lelah panas dan nyeri
15 S : pasien mengatakan perut

MASALAH
MASALAH
Gangguan
Gangguanaktivitas
pencernaan

PENYEBAB
Program
perawatan
(tirah
Proses infeksi
salmonella

tirah baring
O : pasien tampak
menyeringai kesakitan
2

o
Pasien
tampak
Suhu
tubuh
37,5lelah
C
S : pasien
tidaksendiri
cukup makan
Pasien mengatakan
tidak bisa mandi

baring)
typosa
Gangguan

pemenuhan Nafsu makan turun

S : Pasien
Pasien mengatakan
mengatakan perut
punggung
panas
terasaterasa
kembung

Resiko
gangguan
kebutuhan
nutrisiintegritas kulit

Pasien tampak
mengatakan
O : pasien
lemahtidak cukup makan
S
pasien tirah
mengatakan
O :: Pasien
baring badan terasa panas

Gangguan

Pasien
mengatakan
perutkemerahan
terasa panas
Kulit punggung
pasien
O : Suhu tubuh 37,5o C
S : pasien mengatakan tidak bisa BAB
Pasien mengatakan tidak cukup makan
O : perut pasien kembung

kesehatan Proses

keseimbangan suhu tubuh


Gangguan

Penekanan kulit
infeksi

salmonella

typosa

pemenuhan Asupan nutrisi kurang

kebutuhan eliminasi BAB

3.3. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh b/d proses infeksi salmonella
typhosa
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d nafsu makan turun
3. Gangguan aktifitas b/d program perawatan (tirah baring)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Px

: Ny. X

Umur

: 62 tahun

NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN

RENCANA
TINDAKAN

Gangguan keseimbangan suhu Suhu tubuh kembali


tubuh

b/d

proses

Salmonella Typhosa

1.

infeksi seimbang

jelaskan

setelah dilakukan

kepada klian dan

tindakan

meningkat

keluarga mengapa

S : pasien mengatakan

2.

beritahu

badan dan

tentang program

perut sudah

tirah baring

tidak terasa

KEPERAWATAN
1.
menjelaskan

EVALUASI

mengapa suhu tubuh

S : pasien
mengatakan

TINDAKAN

3.

suhu tubuh meningkat


2.

memberitahu
kepada keluarga

panas lagi

ajarkan

tentang program tirah

tindakan non

O : suhu tubuh 36

farmakologis : teknis

baring
3.

mengajarkan

37o C

distraksi / relaksasi :

mengenai tindakan

Badan tidak

ciptakan lingkungan

non farmakologis :

terasa panas lagi

terapeutik.

teknis distraksi /

4.

beritahu pasien
untuk tidak memakai

relaksasi :
menciptakan

bahwa badan sudah


tidak terasa panas
lagi
O : suhu tubuh 37o C

pakaian yang tebal

lingkungan terapeutik.
4.

5.

Observasi

memberitahu
pasien dan keluarga

keluhan dan TTV

untuk tidak memakai


pakaian yang tebal
5.

Gangguan pemenuhan

Nafsu makan

kebutuhan nutrisi b/d nafsu

kembali normal

makan turun

S : Pasien

1. kaji kebutuhan

keluhan dan TTV


mengkaji

1.

nutrisi pasien
2. jelaskan tentang

mengobservasi

kebutuhan nutrisi pasien


2.

setelah dilakukan
tindakan

menjelaskan

S : pasien mengatakan

mengatakan

pentingnya

tentang pentingnya

bahwa porsi makan

cukup makan

pemenuhan nutrisi

pemenuhan nutrisi

sore dihabiskan.

Pasien

sesuai diit

sesuai diit

mengatakan
perut tidak
kembung lagi
O : KU pasien
cukup baik
Badan tidak

3. ciptakan lingkungan 3.
yang terapetik

menciptakan

dihabiskan

lingkungan yang

KU pasien masih

terapetik

lemah

4. observasi intake
nutrisi

O : porsi makan

4.

mengobservasi
intake nutrisi

gangguan aktifitas b/d program

terasa panas lagi


Kebutuhan aktivitas 1. kaji gangguan

perawatan (tirah baring)

terpenuhi
S : Pasien
mengatakan
mampu
melakukan
aktivitas
O : pasien tidak

1. mengkaji gangguan

pemenuhan aktifitas

pemenuhan aktifitas

tindakan

pasien

pasien

S : pasien mengatakan

2. jelaskan manfaat
program tirah baring
3. ubah posisi tidur
pasien
4. beritahu dan

2. menjelaskan manfaat
program tirah baring
3. mengubah posisi tidur
pasien
4. memberitahu dan

lagi harus

jelaskan tentang

menjelaskan tentang

tirah baring

pelaksanan

pelaksanan mobilisasi

KU Pasien

mobilisasi dini

dini

cukup baik

setelah dilakukan

cepat lelah bila


beraktifitas
O : pasien masih harus
tirah baring
Pasien tampak
lemah
Masalah belum teratasi

DAFTAR PUSTAKA
Hudak dan Gallo. 1996. Keperawatan Kritis Edisi VI Volume II : Pendekatan
Holistik, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Mi ja kim, Gertrude K. Mc Farland, Audrey M. 1995. Diagnosa Keperawatan
Edisi VI, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Purnawan Junaedi, Atiek S. Soemasto, Husna Amelz. 1982. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi II, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit thypoid fever perlu untuk diketahui oleh seluruh lapisan
masyarakat, karena penyakit thypoid fever dapat menimbulkan komplikasi
yang berat dan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat terutama
masyarakat yang tinggal di lingkungan yang sanitasinya kurang dan cara
hidup yang kurang sehat.
Untuk mencegah terserangnya penyakit thypoid fever kita harus
menghilangkan faktor predisposisi penyakit thypoid fever dengan cara
menjaga sanitasi lingkungan dan mempertahankan cara hidup yang sehat.
Sedangkan untuk mencegah timbulnya komplikasi perlu perawatan dan
pengobatan yang adekuat.
4.2. Saran
-

Klien sebaiknya mematuhi semua pengobatan terhadap penyakit


thypoid fever yang dideritanya guna mempertahankan kesehatan yang
optimal.

Keluarga yang merawat sebaiknya melakukan perawatan dengan sabar


dan selalu memberikan dukungan kepada klien.

You might also like