Professional Documents
Culture Documents
NPM : 140210150038
Baterai Lithium
Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang paling
banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital
Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki
daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta
menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan
dengan Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan.
Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat
berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride),
Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap
Lebih awet. Baterai lithium-ion bisa menangani ratusan kali siklus isi /
kuras (charge/discharge).
Tidak ada efek memory, itu artinya Anda tidak harus menunggu
baterai benar-benar kosong untuk melakukan isi ulang.
untuk
Jeroan Baterai
Baterai lithium-ion memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, tetapi
semuanya memiliki kesamaan pada bagian dalamnya. Jika Anda membedah
baterai notebook (sesuatu yang tidak disarankan, kecuali bagi teknisi yang
terlatih!), Anda akan menemukan elemen-elemen berikut :
Penyadap tegangan yang memonitor kapasitas energi dari masingmasing sel dalam baterai.
Jika suhu baterai terlalu panas pada saat pengisian atau penggunaan,
rangkaian komputer kecil yang ada di dalam baterai akan menghentikan
aliran listrik, dan berusaha mendinginkannya.
Lithium adalah jenis metal reaktif yang dapat menghasilkan panas
berlebihan jika bereaksi dengan air atau uap air. Oleh karena itu, dalam
membuat baterai lithium pasti dilakukan dalam ruangan kering (dry room)
dimana kelembapannya dijaga tidak kurang dari 5%.
Sejak diproduksi tahun 1991, lithium-ion baterai tidak mengalami perubahan
signifikan pada sifat kerja baterai. Ada 3 elemen yang berperan dalam proses
discharge dan recharge yaitu:
1.
Elektroda positif yang mengandung LiCoO2
2.
Elektroda negatif yang terbuat dari karbon grafit ( C6), dan
3.
Separator yang terbuat dari lapisan tipis plastik yang dapat dilalui
oleh ion-ion.
Pada proses discharge atau saat memakai baterai, Li+ ion bergerak
dari negatif ke positif melalui separator, sehingga elektron bergerak dengan
arah yang sama. Aliran elektron ini yang menghasilkan energi listrik.
Sifat logam lithium yang sangat reaktif membuat aliran ion lithium
bereaksi spontan karena sifat logam lithium yang sangat oksidatif. Lithium
adalah yang pertama dari alkalis dalam tabel periodik. Di alam ditemukan
seperti campuran isotop Li dan Li 6 7. Ini adalah logam padat ringan, lembut,
berwarna putih keperakan, dengan titik lebur rendah dan reaktif. Banyak dari
sifat fisik dan kimia lebih mirip dengan logam alkali tanah dari pada orangorang dari kelompok sendiri.
Lithium mengambil bagian dalam sejumlah besar reaksi, dengan
reaktan organik serta dengan reaktan anorganik. Bereaksi dengan oksigen
membentuk monoksida dan peroksida. Logam hanya basa yang bereaksi
dengan nitrogen pada suhu lingkungan untuk menghasilkan nitrure hitam,
mudah bereaksi dengan hidrogen pada suhu 500C (930F) untuk
membentuk hidrida lithium.
Reaksi logam lithium dengan air sangat kuat. Lithium bereaksi secara
langsung dengan karbon untuk menghasilkan carbure tersebut. Mengikat
mudah dengan halogen dan halogenures bentuk dengan emisi cahaya.
Meskipun tidak bereaksi dengan hidrokarbon parafinik, percobaan reaksi
adisi dengan alquenes digantikan oleh arile dan kelompok diena, juga
bereaksi dengan senyawa acetylenic, membentuk acetylures lithium, yang
penting dalam vitamin A sintesis.
Baterai Li-ion dapat dikembangkan dari besi oksida lithium yang
dianggap memiliki biaya rendah dan non toksisitas, bahan seperti besi
oksida lithium lebih diperhatikan sebagai katoda baterai lithium sekunder.
Besi oksida lithium pada katoda baterai Li-ion telah membuat kemajuan
besar pada preparasi karena menggunakan metode preparasi baru seperti
reaksi solid state suhu tinggi.
Prinsip Kerja Baterai Lithium Ion
Pada Tabel (Gambar) dibawah ini, memperlihatkan perbandingan dari 3 jenis
baterai yang menjadi perhatian saat ini. Yaitu, Fuel cells, Baterai Nikelmetal hydride dan Baterai Lithium- 6 ion.
Terlihat pada tabel tersebut, jika ketiga jenis baterai sama-sama
memanfaatkan reaksi redoks (reduksi dan oksidasi) pada kedua elektroda
untuk menghasilkan listrik.
Fuel cells memanfaatkan reaksi antara hydrogen dan oksigen untuk
menghasilkan listrik. Voltase yang dihasilkan, secara teoritis 1.23 V, namun
pada kenyataannya hanya menghasilkan dibawah 1.0 V. Sedangkan baterai
Litium memiliki nilai potensial standar paling negatif (-3.0 V), paling ringan
(berat atom: 6.94 g), sehingga bila dipakai untuk anoda dapat menghasilkan
kapasitas energi yang tinggi.