Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KADEK YULIANDA DEWI
P07120213026
TINGKAT 3 SEMESTER V
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN
STROKE
seringkali
thrombosis.Beberapa
memburuk
pada
48
keadaan dibawah
ini
dapat
jam
setelah
menyebabkan
thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis
adalah
mengerasnya
pembuluh
darah
serta
2)
3)
4)
bertambah
kental,
peningkatan
viskositas/hematokrit
Heart
Disease(RHD)
b. Miokard infark
c. Fibrilasi
Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktuwaktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus
kecil.
d. Endokarditis
oleh
bakteri
menyebabkan
arteriovenous,
terjadi
hubungan
persambungan
D. PATOFISIOLOGI
Faktor risiko
Gangguan aliran darah
(oklusi) pada middle
cerebral artery, khususnya
medullary perforating
arteries
Cerebral
ischemic
Respon seluler
Kegagalan
glikolisis
anaerobik,
Kegagalan ATP
pump
Gangguan
keseimbangan elektrolit
intrasel (Na, Ca, air
masuk ke sel) dan pH
Cytotoxic
edema/edem
dan Ca)
8-12 jam neuron
mengecil, sitoplasma,
nukleus rusak & sel
mati (Dutka, 1991dlm
Hickey, 1997)
Multipel infark
lakunar di
periventrikel lateral
dan lobus
Hemisfer
kiri,
kanan
Hemipare
se kanan,
kiri
Defisit
neurologis
Area broca (44,
45)
Afasia
motorik
Gangguan
Defisit
mobilitas
self care
E. KLASIFIKASI
fisikHemoragik
a. Stroke
Risiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
N C. VII, IX,serebral
X,
dan XII
Gangguan
mengunyah,
menelan
Gangguan
komunikas
i verbal
Ganggua
n
menelan
pembuluh
darah
terutama
karena
hipertensi
PIS
PSA
Timbulnya
Dalam 1 jam
1-2 menit
Nyeri Kepala
Hebat
Sangat hebat
Kesadaran
Menurun
Menurun sementara
Kejang
Umum
Sering fokal
+/-
+++
Hemiparese
++
+/-
+++
3.
Angiografi Serebri
Membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari
sumber perdarahan seperti aneurimsa atau malformasi vaskuler.
4.
USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis).
5.
EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik
dalam jaringan otak.
6.
Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang
berlawanan dari massa yang luas, kalsifikasi karotis interna terdapat
pada trombosis serebral; kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada
perdarahan subarakhnoid.
7.
Fungsi Lumbal
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau
perdarahan
pada
intrakranial.
Peningkatan
jumlah
protein
H. KOMPLIKASI
1. Hipoksia serebral
2. Penurunan aliran darah serebral
3. Embolisme serebral
4. Pneumonia aspirasi
5. ISK, Inkontinensia
6. Kontraktur
7. Tromboplebitis
8. Abrasi kornea
9. Dekubitus
10. Encephalitis
11. CHF
12. Disritmia, hidrosepalus, vasospasme
II. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS,
nomor rekam medik, dan diagnosa medis.
b. Initial Survey
Pada Initial survey (pengkajian kesadaran) yang dilakukan adalah
AVPU, yaitu :
a. Alertness : Kaji apakah pasien sadar atau tidak.
b. Verbal : Kaji apakah pasien sadar atau tidak jika dipanggil
Bapak/Ibu.
c. Pain : Kaji apakan pasien sadar atau tidak jika diberi rangsangan
nyeri (mencubit, menggosok sternum dengan kepalan tangan,
mencubit putting susu)
d. Unrespons : apabila pasien tidak ada respon sama sekali baik
dengan rangsangan verbal maupun non verbal.
c. Pengkajian primer
d.
a.
