You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
DHF (dangue Hemorroid fever) atau demam berdarah adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh spesies aides (Ngastiah 1997 : 341 ) merupakan penyakit akut yang sering
terjadi di Indonesia.
Dalam menangani kasus demam berdarah ini, segala cara telah ditempuh salah satu
diantaranya upaya pencegahan melalui 3 M (menguras, menutup dan mengubur ) Namun,
pada saat tertentu wabah demam berdarah ini akan muncul.
Hingga kini demam berdarah terus terjadi dan tahun ini sudah merenggut lebih dari
300 nyawa (kompas 4 maret 2004 ), Mereka meninggal karena perdarahan hebat yang
terjadi pada organ dalamnya, sudah terlalu banyak cairan dan darah yang bocor sehingga
pasien bisa jatuh syok (Dr. hendrawan Nadesul )
Situs resmi badan kesehatan dunia (WHO ) menyebut belum ada obat resmi untuk
mengobati penyakit DHF, namun perawatan di rumah sakit sering menyelamatkan nyawa
enderita demam berdarah, dengan cara menjaga asupan cairan.
Dalam skala lokal di Malang Jumlah penderita demam berdarah bisa bertambah
banyak dalam periode tertentu, misalnya saja pada bulan Dessember 2005 ini, jumlah
penderita DBD terus meningkat ini terlihat dari banyaknya pasien DBD yang dirawat di
ruang anak (ruang 7 ) Rumah sakit Syaiful Anwar Malang . Berdasarkan data yang ada
mulai dari tanggal 19 Desember 2005 sampai dengan 24 Desember (saat penulis
mengadakan praktek klinik kebidanan), jumlah penderita yang ada berjumlah 7 orang
termasuk yang dinyatakan suspek. Ini adalah angka yang cukup banyak untuk penyakit
demam berdarah.
Berdasarkan data-data di atas, maka penulis merasa sangat tertarik untuk
mengambil kasus demam berdarah ini sebagai laporan praktek yang dituangkan dalam
asuhan kebidanan yang komprehensif.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada An. RR dengan demam
berdarah / DHF grade II

2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An. RR
b. Penulis mampu mengidentifikasi masalah / diagnosa pada An. RR
c. Penulis mampu membuat perencenaan pada An. RR
d. Penulis mampu melaksanakan rencana yang telah disusun, kepada An RR
e. Penulis mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada
An. RR
C. SISTEMATIKA PENULISAN
1. Penulis menyusun asuhan kebidanan pada An RR. berdasarkan tinjauan pustaka
meliputi :
a. Konsep teori Demam berdarah / DHF.
b. Konsep manajemen kebidanan dengan kasus demam berdarha
2. Tekhnik pengumpulan data meliputi
a. Data subjektif, berdasarkan auto anamnesa maupun allo anamnesa
b. Data obyektif meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, palpasi,
auskultasi, pemeriksaan dalam, pemeriksaan penunjang
c. Berdasarkan catatan medik yaitu status anak
D. METODE PENGUMPULAN DATA
a. Bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
b. Bab II, tinjauan pustaka berisi tentang konsep teori demam berdarah,Manajemen
asuhan pada kasus demam berdarah
c. Bab III, tinjauan kasus berisi tentang pengkajian, diagnosa/ identifikasi masalah,
intervensi, implementasi dan evaluasi serta catatan perkembangan pada An, MR
dengan DHF grade II
d. Bab IV, pembahasan masalah yang berisi tentang kesenjangan antara konsep teori
asuhan kebidanan dan tinjauan kasus yang sebenarnya pada An. RR dengan DHF
grade II
e. Bab V, penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DENGUE HAEMORRAGIC FEVER
A. DEFINISI
Dengue haemoagic fever (DHF)
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbivirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
(betina). DHF terutama menyerang anak remaja dan dewasa dan seringkali
menyebabkan kematian bagi penderita. (Ngastiyah, 1995 ; 349)
B. ETIOLOGI
Penyakit dengue disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn virus) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (aedes albopictus dan aedes aegypti)
C. PATOFISIOLOGI
INFEKSI DENGUE

Demam Mual Hepatomegali Alkalosis Trombo voskulitis reaksi Kompleks


Muntah
respiratorik sitopenia
umum Ag Ab +
komplemen

Dehidrasi

Haemoragic
Diastesis

Permeabilitas
Vasculair meningkat

Kebocoran plasma
Hipovolemia

hemokonsentrasi
Hipoproteinemia

Hipotensi

Efusi serosa
hiponatremia

Syok

Hipoksia jaringan
DIC

Asidosis
metabolik

Perdarahan masif
Kematian
Patogenesis perdarahan pada DHF

IN F E K S I D E N G U E H E T E R O L U G U S S E K U N D E R

R e p lik a s i firu s

R e s p o n a n tib o d i

k o m p lik a s i a n tib o d i v iru s


A g re g a si
tro m b o s it

A k tiv a s i
k o m p le m e r

G an g g u an fu n g si
tro m b o s it
P e m b e rs ih a n
tro m b o s it d i R E S

