Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
FAHRIZAN MANDA SAHPUTRA. Potensi Ekstrak Kulit dan Daging Buah
Salak
sebagai
Antidiabetes.
Dibimbing
oleh
EDY
DJAUHARI
PURWAKUSUMAH dan SULISTIYANI.
Masyarakat mempercayai khasiat kulit buah salak sebagai antidiabetes.
Akan tetapi belum dilakukan penelitian ilmiah pada buah salak sebagai
antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat antidiabetes
pada daging dan kulit buah salak varietas Pondoh dengan tempat tanam yang
berbeda. Daging dan kulit buah salak diekstraksi dengan pelarut etanol 70%
menggunakan metode refluks. Ekstrak daging dan kulit buah salak diuji dengan
metode analisis fitokimia dan daya hambatnya terhadap enzim -glukosidase
dengan metode spektrofotometer pada panjang gelombang 400nm.
Penentuan kadar air basah sampel pada kulit muda, kulit tua, daging
muda dan daging tua masing-masing diperoleh sebesar 87.59% (Yogyakarta),
97.08% (Balikpapan), 75.24% (Yogyakarta), 94.52% (Balikpapan), 93.58%
(Yogyakarta), 98.50% (Balikpapan), 94.68%
(Yogyakarta), 98.27%
(Balikpapan). Rendemen ekstrak yang diperoleh dari sampel pada kulit muda,
kulit tua, daging muda dan daging tua masing-masing diperoleh sebesar 7.90%
(Yogyakarta), 7.27% (Balikpapan), 7.84% (Yogyakarta), 7.38% (Balikpapan),
51.54% (Yogyakarta), 62.61% (Balikpapan), 67.16% (Yogyakarta), 50.85%
(Balikpapan). Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daging dan kulit
buah salak mengandung flavanoid, tanin, alkaloid dan hidrokuinon. Pada uji
penghambatan enzim, sampel ekstrak buah salak Pondoh dari Yogyakarta tidak
menunjukkan adanya penghambatan. Ekstrak salak Pondoh dari Balikpapan
mampu menghambat enzim -glukosidase
diatas 0%. Sebagai pembanding
digunakan larutan Glukobay 1% yang menunjukkan penghambatan terhadap
enzim sebesar 75.67%.
ABSTRACT
FAHRIZAN MANDA SAHPUTRA. The Potency of Salak Skin and Flesh
Extract as Antidiabetic. Under the direction of EDY DJAUHARI
PURWAKUSUMAH and SULISTIYANI.
Local people in Indonesia believe that Salak fruit have peculiar property
for antidiabetic. Study activity of Salak fruit as antidiabetic have not been
determined yet. The research objective is to analyze inhibitory effect of skin and
flesh from Salak fruit variety Pondoh extract from different on -glucosidase
enzyme activity. Flesh and skin from Salak Pondoh were extracted with ethanol
solution of 70% using reflux method. Extract from the flesh and the skin were
used for phytochemical assay and used for -glucosidase inhibit test with
spectrophotometer method at 400nm.
The yield percentages of water mass from Yogyakarta and Balikpapan on
immature skin, mature skin, immature flesh and immature flesh were 87.59%
(Yogyakarta), 97.08% (Balikpapan), 75.24% (Yogyakarta), 94.52%
(Balikpapan), 93.58% (Yogyakarta), 98.50% (Balikpapan), 94.68%
(Yogyakarta), 98.27% (Balikpapan) respectively. The yield percentages of the
crude extracts were 7.90% (Yogyakarta), 7.27% (Balikpapan), 7.84%
(Yogyakarta), 7.38% (Balikpapan), 51.54% (Yogyakarta), 62.61% (Balikpapan),
67.16% (Yogyakarta), 50.85% (Balikpapan) respectively. The result of the
phytochemical analysis indicates that the extracts contained flavonoids, tannin,
alkaloid and hydroquinon. Salak Pondoh crude extract from Yogyakarta have no
inhibitory activity after evaluated on inhibition test against -glucosidase enzyme.
Salak Pondoh crude exrtact from Balikpapan was potent inhibitors for glucosidase enzyme although with just up to 0% and lower than 50%. As
comparison solution were used Glucobay solution of 1% which had inhibition
against -glucosidase enzyme over 75.67%.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia
Judul
Nama
NRP
Disetujui
Diketahui
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul Potensi Ekstrak Kulit dan Daging Buah Salak Sebagai
Antidiabetes. Karya ilmiah ini dilaksanakan di Pusat Studi Biofarmaka Institut
Pertanian Bogor (PSB-IPB) sejak bulan Juli hingga Desember 2007
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kapada semua pihak
yang telah membantu. Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing Drs.