melakukan
aktivitas
ataupun
sedang
beristirahat.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Risiko
NOC
NOC :
Status Sirkulasi
jaringan Perfusi Jaringan
Serebral
Status Neurologis
NIC
NIC :
ketidakefektifan
Promosi Perfusi
perfusi
Serebral
serebral
Konsultasi
Setelah dilakukan
dengan dokter
tindakan keperawatan
untuk
selama 1 x 2 jam,
menentukan
parameter
hemodinamik,
dan
1. Mendemonstrasikan
mempertahankan
hemodinamik
ditandai dengan :
- Tekanan systole
dalam rentang
yang diharapkan
-
Induksi
hipertensi dengan
ekspansi volume
atau inotropik
atau agen
vasokonstriksi
sesuai instruksi
tekanan
untuk
intrakranial (tidak
mempertahankan
lebih dari 15
parameter
mmHg)
2. Mendemonstrasikan
hemodinamik dan
mempertahankan
kemampuan kognitif
cerebral
perfusion
pressure (CPP)
kemampuan
Menunjukkan
agents yang
memperbesar
perhatian,
volume
konsentrasi dan
intravaskuler
orientasi
- Memproses
misalnya (koloid,
produk darah,
informasi
- Membuat
atau kristaloid)
keputusan dengan
benar
3. Menunjukkan fungsi
Berikan
Monitor
protrombine time
thromboplastine
kesadaran membaik,
time (PTT)
Berikan
agent rheologic
(manitol dosis
rendah, lowmolecularweight-dextrans
Pertahankan
level hematokrit
sekitar 33%
untuk pemberian
terapi hemodilusi
hipervolemia
-
Pertahankan
kadar glukosa
serum dalam
batas normal
Konsultasi
dengan dokter
untuk
mengoptimalkan
posisi kepala (1530 derajat) dan
monitor respon
pasien terhadap
pengaturan posisi
kepala
Hindari
menekuk leher
atau menekuk
pinggul atau lutut
yang ekstrem
Berikan
calcium channel
blocker,
vasopressin, anti
nyeri, anti
coagulant, anti
platelet, anti
trombolitik
Berikan dan
monitor efek
osmotic dan loopactive diuretic
dan
kortikosteroid
-
Monitor efek
samping terapi
anti koagulan
Monitor
tanda-tanda
perdarahan (pada
feses, residu
lambung yang
berupa darah)
Monitor
tekanan intra
cranial dan
respons pasien
terhadap aktivitas
perawatan
Monitor
status pernafasan
(frekuensi, irama,
dan kedalaman
respirasi, pO2,
pCO2, pH, dan
kadar
bicarbonate)
Auskultasi
Monitor
tanda kelebihan
cairan (misalnya
ronchi, distensi
vena jugularis,
edema,
peningkatan
sekresi paru)
Monitor nilai
PaCO2, SaO2
dan Hb dan
cardiac out put
untuk
menentukan
status pengiriman
oksigen ke
jaringan
Monitor Tekanan
Intrakranial
-
Monitor
suhu dan kadar
leukosit
Bantu
pemasangan
insersi alat untuk
memonitor TIK
-
Cek pasien
untuk tanda
nuchal rigidity
(kaku kuduk)
Berikan
antibiotik
Monitor status
neurologis
-
Monitor
ukuran, bentuk,
kesimetrisan dan
reaktifitas pupil
Monitor
level kesadaran,
level orientasi
dan GCS
Monitor
memori jangka
pendek,
perhatian,
memori masa
lalu, mood,
perasaan, dan
perilaku
Monitor
reflek kornea dan
reflek batuk
Monitor
tonus otot,
pergerakan
motorik, tremor,
kesimetrisan
wajah
-
Catat
keluhan sakit
Gangguan
NOC :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
kepala
NIC :
Exercise therapy :
ambulation
- Monitor
keterampilan
mobilitas
duduk,
-
gangguan
mobilitas klien.
-
Tentukan
apakah penyebab
fisik atau
1. Meningkatkan
aktivitas fisik
2. Memenuhi tujuan
Amati
penyebab
diharapkan klien
aktivitas mobilisasi
berdiri,
berjalan)
selama 1 x 2 jam,
meminta bantuan untuk
(tidur,
psikologis.
-
Pantau
yang ditetapkan
kemampuan klien
saling peningkatan
untuk beraktivitas
mobilitas
3. Menyatakan
dengan
ekstremitas, catat
peningkatan kekuatan
denyut nadi,
dan kemampuan
tekanan darah,
untuk bergerak
dyspnea, dan
4. Menunjukkan
warna kulit
penggunaan peralatan
sebelum dan
adaptif (misalnya,
setelah aktivitas.
Amati
kaki) untuk
kondisi klien
meningkatkan
sebelum
mobilitas
beraktivitas.
-
Konsultasika
n dengan ahli
terapi fisik untuk
evaluasi lebih
lanjut, latihan
kekuatan,
pelatihan kiprah,
dan
pengembangan
rencana mobilitas.
Sediakan
alat bantu yang
dibutuhkan untuk
kegiatan, seperti
berjalan ikat
pinggang, pejalan
kaki, tongkat,
kruk, atau kursi
roda, sebelum
kegiatan dimulai.
