Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
RIZAL SANI
Widyaiswara TEDC Bandung
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...............................................................................................................iv
REVIEW.......................................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................95
LEMBAR PENILAIAN......................................................................................96
ii
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi, yakni salah
satu pendekatan pembelajaran atau mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan di industri. Penekanan utamanya adalah tentang
prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang benar dalam melakukan pengelasan dengan proses
Las TIG (GTAW) pada bahan Aluminium serta apa yang dapat dilakukan seseorang setelah
mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang
berdasarkan pendekatan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat
kerja.
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta
pelatihan untuk dapat :
iii
Pendahuluan
B. Prasyarat Peserta
1. Prasyarat Umum :
Dasar las busur manual (SMAW) dan/ atau Las oksi asetilin (OAW)
iv
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 1
PROSES DAN PERLENGKAPAN LAS TIG (GTAW)
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan proses pengelasan las TIG (GTAW) secara umum
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan perlengkapan las TIG (GTAW)
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 1
A. PROSES PENGELASAN
Las TIG (Tungsten Inert Gas) atau juga disebut GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) adalah
proses las cair yang panas pengelasannya dihasilkan oleh busur listrik di antara elektroda
tungsten dan permukaan benda kerja.
Istilah-istilah yang digunakan dalam proses las TIG (Tungsten Inert Gas/ GTAW) yang utama
adalah :
Tungsten : Elektroda yang mengalirkan arus listrik.
Inert Gas : Gas yang secara kimia tidak akan bercampur dengan unsur lain dan
pelindung kawah cairan dan busur las.
Elektroda tungsten mempunyai titik cair yang sangat tinggi (kurang lebih 3400 drajat C) dan
relatif tidak habis apabila digunakan dengan kapasitas/arus yang benar dan tidak menyentuh
benda kerja selama mengelas.
Gas Argon adalah gas yang paling banyak digunakan sebagai media pelindung untuk
melindungi logam las dari kontaminasi udara luar (al.: nitrogen dan oksigen di atmosfir).
Proses las GTAW utamanya digunakan dalam fabrikasi ringan, sedang dan keteknikan umum.
Proses las ini digunakan hampir semua logam untuk kualitas/standar yang tinggi dan terutama
untuk baja tahan karat, alumunium dan logam non fero lainnya.
Secara umum, proses pengelasan dengan GTAW dapat digambarkan sebagai berikut :
Elektroda tungsten
Bahan tambah
Hood
Bahan dasar
Busur las
B. PERLENGKAPAN PENGELASAN
Perlengkapan utama untuk proses pengelasan dengan GTAW terdiri dari mesin las
(transformer) atau inverter dan komponen-komponen pendukung lainnya yang terdiri dari:
Silinder gas pelindung (Argon)
Materi Pembelajaran
Elektroda tungsten
Regulator Ar
Silinder Ar
Torch
Klem
Mesi las
1. Mesin Las
Secara operasional, pengkutuban mesin las TIG (GTAW) menggunakan 3 macam proses
yaitu :
Adapun ke tiga pengkutuban tersebut memiliki karakteristik dan aoplikasi yang berbeda,
yakni sangat tergantung pada bahan yang dilas dan kedalaman penembusan (penetrasi)
yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut :
Materi Pembelajaran
Penetrasi sedang
Penetrasi dalam
Penetrasi dangkal
Regulator
Fungsi regulator adalah untuk mengetahui tekanan isi selinder (botol) dan mengatur
tinggi-rendahnya tekanan yang akan digunakan.
Flowmeter
regulator
Materi Pembelajaran
Alat pengukur aliran gas (flowmeter) adalah untuk mengukur besarnya aliran gas yang
digunakan untuk melidungi proses pencairan dalam pengelasan. Di dalam alat ini
mempunyai bola dalam tabung gelas yang berfungsi sebagai penunjuk ukuran gas yang
dikehendaki dengan satuan cubic feet per hour (CFH)
Juga ada flowmeter yang dilengkapi dengan ekonomiser. Fungsi ekonomiser adalah untuk
menghemat gas, karena gas yang digunakan apabila tidak dipakai akan terus menerus
keluar, oleh karena itu maka digunakan ekenomiser sebagai pengatur gas apabila kait yang
sebagai tempat menyimpan mulut pembakar mendapat beban, maka gas akan tertutup dan
apabila mulut pembakar dipakai lagi maka gas akan bekerja kembali.
Dalam prakteknya dalam pemakaian gas sering digunakan dengan dua cara yaitu :
Sistem penggunaan secara individual atau digunakan satu unit botol digunakan
seorang operator.
Sistem penggunaan secara manifold atau dengan menggunakan beberapa botol gas
yang ditempatkan pada satu ruangan dan digunakan oleh beberapa orang, hal ini
banyak digunakan di industri-industri.
Materi Pembelajaran
Mulut pembakar dengan pendinginan air dibuat dengan berbagai ukuran, karena akan
dioperasikan dalam berbagai besar arus listrik untuk pengelasan.
Isi selang gabungan terdiri dari :
1. Kabel arus listrik
2. Saluran gas
3. Saluran air pendingin
4. Tombol On/Off
Berikut adalah gambar torch las TIG (GMAW) yang lazim dipakai di industri-indutri :
Nozzle :
Ukuran nozel yang akan digunakan oleh operator harus terlebih dahulu melihat petunjuk
atau datadata atau tabel yang dikeluarkan oleh perusahan yang membuat mesin las juga
berapa ketetapan ukuran nozzel yang sesuai dengan ukuran mulut pembakar. Seorang
operator las harus melihat besar kecilnya ukuran nozzel dengan kesesuaian terhadap
keperluan pengelasan.
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
10
Materi Pembelajaran
Nozzle harus berfungsi baik terhadap mulut pembakar karena gas akan melindungi
terjadinya oksidasi udara luar terhadap elektroda pengelasan
Adapun, contoh-contoh nozzle yang lazim dipakai dalam pengelasan serta pemasangannya
adalah sebagai berikut :
4. Elektroda Tungsten
Elektroda pada las TIG (GTAW) digunakan tungsten, logam ini mempunyai titik cair yang
sangat tinggi yaitu 33710 C lebih tinggi dari baja, sedangkan baja biasa titik cairnya yakni
sekitar1573 0 C.
1. Pemakaian macam-macam elektroda tungsten
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
11
Materi Pembelajaran
Thoriated tungsten
12
Materi Pembelajaran
Zirconium
Untuk mencapai hasil pengelasan yang memuaskan, maka menggunakan eletroda
tungsten zirconium dengan pengkutuban AC, akan tetapi elektroda tungsten
zirconium harganya lebih mahal dari pada tungsten murni, sedangkan
karakteritiknya sama dengan tungsten thoriated.
Perlu perhatian :
Elektroda tungsten paduan thorium mengandung unsur radio aktif sedang,
berbahaya apabila serbuk kecil terisap pernafasan sewaktu menggerinda atau
menggosoknya tanpa menggunakan sistim pengisap udara yang baik !
Adapun penggunaan elektroda tungsten secara umum adalah sebagai berikut :Penggunaan
elektroda pada pengelasan aluminum.
Tebal pelat
(mm)
Jenis
sambungan
Alternating
Current
(amp)
Diameter
elektroda
(mm)
Aliran gas
Argon
1,6
Sambungan I
70 100
3,2
Sambungan I
6,35
(cfh)
Diameter
bahan tambah
(mm)
Jumlah
jalur las
1,6
20
2,4
125 160
2,4
20
3.2
Sambungan V
225 275
30
4,75
9,53
Sambungan V
325 400
6,35
35
6,35
12,52
Sambungan V
375 450
6,35
35
6,35
25,4
Sambungan V
500 - 600
8 9,5
35 - 45
6,35 9,53
8 - 10
13
Materi Pembelajaran
14
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 2
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAS
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan macam-macam gangguan
kecelakaan pada kerja las secara umum.
kesehatan
dan
penyebab
2. Menjelaskan alat pelindung diri (APD) yang dipakai pada kerja las TIG
(GTAW).