T ro m b o s ito p e n ia

P e le p a s a n
tro m b o s it fa k to r
III

A n a fila k to s is

K e a g u lo p a ti
k o n s u m tif

P e rm e a b ilita s
v a s k u le r m e n in g k a t

F a k to r p e m b e k u a n
Syok

P e rd a ra h a n y a n g b e rle b ih a n

Masalah Keperawatan
Hipertermia
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Potrensial komplikasi syok hipovolemik
Resiko perubahan perfusi jaringan
Resiko infeksi
Perubahan kenyamanan (myeri)
Anxietas
Intoleransi aktivitas
Resiko terjadi perdarahan.
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang muncul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan
masa inkubasi 13-15 hari . Penderita mengalami :
Demam akut yang sering disertai menggigil.
Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, haematom )
Perdarahan pada nasal (epistaksis), haematomesis, Urine yang bercampur darah
(haematuria) dan berak bercampur darah (melena)
Keluhan pada saluran pernafasan ( batuk, pilek dan kesulitan saat menelan)
Keluhan pada saluan pencernaan (mual, mutah, anoreksia, diare, konstipasi )
Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang
dansendi, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit,
kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotofobia, otototot sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.
Hepatomegali, Slenomegali, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Menurut patokan dari WHO (1986),diagnosis DHF harus berdasrkan kriteria
klinik dan kriteria laboratorium:
Kriteria klinis:

Panas dengan onset yang akut, tinggi dan menetap 2-7 hari.

Adanya manifestasi perdarahan, termasuk ji torniquet positif

Hepatomegali

Syok dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah dengan tekanan nadi yang
sempit (20 mmHg atau kurang), atau adanya hipotensi, akral dingin dan gelisah.

Kriteria laboratorium

Trombositopenia (kurang atau sama dengan 100.000/mm3)

Haemokonsentrasi ;terdapat kenaikan haematokrit lebih atau sama dengan 20%


pada masa akut dibandingkan dengan masa penyembuhan.

WHO (1986) juga membagi menjadi empat kategori penderita menurut derajat berat
penderita sebagai berikut.
Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa
torniquet tes yang positif.
Derajat II
Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan
dibawah kulit dan atu berupa perdarahan lainnya.
Derajat III
Adanya

kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, penyempitan

tekanan nadi ( <20 mmHg , atau hipotensi dengan disertai akral yang dingin dan
gelisah.
Derajat IV
Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak
terukur.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Uji laboratorium
Deteksi virus / antigen virus
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Kimia darah
4. Faal haemostasis
5. Blood Gas Analisa (BGA)
6. Elektrolit
7. Urine
8. Foto thorax
9. EKG (electro Kardio Grafi)

B. Tinjauan Terori Asuhan Anak dengan DHF


I. Pengumpulan data
A. Data subyektif
1.

Biodata
Pasien

Nama

Umur

: dapat terjadi pasa semua usia, tapi makan muda umurnya


makin buruk prognosisnya

Jenis kelamin

: untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan

Agama

: untuk membantu / memudahkan KIE

Alamat

: untuk mencegah kekeliruan apabila ada pasien yang


mampunyai reg yang sama.

Orang tua

Pendidikan

: mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua tentang


kesehatan

Pekerjaan

: menentukan tingkat sosial ekonomi

Alamat

: menentukan lingkungan, tempat tinggal pasien dengan


keluarga

2.

Keluhan utama
Panas dan batuk disertai mual dan muntah darah/ mimisan, nyeri ulu hati,
riwayat muntah berwarna hitam

3.

Riwayat kesehatan yang lalu


Pasien belum pernah menderita penyakit yang sama sebelum MRS

4.

Riwayat kesehatan keluarga


Ada atau tidak, keluarga yang pernah menderita penyakit DHF baik
tetangga ataupun anggota keluarga sendiri

5.

Riwayat penyakit sekarang


Panas naik turun sampai 39oC, nafsu makan berkurang, nyeri ulu hati

6.

Riwayat psikososial
Untuk mengetahui psikologi keluarga dalam menghadapi penyakit yang
diderita anak

7.

Riwayat persalinan
Untuk mengetahui apakah ada kelainan lahir

8.

Riwayat post natal


Mengkaji bagaimana perawatan keluarga terhadap anak

9.