Jika klien
bergerak,
konsultasikan
dengan dokter
untuk evaluasi
keselamatan
sebelum memulai
program latihan;
jika program
disetujui, mulai
dengan latihan
berikut (misalnya,
meregangkan dan
memperluas pada
pergelangan kaki,
lutut, pinggul).
-
Bantu klien
mobilitas dan
mulai berjalan
secepat mungkin
jika tidak
kontraindikasi.
Tingkatkan
kemandirian
dalam ADL dan
mencegah
ketidakberdayaan
diri;
klien
NIC :
Self Care
berpakaian,
of Daily Living
assistance : ADLs
makan,
(ADLs)
- Monitor
eliminasi
berhubungan
Setelah dilakukan
kemampuan klien
dengan kelemahan
tindakan keperawatan
untuk perawatan
selama 1 x 2 jam,
diharapkan kebutuhan
mandiri klien terpenuhi,
klien
alat-alat
bantu
untuk
kebersihan
bau badan
- Menyatakan
berpakaian,
kenyamanan
terhadap kemampuan
untuk melakukan
ADLs
- Dapat melakukan
ADLs dengan
bantuan
diri,
berhias,
eliminasi,
dan
makan.
- Sediakan bantuan
sampai
klien
mampu
secara
utuh
untuk
melakukan
self-
care.
- Dorong
klien
untuk melakukan
aktivitas
sehari-
untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan
ketika
klien
tidak
mampu
melakukannya.
- Ajarkan
klien/
keluarga
untuk
mendorong
kemandirian,
untuk
memberikan
bantuan
hanya
mampu
untuk
melakukannya.
- Berikan aktivitas
rutin
sehari-hari
sesuai
kemampuan.
- Pertimbangkan
usia
klien
jika
mendorong
pelaksanaan
aktivitas
4
Gangguan
NOC :
hari.
NIC :
Peningkatan
berhubungan
Komunikasi
Ekspresif, Reseptif
Pengolahan
dengan gangguan
Informasi
sistem saraf pusat
- Kaji
tipe/derajat
disfungsi, seperti
Setelah dilakukan
pasien
tindakan perawatan
tampak
selama 1 x 2 jam,
memahami
diharapkan komunikasi
atau
kesulitan
berbicara
- Menerima,
menginterpretasikan,
dan
mengekspresikan
pesan lisan, tulisan,
dan nonverbal
- Mengekspresikan
sehari-
tidak
kata
mengalami
atau
membuat
pengertian sendiri
- Bedakan antara
afasia
atau
disartria
- Perhatikan
kesalahan dalam
komunikasi
nonverbal yang
berikan
bermakna
- Mampu
balik
- Minta
dan
umpan
pasien
memperoleh,
mengikuti
mengatur, dan
perintah
menggunakan
sederhana seperti
informasi
- Menunjukkan
komunikasi dengan
bahasa tertulis,
nonverbal, lisan
maupun bahasa
isyarat
dengan
mengulangi kata
ataupun
kalimat
sederhana
tersebut
- Tanyakan hal-hal
yang bisa dijawab
oleh
misalnya
pasien,
nama
pasien
NIC :
berhubungan
Status Menelan
Terapi Menelan
dengan
Setelah dilakukan
- Kaji kemampuan
keterlibatan
kranial
menelan pasien
- Berikan
posisi
tegak saat pasien
makan
- Pantau
gerakan
- Menunjukkan
makan
adanya
menelan efektif tanpa - Pantau
penutupan bibir
tersedak atau batuk
- Mampu
saat
makan,
mengosongkan
minum
maupun
rongga mulut
menelan
- Meningkatkan upaya - Ajarkan pasien
menelan
untuk menggapai
partikel makanan
di bibir atau di
pipi
menggunakan
lidah
- Potong makanan
kecil-kecil
- Berikan
perawatan mulut
bila perlu
- Anjurkan minum
menggunakan
sedotan
D. PELAKSANAAN
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh perawat
sesuai dengan intervensi/perencanaan yang telah disusun.
E. EVALUASI
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil, yaitu :
1. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
2. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
3. Meningkatkan aktivitas fisik
4. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan
ADLs
5. Menunjukkan komunikasi dengan bahasa tertulis, nonverbal, lisan
maupun bahasa isyarat
F. REFERENSI
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi
3.Jakarta: EGC, 2000.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Misbach, Jusuf. 2011. Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi,
Manajemen. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Nanda.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC, Jilid 2.Jakarta : MediAction.
Mahasiswa,
NIM. P07120213026
Mengetahui
Pembimbing Akademik,
NIP.