3. Menjelaskan penggunaan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja
4. Menjelaskan penggunaan obat-obatan pada PPPK di bengkel las
15
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 2
A. GANGGUAN KESEHATAN DAN PENYEBAB KECELAKAAN PADA KERJA
LAS TIG (GTAW)
Pekerjaan las TIG (GTAW) adalah salah satu jenis pekerjaan yang cukup berpotensi
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atau malah dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni operator
atau teknisi las itu sendiri, mesin dan alat-alat las, maupun lingkungan kerja. Secara umum
ada beberapa resiko kalau bekerja dengan proses las TIG (GTAW), yaitu :
Sinar las
1. Kejutan Listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada saat pemasangan
peralatan, penyetelan atau pada saat pengelasan. Resiko yang akan terjadi dapat berupa
luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal dunia
Oleh sebab itu perlu hati-hati waktu menghubungkan setiap alat yang dialiri listrik,
umpamanya meja las, tang elektroda, elektroda dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan
kejutan listrik, terutama bila yang bersangkutan tidak menggunakan sarung tangan.
Untuk mempermudah pertolongan kepada penderita,
penolong harus dapat membedakan kecelakaan ini
satu sama lain. Bagaimanapun keterlambatan
pertolongan akan dapat mengakibatkan fatal kepada
penderita. Cara-cara untuk menolong bahaya akibat
kecelakaan listrik yaitu :
Matikan stop kontak (switch off) dengan segera
16
Materi Pembelajaran
Tarik penderita dengan benda kering (karet, plastik, kayu, dan sejenisnya) pada
bagian-bagian pakaian yang kering.
Penolong berdiri pada bahan yang tidak bersifat konduktor (papan, sepatu karet)
Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi yang baik.
Jangan meletakkan torch pada meja las atau pada benda kerja yang panas
Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh orang yang telah
ahli dalam teknik listrik
2. Sinar Las
Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator las dan pekerja lain
didaerah pengelasan.
Sinar yang membahayakan tersebut adalah :
Cahaya tampak
Sinar infra merah
Sinar ultra violet
a. Cahaya Tampak :
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las TIG (GTAW) mengeluarkan
cahaya tampak Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diterusksn oleh lensa
dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
17
Materi Pembelajaran
menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit pada
mata sifatnya hanya sementara.
b. Sinar Infra Merah :
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tidak segera terasa
oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui, tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan
terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan.
Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak. Sinar
infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit
berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang
sangat ringan).
c. Sinar Ultra Violet
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh.
Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu , maka pada
mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai 12
jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa
sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las :
Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok atau helm las.
Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak terganggu
(menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang.
Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk menghilangkan
dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau
kaca plastik yang ditempatkan disebelah luar dan dalam, fungsinya untuk melindungi
filter dari percikan-percikan las.
18
Materi Pembelajaran
Adapun ukuran ( tingkat kegelapan / shade ) kaca penyaring tersebut berbanding lurus
dengan besarnya amper pengelasan.
Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper
pengelasan pada proses las TIG (GTAW) :
AMPER
UKURAN PENYARING
10
11
12
13
14
Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di mana
setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang
penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator
las yang bersangkutan.
Menggunakan kedok/ helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan
berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah (dagu), sehingga mengurangi
asap/ debu ringan melewati wajah.
Menggunakan baju/ jaket las (Apron) terbuat dart kulit atau asbes.
Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi
udara yang memadai ( sama sekali tidak ada ).
Berikut, adalah contoh sistem pengisap yang dapat dipakai pada bengkel-bengkel las
secara umum :
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
19
Materi Pembelajaran
4. Luka Bakar
Luka bakar dapat terjadi karena :
Logam panas
Busur cahaya
Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya pencairan benda kerja
antara 12000C 15000C , sinar ultra violet dan infra merah, hal ini dapat mengakibatkan
luka bakar pada kulit.
Luka bakar pada kulit dapat menyebabkan kulit melepuh / terkelupas, dan yang sangat
fatal dapat menyebabkan kanker kulit.
Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi ( kepedihan, silau ) yang sangat fatal
menyebabkan katarak pada mata. Luka bakar yang diakibatkan oleh loncatan bunga api
adalah loncatan butiran logam cair yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun bunga api
itu kecil, tapi dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, lobang kancing yang lepas atau
pakaian kerja yang longgar.
Pencegahan Luka Bakar :
Untuk mencegah luka bakar, operator las harus memakai baju kerja yang lengkap yang
meliputi :
Sepatu kerja
20
Materi Pembelajaran
RAMBU-RAMBU
ARTI RAMBU-RAMBU
1.
Helm pengaman harus dipakai !
2.
Sepatu kerja/ pengaman harus dipakai !
3.
Sarung tangan harus dipakai !
4.
Kaca mata pengaman harus dipakai !
21
Materi Pembelajaran
5.
Pengaman telinga harus dipakai !
6.
Saringan pernafasan harus dipakai !
7.
Hati-hati !
8.
Penunjuk arah
Catatan :
Penempatan rambu-rambu disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan pekerjaan.
C. OBAT-OBATAN PPPK
Resiko kecelakaan yang banyak terjadi pada kerja las TIG (GTAW) adalah jenis luka bakar
dan goresan ringan sampai sedang. Luka bakar dapat terjadi pada seluruh anggota tubuh,
terutama pada tangan dan kaki, baik diakibatkan oleh panas langsung, benda kerja yang panas
ataupun oleh sinar las. Adapun luka tergores atau terpotong dapat disebabkan oleh sisi-sisi
tajam benda kerja ataupun oleh alat-alat potong bahan.
Secara umum obat-obatan yang perlu disediakan pada bengkel las TIG (GTAW) adalah obatobatan yang umum dipakai pada bengkel-bengkel kerja, kecuali untuk obat mata; yakni untuk
luka bakar pada mata yang diakibatkan oleh sinar las. Untuk hal tersebut diperlukan obat
tetes khusus untuk luka bakar pada mata disamping obat pembersih mata yang dipakai
sebelum obat tetes (boor water).
Berikut ini adalah macam-macam obat-obatan/ peralatan PPPK yang disarankan untuk
disediakan pada bengkel las TIG (GTAW) :
Betadine atau obat merah, untuk luka tergores/ terpotong ( ringan s.d. sedang )
22
Materi Pembelajaran
Boor water, untuk pembersih mata setelah melakukan pengelasan atau sebelum diberi
obat tetes mata.
Verban
Kapas
Perhatian :
Jika terjadi kecelakaan yang lebih berat atau tidak mampu ditangani, segera bawa ke
klinik , Rumah Sakit, atau dokter terdekat.
23
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 3
ISTILAH PENGELASAN
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. menjelaskan pengertian tentang istilah las;
2. menemutunjukkan macam-macam istilah las yang meliputi :
24
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 3
A. PENGERTIAN
Pada proses pengelasan, khususnya las TIG (GTAW) banyak digunakan kata-kata, kalimat
pendek atau istilah yang berasal dari bahasa asing, namun pada proses perencanaan/
persiapan, pelaksanaan dan pemeriksaan atau pengujian hasil las istilah tersebut dipakai
secara luas untuk kesamaan pemahaman atau acuan dalam suatu standar pengelasan.
Secara umum, dalam modul ini akan disajikan istilah-istilah yang umum dipergunakan dalam
standar-standar pengelasan yang dipakai sebagai acuan di Indonesia, adalah sebagai berikut :
1. Istilah-istilah pada sambungan tumpul (but-tweld)
Beberapa istilah (terminologi) yang perlu diketahui pada sambungan tumpul adalah :
Argon
Adalah salah satu jenis gas pelindung yang dipakai untuk melindungi logam las
dari pengaruh udara sekelilingnya.