Edy Djauhari Purwakusumah, M.Si dan drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D atas
bimbingan dan dorongannya selama penelitian serta penulisan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Basith dan Ibu Illah Sailah
yang memberikan ide atas karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada para staf PSB-IPB, Ibu Nunuk, Mbak Salina atas
bimbingannya, juga teman-teman seangkatan di Biokimia, Febri, Liga dan Fauzi,
anak-anak sancang dalam, Ryan, Made, Eko, Ogi dan Galih atas kebersamaan dan
dukungan selama penelitian, teman-teman asrama Aceh Leuser, Ryan, Arifka,
Nauval, Iqbal, Hakim, Oji serta Kak Waras yang telah memberikan banyak
informasi dan bimbingan mengenai -glukosidase. Ungkapan terima kasih tak
terhingga disampaikan kepada orangtua, Dwi, Kiki, dan Una atas doa dan kasih
sayangnya. Penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada
Hilyatuzzahrah yang telah banyak memberikan bantuan serta motivasi yang tiada
duanya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lhokseumawe pada tanggal 14 Februari 1984 dari
ayah Krisman dan Ibu Farida Hanum. Penulis merupakan anak pertama dari
empat bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMU YAPENA Kabupaten Aceh Utara dan
pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi
masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Biokimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama kuliah penulis aktif di bebrapa kelembagaan seperti Ikatan
Mahasiswa Kimia (IMASIKA) periode 2002/2003 dan 2003/2004, Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tingkat Persiapan Besama periode 2002/2003 dan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) periode 2003/2004,
Ikatan Keluarga Mahasiswa Kimia Indonesia (IKA HIMKI). Penulis juga pernah
menjadi operator Laboratorium Komputer Kimia Chem-net pada tahun 2003.
Pada bulan Juli sampai Agustus 2006 penulis melakukan Praktik Lapangan di Di
Laboratorium Pengujian Nutrisi Pusat Penelitian Biologi Lembaga ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor dengan judul Analisis Proksimat
dan Energi Total Rayap dan Kroto sebagai Pakan.
.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................
vi
vi
vi
PENDAHULUAN............................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Salak (Salacca Edulis Reinw) ...............................................
Diabetes Melitus ..................................................................................
Inhibitor Enzim -Glukosidase .............................................................
2
3
3
4
4
6
7
8
LAMPIRAN ....................................................................................................
12
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Hasil analisis kadar air kulit dan daging buah salak varietas Pondoh
Yogyakarta dan Balikpapan .......................................................................
2 Rendemen daging dan kulit salak hasil pemekatan dengan rotavapor ..........
5 persen inhibisi -glukosidase ekstrak kulit dan daging buah salak ..............
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Buah Salak .................................................................................................
2 Struktur Acarbose......................................................................................
6 Grafik persen inhibisi -glukosidase ekstrak kulit dan daging buah salak ...
10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Tahap penelitian ........................................................................................
13
14
3 Sistem reaksi enzim untuk satu sampel dengan volume total 8 ml` ............
15
4 Data statistik persen rendemen ekstrak kulit dan daging buah salak
varietas pondoh daerah asal tanam Yogyakarta dan Balikpapan ..................
16
5 Tabel hasil uji ANOVA dan Duncan rendemen ekstrak kulit dan daging
buah salak ..................................................................................................
17
18
19
8 Tabel uji ANOVA dan Duncan absorbansi ekstrak kulit dan daging buah
salak dan larutan standar glukobay 1% .......................................................
20
9 Tabel persen kadar air dan bobot kering kulit dan daging buah salak .........
21
10 Hasil uji fitokimia ekstrak daging dan kulit buah salak .............................
22
23
11
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi, banyak terjadi perubahan yang
signifikan pada kehidupan manusia, termasuk
di Indonesia, terutama dalam memilih gaya
hidup dan salah satunya adalah makanan. Saat
ini makanan banyak menjadi penyebab
penyakit-penyakit yang tergolong sangat sulit
untuk disembuhkan, salah satunya adalah
diabetes melitus. Diabetes menyebar lebih
cepat di Asia. Tahun 2003 dieprkirakan 89
juta jiwa penduduk asia menderita diabetes.
