Professional Documents
Culture Documents
11
masih dipergunakan. Tidak tertutup kemungkinan suatu waktu terjadi kehabisan reagen
yang menuntut pengiriman sampel urine ke laboratorium lain. Pengiriman ini memiliki
prosedur standar khusus untuk menjaga kestabilan bahan-bahan yang terkandung dalam
urine. Jika urine disimpan mungkin terjadi perubahan susunan oleh kuman-kuman
(Gandasoebrata, 2007).
Beberapa tes skrining cepat untuk protein urin (Labstix, Combistix, Albustix,
Albutest) memanfaatkan prinsip protein error dari indikator pH. Sebagian besar tes lain
untuk protein urin berprinsip pada presipitasi protein oleh sebab seperti panas dan asam
asetat, asam nitrat, asam sulfosalisilat, dan asam trichlorasetat. Dalam larutan asam,
albumin dan globulin dikoagulasi oleh panas dengan adanya garam anorganik.(White
dkk, 1970).
Oleh karena pemeriksaan protein mempunyai arti diagnostik yang penting
untuk menegakkan diagnosa dan memantau perjalanan suatu penyakit, maka ketepatan
dalam penanganan sampel harus tepat. Dari alasan tersebut penulis berusaha menganalisa
perbandingan hasil pemeriksaan protein dengan metode rebus menggunakan sampel urine
segar dan sampel simpan.
Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional analytic
design, yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat.
Metode ini berarti tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel
subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut serta peneliti tidak melakukan tindak
lanjut.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang periksa protein urine dalam
rentang waktu Juli sampai Agustus 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua pasien yang hasil protein urine positif
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu setiap
pasien yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro dkk,
1995).
Definisi Operasional
Pemeriksaan dilakukan terhadap 30 sampel yang memberikan hasil adanya
proteinuria kemudian diperiksa dengan metode rebus dalam waktu < 1 jam setelah
penampungan dan diperiksa ulang setelah disimpan selama 12 jam pada suhu 2 8oC.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Data
Tabel 1. Data hasil observasi
Observasi
Sampel segar
Sampel simpan
Positif 2
Sampel 1
Positif 2
Sampel 2
Positif 1
Positif 1
Sampel 3
Postif 1
Positif 1
Sampel 4
Positif 3
Positif 3
Sampel 5
Positif 1
Positif 1
12
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Sampel 10
Sampel 11
Sampel 12
Sampel 13
Sampel 14
Sampel 15
Sampel 16
Sampel 17
Sampel 18
Sampel 19
Sampel 20
Sampel 21
Sampel 22
Sampel 23
Sampel 24
Sampel 25
Sampel 26
Sampel 27
Sampel 28
Sampel 29
Sampel 30
Positif 1
Positif 1
Positif 2
Positif 1
Positif 1
Positif 1
Positif 2
Positif 2
Positif 2
Positif 4
Positif 2
Positif 2
Positif 1
Positif 1
Positif 4
Positif 3
Positif 1
Positif 2
Positif 2
Positif 4
Positif 2
Positif 4
Positif 1
Positif 1
Positif 1
Positif 1
Positif 1
Positif 2
Positif 1
Positif 1
Positif 1
Positif 2
Positif 2
Positif 2
Positif 4
Positif 1
Positif 2
Positif 1
Positif 1
Positif 4
Positif 3
Negatif
Positif 2
Positif 1
Positif 4
Positif 2
Positif 4
Positif 1
Positif 1
Positif 1
Std.
Deviation
Segar
1.87
30
1.042
.190
Simpan
1.77
30
1.104
.202
13
Correlation
30
Sig.
.961
.000
Std.
Deviation
Std. Error
Interval of the
Mean
Difference
df
Sig. (2-tailed)
Lower Upper
Pair 1
segar - simpan
.100
.305
.056
-.014
.214
1.795
29
.083
Pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
1. Berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel :
- Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (tabel t), H0 ditolak
- Jika statistik hitung (angka t output) < statistik tabel (tabel t), H0 diterima
T hitung dari output adalah 1,795
Statistik tabel dapat dihitung pada tabel t, dengan cara :
- Tingkat signifikansi () 10%, karena output untuk uji dua sisi (two tailed) maka
batas kritis menerima atau menolak H0 adalah 10% : 2 = 5% (0,05).
- Df atau derajat kebebasan dicari dengan rumus : Jumlah data 30 = 29
- Uji dilakukan dua sisi karena ingin mengetahui adanya perbedaan rata-rata uji
proteinuria metode rebus yang menggunakan sampel segar dengan yang
menggunakan sampel simpan.
Dari tabel t didapat angka 1,699.
2. Berdasarkan nilai probabilitas :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Pembahasan
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan program SPSS, hasil
pemeriksaan proteinuria metode dengan sampel segar adalah: nilai rata-rata pemeriksaan
1,87 dan standar deviasi 1,042. Nilai rata-rata pemeriksaan proteinuria metode rebus
dengan menggunakan sampel simpan adalah 1,77 dan standar deviasinya 1,104. Pada
tabel harga kritik dari T-test dengan taraf signifikansi 10%, interval kepercayaan 95%,
dan jumlah sampel 30 menunjukkan hasil 1,795.
14
DAFTAR PUSTAKA
Baron, D.N. Kapita Selekta Patologi Klinik edisi 4. EGC: Jakarta. 1995.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar
(Good Laboratory Practice). Direktorat Laboratorium Kesehatan: Jakarta.
2004.
Fleming, Rita A. Primary Care Techniques Laboratory Test in Ambulatory Facilities. The
C.V. Mosby Company: Missouri. 1952.
Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta. 2007.
Kee, Joyce Lefever. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan
Implikasi Keperawatan. EGC: Jakarta. 1997.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta. 2007.
15
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html. Diakses
16