Backing bar
Adalah pelat logam yang dipakai sebagai alas pada saat akan dilakukan las catat
jig
Pelat baja
Backing bar
Creep resitance
Adalah sifat suatu logam yang tahan terhadap deformasi bila dibebani sampai
temperatur tertentu
Dioxidiser
25
Materi Pembelajaran
Adalan unsur atau unsur paduan yang terkandung pada kawat las dan logam dasar
yang dapat mencegah pengaruh dari udara luar
Gas purging
Adalah memasukkan gas pelindung kedalam pipa yang akan dilas dengan proses
las TIG untuk mencegah pengaruh udara terhadap pengelasan dari bagian dalam
dan kaki akar las.
Tutup karton
Gas purging
Gap.(celah)
Yaitu jarak antara dua bagian sisi benda kerja pada bagian sambungan tumpul
yang akan dilas (sebelum dilakukan pengelasan secara penuh).
Celah
26
Materi Pembelajaran
Pre-set
Tack-weld (las-catat)
Yaitu pengelasan yang dilakukan pada kedua ujung sisi pelat dan di bagian tengah
atau di beberapa tempat dengan jarak tertentu untuk mengikat sambungan sebelum
dilakukan pengelasan dan untuk menghindari perubahan bentuk waktu dilas.
Las catat
27
Materi Pembelajaran
Adalah cairan logam yang menembus pada sisi lain dari sambungan, tercapainya
penembusan ini sangat diharapkan karena akan menambah kekuatan sambungan.
Salah satu kriteria keberhasilan tukang las pada pengelasan sambungan tumpul
yaitu apabila dapat dicapai penembusan yang sempurna.
Penetrasi
Incline angle: kemiringan sudut siku saat dilas catat (tack weld), karena tidak
diklem dengan baik.
Incline angle
Miss alightment: bergesernya salah satu ujung pelat saat dilas dan terjadi
penyimpangan kelurusan sambungan karena las catat yang tidak sempurna atau
tak seimbang.
Miss alightment
Pre-set
Yaitu penyetelan benda kerja pada saat akan dilas catat untuk menjaga kelurusan
dan mencegah perubahan bentuk pada waktu pengelasan.
28
Materi Pembelajaran
Klem C
Backing bar
Pre-set
Weld diposit
Adalah cairan logam (logam las) yang berasal dari kawat las setelah membeku
berbentuk rigi-rigi las sebagai penguat sambungan.
Logam las
Weld diposit
29
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 4
KARAKTERISTIK ALUMINIUM DAN PADUANNYA
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan sifat-sifat aluminum secara umum
2. Menjelaskan karakteristik aluminium dan paduannya, khususnya untuk
aluminium seri 6xxx.
30
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 4
Aluminium mudah disambung dengan cara pengelasan, brazing, maupun penyolderan. Dalam
banyak hal aluminium disambung dengan peralatan dan teknik konvensional dengan logam
lain, kadang diperlukan peralatan dan teknik khusus.
Paduan konfigurasi sambungan, kekuatan yang dibutuhkan, penampilan dan biaya adalah
beberapa contoh faktor yang menentukan pilihan proses penyambungan . Dalam hal ini akan
dibahas beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelasan aluminium, khususnya
aluminium paduan seri 6xxx.
Aluminium merupakan logam ringan, beberapa paduannya mempunyai ketangguhan yang
sebanding dengan baja karbon rendah(mild steel). Aluminium mempunyai keuletan yang baik
dibawah temperatur nol, mempunyai ketahana korosi yang baik, dan tidak beracun.
Aluminium mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang baik, dan tidak magnetis.
Aluminium sangat mudah dibentuk dalam variasi bentuk yang luas. Aluminium juga
memberikan variasi yang sangat luas dalam hal mekanik, elektokimia dan kimia.
Aluminium leleh pada suhu 660o C, tergantung paduannya, tidak terjadi perubahan warna
ketika mendekati titik leleh, akibatnya pada saat pengelasan cukup sulit untuk menentukan
kapan logam tersebut sudah dekat dengan tititk leleh. Hal ini terjadi bila menggunakan
peralan las oksi asetilin, bila menggunakan peralatan las TIG, titik leleh pada saat pengelasan
dapat diamati kapan mulai terjadi leleh. Untuk pengelasan komposisi kimia dan titik leleh
paduan pada umumnya lebih dipertimbangkan dibanding dengan parameter lainnya, misalnya
bentuk dan dimensinya.
Tingginya konduktivitas thermal (dibandingkan dengan baja) mengharuskan tingginya
masukan panas pada saat pengelasan, dan lebih banyak bagian yang memerlukan pemanasan
mula (pre-heating).
Tingginya konduktivitas listrik membutuhkan arus yang lebih tinggi dan waktu pengelasan
yang lebih lama pada pengelasan tahan (dibandingkan dengan baja), hal ini hanya terjadi
pada awal pengelasan.
Aluminium tidak magnetis, sehingga akan terjadi ketidak stabilan busur listrik pada
pengelasan dengan arus DC oleh karena itu diperlukan peralatan tambahan untuk pengelasan
dengan arus DC yaitu dengan menambahkan arus AC frekuensi tinggi, Karene sifat yang
tidak magnetis ini direkomendasikan menggunakan arus AC.
Aluminium dan paduannya dengan cepat akan menghasilkan lapisan oksida yang kuat dan
sukar untuk dihilangkan begitu berekasi dengan udara
Gas hidrogen atau gas oksigen dapat berasal dari uap air yang bereaksi seperti berikut ;
4 [ ( AL ) ] + 3 (O2)
2 (AL2O3) (1)
2 [ ( AL ) ] + 3 (H2O)
(AL2O3)+ 6 [ H ] Al.(2)
reaksi (1) terjadi sangat cepat ketika permukaan aluminium di ekspos ke atmosfir, satusatunya gas yang dapat larut didalam aluminium adalah hidrogen seperti pada rekasi (2).
Hidrogen terdistribusi merata didalam aluminium cair tetapi sedikit larut dalam aluminium
padat dan cenderung terjadi pelepasan hidrogen ketika aluminium cair membeku. Kecepatan
pembekuan yang normal agar tejadi pelepasan hidrogen tidak terjadi dalam praktek yang
sebenarnya, sehingga mengakibatkan hidrogen tersisa didalam larutan padat yang jenuh
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
31
Materi Pembelajaran
dengan gas hdirogen, keadaan ini cepat berubah menjadi mikropori sangat kecil yang
didalamnya terdapat molekul hidrogen.
Sebelum proses pengelasan, lapisan oksida yang terjadi harus dihilangkan, karena lapisan
oksida tersebut akan mengisolasi dan menghalangi grounding pada sirkuit las listrik. Selama
pengelaan lapisan tersebut juga harus dihilangkan atau dipecah agar pengabungan (fusi)
antara logam induk dan filler dapat terjadi. Lapisan oksida ini dapat dikurangi denga Flux,
busur listrik didalam selubung gas mulia, atau dengan cara mekanik maupun kimia.
Aluminium murni dapat dengan muah dipadukan dengan logam-logam lain untuk
menghasilkan sifat-sifat fisik dan mekanik yang lebih baik.
Tabel. 1 berikut ini menggambarkan unsur-unsur paduan utama dalam paduan aluminium
(wrought aluminium).
Paduan tempaan (wrought alloy) dalam bentuk sheet dan plate, tabung ekstrusi dan forging,
memiliki karakteristik pengelasan yang sama tanpa memperhatikan bentuknya. Alumnium
paduan yang dihasilkan dengan pengecoran (cast alloy) menggunakan pasir cetak, cetakan
permanen, atau die casting juga mempunyai karakteristik pengelasan yang sama. Jadi pada
dasarnya, praktekl pengelasan, brazing, penyolderan yang sama dapat diterapkan pada
paduan tempaan maupun paduan coran.