India dengan 32.7 juta penderita, RRC dengan
22.6 juta penderita, Pakistan dengan 8.8 juta
penderita dan Jepang dengan 7.1 juta
penderita. Tahun 2025 penderita diabetes
diperkirakan akan mencapai 170 juta jiwa.
100 juta penderita berasal dari India dan RRC
(Sustrani et al 2006). Pada tahun 1995
Indonesia berada pada peringkat tujuh dengan
jumlah penderita diabetes. Tahun 2025
Indonesia diperkirakan naik ke peringkat lima
terbanyak dan jika diperparah dengan tingkat
kemiskinan yang tinggi maka bukan tidak
mungkin Indonesia menjadi peringkat pertama
(Tandra 2007). Hal ini menunjukkan bahwa
diabetes melitus merupakan penyakit beresiko
tinggi.
Diabetes menurut WHO (1999) adalah
gangguan metabolik yang terkarakterisasi
bertingkat seperti hiperglikemia kronis dengan
kekacauan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein, yang disebabkan kerusakan pada
sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya.
Diabetes melitus kronis hampir tidak dapat
disembuhkan. Penyakit ini juga dapat
berdampak pada berbagai komplikasi penyakit
lainnya, seperti kebutaan, kehilangan berat
badan secara drastis kelumpuhan bahkan
sampai kepada kematian (Neal 2002).
Penyebab diabetes dapat disebabkan sedikit
atau tidak dihasilkannya hormon insulin yang
membawa glukosa ke dalam sel. Penyebab
lain dapat juga dikarenakan ketidakmampuan
reseptor sel dalam merespon insulin untuk
membawa glukosa ke dalam sel.
Diabetes dalam dunia kedokteran dapat
diatasi dengan menggunakan obat, baik secara
oral atau dengan injeksi ke dalam pembuluh
darah.
Inhibitor
enzim
-glukosidase
(selanjutnya disebut IAG) merupakan salah
satu obat bagi penderita diabetes melitus yang
diberikan secara oral. Obat ini membantu
tubuh mengabsorpsi gula lebih lambat dengan
menghambat kerja enzim -glukosidase pada
sel
untuk menjaga agar gula darah tetap
rendah. Obat ini harus dimakan setiap kali
12
ilmiah
mengenai
khasiat
antidiabetes
Tanaman salak (Salacca Edulis Reinw) secara
in vitro sehingga dapat dijadikan dasar
pengembangan Tanaman salak (Salacca
Edulis Reinw) menjadi fitofarmaka.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Salak (Salacca Edulis Reinw)
Konon, tanaman salak berasal dari pulau
Jawa. Kemudian pada masa penjajahan, bijibiji salak dibawa para saudagar dari satu pulau
ke pulau lain hingga menyebar ke seluruh
Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Brunei
dan Muangthai (Nazaruddin & Kristiawati
1992).
Tanaman salak (Salacca Edulis Reinw)
adalah tanaman yang termasuk dalam suku
Palmae (Arecaceae) yang tumbuh berumpun.
Menurut
Wikipedia
Indonesia
(2007)
klasifikasi salak (Salacca Edulis) yaitu
Kerajaan
Plantae,
Kelas
Magnoliophyta, Ordo Liliopsida, Famili
Arecales, Genus Salacca dan Spesies Salacca
Zalacca. Tanaman ini banyak digemari karena
rasa daging buahnya yang bermacam-macam
tergantung dari mana asal buah tersebut.
Daging buahnya dapat berasa manis, manis
agak asam, manis agak sepat, atau manis
bercampur asam dan sepat. Rasa buahnya
yang unik ini agak mirip dengan kombinasi
rasa dari apel, nanas dan pisang. Ciri khas dari
buah salak adalah kulitnya yang bersisik
seperti ular dengan warna coklat kehitaman,
sehingga buah ini dikenal oleh orang barat
dengan nama snake fruit. Pada umumnya buah
salak berbentuk bulat atau bulat telur terbalik
dengan bagian ujung runcing dan terangkai
rapat dalam tandan buah yang muncul dari
ketiak pelepah daun. Biji buah salak bewarna
coklat berbentuk persegi dan berkeping satu.
Dalam satu buah salak mengandung 1-3 biji.