Riwayat imunisasi
Imunisasi DPT I, II, III beserta ulangannya sudah dilakukan atau belum
Pola fungsi kesehatan
a. Nutrisi : tidak nafsu amakan akibat nyeri telan
b. Eleminasi : dalam batas normal
c. Istirahat : tidur ngorok (stridor inspirator)
d. Aktivitas : pasien harus istirahat total selama 3 minggu

B. Data Obyektif
- Ku

: lemah

- Kesadaran

: Bisa sampai syok

- Tanda tanda vital


TD

: tekanan darah mengalami penurunan

Suhu

: meningkat (bisa sampai 40 derajat celcius )

- Pemeriksaan fisik
Abdomen

: adanya pembesaran hepar, nyeri pada epigastrium

Ekstremitas

: Pada kulit terdapat bintik-bintik merah

- Pemeriksaan diagnostik
-

Uji laboratorium

Deteksi virus / antigen virus

Pemeriksaan darah lengkap

Kimia darah

Faal haemostasis

Blood Gas Analisa (BGA)

Elektrolit

Urine

Foto thorax

EKG (Electro Kardio Gram)

II. Diagnosa/Masalah
Dx

: DHF

DS

: Ibu mengatakan anaknya sakit panas beberapa hari yang lau.


9

Pernah mimisan , muntah


Bintik-bintik merah pada kulit.
DO : - TTV : Tekanan darah : 90/60 mmHg
Suhu

: 38,2 C

Nadi

: 100 x / menit

Pernafasan

: 24 x / menit

- Pemeriksaan Fisik :
Bintik merah pada kulit, pembesaran pada hepar, nyeri pada epigastrium,
uji rampelit/ torniquet positif
- Pemeriksaan laboratorium
Darah Lengkap : Leukosit 3.500-10.000
Hb 11,0- 16,5
Hematokrit 35,0-50,0
Trombosit 150.000- 390.000Leukosit 2.300
Masalah
1. Gangguan rasa nyaman karena adanya peningkatan suhu tubuh.
DS : Ibu mengatakan anaknya demam sejak
DO : Temperature 37,5- 41 0 celcius
Daerah seperti kepala, leher, ketiak, teraba panas.
2. Gangguan Pola makan
DS : Ibu mengatakan nafsu makan anak berkurang, yaitu anak hanya makan
beberapa sendok saja.
DO : Anak tidak mau makan yang disediakan oleh rumah sakit
3. Kecemasan pada orang tua
DS : Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang sedang sakit saat ini apalagi
anak menderita penyakit demam berdarah.
DO : Ibu tampak kelihatan cemas.
Masalah Potensial
Potensial terjadi renjatan
DS : Ibu mengatakan anaknya sakit panas 5 hari yang lalu.
Pernah mimisan , muntah 1 kali

10

DO : - TTV

: Tekanan darah : 90/60 mmHg


Suhu

: 37,5-41 C

Nadi

: 100 x -112 / menit

Pernafasan

: 20-24 x / menit

- Pemeriksaan Fisik :
Bintik merah pada kulit, pembesaran pada hepar, nyeri pada epigastrium, uji
rampelit/ torniquet positif
- Pemeriksaan laboratorium
Darah Lengkap : Leukosit 3.500-10.000
Hb 11,0- 16,5
Hematokrit 35,0-50,0
Trombosit 150.000- 390.000
III. Intervensi
Dx : DHF
Tujuan

: Tidak terjadi komplikasi.

Kriteria hasil : TTV dalam batas normal


TD 100/ 70 mmHg
Suhu normal = 36-37 C
Nadi 80-100 kali / menit
Peteki negatif
Pembesaran hepar tidak teraba
Leukosit 3.500-10.000
Hb 11,0- 16,5
Hematokrit 35,0-50,0
Trombosit 150.000- 390.000
Intervensi
1. Jelaskan pada Ibu tentang penyebab dan cara penularan demam berdarah
R : Penjelasan yang benar akan membuat orang tua mengerti sehingga dapat
melakukan upaya pemutusan rantai penyakit
2. Observasi TTV
R : TTV merupakan deteksi dini adanya komplikasi dan untuk melihat
perkembangan kesehatan anak.

11

3. Anjurkan anak untuk banyak istirahat


R : Dengan istirahat yang cukup akan memulihkan kondisi anak.
4. Anjurkan agar anak banyak minum
R : Kehilangan cairan yang berlebihan, selama demam dapat diperbaiki dengan
meningkatkan intake cairan sehingga terjadi hemoestasis.
R : Untuk mendeteksi dini adanya komplikasi sehingga dapat segera dilakukan
tindakan penanganan.
Masalah
1

Gangguan rasa nyaman karena peningkatan suhu tubuh


Tujuan

: Gangguan rasa nyaman dapat teratasi

Kriteria hasil : Suhu tubuh normal (36-37,5 0 C )


Ibu mengatakan bahwa anak tidak demam lagi
Intervensi
1. Berikan kompres dingin
R : Kompres dingin merupakan salah satu cara mekanisme mengurangi panas
secara konduksi.
2. Pakai baju tipis dan menyerap keringat.
R : Pakaian tipis dan menyerap keringat, merupakan mediator perpindahan
panas.
3. Jelaskan penyebab hipertrmi.
R : Membantu tindakan yang akan dilakukan.
4. Observasi suhu
R : menunjukkkan perkembangan penyakit
5. Beri antipiretik
R : Menurunkan suhu tubuh, karena bekerja pada pusat panas.
2. Gangguan Pola makan
Tujuan

: Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : Makanan yang diberikan habis


Nafsu makan anak ada.
1. Jelaskan pentingnya nutrisi buat anak kepada ibunya.
R : Nutrisi adequat dapat mempercepat proses penyembuhan
2. Anjurkan makan dalam porsi kecil, tapi sering
R : Agar makanan lebih mudah untuk diserap
12

3. Anjurkan pada ibu agar mencari tempat yang menyenangkan saat makan.
R : Suasana yang mendukung mampu mengalihkan fokus anak, sehingga anak
mau makan.
4. Pemberian makan yang lunak.
R : Bising usus mengalami peningkatan, sehingga makanan lunak tidak dapat
memperberat pekerjaannya.
3. Kecemasan orang tua
Tujuan

: Cemas terkurangi

Kriteria hasil : Ekspresi wajah baik, ibu bisa tersenyum.


Intervensi
1. Jelaskan tentang penyebab, cara penularan demam berdarah
R : Pengetahuan bertambah, berharap cemas dapat berkurang
2. Yakinkan ibu bahwa anak bisa sembuh
R : Mengurangi tingkat kecemasan
3. Yakinkan dalam perawatan agar ibu percaya.
R : Ibu percaya bahwa anaknya tertangani dengan baik
Masalah Potensial
Potensial terjadi renjatan
Tujuan

: Syok tidak terjadi

Kriteria hasil : TTV dalam batas normal


TD 100/ 70 mmHg
Suhu normal = 36-37 C
Nadi 80-100 kali / menit
Kesadaran compos mentis
Intervensi :
1. Jelaskan pada Ibu tentang tanda-tanda syok
R : Dapat membantu tindakan yang akan dilakukan
2. Beritahu kepada ibu agar , segera melapor jika ada tanda-tanda syok
R : Tindakan yang tepat, cepat membantu mengatasi masalah
3. Observasi TTV tiap 2-3 jam sekali
R : Perubahan TT, menunjukkkan adanya perkembangan penyakit.

13

IV. Implementasi
Mengacu pada intervensi / pengembangan rencana dan kondisi
V. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil

14

BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal 17 April 2005 Jam 09.00 WIB
Tempat : Ruang Anak (7) RSSA Malang
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Biodata Klien
Nama

: An RR

Umur

: 2tahun

Anak ke

: 2

Agama

: Islam

Jenis kelamin : Perempuan


Tanggal MRS : 19 Desember 2005
No. Kamar

: Gawat Anak Ruang 7 RSSA

No. Register : 526620


Alamat

: Jl. Lisan puro RT V RW 03 Malang

Biodata Orang Tua


Nama Ibu

: Ny N

Umur

: 38 Tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Karyawan pabrik

Nama Ayah

: Tn M

Umur

: 40 Tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Jl. Lisan puro RT V RW 03, Malang

15

2.

Alasan Masuk rumah sakit


Dirujuk oleh bidan praktek.

3.

Riwayat penyakit yang lalu


Ibu mengatakan jika anak sakit, biasanya hanya menderita batuk, pilek, kemudian
dibawa ke puskesmas dan sembuh.

4.

Riwayat penyakit sekarang


Ibu mengatakan anak panas 4 hari yang lalu, kemudian anak diberi obat penurun
panas dan panas turun, tetapi kemudian anak panas lagi. Setelah itu anak
mengalami perdarahan sedikit-sedikit pada gusi sejak 4 hari sebelum MRS, saat itu
juga dibawa ke bidan praktek dan diberi obat puyer dan sirup penurun panas yang
diminum 3xsehari, panas berkurang tapi kemudian muncul lagi disertai perdarahan
pada gusi, lalu diambil contoh darah dan dikirim ke laboratorium haasilnya dibawa
ke bidan kemudian langsung dirujuk ke RSSA Malang.

5.

Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, kronis maupun
menurun seperti : kencing manis, hepatitis, batuk-batuk kronis.
Genogram
+

50

45
50
00
00
0

4
9

39

27

17

Keterangan

:
: Laki-laki
: perempuan

: Meninggal

......

: tinggal satu rumah


: Klien
16

3
8

32

25

2
0

6.

Riwayat Prenatal, natal dan post natal


-

Prenatal
Ibu mengatakan Saat hamil muda mengalami mual dan muntah, sampai usia
kehamilan 3 bulan, ibu periksa ke puskesmas dan mendapatkan tablet
penambah darah dan vitamin-vitamin

Natal
Ibu mengatakan usia kehamilan sampai dengan 9 bulan, saat melahirkan
melalui operasi caesar di RSSS karena ibu mengalami kelelahan saat meneran,
berat lahir 2900 gram, anak lahir langsung menangis.

Post natal
Anak diberi ASI saja sampai usia 3 bulan, anak menyusui sampai umur 2 tahun.

7.