Untuk meningkatkan ketahanan korosi, beberapa paduan sering dilapisi dengan aluminium
super murni atau padua aluminium khusus, lapisan (cladding) ini memepunyai ketebalan 2,5
s/d 15 % ketebalan total, disalah satu atau kedua sisi material, mekanisme ketahanan korosi
terjadi secara kimiawi dan secara galvanis sebagaimana diuraikan pada tabel Sistem
Penamaan Paduan menurut American Aluminium Association berikut ini:
32
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 5
KLASIFIKASI ALUMINIUM DAN PADUANNYA
(KODE DAN STANDAR)
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan klasifikasi aluminum secara umum
2. Menjelaskan klasifikasi aluminium dan paduannya, khususnya untuk
aluminium seri 6xxx.
33
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 5
A. KLASIFIKASI ALUMINUM SECARA UMUM
Berdasarkan cara pembuatannya, secara garis besar aluminium diklasifikasikan dalam dua
kategori, yaitu aluminium paduan tempaan (wrought alloys / unalloyed aluminium) dan
aluminium paduan coran (casting alloys).
Secara umum klasifikasi ini dapat digambarkan seperti bagan Klasifikasi Aluminium
berdasarkan cara pembuatannya berikut ini :
34
Materi Pembelajaran
Unsur-unsur terpenting yang biasa dipadu dengan aluminium adalah bismuth (Bi), Boran (B),
Chromium (Cr), Copper (CU), Besi (Fe), Timbal (Pb), Magnesium (Mg), Mangan (Mn),
Nikel (Ni), Silikon (Si), Titanium (Ti), seng (Zn), dan Zirconium (Zr). Magnesium adalah
yang paling sering dipadukan. Dalam banyak paduan. Mg ditambahkan bersama-sama
dengan Cu, Zn, Si, dan / atau Mn.
Penamaan paduan alumnium, yang dapat diterima oleh sebagian besar negara produsen
alumnium didasarkan pada sistem penamaan yang digunakan oleh Aluminium Assocition
(AA) di AS. Sistem ini dinamakan International Alloys Designation System (IADS), memiliki
empat digit angka yang digunakan untuk mengidentifikasi alumnium tempaan (wrought
aluminium ) dan aluminium paduan tempaan (wrought alloys), seperti ditunjukkan pada tabel
Sistem Penamaan Paduan menurut American Aluminium Association diatas dan pada tabel
Komposisi kimia dalam Paduan Aluminium berikut ini ;
35
Materi Pembelajaran
36
Materi Pembelajaran
Angka pertama, yang merupakan seri paduan, menunjukkan jenis unsur paduan utama. Angka
ketiga dan keempat mempunyai arti lebih untuk padua seri 1xxx, sedangkan untuk paduan
lainnya tidak begitu penting.
Pada seri 1xxx, kemurniaan aluminiumnya ditunjukkan oleh angka ketiga dan keempat,
seperti misalnya 1145, kemurnian minimumnya 99,45%; 1200 kemurnian aluminiumnya
99%. Pada seri-seri yang lain, angka ketiga dan keempat digunakan untuk identifikasi lebih
jauh, seperti nomor seri. Angka menunjukkan modifikasi dari paduan asal, seperti misalnya
7075 dan 7178 berbeda sedikit komposisinya. Paduan aluminium seperti tersebut diatas,
dapat dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan cara penguatannya. Kelompok pertama
yang dapat ditingkatkan kekuatannya dengan perlakukan panas (heat treable/age hardening
alloys), sedangkan kelompok kedua adalah paduan yang penguatannya dapat diperoleh
dengan pengerjaan mekanik (non heat treable/age hardening alloys), pada gambar Klasifikasi
Aluminium berdasarkan unsur paduan pembentuknya menunjukkan kelompok-kelompok
tersebut.
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
37
Materi Pembelajaran
Berdasarkan pada kadar paduan utamanya (Mg dan Si) seri 6xxx ini dapat dibagi dalam tiga
kelompok. Kelompok pertama dengan kadar Mg dan Si yang seimbang antara 0,8 % s/d 1,2
% mempunyai keuntungan karena tidak memerlukan proses solution treatment yang terpisah
sehingga langsung dapat disemprot dengan air (quenching) begitu keluar dari cetakan
ekstrusi. Kekuatan yang memadai dihasilkan dengan pengerasan presipitasi. Pada kondisi T6
kekuatan luluhnya berkisar antara 215 Mpa s/d 245Mpa. Contoh yang banyak digunakan
untuk produk-produk arsitektur dan dekoratif karena menunjukkan respon yang baik terhadap
anodisasi.
Dua kelompok lainnya mengandung Mg dan Si lebih besar dari 1,4 % menghasilkan kekuatan
yang lebih tinggi pada kondisi T6 dan karena lebih sensitif terhadap Quench diperlukan
proses solution treatment yang terpisah. Salah satu kelompok yang populer adalah 6061 yang
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
38
Materi Pembelajaran
mempunyai kadar Mg dan Si yang seimbang sebesar 1,0 % dan 0,6% dengan tambahan 0,25
% Cu untuk mengimbangi pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh Cu pada ketahanan
korosinya. Paduan ini banyak digunakan sebagai material struktur yang umum. Kelompok
ketiga mempunyai kadar silikon yang lebih besar dari yang dbutuhkan untuk membentuk
Mg2Si. Adanya kelebihan Si ini mendorong terjadinya peningkatan kekuatan karena terjadi
penghalusan ukuran partikel Mg2Si dan presipitasi silikon. Namun presipitasi silikon ini
mengakibatkan terjadinya penggetasan batas butir, karena silikon cenderung mengendap pada
batas butir, Cr dan Mn dapat membantu mengatasi pengaruh tersebut dengan mendorong
terbentuknya butir halus dan menghambat rekristalisasi pada solution treatment. Paduan ini
digunakan untuk material ekstrusi dan tempa.
Adapun pengaruh kadar Mg2Si pada kekuatan tarik padaun Al-Mg2-Si dapat dilihat pada
bagan berikut :
39
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 6
ALUMINIUM DALAM PENGELASAN
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan klasifikasi aluminum mampu las
2. Menjelaskan pengaruh panas pengelasan terhadap sifat aluminium.
40
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 6
Sebagian besar paduan aluminium dapat dilas, baik dengan las MIG maupun las TIG
(GTAW), dan mampu lasnya pada dasarnya sama untuk kedua proses tersebut.
Aluminium paduan tempaan yang mudah dilas dengan proses las busur listrik dengan
pelindung gas adalah seri 1xxx, 3xxx, 5xxx, dan 6xxx. Seri 2xxx dan 4xxx, dengan teknik las
khusus, juga dapat dilas dengan proses las tersebut, tetapi menghasilkan kekuatan yang
sedikit lebih rendajh. Paduan 7075, 7079, dan paduan 7178, jika las akan menghasilkan HAZ
yang getas . Drai seri 7xxx, paduan yang mampu lasnya baik adalah paduan 7003dan 7093.
Pengelasan akan mengubah sebagian atau seluruh efek strain hardening, akibatnya batas luluh
(yield) di HAZ pada paduan yang tidak dapat di laku panaskan, tidak dapat lebih tinggi dari
batas luluh paduan tersebut yang telah dianil. Besarnya daerah dengan kekuatan rendah
tersebut sangat tergantung pada kecepatan pengelasan dan besarnya strain hardening. Hal ini
dapat terjadi akibat rekristalisasi selama pemanasan saat pengelasan.
Ketika aluminium yang telah dipanaskan (dalam kondisi T4 maupun T6 dilas, kekuatan
HAZnya akan menjadi sedikit lebih rendah dibanding kekuatan paduan tersebut dalam
kondisi T4 yang belum dilas, ini berarti jika logam induk dalam kondisi T^, maka di HAZ
akan terbentuk T4, sehingga kekuatan paling lunak terjadi di HAZ. Untuk mengatasi hal ini
biasanya dilakukan solution heat treatment dan aging setelah pengelasan. Tabel Sifat Paduan
Aluminium dalam hal mampu laku panas akibat pengelasan menunjukkan sifat paduan
aluminium dalam hal mampu laku panas akibat pengelasan.