Lembaganya tidak tahan dalam lingkungan
yang kering sehingga biji salak yang akan
dikecambahkan harus langsung dibungkus
plastik (Nazaruddin & Kristiawati 1992).
Tanaman salak memiliki tinggi umumnya
tidak lebih dari 4,5 meter, dengan batang yang
pendek dan hampir tidak kelihatan karena
ruas-ruasnya yang padat juga pelepah daun
yang tersusun rapat. Tanaman ini hidup
dengan baik di daerah dengan curah hujan
rata-rata 200-400 mm/bulan. Daun tanaman
salak tersusun dengan pelepah bersirip
terputus-putus dan panjangnya sekitar 2,5-7
meter. Kebutuhan suhu rata-rata harian
berkisar 20-30o C. Tanah yang netral, tidak
asam dan tidak basa, bagus untuk tanaman
13
Diabetes Melitus
Menurut WHO (1999) diabetes melitus
(DM) adalah gangguan metabolik yang
terkarakterisasi
bertingkat
seperti
hiperglikemia kronis dengan kekacauan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
yang disebabkan kerusakan pada sekresi
insulin, aksi insulin atau keduanya. Menurut
National Center for Complementary and
Alternative Medicine (2005) diabetes melitus
merupakan suatu kondisi kronis ketika tubuh
tidak mampu mengubah makanan menjadi
energi sebagaimana mestinya. Tubuh tidak
dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat
merespon insulin seperti pada keadaan
normal. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penumpukan glukosa di dalam darah.
Setelah makan, pankreas manusia normal
akan memproduksi sejumlah insulin untuk
memindahkan glukosa dalam aliran darah
menuju sel. Sel akan menggunakan glukosa
untuk energi dan pertumbuhan. Pada manusia
yang terkena diabetes melitus, pankreas hanya
menghasilkan sedikit insulin atau bahkan
tidak sama sekali (NDIC 2006).
Penderita diabetes melitus dapat diketahui
gejala-gejalanya sebagai berikut, yaitu
memiliki sejarah penyakit diabetes dalam
keluarga, mengantuk, gatal-gatal, pandangan
buram, berat badan yang berlebih, mati rasa
atau rasa sakit pada anggota tubuh bagian
bawah, mudah lelah, infeksi kulit khususnya
pada kaki, kencing terus menerus, haus yang
tidak seperti biasanya, rasa lapar yang tinggi,
turunnya berat badan secara cepat, mudah
marah dan mual-mual serta mudah muntah.
Seseorang tidak perlu merasakan semua
tanda-tanda di atas, tetapi satu atau dua gejala
sudah dapat dijadikan indikator (Powel 2000).
Menurut Pranadji et al (1999) tanda-tanda
diabetes melitus yaitu poliuria, polidipsia,
lemas, berat badan turun, ketouria dan
kenaikan gula darah puasa 140 mg/dl.
Gangguan metabolisme karbohidrat pada sel
menyebabkan glukosa dibuang percuma
melalui urin (glukosuria). Glukosa menarik
cairan ke dalam air kemih sehingga volume
air kemih berlebihan dan penderita akan
sering terasa ingin kencing (poliuria). Kondisi
ini selanjutnya akan menyebabkan penderita
akan merasa haus sehingga banyak minum
(polidipsia). Untuk kebutuhan energi pada
penderita diabetes melitus, sel menggunakan
lemak sebagai bahannya. Produk akhir dari
metabolisme lemak adalah badan keton dan
senyawa ini dibuang melalui air seni sehingga
air seni beraroma badan keton dan disebut
dengan ketouria.
14
15
16
87,596
97,083
Kulit Tua
75,239
94,519
Daging Muda
93,579
98,499
Daging Tua
94,680
98,268
17
Tabel 3 Data agroklimat Yogyakarta dan Balikpapan tahun 2003 (BPS 2004)
Curah hujan
Tekanan udara rata-rata
Suhu udara rata-rata
Daerah
o
(mm/bln)
(mb)
( C)
Kelembaban relatif
(%)
Yogyakarta
1834.3
1009.71
29.87
67.20
Balikpapan
3310.3
1009.57
28.67
80.98
Balikpapan
Kulit Muda
7.904231
7.267036
Kulit Tua
7.837904
7.376254
Daging Muda
51.54189
62.61114
Daging Tua
67.16493
50.85435
18
Balikpapan
Kulit Muda
1,512
0,829
Kulit Tua
1,405
1,097
Daging Muda
1,859
1,178
Daging Tua
1,866
1,091
-18.4654
7.546374
Daging Muda
-56.7032
0.716695
Daging Tua
-57.2934
8.052277
19
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan salak varietas
Pondoh dari Yogyakarta dan Balikpapan
memiliki kadar air yang tinggi (di atas 10%).