Riwayat imunisasi
Semua imunisasi telah lengkap yaitu BCG, DPT I-III, Hepatitis I-III, Polio I-IV,
Campak )

8.

Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola nutrisi
-

Makan teratur 3x sehari

Porsi makan : 1 piring nasi, sayur, lauk(daging, telur, tahu, tempe)

Nafsu makan berkurang saat anak sakit, makan 3 x sehari. Tiap kali makan
hanya beberapa sendok saja. Porsi : nasi 1 piring kecil, sayur, lauk (tempe,
telur, daging).

Minum air putih 5-6 gelas belimbing / hari. Namun sejak anak sakit hanya
minum sekitar 3 gelas belimbing / hari.

b. Pola eliminasi
-

BAB 1 x sehari, konsistensi: lembek, warna : kuning. Saat sakit anak BAB
tidak tiap hari.

BAK 3-4 x sehari, warna kuning jernih. Saat sakit, anak BAK 2 x / hari

c. Pola tidur
-

Tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam.

Selama sakit anak tidur siang 1 jam, dan tidur malam 6 jam sebab anak
sering terbangun bila demam.

d. Personal hygiene
-

Mandi 2 x sehari

Gosok gigi 2 x sehari / setiap kali mandi

Ganti pakaian dan celana dalam setiap kali mandi


17

e. Pola aktivitas
-

Saat tidak sakit,anak main dengan keluarga dan teman-temannya. Selama


sakit anak hanya berbaring di tempat tidur.

9.

Data psikososial
Psikologi
-

Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang sedang sakit saat ini apalagi
anak menderita penyakit demam berdarah.

Sosial
-

Anak diasuh langsung oleh ibunya, kadang-kadang sama tantenya.

Anak biasanya bermain dengan teman sebayanya di dekat rumah.

B. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : anak tampak lemah
Kesadaran

: Composmentis

Tekanan darah : 90/60 mmHg


Suhu

: 38,2 C

Nadi

: 120 x / menit

Pernafasan

: 24 x / menit

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

Rambut

: bersih, rambut lurus, warna hitam

Wajah

: agak pucat, terlihat lemah.

Mata

: sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat.

Hidung

: lubang hidung simetris, tidak ada sekret

Telinga

: simetris, bersih, tidak ada sekret.

Mulut

: bibir kering, lidah tidak kotor, tidak ada caries pada gigi.

Leher

: tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid maupun vena jugularis.

Dada

: simetris, tidak ada retraksi, ronchii (-)

Perut

: tidak kembung.

Genetalia : bersih, bentuk normal tidak ada kelainan


Ektremitas : atas : terlihat tepasang infus Kaen 3 B pada tangan kiri
odem -/-, varices -/Integumen : cyanosis (-), turgor baik.
18

Palpasi
Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugolaris

Perut

: Nyeri tekan hati, dan nyeri tekan pada perut kanan atas.

Auskultasi
Dada

: Wheezing (-), Ronchi (-)

c. Pemeriksaan penunjang
-

Pemeriksaan laboratorium (tanggal 19 Desember 2005 )


Darah Lengkap :
Leukosit 3.300
Hb

12,5 gr / dl

Hematokrit 34,8
Trombosit 50.000
-

Uji torniquet

: ptekie positif

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Dx

: An RR dengan DHF grade II

DS : Ibu mengatakan anaknya sakit panas 4 hari yang lalu.


Perdarahan pada gusi, muntah 1 kali
DO : - TTV : Tekanan darah : 90/60 mmHg
Suhu

: 38,2 C

Nadi

: 120 x / menit

Pernafasan

: 24 x / menit

- Pemeriksaan Fisik :
Bintik merah pada kulit, nyeri tekan pada hepar, nyeri tekan pada perut kanan
atas, uji rampelit/ torniquet positif
- Pemeriksaan laboratorium (tanggal 19 Desember 2005 )
Darah Lengkap : Leukosit 3.300
Hb 12,5 gr / dl
Hematokrit 34,8
Trombosit 50.000

19

Masalah
1. Gangguan rasa nyaman karena adanya peningkatan suhu tubuh.
DS : Ibu mengatakan anaknya demam sejak 5 hari yang lalu
DO : Temperature 38, 2 0 celcius
Daerah seperti kepala, leher, ketiak, teraba panas.
2. Gangguan Pola makan
DS : Ibu mengatakan nafsu makan anak berkurang, yaitu anak hanya makan
beberapa sendok saja.
DO : Anak tidak mau makan yang disediakan oleh rumah sakit
3. Kecemasan pada orang tua
DS : Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang sedang sakit saat ini apalagi
anak menderita penyakit demam berdarah.
DO : Ibu tampak kelihatan cemas.
Masalah Potensial
Potensial terjadi renjatan
DS : Ibu mengatakan anaknya sakit panas hari yang lalu.
Perdarahan pada gusi , muntah 1 kali
DO : - TTV

: Tekanan darah

: 90/60 mmHg

Suhu

: 38,2 C

Nadi

: 100 x / menit

Pernafasan

: 24 x / menit

- Pemeriksaan Fisik :
Bintik merah pada kulit, nyeri tekan pada hepar, nyeri tekan pada perrut
kanan atas, uji rampelit/ torniquet positif
- Pemeriksaan laboratorium (tanggal 19 Desember 2005 )
Darah Lengkap : Leukosit 3.300
Hb 12,5 gr / dl
Hematokrit 34,8
Trombosit 50.00

20

III.INTERVENSI
Dx

: An RR DHF grade II

Tujuan

: Tidak terjadi komplikasi.

