Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia yang berguna untuk
memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam
tubuh, perkembangbiakkan dan menghasilkan energi untuk kepentingan metabolisme
(Thahir et al. 2005). Sedangkan pangan berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor tahun 1966 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau
pembuatan makanan dan minuman (Rohmah & Handayani 2013).
Pangan yang dikonsumsi manusia harus berkualitas yakni memiliki nilai gizi yang
baik dan tidak berbahaya bagi kesehatan atau tidak beracun serta busuk. Oleh karena
itu pangan harus mempunyai jaminan keamanan dari cemaran-cemaran berbahaya
seperti cemaran biologis, kimiawi, fisika dan lain sebagainya yang mengakibatkan
turunnya kualitas pangan (Kusumaningsih 2010). Konsumsi pangan yang tidak sesuai
standar dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Keracunan makanan
merupakan salah satu akibat yang paling sering terjadi dari konsumsi pangan yang
tidak berkualitas (Rohmah & Handayani 2013).
Selain pangan, bahan tambahan pangan juga perlu mendapatkan perhatian. Bahan
tambahan pangan biasanya digunakan sebagai penyedap atau pelengkap pangan.
Terdapat berbagai jenis bahan tambahan pangan. Salah satu bahan tambahan pangan
yang paling populer adalah saos. Saos adalah sejenis bahan utama untuk
menyedapkan makanan atau pemberi aroma pada makanan. Bahan dasar membuat
saos berasal dari sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan. Pada pembuatannya
ditambahkan gula, garam, cuka dan rempah untuk menambah aroma. Saos biasanya
dimanfaatkan untuk menambah cita rasa pedas pada makanan. Di dalam saos terutama
saos tomat mengandung gizi seperti vitamin, dan mineral diantaranya vitamin A,
vitamin C, zat besi, kalsium dan likopen yang cukup tinggi.
Pada keadaan normal dimana saos tertutup rapat dalam kemasan, saos dapat
terlindung dari segala pengaruh yang berasal dari luar seperti mikroba yang dapat
menyebabkan kebusukan. Namun, apabila tidak dikemas dan diolah dengan baik,
maka mikroba dapat mencemari saos. Beberapa macam mikroba yang mungkin
mencemari saos diantaranya Salmonella, E-coli, Staphylococcus aureus, dan lain
II.
III.
sebagainya.
Tujuan
1. Mengidentifikasi cemaran mikroba yang terdapat pada saos
2. Mengidentifikasi jenis mikroba yang terdapat pada saos secara makroskopis
Manfaat
A Bagi Mahasiswa
1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai cemaran mikroba pada bahan
pangan
2. Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pengujian dan identifikasi
mikroba pada bahan pangan
B Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan kewaspadaan saat membeli bahan pangan
2. Meningkatkan kewaspadaan saat mengonsumsi makanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi Bakteri
Bakteri berasal dari kata bacterion yang berarti batang kecil, merupakan organisme
mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri sebagai mikroorganisme memiliki
kemampuan adaptasi hidup di berbagai habitat. Bakteri berkembang biak dengan
memberlah diri. Bakteri ada yang bersifat parasit, simbiont atau hidup bebas (Kusnadi
2016).
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan
dikemudian hari oleh Ehrenburg pada tahun 1828.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu :
1. Organisme multiseluler
2. Prokariotik (tidak memiliki membran dan inti sel)
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
5. Hidup bebas atau parasit
6. Yang hidupnya kosmopolit di berbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah atau
II.
III.
golongan kokus
Bakteri Patogen Pada Makanan
Suatu bakteri yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang, disebut
sebagai patogen. Sedangkan kemampuan bakteri untuk menimbulkan penyakit disebut
patogenisitas. Ketika suatu bakteri memasuki inang yang memasuki jaringan tubuh
dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat menimbulkan infeksi. Jika keadaan
inang rentan terhadap infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka hal ini dapat
menimbulkan suatu penyakit. Bakteri patogen bisa berada dimana saja termasuk di
dalam makanan. Bakteri patogen yang ada di dalam makanan dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit. Bakteri-bakteri yang biasa berada di dalam makanan
yakni :
a. Salmonella spp
E. coli patogenik penyebab diare diklasifikasikan menjadi 5 kelompok:
kelompok E. coli patogen yaitu E. coli enteropatogenik (EPEC), E. coli
enterotoksigenik (ETEC), E. coli enteroinvasif (EIEC), E. coli hemoragik
(EHEC), dan E. coli enteroaggregatif
yang telah diidentifikasi sangat berbahaya pad hewan dan manusia, yaitu C.