41
Materi Pembelajaran
Pada paduan yang mampu dilaku panas (heat treatable alloys), didaerah HAZ nya akan
terdapat zona-zona, yaitu patial fusion zone, solution treated zone, dan over age zone.
Partial fusion zone adalah daerah yang temperatur puncaknya antara temperatur liquidus dan
temperatur solidus. Fasa adalah + setelah pendinginan.
Solution treated zone adalah daerah yang temperatur puncaknya antara temperatur solidus
dan temperatur solvus. Fasanya adalah selama temperatur puncaknya, dan + setelah
pendinginan pada daerah cair (fusion zone), setelah pendinginan butir-butir kristalnya
membentuk struktur pilar. Fasanya adalah dengan matriks
42
Materi Pembelajaran
Gambar di atas, pembagian daerah di HAZ berdasarkan temperatur puncak yang terjadi.
Pada daerah logam induk (un affekted zone), fasanya adalah fasa awal, logam induk biasanya
adalah atau GP-2 dalam matriks
Dalam paduan aluminium yang dapat dilakupanaskan didapatkan fasa-fasa kedua seperti Cu
Al2, Mg2Si, CU Mg Al2, Cu Fe Al2, dan lain-lain tergantung paduannya, yang dikenal sebagai
intermetallic compound yang berperan dalam menaikkan kekerasan paduan aluminium
tersebut sebagai presipitat.
Dalam hal mampu las, dikelompokkan non heat treatable alloys, paduan AL-Si (seri 4xxx)
adalah yang paling mudah dilas, bahkan lebih mudah dilas dari aluminium murni, sedangkan
kelompok heat treatable alloys paduan yang paling rendah dilas adalah paduan Al-Mg-Si
(seri 6xxx).
Dari semua padua aluminium, baik yang non heat treatable alloys maupun yang heat
treatable alloys, Al-Si adalah paduan Aluminium yang paling mudah dilas, sehingga paduan
ini sering digunakan sebgai logam pengisi ( Filler metal) pada pengelasan paduan aluminium
Sifat mampu las aluminium jika dibanding dengan baja mempunyai beberapa kelemahan
antara lain :
1.
2.
3.
Adanya perbedaan kelarutan gas hidrogen dalam fasa padat dan fasa cair dari
aluminium, oleh karena itu metode las untuk logam ini digunakan las elektroda
terbungkus. Las gas dan las sinar elektron, akan tetapi las gas yang lebih banyak
digunakan karena selain ekonomis, juga dapat memeprkecil tingkat kesulitan
pengelasan.
43
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 7
DISAIN SAMBUNGAN, POSISI DAN SIMBOL LAS
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai bentuk sambungan las
2. Menjelaskan dan membaca simbol las
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai posisi pengelasan
44
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 7
A. DISAIN SAMBUNGAN LAS
1. Sambungan tumpul (butt joint)
Sambungan tumpul adalah jenis sambungan las pada bahan pelat logam (sheet metal),
batang logam (rod bar) atau pipa dimana kedua ujung sisi pelat yang akan disambung
posisinya diletakan secara lurus atau saling berhadapan.
Berikut ini adalah macam-macam bentuk kampuh sambungan tumpul
a. Kampuh siku (I) (square butt) :
Kampuh I tertutup
Kampuh I terbuka
Digunakan untuk sambungan las pada pelat (sheet) atau pipa yang relatif tipis
(tebalnya antara 0,8 s.d 3 mm).
b. Kampuh tumpul dengan persiapan (bevel preparation butt joint)
Bila pelat, batang atau pipa tebalnya 4 s.d 8 mm atau lebih, maka pengelasan
sambungan tumpul harus dengan persiapan, yaitu pada salah satu bagian atau kedua
sisi yang akan disambung dibentuk menyudut atau miring.(bevel). Mengerjakan
persiapan ini menggunakan gerinda tangan atau mesin gerinda, dikikir atau dengan
pemotong-gas atau pemotong plasma (plasma cutting).
Muka akar
45
Materi Pembelajaran
Sambungan-T
B. POSISI PENGELASAN
Posisi pengelasan adalah kedudukan benda kerja pada saat proses pengelasan dilakukan.
Macam-macam possisi pengelasan yang umum adalah :
1.Posisi bawah tangan (flat posisition)
Posisi pengelasan bawah tangan (flat) yaitu, apabila benda kerja saat dilakukan
pengelasan posisinya benar-benar dibawah tangan tukang las.
46
Materi Pembelajaran
Posisi mendatar
3. Posisi tegak (vertical posisition)
Posisi tegak, yaitu apabila benda kerja saat dilakukan pengelasan dan penarikan jalur las
posisinya tegak.
Apabila arah penarikan jalur las dari bawah ke atas.disebut posisi tegak naik (verticl-up)
dan sebaliknya apabila arah penarikan jalur las dari atas ke bawah disebut posisi tegak
turun (vertical-down)
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
47
Materi Pembelajaran
Posisi tegak
4. Posisi diatas kepala (over head posision)
Posisi pengelasan disebut posisi di atas kepala, yaitu apabila pada saat dilakukan
pengelasan benda kerja berada diatas kepala tukang las. Arah penarikan jalur las dapat
dilakukan kearah kiri atau kearah kanan, dapat juga kearah maju atau mundur.
48
Materi Pembelajaran
Sebagai pedoman untuk menentukan posisi pengelasan dapat dilihat pada pada diagram
berikut ini :
C. SIMBOL LAS
Pada pekerjaan las dan fabrikasi logam gambar kerja sangat memegang peranan penting,
terutama tentang simbol las, karena dengan adanya simbol las seorang pekerja akan dapat
menentukan konstruksi sambungan yang akan dikerjakan. Oleh karena itu pemahaman
tentang simbol-simbol las sangat perlu dikuasai oleh seseorang yang bekerja di bidang las
dan fabrikasi logam.
Berikut ini adalah macam-macam simbol las secara umum/ dasar yang digunakan dalam
berbagai konstruksi pengelasan :
Bentuk
Pengelasan
Gambar
Simbol
Sambungan
sudut ( fillet )
Jalur las
49
Materi Pembelajaran
Penebalan
permukaan
Sambungan
tumpul (umum)
Sambungan
tumpul
( Kampuh I )
Sambungan
tumpul
( Kampuh V )
Sambungan T
( di bevel )
Sambungan
tumpul
( Kampuh U )
Sambungan T
( Kampuh J )
50
Materi Pembelajaran
Gambar
Simbol
Rata
Cembung
Cekung
Gambar
Simbol
Fillet
Bentuk
Sambungan
Gambar
Simbol
1.
Kampuh I tertutup
2.
2
Kampuh I terbuka
2
51
Materi Pembelajaran
3.
60
Kampuh V
2
60
8
2
4.
60
60
Kampuh X
8
82
60
8
2
Bentuk
Sambungan
Gambar
Simbol
1.
Bentuk T dilas
kontinu pada satu
sisi
2.
8
Bentuk T dilas
kontinu pada dua
sisi
8
8
8
3.
Bentuk T dilas
tidak kontinu pada
satu sisi
50
8
50 - 100
100
4.
Sumbat
52
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 8
CACAT DAN PEMERIKSAAN HASIL LAS
53
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 8
A. CACAT (KERUSAKAN) HASIL LAS
1. Macam-macam kerusakan hasil las
Kerusakan hasil pengelasan pada las TIG pada bagian luar dapat diamati secara langsung.
a. Kerusakan bagian luar
Takikan (undercut)
Yaitu kerusakan hasil las yang disebabkan oleh termakannya bahan las oleh proses
pengelasan sehingga membentuk alur pada sisi pertemuan jalur las dengan bahan
las (pada toe)
undercut
overroll
Kropos (porosity)
Yaitu kerusakan hasil las yang disebabkan oleh adanya lubang-lubang udara yang
kelihatan pada permukaan bahan las (logam dasar)
54
Materi Pembelajaran
Keropos
Kurang pencairan (lack of fusion)
Hasil tidak mencair sempurna, seakan-akan logam las hanya menempel saja.