Kriteria hasil : TTV dalam batas normal


TD 100/ 70 mmHg
Suhu normal = 36-37 C
Nadi 80-100 kali / menit
Peteki negatif
Pembesaran hepar tidak teraba
Leukosit 3.500-10.000
Hb 11,0- 16,5
Hematokrit 35,0-50,0
Trombosit 150.000- 390.000
Intervensi
1. Jelaskan pada Ibu tentang penyebab dan cara penularan demam berdarah
R : Penjelasan yang benar akan membuat orang tua mengerti sehingga dapat
melakukan upaya pemutusan rantai penyakit
2. Observasi TTV
R: TTV merupakan deteksi dini adanya komplikasi dan untuk melihat
perkembangan kesehatan anak.
3. Anjurkan anak untuk banyak istirahat
R : Dengan istirahat yang cukup akan memulihkan kondisi anak.
4. Anjurkan agar anak banyak minum
R : Kehilangan cairan yang berlebihan, selama demam dapat diperbaiki dengan
meningkatkan intake cairan sehingga terjadi hemoestasis.
R : Untuk mendeteksi dini adanya komplikasi sehingga dapat segera dilakukan
tindakan penanganan.
Masalah
1. Gangguan rasa nyaman karena peningkatan suhu tubuh
Tujuan

: Gangguan rasa nyaman dapat teratasi

Kriteria hasil : Suhu tubuh normal (36-37,5 0 C )


Ibu mengatakan bahwa anak tidak demam lagi

21

Intervensi
1. Berikan kompres dingin
R : Kompres dingin merupakan salah satu cara mekanisme mengurangi panas
secara konduksi.
2. Pakai baju tipis dan menyerap keringat.
R : Pakaian tipis dan menyerap keringat, merupakan mediator perpindahan
panasa.
3. Jelaskan penyebab hipertermi.
R : Membantu tindakan yang akan dilakukan.
4. Observasi suhu
R : Menunjukkkan perkembangan penyakit
5. Beri antipiretik
R : Menurunkan suhu tubuh, karena bekerja pada pusat panas.
2. Gangguan Pola makan
Tujuan

: Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : Makanan yang diberikan habis


Nafsu makan anak ada.
1. Jelaskan pentingnya nutrisi buat anak kepada ibunya.
R : Nutrisi adequat dapat mempercepat proses penyembuhan
2. Anjurkan makan dalam porsi kecil, tapi sering
R : Agar makanan lebih mudah untuk diserap
3. Anjurkan pada ibu agar mencari tempat yang menyenangkan saat makan.
R : Suasana yang mendukung mampu mengalihkan fokus anak, sehingga anak
mau makan.
4. Pemberian makan yang lunak.
R : Bising usus mengalami peningkatan, sehingga makanan lunak tidak dapat
memperberat pekerjaannya.
3. Kecemasan orang tua
Tujuan : Cemas terkurangi
Kriteria hasil : Ekspresi wajah baik, ibu bisa tersenyum.
Intervensi
1. Jelaskan tentang penyebab, cara penularan demam berdarah
R : Pengetahuan bertambah, berharap cemas dapat berkurang

22

2. Yakinkan ibu bahwa anak bisa sembuh


R : Mengurangi tingkat kecemasan
3. Yakinkan dalam perawatan agar ibu percaya.
R : Ibu percaya bahwa anaknya tertangani dengan baik
Masalah Potensial
Potensial terjadi renjatan
Tujuan

: Syok tidak terjadi

Kriteria hasil :

TTV dalam batas normal

TD 100/ 70 mmHg
Suhu normal = 36-37 C
Nadi 80-100 kali / menit
Kesadaran compos mentis
Intervensi :
1. Jelaskan pada Ibu tentang tanda-tanda syok
R : Dapat membantu tindakan yang akan dilakukan
2. Beritahu kepada ibu agar, segera melapor jika ada tanda-tanda syok
R : Tindakan yang tepat, cepat membantu mengatasi masalah
3. Observasi TTV tiap 2-3 jam sekali
R : Perubahan TTV, menunjukkkan adanya perkembangan penyakit.
IV. IMPLEMENTASI
Dx : An RR dengan DHF grade II
1. Menjelaskan tentang penyabab dan cara penularan DHF, yaitu gigitan nyamuk
aedes aegypty yang muncul pada pagi dan sore hari
2. Menganjurkan anak untuk lebih banyak istirahat
3. Menganjurkan agar lebih banyak minum air putih, atau minuman lain yang disukai
oleh anak.
Masalah
1. Gangguan rasa nyaman karena peningkatan suhu tubuh.
1. Mengompres pada daerah dahi, ketiak, dada, lipatan-lipatan paha.
2. Menganjurkan pada ibu agar memakaikan baju yang tipis dan nyerap keringat

