Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Metode geofisika merupakan pengukuran menggunakan prinsip ilmu geofisika
yang digunakan untuk memperoleh gambaran lingkungan bawah laut, seperti jenis batuan
dan kedalaman laut, struktur batuan dasar laut serta obyek-obyek yang relevan dalam
penggelaran kabel listrik bawah laut seperti kondisi jalur kabel atau jalur pipa existing,
reruntuhan kapal dan lain sebagainya. Metode yang dilakukan dalam survey geofisika ini
meliputi Pengukuran Sub Bottom Profilling dan pengambilan sample tanah menggunakan
teknik Grab Sample dan Pengukuran Magnetometer.
Selain informasi kedalaman laut, untuk mensupport pekerjaan pergelaran kabel,
informasi lingkungan pengendapan dan sedimentasi bawah laut, terutama informasi di
sekitar jalur pergelaran kabel sangatlah dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan meliputi
Jenis batuan atau jenis sedimen pada jalur pergelaran ; kedalaman lapisan sedimen batuan ;
informasi mendetail tentang jenis kandungan batuan pada lapisan pertama ; informasi
mengenaiu keberadaan objek besi seperti runtuhan kapal , jangkar , atau keberadaan jalur
kabel atau informasi keberadaan jalur pipa yang mungkin sudah ada (existing). Untuk
mendapatkan informasi tersebut maka dilakukan survey, dimana ilmu yang mendasari dan
memahami untuk melakukan survey tersebut adalalah disiplin ilmu geofisika, sehingga
survey ini dinamakan survey geofisika.
Berikut ini adalah penjelasan jenis survey geofisika dan kemanfaatan dalam
pekerjaan pagelaran kabel bawah laut .
1. Sub Bottom profiling (SBP): Survey ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
stratigrafi lapisan, dengan memanfaatan konsep penjalaran gelombang akustik yang
telah dimodifikasi, sehingga gelombang yang dipancarkan bukan hanya menangkap
gelombang pantul dari lapisan permukaan saja, namun juga gelombang yang
II-1
PERSIAPAN PENDAHULUAN
Tahap
persiapan
merupakan
rangkaian
kegiatan
sebelum
pengolahannya.
Pada
tahapan
awal
ini
disusun
pustaka,
terkait
dengan
kondisi
lokasi
survey,
survey
berikut
studi
tentang
lokasi
survey
yang
II-2
dengan
pihak
pemberi
pekerjaan
untuk
geofisika
merupakan
pengukuran
menggunakan
dalam
II-3
(source
dan
receiver),
sensor
dan
monitor
hingga
ketelitian
cm
dengan
kemampuan
II-4
pada
penterasi
perairan
dangkal
dengan
gelombang
koefien
refeksi
atau
seismik
Akustik
terpantukl
Impedansi.
disebut
Persamaan
dimana
tiap-tiap
tipe
peralatan
tersebut
II-5
fungsinya.
Perbedaan
tersebut
meliputi
perbedaan
Frekuensi (kHz)
1 15
3 12
15
0.1- 1
0.001 0.4
Resolusi (m)
0.10 0.15
0.20
0.5 1.0
2.0 5.0
3.0 - 100
Penetrasi(m)
5 50
10 40
50 100
100 > 1000
100 > 10.000
Secara sederhana prinsip kerja sub bottom profiling dapat di jelaskan dalam proses
sebagai berikut
II-6
1. Source mengirimkan sumber energy berupa listrik dari sumber pembangkit masuk
kedalam tranducer
2. Dari tranducer energy listrik dirubah menjadi energy mekanik, berupa gelombang
yang merambat.
3. Energy mekanik ini berbentuk pulsa atau gelombang, merambat menuju dasar laut
melalui medium air yang memiliki kerapatan massa jenis tertentu.
4. Pada saat gelombang menyentuh permukaan, terjadi perubahan medium
perambatan. Perubahan medium perambatan ini akan mengakibatkan perubahan
impulse gelombang
5. Gelombang yang telah menyentuh permukaan akan mengalami beberapa proses,
diantaranya adalah: gelombang akan dipantulkan (direfleksikan) kembali dan akan
ditangkap oleh tranducer, yang si (s1), gelombang akan ditransmisikan kedalam
lapisan bawah.
