Professional Documents
Culture Documents
Lapisan papilare adalah bagian atas dari dermis tepat di bawah epidermis. Bagian ini
ditandai dengan serat kolagen tipis yang menyebar tak beraturan, serat elastis tipis dan massa
pendukung.
Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast,
makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
Read more: http://cosmo-burn.blogspot.com/2011/03/struktur-dan-fungsikulit.html#ixzz205wesEd8
Jaringan Embrional/mesenkim
Jaringan embrional pada hewan atau sering disebut jaringan mesenkim merupakan jaringan
yang senantiasa membelah dan sering di asosiasikan dengan pembentukan embrio. Namun
demikian jaringan mesenkim tetap ada sampai hewan dewasa.
LEPTOSPIROSIS
Pengertian
Leptospirosis
pathogen.
adalah
penyakit
yang
disebabkan
oleh
Leptospira
yang
Melalui darah, urin atau cairan tubuh lain yang mengandung kuman leptospira
masuk kedalam tubuh
III.
Tanda Dan Gejala
Fase Septisemik
Fase Septisemik dikenal sebagai fase awal atau fase leptospiremik karena bakteri
dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinal dan sebagian besar jaringan
tubuh. Pada stadium ini, penderita akan mengalami gejala mirip flu selama 4-7
hari, ditandai dengan demam, kedinginan, dan kelemahan otot. Gejala lain
adalah sakit tenggorokan, batuk, nyeri dada, muntah darah, nyeri kepala, takut
cahaya, gangguan mental, radang selaput otak (meningitis), serta pembesaran
limpa dan hati
b. Fase Imun
Fase Imun sering disebut fase kedua atau leptospirurik karena sirkulasi antibodi
dapat dideteksi dengan isolasi kuman dari urin, dan mungkin tidak dapat
didapatkan lagi dari darah atau cairan serebrospinalis. Fase ini terjadi pada 0-30
hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeks. Gejala tergantung organ
tubuh yang terganggu seperti selaput otak, hati, mata atau ginjal.
Jika yang diserang adalah selaput otak, maka akan terjadi depresi, kecemasan,
dan sakit kepala. Pada pemeriksaan fungsi hati didapatkan jaundis, pembesaran
hati (hepatomegali), dan tanda koagulopati. Gangguan paru-paru berupa batuk,
batuk darah, dan sulit bernapas. Gangguan hematologi berupa peradarahan dan
pembesaran limpa (splenomegali). Kelainan jantung ditandai gagal jantung atau
perikarditis. Meningitis aseptik merupakan manifestasi klinis paling penting pada
fase imun.
Leptospirosis dapat diisolasi dari darah selama 24-48 jam setelah timbul jaundis.
Pada 30 persen pasien terjadi diare atau kesulitan buang air besar (konstipasi),
muntah, lemah, dan kadang-kadang penurunan nafsu makan Kadang-kadang
terjadi perdarahan di bawah kelopak mata dan gangguan ginjal pada 50 persen
pasien, dan gangguan paru-paru pada 20-70 persen pasien.
Gejala juga ditentukan oleh serovar yang menginfeksi. Sebanyak 83 persen
penderita infeksi L. icterohaemorrhagiae mengalami ikterus, dan 30 persen pada
L. pomona. Infeksi L. grippotyphosa umumnya menyebabkan gangguan sistem
pencernaan. Sedangkam L. pomona atau L. canicola sering menyebabkan radang
selaput otak (meningitis).
c. Sindrom Weil
Sindrom Weil adalah bentuk Leptospirosis berat ditandai jaundis, disfungsi ginjal,
nekrosis hati, disfungsi paru-paru, dan diathesis perdarahan. Kondisi ini terjadi
pada akhir fase awal dan meningkat pada fase kedua, tetapi bisa memburuk
setiap waktu. Kriteria penyakit Weil tidak dapat didefinisikan dengan baik.
Manifestasi paru meliputi batuk, kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk darah,
dan gagal napas. Disfungsi ginjal dikaitkan dengan timbulnya jaundis 4-9 hari
setelah gejala awal. Penderita dengan jaundis berat lebih mudah terkena gagal
ginjal, perdarahan dan kolap kardiovaskular. Kasus berat dengan gangguan hati
dan ginjal mengakibatkan kematian sebesar 20-40 persen yang akan meningkat
pada lanjut usia.
IV.
Pencegahan
Manusia rawan oleh infeksi semua serovar Leptospira sehingga manusia harus
mewaspadai cemaran urin dari semua hewan. Perilaku hidup sehat dan bersih
merupakan cara utama untuk menanggulangi Leptospirosis tanpa biaya. Manusia
a.
DAFTAR PUSTAKA
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Pedoman Tatalaksana Kasus dan
Pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit, Departemen
kesehatan RI, 2003
Sakit kepala.
Lesu, lemah.
Muntah-muntah.
Komplikasi: Selain gejala di atas, jika terjadi komplikasi pada beberapa bagian tubuh berikut
ini akan muncul gejala tambahan, antara lain:
Jika ada komplikasi di hati, maka kulit tampak kekuningan pada hari ke-4 sampai ke6.
Jika pada jantung, maka jantung berdebar tidak teratur, jantung membengkak, dan
gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Jika pada paru-paru, maka muncul batuk darah, nyeri dada, dan sesak napas.
Jika pada ibu hamil, dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir cacat dan meninggal,
atau lahir prematur.
Jika ada komplikasi pada pembuluh darah di organ dalam (misalnya ginjal, saluran
pernapasan, dan saluran genitalia), maka dapat terjadi perdarahan.
Penanganan: Pada gejala yang masih dini, pengobatan dengan antibiotik akan sangat
membantu. Namun jika sudah terjadi komplikasi, maka angka kematian bisa mencapai 20%.
Oleh karena itu, jika muncul gejala seperti di atas dan ada kemungkinan lingkungan Anda
rentan terhadap bakteri leptospira, segeralah ke dokter dan jelaskan gejala yang terlihat pada
si kecil.
Pencegahan:
Simpan makanan dan minuman dengan baik, agar terhindar dari tikus (yang
membawa bakteri tersebut).
Selalu bersihkan botol atau kaleng minuman sebelum berkontak dengan mulut atau
sedotan, yang memungkinkan bakteri masuk ke tubuh.
Cuci tangan, kaki serta bagian tubuh lain dengan sabun setelah terkena banjir.