Pada Mei 2006, ketika sedang melakukan pengeboran gas di Jawa Timur,
Indonesia, PT Lapindo Brantas melakukan kesalahan sehingga menyebabkan
timbunan lumpur di dalam tanah terus menyembul keluar. Sejak September 2006, genangan lumpur panas tersebut telah membanjiri sawah-sawah dan pemukiman penduduk. 25 pabrik tidak dapat beroperasi, serta kolam-kolam ikan dan udang hancur oleh genangan lumpur. Infrastuktur transportasi dan transmisi pembangkit mengalami kerusakan. Semburan lumpur tersebut masih terus keluar dengan debit rata-rata 100.000 m kubik per hari. Diduga semburan lumpur masih terus mengalir paling tidak dengan jangka waktu 30 tahun.
Penambangan Oleh PT. Freeport di Papua
Aktivitas pertambangan PT Freeport di Papua yang dimulai sejak tahun 1967 hingga saat ini telah berlangsung selama 42 tahun. Selama ini, kegiatan bisnis dan ekonomi Freeport di Papua, telah mencetak keuntungan finansial yang sangat besar bagi perusahaan asing tersebut, namun belum memberikan manfaat optimal bagi negara, Papua, dan masyarakat lokal di sekitar wilayah pertambangan Freeport telah membuang tailing dengan kategori limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) melalui Sungai Ajkwa. Limbah ini telah mencapai pesisir laut Arafura. Tailing yang dibuang Freeport ke Sungai Ajkwa melampaui baku mutu total suspend solid (TSS) yang diperbolehkan menurut hukum Indonesia. Limbah tailing Freeport juga telah mencemari perairan di muara sungai Ajkwa dan mengontaminasi sejumlah besar jenis mahluk hidup serta mengancam perairan dengan air asam
tambang
berjumlah
besar.
Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan Terumbu Karang di Perairan Indonesia TERUMBU karang di perairan Indonesia kerap disebut-sebut dalam kondisi rusak parah. Bila mengacu pada penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P3O-LIPI), terumbu karang yang hancur lebur mencapai hampir 50 persen, sedangkan yang masih sangat baik tinggal 6,2 persen. Kerusakan itu terutama disebabkan praktik pengeboman ikan dan pengambilan karang untuk bahan bangunan dan reklamasi pantai. Kondisi rusaknya terumbu karang itu akan terasa makin memprihatinkan bila mendengar keterangan dari pakar terumbu karang, yang mengatakan bahwa pemulihan terumbu karang memakan waktu cukup lama, berpuluh hingga beratus tahun. Itu pun bila kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung. Padahal, fungsi terumbu karang amat besar bagi kelangsungan hidup ikan dan beragam biota laut lainnya, mulai dari tempat mencari makan hingga berkembang biak. Oleh karena itu, rusaknya terumbu karang berarti juga menurunnya populasi ikan. Kerusakan yang terjadi disekitar kita tidak lain karena ulah tangan manusia.
Kebakaran Hutan Akibat Ulah Manusia
Indonesia merupakan negara yang berada di khatulistiwa dan memiliki hutan yang unik. Memiliki kelembapan yang tinggi sehingga sulit terbakar, merupakan keunikan hutan Indonesia. Oleh sebab itu, hutan Indonesia termasuk jenis hutan hujan tropis. Peneliti dari Pusat Penelitian (Puslit) Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Tukirin Partomihardjo mengatakan, saat ini hutan-hutan tersebut mengalami kerusakan, penurunan kelembapan, serta bukaan kanopi akibat kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena ada campur tangan manusia. Ini harus disadari, bagaimana manusia menyikapi hutan itu sendiri. Bila diolah dengan baik, tidak akan terjadi kebakaran, ujarnya, Kamis (17/9). Tukirin mengatakan, hutan tropis yang memiliki kelembapan tinggi bisa melakukan penyembuhan sendiri. Namun, bila rusak parah akibat kebakaran, hutan tersebut tidak bisa memperbaiki sendiri. Seperti gambut, bila rusak tak akan mungkin bisa memperbaiki dirinya sendiri. Itu karena gambut yang terbakar akan menjadi abu. Dia menambahkan, gambut memiliki kemampuan menyerap air yang luar biasa. Substansi gambut lima kali lipat dari gambutnnya. Kalau gambutnya 5 kg, bisa mengangkut air 25 kg,ucapTukirin.BelumPahamIamelanjutkan, saat ini masyarakat di daerah belum paham cara memperlakukan hutan. Pemerintah juga dinilai tidak serius menangani kebakaran.
Masih teringat bagaimana buruknya dampak dari kasus kebakaran hutan di
Sumatera Selatan tahun 2015 silam. Menjelang akhir tahun, saat kemarau panjang mencapai puncaknya di Indonesia, Sumatera Selatan menjadi satu dari sekian provinsi di Indonesia yang harus menerima bencana kebakaran hutan terdahsyat sepanjang sejarah modern di Indonesia. Kabut asap pekat menutupi seluruh wilayah Sumatera Selatan tak terkecuali. Buruknya lagi, kasus kebakaran hutan ini berlangsung sangat lama, sampai mencapai hitungan 4 bulan belum ada tanda-tanda becana kebakaran hutan dan kabut asap akan berakhir. Hingga akhirnya awal November 2015 silam, musim hujan mulai datang di Indonesia, perlahan memadamkan ribuan titik api kebakaran hutan di Sumatera Selatan. Kini, menjelang berakhirnya periode musim hujan dan memasuki awal musim kemarau, mungkinkah kasus kebakaran hutan di Sumatera Selatan terulang kembali? Mengutip dari laman Antara, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menegaskan bahwa daerah yang dipimpinnya sudah bertekad tak kan ada lagi kejadian kebakaran hutan di Sumatera Selatan selama tahun 2016 mendatang. Warga Sumatera Selatan mengaku malu jika terus dicaci maki sebagai salah satu penyebab dari kebakaran hutan yang merugikan banyak pihak.
pemberitaan kebakaran hutan dan lahan membuat institusi yang bergumul
dengan masalah hutan seperti kebakaran jenggot. Kebakaran hutan tersebut menghasilkan asap yang luar biasa banyaknya hingga membekap rutinitas masyarakat yang berdekatan langsung dengan hutan seperti sumatera, kalimantan, merasa sangat tidak nyaman. Kabut asap telah menjarah kemerdekaan negara tetangga indonesia yaitu Singapura dan Malaysia. Hingga mengganggu kesehatan dan aktivitas. Penyebab kebakaran hutan yang saat ini terjadi, tersirat dilakukan dengan sengaja atau tanpa sengaja oleh oknum perusahan perkebunan minyak kelapa sawit dan hutan tanaman industri untuk melakukan pembukaan lahan perkebunan dengan cepat. Tingkat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia ini menempatkan hutan Indonesia sebagai hutan dengan tingkat kehancuran paling cepat di dunia!.