23

3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab terjadinya peningkatan suhu tubuh


yaitu adanya proses perjalanan infeksi
4. Mengukur TTV
5. Memberikan antipiretik yaitu paracetamol syrup 3 kali 1
2. Gangguan Pola makan
1. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya nutrisi bagi anak, terutama untuk
proses penyembuhan
2. Memberikan makan dalam porsi kecil tapi sering serta makanan yang lunak.
3. Mencari tempat yang menyenangkan bagi anak saat jadwal makan.
3. Kecemasan orang tua
1. Menjelaskan tentang penyakit anak bahwa anak telah hampir melewati masa
kritisnya karena sudah memasuki hari ke tujuh.
2. Meyakinkan pada ibu bahwa anak bisa sembuh.
Masalah potensial
Potensial terjadi Renjatan
1. Menjelaskan tentang tanda-tanda syok yaitu keringat dingin, nafas cepat, kesadaran
menurun yaitu bila anak dipanggil-panggil dan tidak ada respon.
2. Memberitahu kepada ibu agar segera melapor bila ada tanda-tanda tersebut
3. Mengukur TTV tiap 2 jam sekali
V. EVALUASI ( tanggal 22 Desember 2005 jam 12.00 WIB)
Dx : An RR dengan DHF grade II
S : O : Keadaaun umum membaik, infus telah dilepas
TD 100/ 70 mmHg
Suhu normal = 36-37 C
Nadi 80-100 kali / menit
Pemeriksaan laboratorium : Leukosit 3,300, Hb 12,5 gr dl, Hematokrit 34,8,
Trombosit 110.000
A : Anak dengan DHF grade II
P : Minum banyak, istirahat.

24

Masalah
1. Gangguan rasa nyaman karena peningkatan suhu tubuh.
S : Ibu mengatakan anaknya tidak demam lagi
O : Suhu 37 derajat celcius, tidak teraba panas pada daerah kepala, ketiak, dll
A : Gangguan rasa nyaman karena peningkatan suhu tubuh.
P : Minum banyak.
2. Gangguan pola makan
S :O : Makanan yang diberi dari RS, belum habis, tapi anak sudah mulai makan.
A : Anak dengan Gangguan pola makan
P : Tetap memotivasi ibu agar lebih kreatif saat memberi makan pada anak
3. Kecemasan pada orang tua
S : Ibu mengatkan mengerti terhadap penjelasan yang telah diberikan,
O : Ibu tersenyum, saat penjelasan ibu tampak mengangguk
A : Kecemasan yang dialami oleh orang tua (ibu)
P : Tetap memotivasi ibu
Masalah potensial
Potensial terjadi renjatan
S :O : TTV dalam batas normal
A : potensial terjadi renjatan
P : tetap perhatian terutama TT

25

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, penulis akan membahas adakah kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus
Pada tinjauan kasus didiagnosa bahwa AnRR dengan DHF grade II. Adapun
patokan menurut WHO tahun 1975, untuk mendiagnosis DHF ditetapkan sebagai berikut
a. Klinik

Panas dengan onset yang akut, tinggi dan menetap 2-7 hari.

Adanya manifestasi perdarahan, termasuk ji torniquet positif

Hepatomegali

Syok dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah dengan tekanan nadi yang
sempit (20 mmHg atau kurang), atau adanya hipotensi, akral dingin dan gelisah.

b. Laboratorium

Trombositopenia (kurang atau sama dengan 100.000/mm3)

Haemokonsentrasi ;terdapat kenaikan haematokrit lebih atau sama dengan 20%


pada masa akut dibandingkan dengan masa penyembuhan
Berdasarkan Patokan dari WHO tersebut, kemudian melihat tinjauan kasus yang

ada, didapatkan data :


1. Adanya demem tinggi pada anak sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
2. Uji torniquet positif, terdapat petekie
3. Adanya nyeri tekan pada hati
4. Didapatkan riwayat pernah muntah 1 kali .
Maka dapatkan AnRR didiagnosis demam berdarah / DHF
Untuk menentukan DHF dengan

grade / derajat berapa,

juga menggunakan

patokan dari WHO yaitu :


Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa
torniquet tes yang positif.
Derajat II