Ekstrak kulit dan daging buah salak dari
Yogyakarta tidak menunjukan aktivitas
penghambatan enzim -glukosidase, sehingga
tidak
memiliki
potensi
antidiabetik
hiperglikemia. Ekstrak salak varietas Pondoh
dari Balikpapan mampu menghambat enzim
-glukosidase diatas 0%. Perbedaan tempat
tanam mampu menghasilkan senyawa
metabolit sekunder yang berbeda pula.
Larutan pembanding glukobay mampu
menghambat enzim -glukosidase sebesar
75.67%.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
metode uji in-vivo hiperglikemia dengan
menggunakan terapi terhadap hewan coba
untuk mengetahui potensi ekstrak sebagai
antidiabetes. Selain itu juga perlu dilakukan
penelitian pada ekstrak salak dengan berbagai
varietas, terutama pada varietas salak yang
tidak memiliki nilai komersil seperti salak
varietas Bongkok. Ekstraksi salak juga salak
juga perlu dilakukan dengan metode yang
berbeda dan beragam pelarut untuk
mendapatkan hasil optimasi ekstrak pada
analisis antidiabetes
DAFTAR PUSTAKA
Chiasson J et al. 2002. Acarbose for
prevention of type 2 diabetes melitus : the
stop NIDDM Randomized. Medical
Progress 359 : 2072-2077
Clark T, Holman JR. 2006. Diabetes: How
early and agressively to Intervine.
Medical Progress 45 :1416-1420
20
et
al.
2006.
Synthesis
and
pharmacological activities of xanthone
derivatives as -glucosidase inhibitors.
Biorganic and Medical Chemistry 14:
5683-5690
National
Diabetes
of
Information
Clearinghouse. 2006. Your Guide to
Diabetes: Type 1 and Type 2.
http://diabetes.niddk.nih.gov
[Februari
2007]
21
22
LAMPIRAN
23
Kulit
Salak
Daging Buah
Salak
Filtrat
Rotavapour 50C
Oven 40C
Ekstrak kasar
Uji Fitokimia
(Harborne 1987)
24
10 l larutan sampel 1%
bobot/volume dalam dimetil
sulfoksida (DMSO)
490 l bufer
fosfat (pH 7,0)
1000 l
larutan 200
mM
Na2CO3
p-nitrofenol
Spektrofotometer
= 400
250 l
25
Lampiran 3 Sistem reaksi enzim untuk satu sampel dengan volume total 8 ml
Blanko (L)
Kontrol (L)
S0 ( L)
S1 (L)
Sampel
40
40
DMSO
40
40
Buffer
1960
1960
1960
1960
Substrat
1000
1000
1000
1000
1000
1000
Enzim
1000
1000
4000
4000
4000
4000
Daging tua
Daging muda
Kulit tua
Kulit muda
Daging tua
Daging muda
Kulit tua
Sampel
Kulit muda
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Contoh perhitungan :
Persen rendemen = Bobot ekstrak x 100% = 1,991 x 100% = 9,947
Bobot sampel
20,014
Balikpapan
Yogyakarta
Daerah tanam
Rendemen (%)
9,947
8,333
5,432
10,736
6,774
6,004
29,186
55,509
69,932
69,167
63,810
68,518
9,329
6,127
6,345
8,941
6,423
6,765
80,173
51,851
55,810
80,213
61,828
10,521
50,854
62,611
7,376
7,267
67,165
51,542
36,1187
15,337
1,366
1,789
2,924
20,66055
2,539471
2,287724
7,904
7,838
Standar Deviasi
Lampiran 4 Data statistik persen rendemen ekstrak kulit dan daging buah salak varietas pondoh daerah asal tanam Yogyakarta dan
Balikpapan
26
16
27
Lampiran 5 Hasil uji ANOVA dan Duncan rendemen ekstrak kulit dan daging
buah salak
ANOVA
Jumlah
kuadrat
Perlakuan 15864,224
Derajat
bebas
Kuadrat
tengah
F hitung
F tabel
(5%)
2266,318
9,102
2,66
248,992
Galat
3983,872
16
Total
19848,096
23
Duncan
Subset for alpha = .05
Ulangan
Perlakuan
7,267000
7,376233
7,837900
7,904233
50,854367
51,541867
62,611133
67,164933
Sig.