6. Gelombang yang direfleksikan akan tertangkap oleh tranducer dan kemudian akan
mengambil data berupa kedalaman lapisan pertama
7. Gelombang yang diteruskan akan terus terpenetrasi sampai dia menemukan lapisan
dengan berat jenis yang berbeda, dan jika menemukan pola lapisan dengna pola
yang berbeda maka akan di mengalami proses seperti sebelumnya
2.1.1.1
Pengambilan
contoh
dasar
laut
(seabed
sampling)
II-7
II-8
untuk
yang
kedua
kalinya,
apabila
hasil
yang
Kalsifikasi visual
Kandungan air
Berat Jenis
Torvance dan Pocket Penetrometer
II-9
2.1.1.2
SBP
dilaksanakan
mencakup
sepanjang
koridor
di
tengah-tengah
rencana
jalur
kabel.
System
II-10
II-11
tertib
pada
Operators
Log
dan
kemudian
diperhitungkan pada saat pekerjaan interpretasi. Survei Subbottom Profiling tidak boleh dilaksanakan pada cuaca
berombak karena sangat mempengaruhi kualitas data,
kecuali
apabila
menggunakan
heave
compensator.
(bila
menggunakan
sistem
demikian)
Sub
bottom
profiling
diperlukan
untuk
berada
pada
rute
rencana.
Pengidentifikasian
II-12
adalah
untuk
memperoleh
rekaman
yang
dibandingkan
dengan
sinyal
noisenya
dan
II-13
(pinger,
boomer,
sparker).
Gelombang
yang
II-14
(b)
(a)
(c)
Gambar 7.5 Output Citra Sea Bottom Profilling Stratabox
Field Tape
II-15
Demultiplex
Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex
dalam pita magnetik lapangan sebelum diproses terlebih
dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun
berdasarkan
urutan
pencuplikan
disusun
kembali
Gain Recovery
Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan
yang kurang elastis dan efek divergensi sferis maka data
amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami
penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk
menghilangkan efek ini maka perlu dilakukan pemulihan
kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga
pada setiap titik seolah-olah datang dengan jumlah energi
yang sama.
adalah
proses
untuk
menghilangkan
semua
menghilangkan
sebagian
rekaman
yang
II-16
Koreksi Statik
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh
topografi (elevasi shot dan receiver) sehingga shot point
dan receiver seolah-oleh ditempatkan pada datum yang
sama.
Dekonvolusi
Dekonvolusi
dilakukan
untuk
menghilangkan
atau
Analisis Kecepatan
Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan
kecepatan yang sesuai untuk memperoleh stacking yang
terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal
refleksi yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola
hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses
stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat
sehingga memberikan stack yang maksimum.
II-17
Stacking
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam
satu gather data yang bertujuan untuk mempertinggi
sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan
berdasarkan CDP yaitu trace-trace yang tergabung pada
satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian dijumlahkan
untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise
inkoheren.
Migrasi
Migrasi
adalah
suatu
proses
untuk
memindahkan
disebabkan
karena
penampang
seismik
hasil
stack
II-18
Data Mentah
Sampling Data
Proses &Analisis
Sinyal Geosains
Filtering
Penguatan
Analisis
Parameter
Layer Horizon
Picking
( Digitasi Lapisan )
PEmanfaatan Data Digitasi
( Pemetaan, 3D ,
Penampang, Perhitungan
Volume )
dan
identifikasi
dasar-laut
informasi
lapisan
(biasanya
penting
sedimen
hingga
yang
dekat
40m)
dan
berhubungan
dengan
untuk
dengan
II-19
data
sepadan)
digunakan
untuk
mendapatkan
rekaman data permanent secara grafis atas profil dasar laut dan
perlapisan di bawahnya dengan penetrasi dan resolusi optimum di
seluruh kedalaman sepanjang koridor rencana jalur kabel. Untuk
mencapai maksud ini, peralatan dioperasikan sesuai dengan
petunjuk pabrik dan diset untuk mendapatkan rekaman data
optimum. Sub-bottom profiler memberikan rekaman data secara
grafis dengan jelas pada skala dan resolusi yang jelas. