You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara yang berada pada suhu yang tropis,
terdapat berbagai macam dan jenis tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan merupakan
salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Dalam ilmu biologi, tumbuhan
termasuk organisme yang disebut Regnum Plantae yang merupakan
organisme multiseluler atau terdiri atas banyak sel. Tercatat sekitar 350.000
spesies tumbuhan, dari jumlah tersebut 258.650, hampir semua anggota
tumbuhan bersifat autotrof dan mendapatkan energi langsung dari cahaya
matahari melalui proses fotosintesis.
Farmasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan, yang di
dalamnya mempelajad mengenai tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan
sebagai obat, salah satu bahan ajar yang mempelajari tumbuhan obat adalah
farmakognosi. Beberapa tumbuhan yang hidup di muka bumi memiliki
khasiat bahkan bisa digolongkan sebagai tanaman obat atau disebut herbal.
Menurut WHO (World Helath Organization) definisi herbal adalah tanaman
yang bagian tanamannya daun, bunga, buah, biji, batang, kayu, kulit kayu,
akar, rimpag, atau bagian tanaman lainnya, yang mungkin seluruhnya
terfragmentasi.
Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami
seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Selain
itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani,
mineral atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003).
Obat herbal ini biasanya disediakan dalam bentuk ekstrak bahan baku
dari tanaman herbal yang ada atau nama lainnya adalah simplisia. Bahan
bakunya bisa terdiri dari sebagian dari tumbuhan tersebut seperti bagian
batang, daun, akar, kulit, serta buah, maupun seluruh bagian tumbuhan
tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk segar ataupun kering.
Menurut Depkes RI (1979) Simplisia adalah bahan alamiah ang dipergunakan

sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain, yaitu berupa bahan yang telah dikeringkan.
Selain simplisia adapun herbarium Herbarium dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai
holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai
bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk
mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia,
penghitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan
berperan dalam mengungkap kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang
sangat besar ini menuntut perawatan dan pengelolaan spesimen harus
dilakukan dengan baik dan benar (Setyawan dkk, 2005).
Dalam rangka menunjang pembelajaran Farmakognosi maka pada
tanggal 1-4 Agustus 2016 diadakan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa
farmasi Universitas Negeri Gorontalo yang memprogramkan mata kuliah ini.
Adapun PKL ini bertempat di desa Tamboo Kecamatan Bonepantai
Kabupaten Bone Bolango. Adapun Pelaksanaan PKL ini lebih ditekankan
dalam pengambilan sampel tanaman obat yang bermanfaat sebagai untuk
menunjang

dan

memberi

pengetahuan

kepada

mahasiswa

sebelum

mempelajari lebih jauh mengenai farmakognosi.


Pada PKL ini mahasiswa mengambil sampel di daerah gunung desa
Tamboo. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 07.00-13.00 setelah itu
seluruh praktikan kembali di desa untuk mengolah sampel guna dilakukan
penelitian pada praktikum nantinya.
I.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui langkah langkah pembuatan simspisia tumbuhan
dan herbarium kering.
1.2.2 Untuk mengetahui tata cara penyimpanan simplisia tumbuhan dan
herbarium kering
1.2.3 Untuk menambah pengetahuan dalam proses pembuatan simolisia dan
herbarium.
I.3 Manfaat

1.2.1 Mahasiswa dapat mengetahui langkah langkah pembuatan simspisia


tumbuhan dan herbarium kering.
1.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui tata cara penyimpanan simplisia tumbuhan
dan herbarium kering
1.2.3 Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dalam proses pembuatan
simolisia dan herbarium.

Daftar pustaka

Setyawan, A. D, dkk. (2005).Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Surakarta, Jawa


Barat: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret.

World Health Organization. Schistosomiasis and soil transmitted helminths


country profile: Indonesia. Diunduh dari :
http://www.who.int/wormcontrol/databank/Indonesia_ncp3.pdf. Diakses
tanggal 8 september 2016, pukul 21.15 WITA.
Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Kemenkes RI

LAMPIRAN LITERATUR

You might also like