TiIdak mencair
Kurang pencairan
Tercemar tungsten (tungsten inclusion)
Apabila ujung elektroda tungsten menempel pada cairan logam, maka elektroda
lengket dengan logam las terjadi pencemaran. Profilnya hampir sama dengan
keropos, bagian yang keropos terisi oleh partikel tungsten.
Partikel tungsten
Tercemar tungsten.
b. Kerusakan las bagian dalam
Kerusakan las bagian dalam hasil las TIG tidak bisa diamati secara visual, harus
dideteksi dengan menggunakan alat khusus seperti dengan ultrasonic tracing.
Macam-macam kerusakan las bagian dalam diantaranya yaitu:
55
Materi Pembelajaran
Terperangkap kotoran
Bila logam yang akan dilas tidak dibersihkan dahulu, maka akan terjadi kontiminasi
pada logam las. Kotoran-kotoran yang menyebabkan hasil menjadi kotor:adalah :
karat, oli, grease, debu dan lain-lain.
Untuk mencegah keadaan tersebut, maka sebelum melakukan pengelasan bendakerja harus dibersihkan terlebih dahulu.
Sebagai alat pembersihnya dapat digunakan : kikir, batu-gerida halus dan diterjen.
Retak (cracking)
Tanda-tanda pengelasan yang retak, yaitu pada permukaan logam terlihat pecah atau
retak.
Retak
Retak
Kurang penembusan (less penetration)
Setelah benda diperiksa secara visual, hasil las dibelah dan permukaannya
dihaluskan kemudian dietsa, maka akan terlihat penembusan dari logam lasnya.
56
Materi Pembelajaran
Berikut ini adalah berbagai jenis kerusakan dan identifikasi penyebab terjadinya cacat
tersebut :
1. Takikan-bawah (undercut)
Kerusakan las ini dapat diakibatkan oleh :
kurang pengisian
3. Kropos
Kerusakan las ini dapat dilihat pada pemukaan rigi-rigi las, dimana terlihat adanya lubanglubang bekas udara.
Kerusakan ini adalah diakibatkan oleh hal-hal sebagai berikut :
4. Kurang pencairan
Kerusakan las kurang pencairan adalah diakibatkan oleh hal-hal berikut ini :
57
Materi Pembelajaran
5. Tercemar tungsten
Kerusakan las ini penyebabnya adalah sebagai berikut :
Penyetelan arus terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan ukuran elektroda yang
dipakai.
Adapun pemeriksaan hasil las bertujuan untuk mengetahui kualitas suatu konstruksi.
Konstruksi dengan kualitas yang jelek akan menyebabkan penambahan biaya untuk
mengerjakan ulang, kehilangan kepuasan langganan dan beresiko terhadap keselamatan.
Seluruh konstruksi harus sering diperiksa selama proses pembuatan/ fabrikasi. Selanjutnya
tergantung pada penggunaan komponen tersebut dan mungkin memerlukan tes khusus.
Misalnya bahan benda kerja dan hasil las perlu dites baik secara merusak maupun dengan
tidak merusak.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui apakah hasil pekerjaan telah sesuai dengan
standar yang diakui.
Pemeriksaan hasil las secara visual (visual inspection) adalah salah satu metode untuk
memeriksa hasil las dengan cara tanpa merusak (non destructive) yang keseluruhannya
akan dibahas pada materi yang lain (selanjutnya).
Dalam pemeriksaan secara visual ini, operator atau petugas pemeriksa perlu menggunakan
alat-alat bantu sederhana, yakni untuk melakukan pemeriksaan cacat las, ukuran hasil las,
bentuk rigi las, dll.
Contoh pemeriksaan hasil las :
Pengamatan Langsung
58
Materi Pembelajaran
59
Materi Pembelajaran
Las catat
Las catat
2. Menggunakan alat bantu (jig and fixture)
Gunakan alat bantu pengikat yang sesuai, seperti klem untuk mencegah terjadinya
perubahan bentuk. Baik sebelumpengelasan maupun saat pengelasan.
Klem C
Backing bar
60
Materi Pembelajaran
Logam las
Celah akar
Backing-bar
Backing bar
4. Pengelasan berurutan (squence weld)
Mengelas sambungan yang panjang ada kecenderungan tejadi distorsi yang besar, untuk
pencegahannya ialah dengan melakukan teknik pengelasan berurutan (squence-weld) seperti
terlihat pada gambar berikut:
Squence weld
61
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 9
STANDAR KRITERIA PENGELASAN ALUMINIUM
62
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 9
Kerusakan pada hasil las adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi dengan berbagai
penyebab.
Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana kualitas hasil las yang dapat diterima perlu ada
batasan cacat las tersebut dan dinamakan kriteria hasil las, artinya apabila suatu hasil las
memenuhi kriteria minimum, maka hasil las tersebut dinyatakan dapat diterima dan
sebaliknya apabila suatu hasil las tidak memenuhi kriteria minimum, hasil las tersebut
dinyatakan tidak diterima dan pengelasannya dianggap belum memenuhi kompetensi yang
diperlukan.
Adapun kriteria hasil las yang dimaksud adalah sebagai berikut :
TABEL KRITERIA HASIL LAS
NO.
CACAT LAS
1.
Retak
2.
Terak terperangkap
3.
4.
5.
6.
Undercut
7.
Overlap
8.
9.
10.
Keropos
11.
Kurang penetrasi
12.
Kelebihan penetrasi
+2
63
Materi Pembelajaran
13.
14.
15.
Bebas pukulan
16.
Penyimpangan/distorsi
Kriteria hasil las tersebut di atas adalah kriteria secara umum, namun untuk kriteria
hasil las yang diperlukan untuk suatu proyek, harus mengacu pada WPS yang
ditetapkan oleh proyek tersebut.
64
Materi Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 10
PENGUJIAN HASIL LAS
dan
menjelaskan
pengujian
dengan
merusak
65
Materi Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN 10
Pemeriksaan dan pengujian hasil las bertujuan untuk mengetahui kualitas suatu konstruksi.
Konstruksi dengan kualitas yang jelek akan menyebabkan penambahan biaya untuk
mengerjakan ulang, kehilangan kepuasan langganan dan beresiko terhadap keselamatan.
Seluruh konstruksi harus sering diperiksa selama proses pembuatan/ fabrikasi. Selanjutnya
tergantung pada penggunaan komponen tersebut dan mungkin memerlukan tes khusus.
Misalnya bahan benda kerja dan hasil las perlu di tes baik secara merusak (destructive test)
maupun dengan tidak merusak (non destructive test).
Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui apakah hasil pekerjaan telah sesuai dengan
standar yang diakui.
A. PENGUJIAN TANPA MERUSAK ( NON-DESTRUCTIVE TEST / NDT )
Metode-metode yang biasa dilakukan dalam memeriksa dan menguji hasil las dirancang
untuk dapat memeriksa kualitas hasil pengelasan baik pada bagian luar maupun bagian dalam
tanpa merusak benda kerja. Adapun pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
Walaupun ada beberapa jenis tes untuk pengujian tidak merusak akan tetapi hanya ada tiga
jenis pengujian yang banyak dilaksanakan di lapangan, yaitu:
1. Pengujian dengan Pewarna
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui cacat las seperti retak atau rongga yang
terbuka sampai ke permukaan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Membersihkan permukaan benda kerja, sehingga terbebas dari debu, minyak, dll
66
Materi Pembelajaran
Jika memang terdapat cacat, zat pewarna yang terperangkap akan terhisap keluar daerah
yang retak atau pori-pori dan akan tercetak pada zat pengembang berwarna putih.