26

Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan


dibawah kulit dan atu berupa perdarahan lainnya.
Derajat III
Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, penyempitan tekanan
nadi ( <20 mmHg , atau hipotensi dengan disertai akral yang dingin dan gelisah.
Derajat IV
Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak terukur.
Dengan berdasarkan hasil pemeriksaan di atas maka bisa dipastikan bahwa anah tersebut
mengalami DHF grade II.
Pada dasarnya apabila seorang telah melewati masa kritisnya yaitu mulai dari
demam sampai dengan hari ke sepuluh, maka anak tersebut telah bisa dinyatakan sembuh.
Pada AnRR ini termasuk penderita demam berdarah yang cepat mendapat pertolongan,
meskipun menurut WHO sendiri sampai sekarang obatnya belum ditemukan namun klien
akan tertolong jika telah mendapat pertolongan di rumah sakit berupa pemberian obat-obat
yang

bersifat

supportif,

satu diantara

yang

mempertahankan cairan dengan pemberian infus.

paling

menolong

Pada AnRR

adalah

dengan

hanya menjalani

perawatan di rumah sakit selama 5 hari karena kondisinya setiap hari semakin membaik,
dan juga tombositnya telah naik yaitu 2 hari setelah perawatan telah meningkat dari 50.000
menjadi 110.000 begitu pula dengan kondisi fisiknya mengalami perkembangan yang
cukup signifikan.

27

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah di sebutkan di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Dalam perawatan demam berdarah, yang sampai saat ini belum di temukan
obatnya, maka pertolongan yang paling utama adalah bagaimana mempertahankan
cairan klien, karena pada klien dengan DBD konsentrasi plasma dalam darah
mengalami penurunan, sehingga bisa terjadi kebocoran dan menyebabkan
hemeostasis dalam tubuh akan terganggu.
2. Pada penderita DBD, apabila sudah melewati 10 hari bebas panas maka dapat
dipastikan anak tersebut telah melewati masa kritis.
3. Demam berdarah sebenarnya dapat diantisipasi

apabila semua pihak mau

berpartisipasi.
B. Saran.
Upaya pemberantasan melalui 3 M harus benar-benar dilaksanakan dengan baik.

28

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF.Jakarta ; EGC
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta ; EGC
Ngastiyah.1997. Perawatan Anak sakit. Jakarta : EGC
Soegijanto, Soegeng H.2002. ilmu Kesehatan Anak Diagnosa dan
Jakarta: Salemba andika
Harian Kompas, 4 maret 2004

29

penatalaksanaan

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.R


DENGAN DENGUE HAEMORRAGIC FEVER
DI RUANG ANAK ( RUANG 7 )
RUMAH SAKIT UMUM SYAIFUL ANWAR MALANG
Tgl 20 Desember 2005

Disusun oleh:
DHIYAH WAHYU NINGSIH
NIM: 0202100168

D E P A R T E M E N K E S E H A TA N R .I
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
2005

30

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
DENGUE HAEMORRAGIC FEVER
DI RUANG ANAK ( RUANG 7 ) RUMAH SAKIT UMUM SYAIFUL ANWAR
MALANG
KLUSIF DAN KB
DESA GIRIPURNO KECAMATAN BUMIAJI
Nama Mahasiswa:
DHIYAH WAHYUNINGSIH
0202100168

Mengetahui :
Pembimbing Institusi

Pembimbing Klinik

Wandi S. Kep Ners

Rusminaningsih AMK

Nip :

Nip :

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan sekalian Tuhan Yang
menguasai alam semesta, yang menguasai setiap nyawa hamba-hamba- Nya. yang telah
melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga tugas

Asuhan

Kebidanan pada An.RR dengan dangue haemorragic fever dapat diselesaikan


dengan baik. Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari praktek
klinik.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini tanpa adanya
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, sulit untuk dapat terselesaikan dengan baik.
Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Hartati .Amd Keb. Spd selaku Ka Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Malang
2. Andreas S. Kep Ners selaku kepala ruangan anak (Ruang 7)
3. Rumaminingsih AMK selaku pembimbing klinik.
4. Wandi S. Kep Ners selaku pembimbing dari institusi
5. Jupriyono, SKp M Kes selaku pembimbing dari institusi
6. Semua staf yang ada di ruang anak, yang telah membimbing kami selama praktek
klinik di ruangan.
7. Teman-teman satu kelompok (teman seperjuangan terimakasih atas supportnya )
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan di masa-masa yang akan datang.

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................

B Tujuan
1. tujuan Umum..........................................................................................

2. Tujuan Khusus........................................................................................

C. Sistimatika penulisan...................................................................................

4. Metode pengumpulan data............................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Tinjauan pustaka dangue haemorrogic fever...............................................

B. Manajemen kebidanan pada dangue haemorrogic fever..............................

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian.................................................................................................... 14
B. Identifikasi masalah / diagnosa.................................................................... 19
C. Intervensi...................................................................................................... 21
D. Implementasi................................................................................................ 24
E. Evaluasi........................................................................................................ 25
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................. 26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 28
B. Saran ............................................................................................................ 28
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 29

iii

You might also like