jejuni, C. coli, dan C. upsaliensis (ALTEKRUSE et al., 1994). C. jejuni
(dahulu Vibrio fetus) dikenal sebagai penyebab gastroenteritis dan keguguran
pada domba. Namun sejak tahun 1970- an, C. jejuni dilaporkan sebagai salah
satu bakteri penyebab foodborne disease pada manusia (Altekruse et al. 2008)
f. Vibrio ssp
Ada 3 spesies Vibrio yang dapat mengakibatkan foodborne diseases pada
manusia, yaitu V. cholerae (serogrup O1, non-O1 dan O39), V.
parahaemolyticus, dan V. vulminicus (Kusumaningsih 2010).
g. Listeria monocytogen
Listeria monocytogen banyak ditemukan di dalam susu, daging sapi, daging
unggas, ikan laut dan produknya. Listeria monocytogen biasanya ditemukan di
alam seperti di tanah, air dan tumbuhan serta dapat hidup dalam jangka lama
dalam kondisis minimal dengan suhu 40C (Kusumaningsih 2010).
h. Shigella spp
Shigella spp. merupakan bakteri patogenik yang dapat mengakibatkan
IV.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I.
II.
III.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
I.
Gambar 4.1
Bakteri yang
muncul pada
media SS
Berdasarkan
yang
kultur
dilakukan,
bakteri
dihasilkan
gambar di atas.
Identifikasi bakteri dilakukan secara makroskopis dengan mengamati bentuk, ukuran, dan
warna koloni. Hasil dari pengamatan makroskopis yaitu :
Ukuran koloni
Bentuk koloni
Warna koloni
: Kecil
: Cekung dengan lubang di tengahnya seperti cincin
: Koloni berwarna merah muda keunguan atau pink keunguan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara makroskopis didapatkan hasil bahwa
mikroba/bakteri yang mencemari saos sachet merk X adalah Shigella sp.
II.
Gambar
4.2 Bakteri
yang muncul pada media Blood agar
Berdasarkan kultur bakteri yang dilakukan, dihasilkan koloni bakteri seperti gambar
di atas. Identifikasi bakteri dilakukan secara makroskopis dengan mengamati bentuk, ukuran,
dan warna koloni. Hasil dari pengamatan makroskopis yaitu :
Ukuran koloni
: Kecil
Bentuk koloni
: Bulat cembung
Warna koloni
: Putih
Dari pengamatan makroskopis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa bakteri yang
tumbuh di atas media Blood Agar adalah Staphylococcus.
BAB V
PEMBAHASAN
I.
yang
mencemari
makanan
adalah
Staphylococcus
auerus.
menghindari dehidrasi pada korban, berikan air minum dan larutan elektrolit yang
banyak dijual sebagai minuman elektrolit dalam kemasan. Untuk penanganan leboih
lanjut, hubungi puskesmas atau rumah sakit terdekat (Nasional n.d.)
11
DAFTAR PUSTAKA
Altekruse, Cohen & Swerdlow, 2008. Perspective: Emerging Foodborne Disease, Atlanta:
CDC.
Flower, S.., 2004a. Salmonella in Bacteria Associated with Foodborne Disease. Scientific
Status Summary.
Flower, S.., 2004b. Shigella in Bacteria Associated with Foodborne Disease. Scientific Status
Summary.
Kusnadi, 2016. Dasar-Dasar Bakteriologi. Available at:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BI [Accessed September 27, 1BC].
Kusumaningsih, A., 2010. Beberapa Bakteri Patogenik Penyebab Foodborne Disease pada
Bahan Pangan Asal Ternak. Wartazoa, 20(30), pp.103111.
Labbe, 2004. Clostridium perfringens in Bacteria Associated with Foodborne Disease.
Scientific Status Summary\.
Nasional, S.I.K., Keracunan Pangan Akibat Bakteri Patogen, Jakarta.
Rohmah, N.K. & Handayani, S., 2013. Kajian Kemanan Pangan Pentol Cilok Di Desa
Blawirejo Kecamatan Kedungpring Lamongan. e-journal boga, 2, pp.5865.
Siagian, A., 2002. Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber Pencemarannya, Medan.
Thahir, Minarso, R.. & Usmati, S., 2005. Review Hasil Penelitian Keamanan Pangan Produk
Peternakan. Puslitbang Peternakan Bogor, pp.1826.
12