0,965
0,261
Daging tua
Daging muda
Kulit tua
Kulit muda
Daging tua
Daging muda
Kulit tua
Kulit muda
Sampel
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
ulangan
70,152
81,197
-56,830
Persen
inhibisi
(%)
-10,371
-44,604
-28,921
-8,010
-68,465
-44,941
-63,322
-51,265
59,865
0,337
17,454
-2,361
-28,246
29,680
72,934
Rata-rata
(%)
75,674
8,052
0,717
7,546
30,101
-57,293
-56,703
-18,465
-27,487
persen
inhibisi
7,810
91,757
40,960
14,011
42,092
8,526
16,634
14,786
24,206
Standar
Deviasi
Contoh Perhitungan:
Persen inhibisi = (Kontrol negatif - Absorbansi) x 100% = (1,186 1,309) x 100% = -10,371
Kontrol negatif
1,186
Kontrol Negatif
Balikpapan
Yogyakarta
Daerah
tanam
1,309
1,715
1,529
1,281
1,998
1,719
1,937
1,794
0,476
1,182
0,979
1,214
1,521
0,834
0,321
1,86
0,223
0,354
1,186
1,186
Absorbansi
0,093
0,000
1,186
1,088
0,486
0,166
0,499
0,101
0,197
0,175
0,287
Standar Deviasi
0,289
1,178
1,097
0,829
1,866
1,859
1,405
1,512
Rata-rata
Absorbansi
Lampiran 6 Data statistik persen inhibisi -glukosidase dan absorbansi ekstrak kulit dan daging buah salak dan larutan standar glukobay
1%
28
18
29
Lampiran 7 Uji ANOVA dan Duncan persen inhibisi -glukosidase ekstrak kulit
dan daging buah salak dan larutan standar glukobay 1%
ANOVA
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Kuadrat
tengah
F
hitung
F tabel
(5%)
Perlakuan
28380,173
3547,522
2,404
3,23
Galat
13280,076
1475,564
Total
41660,249
17
Duncan
Perlakuan
Ulangan
-57,293450
-56,703200
-27,487350
-18,465400
-18,465400
0,716700
0,716700
7,546350
7,546350
8,052250
8,052250
30,101200
30,101200
Sig.
75,674550
0,069
0,052
30
Lampiran 8 Uji ANOVA dan Duncan absorbansi ekstrak kulit dan daging buah
salak dan larutan standar glukobay 1%
ANOVA
Jumlah
Derajat
Kuadrat
F hitung
F tabel
kuadrat
bebas
tengah
(5%)
Perlakuan
3,996
9
,444
2,377
0,097
Galat
1,868
10
,187
Total
5,864
19
Duncan
Subset for alpha = .05
Perlakuan
Ulangan
0,288500
0,829000
1,090500 1,090500
1,096500 1,096500
1,177500 1,177500
Kontrol
1,186000 1,186000
1,405000
1,512000
1,858500
1,865500
Sig.
0,088
0,82900
0,057
31
Lampiran 9 Persen kadar air dan bobot kering kulit dan daging buah salak
Balikpapan
Yogyakarta
Daerah tanam
Perlakuan
Kulit Muda
38,232
61,768
Kulit Tua
65,705
34,295
Daging Muda
37,385
62,615
Daging Tua
43,167
56,833
Kulit Muda
4,739
95,261
Kulit Tua
4,885
95,115
Daging Muda
7,587
92,413
Daging Tua
8,646
91,354
Tanin
Alkaloid
Daging Tua
Kulit Muda
+++
Daging Tua
Daging Muda
++
Daging Muda
++
+++
Kulit Tua
Kulit Tua
++++
++
++
++
++
++
++++
++++
++++
++++
++++
Buah Klerak
Kulit Muda
Kontrol Positif
Yogyakarta
Balikpapan
Flavanoid
Lampiran 10 Hasil uji fitokimia ekstrak daging dan kulit buah salak
32
22
23
Mayer
Wagner
Dragendorf
DMY
KTY
KMY
DTK
DMK
KMK
KTK
DTY
34
KTK
DTY
DTK
DMY
KMY
KTY
KMK
KMY
Steroid
DMK
DTK
KMK
KTK