2. Pengujian Ultrasonik ( UT )
Pengujian ultrasonik (ultrasonic test/ UT) dilakukan dengan cara melewatkan gelombang
suara frequensi tinggi pada hasil las. Setelah dilewatkan pada permukaan bahan tersebut,
maka pada layar oscilloscope akan tergambar gelombang-gelombang yang kemudian
dapat dianalisis karakteristiknya.
Gelombang suara yang lewat pada keseluruhan tebal bahan akan lebih panjang
dibandingkan gelombang suara yang terputus oleh adanya cacat las, sehingga dengan
demikian, maka penguji dapat memastikan di mana terdapat cacat las pada pengelasan
tersebut.
kabel
transducer/ sensor
cacat las
gelombang suara
67
Materi Pembelajaran
bahan
Sedangkan pengujian merusak dengan cara pengujian kekerasan, pengujian pukul kejut dan
tegangan tarik tidak dibahas, mengingat tes-tes tersebut tidak banyak dilakukan di lapangan.
1. Pengujian Pematahan Las Sudut ( Fillet Break )
Las tumpang (dilaskan pada satu sisi saja) dites dengan menekan sambungan atau
memukulnya dengan palu untuk mematahkan hasil las. Bagian dalam rigi las kemudian
diamati untuk menentukan kualitas dan kelayakannya.
dipukul
68
Materi Pembelajaran
Tes pematahan pada sambungan fillet akan menunjukkann cacat-cacat las berikut ini :
Kurangnya peleburan
Rongga
dialur
Kurangnya penetrasi
Rongga
Terperangkapnya terak
69
Materi Pembelajaran
Root bend
Jalur las
Cacat las
permukaan diratakan
dan dipoles
permukaan dilabur
dengan larutan asam
70
Materi Pembelajaran
71
Praktik
KEGIATAN BELAJAR 11
PRAKTIK LAS ALUMINUM
72
Praktik
MATERI PEMBELAJARAN 11
A. PROSEDUR PENGELASAN
1. Persiapan pengelasan permukaan logam
Permukaan logam yang akan di las harus terbebas dari kotoran yang akan menghambat
pencairan di daerah yang akan disambung. Untuk sambungan tumpang dan fillet agak
sulit dibersihkan pada bagian sudut permukaan dan mudah terkontaminasi oleh zat lain.
Sebelum dilas permukaan logam dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin sikat baja,
ampelas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan lain-lain.
Zat kimia
Zat kimia yang digunakan untuk membersihkan permukaan adalah trichlorethylene dan
perchclorethylene,utamanya zat ini untuk membersihkan oli dan gemuk (grease)
Penggunaan zat kimia dalam membersihkan permukaan logam harus hati-hati, karena
cairan zat ini akan berubah menjadi gas racun, oleh karena itu dalam proses
membersihankan pelat harus memakai alat pengaman khususnya alat penutup sistem
pernapasan.
2. Memasang peralatan/ perlengkapan Las TIG (GTAW)
1. Pilih kabel sekunder yang sesuai dengan arus listrik pengelasan untuk pengelasan
maksimum
2. Kabel negatif (ground) hubungkan dengan meja kerja mengelas atau dengan
pekerjaan yang dilas, maka arus yang digunakan untuk mengelas akan sepenuhnya
berfungsi.
3. Hubungkan kabel negatif (ground lead) dari unit pembangkit tenaga (mesin las) ke
meja las.
4. Hubungkan kabel mulut pembakar (torch) elektroda dengan pembangkit tenaga
(mesin las)
5. Pemasangan conector (penghubung) gas
Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Technical Education Development Centre (TEDC) Bandung
332171024.doc
73
Praktik
Kran air
74
Praktik
Pendinginan dalam proses las TIG digunakan air, air untuk pendinginan ini dialirkan
dari saluran yang dipompakan dari instalasi pipa air atau juga bisa digunakan pompa
air tersendiri dan biasanya pompa air ini sudah merupakan satu unit dengan mesin las
(cooling unit).
5. Pemilihan jenis arus listrik
Jenis Alternating Current (AC) atau Arus searah digunakan untuk pengelasan
aluminum, magnesium, logam paduan Al, Mg, nikel, aluminum bronze.
Jenis Direct Current (DC) atau arus bolak-balik digunakan untuk pengelasan baja, baja
paduan, stainless steels, tembaga, tembaga paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan
logam reaktif lainnya.
Pemilihan arus pengalasan harus menghasilkan :
a Cairan las bahan tambah dengan bahan yang dilas berpadu dengan baik.
b. Penetrasi cairan sangat memadai.
Ketepatan dalam pemilihan tingkat arus listrik harus berdasarkan :
a. bahan yang akan dilas.
b. Tebal bahan yang akan dilas.
c. Jenis sambungan.
d. Posisi pengelasan
e. Jenis elektroda yang digunakan.
f. Jenis penjepit (holder) elektroda
75
Praktik
76
Praktik
3. Gagang mulut pembakar cendrung membawa kearah belakang , oleh karena itu arahkan
titik pengelasan pada bagian yang akan disambung dengan sudut kemiringan elektroda
tungsten antara 750 - 850 sudut ini digunakan mulai proses penyambungan awal sampai
berakhirnya pengelasan
.
Arah pengelasan
750 850
4. Bila nyala busur sudah stabil maka atur sudut pengelasan yang sesuai dengan yang telah
ditentukan. Panjang busur akan mencapai 0,8 mm ( 1/32 in).
5. Untuk gerakan arah maju dengan pengaturan arus/amper tepat dengan tebal pelat yang
dilas, maka bunyi dan bentuk nyala busur yang keluar dari mulut pembakar akan halus
6. Pada gerakan lurus dengan kecepatan pengelasan yang stabil akan membentuk daerah
cairan yang lebih cepat
7. Cairan yang sempurna adalah cairan yang tidak mengandung terak , buih atau oksida
8. Periksalah setiap jalu las yang dibuat agar kualitas las selalu terjaga.
77
Praktik
Latihan 1
SAMBUNGAN LAS DAN POSISI PENGELASAN
A. Identifikasi Sambungan Las
Ditunjukkan macam-macam sambungan las dari contoh-contoh pekerjaan, peserta
ditugaskan memilih dan menyebutkan jenis-jenis sambungan meliputi :
Sambungan tumpul
Sambungan tumpang
Sambungan tumpul
Sambungan tumpang
Sambungan sudut
78
Praktik
Latihan 2
PEMILIHAN BAHAN PENGISI, GAS DAN ELEKTRODA LAS TIG
A. Jenis-Jenis Kawat Las
1. Pada peserta ditunjukkan jenis-jenis kawat las untuk las baja karbon, aluminium dan
baja tahan karat.
2. Berikan kesempatan para peserta untuk mengamati dengan cermat
3. Adakan diskusi diantara peserta, serta adakan tanya jawab
4. Tugaskan untuk memilih jenis kawat las untuk pengelasan :
Baja karbon
Aluminium
Argon
CO2
2. Tugaskan peserta untuk mengamati tanda-tanda yang ada pada label dan jenis dan
bentuk ulir masing-masing botol
3. Berikan kesempatan mendiskusikan hasil pengamatannya
4. Tugaskan untuk memilih gas yang sesuai dengan pengelasan yang akan dilakukan
C. Memilih Elektroda
1. Ditunjukkan macam-macam elektroda tunsten
2. Berikan kesempatan untuk mengamati secara seksama, teliti perbedaan kode warnanya
3. Diskusikan dan lakukan tanya jawab
4. Tugaskan untuk memilih elektroda yang sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Dari hasil pilihannya minta penjelasannya
79
Praktik
Latihan 3
PENGELASAN SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V PADA
PELAT ALUMINIUM POSISI BAWAH TANGAN (1G)
A.Tujuan
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat
sambungan tumpul kampuh V pada pelat aluminium tebal 6 mm menggunakan peralatan las
TIG.posisi di bawah tangan dengan kriteria :
Undercut maks. 5 %
Distorsi maks. 5
80
Praktik
D. Gambar Kerja
1. Persiapan Bahan
las catat
2. Teknik Pengelasan
E. Langkah kerja.
a. Siapkan peralatan las TIG, gas argon dan bahan (pelat aluminium tebal 6mm)
b. Potong sisi pelat menurut kemiringan sesuai gambar persiapan sambungan
c. Potong pelat yang dipotong miring tadi menurut ukuran (gambar benda kerja)
d. Ambilah pelat benda kerja 2 buah
e. Bersihkan dan ratakan bagian yang dipotong miring dengan gerinda tangan atau
dikikir halus sambil periksa sudut kemiringannya dengan mal sudut.
f. Periksa keadaan mesin las TIG antara lain:
81
Praktik
Sistim pendinginan
82
Praktik
F. Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
Nama Peserta
Lama Pengerjaan
NO
1.
KRITERIA
CEKLIS
Benar Salah
KET.
- Menggunakan kaca
mata pengaman yang
sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Mesin las TIG diset
sesuai SOP
2.
Peralatan kerja
- Menggunakan alat
bantu yang sesuai
3.
12 liter/menit
4.
1,2 mm
5.
Posisi pelat
6.
Didinginkan dan
dibersihkan
7.
83
Praktik
Nama Peserta
Lama Pengerjaan
NO
KRITERIA PENILAIAN
1.
Reinforcement
2.
TL
REKOM.
Rigi las
4.
Overlap
5.
Undercut
6.
Penetrasi
7.
Keropos
8.
Cacat sambungan
9.
Distorsi
..200.
Penilai,
84
Praktik
Latihan 4
PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA-FLENS POSISI 2F PADA
BAHAN ALUMINIUM
A.Tujuan
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat
sambungan pipa-flens pada bahan aluminium tebal 6 mm menggunakan peralatan las TIG,
posisi horizontal-vertikal (2F) dengan kriteria :
Konstruksi rapat
Undercut maks. 5 %
Distorsi maks. 5
85
Praktik
D. Gambar Kerja
1. Persiapan Sambungan
las catat
2. Pengelasan Sambungan
E. Langkah Kerja.
a. Siapkan peralatan las TIG, gas argon dan bahan (pelat dan pipa aluminium tebal 6mm).
b. Bersihkan bagian pinggir pipa yang yang akan disambung dengan kikir atau gerinda
tangan.
c. Periksa keadaan mesin las TIG antara lain :
86
Praktik
F. Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan
Nama Peserta
Lama Pengerjaan
NO
1.
KRITERIA
CEKLIS
Benar Salah
KET.
- Menggunakan kaca
mata pengaman yang
sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Mesin las TIG diset
sesuai SOP
2.
Peralatan kerja
- Menggunakan alat
bantu yang sesuai
3.
10 liter/menit
4.
1,2 mm
5.
Posisi
Pipa-flens 2F
6.
Didinginkan dan
dibersihkan
7.
87
Praktik
Nama Peserta
Lama Pengerjaan
NO
KRITERIA PENILAIAN
1.
Kaki las
2.
Rigi las
3.
Overlap
Tidak ada
4.
Undercut
5.
Konstruksi
TL
REKOM.
Keropos
Maks. 4mm2
7.
Cacat sambungan
Maks. 5 %
Distorsi
Maksimum 5
,
..200.
Penilai,
88
Praktik
Latihan 5
KERUSAKAN LAS
A. Pengamatan Kerusakan Las
Ditunjukkan pada peserta macam-macam hasil pengelasan yang memperlihatkan
kerusakan-kerusakan las, antara lain :
undercut
overlap
Keropos
Retak
Undercut
Peserta melakukan pengelasan, dengan perubahan penyetelan, sebagai berikut
kemudian amati hasil lasnya :
- Amper dinaikan
- Jarak busur las dibesarkan
- Posisi elektroda dibuat tidak seperti yang ditunjukkan pada gambar
Overlap
Peserta melakukan pengelasan dengan melakukan perubahan-perubahan antara lain :
- Amper dinaikan
- Kecepatan las diturunkan
- Jarak busur las (arc length) dinaikan
- Posisi elektroda tidak pada posisi yang benar
Kemudian, peserta ditugaskan mengamati hasil pengelasan diatas
Diskusikan dalam kelompok sehinga terjadi interaksi diantara peserta
Berikan kesempatan untuk bertanya melalui hasil pengamatannya
89
Praktik
Keropos
Peserta melakukan pengelasan tanpa membersihkan pekerjaan dan keadaan
disekelilingnya (di ruang terbuka).
Amati dan diskusikan hasil pengelasannya, kemudian buat rangkuman hasil diskusi
tersebut
Buat laporan dan kesimpulannya
90
Review
REVIEW
A. Berilah tanda X (silang) pada jawaban yang paling tepat dan benar !
1. Unsur yang terdapat pada kawat las yang berfungsi sebagai oksidan adalah .
a. Karbon
b. Silikon
c. Krum
d. Pospor
2. Jenis kawat las untuk mengelas baja karbon dengan GTAW adalah .
a. Kawat las mangan austenit
b. Kawat las dioksid pospor
c. Kawat las karbid besi
d. Kawat las dioksid ganda
3. Unsur dioksidan ditambahkan pada kawat las baja lunak (semi killed) adalah berfungsi
untuk mencegah :
a. keropos pada akhir pengelasan
b. kerusakan pada daerah pengaruh panas
c. kurang pencairan pada bagian celah akar
d. kehilangan sifat magnetis pada logam las
4. Unsur-unsur paduan pada kawat las untuk mengelas baja paduan rendah adalah .
a. Besi dan magnesium
b. Chrom dan molibdum
c. Timbel dan timah
d. Nikel dan perak
91
Review
5. Sebagai gas pelindung pada GTAW untuk mengelas baja karbon rendah yaitu campuran
antara :
a. Helium dan hidrogen
b. Argon dan hidrogen
c. Argon dan hellium
d. Helium dan CO2
6. Pengelasan dengan campuran gas argon dan helium banyak dipakai karena dapat:
a. meningkatkan kecepatan pengelasan
b. mencegah panas lebih
c. menghemat pemakaian gas
d. menghasilkan busur las yang lebih panas
7. Jenis elektroda tungsten yang dipakai untuk mengelas baja karbon dan baja paduan karbon
rendah dengan GTAW adalah .
a. elektroda tungsten thoriated
b. elektroda tungsten zirconium
c. elektroda tungsten carbide
d. elektroda tungsten copper
8. Jika mengelas pelat atau pipa tipis dengan arus rendah bentuk ujung elektroda haruslah :
a. cembung
b. rata
c. tajam
d. bulat
9. Pertimbangan utama dalam menentukan besar aliran gas mengelas baja karbon dan baja
karbon paduan rendah adalah .
a. harga pekerjaan
b. komposisi yang dikandung pada kawat las
92
Review
c. pengkutuban
d. ketebalan bahan yang dilas bentuk sambungan/ kampuh
14. Jelaskan tentang penggunaan pengkutuban untuk mengelas baja karbon dan baja paduan
karbon rendah !
.
.
.
93
Review
15. Buat gambar seket bentuk bentuk ujung elektroda tungsten untuk mengelas pipa baja
tebal dan pelat baja karbon yang tipis !
a.
b.
94
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Departement of Education and Training. 1998. Gas Tungsten Arc Welding 2. Southern Sydney
Institute NSW : Manufacturing and Engineering Education Services Division.
Departement of Education and Training. 1998. Gas Tungsten Arc Welding 3. Southern Sydney
Institute NSW : Manufacturing and Engineering Education Services Division.
Edgin, A., Charles. 1982. General Welding : John Wiley & Sons.
The Lincoln Electric Company. 1973. The Procedure Handbook of Arc Welding : The Lincoln
Electric Company.
95
Lembar Penilaian
LEMBAR PENILAIAN
Modul :Las Aluminium dengan Proses GTAW
Nama Perserta Pelatihan
Nama Penilai
: ....
Kompeten
Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil
96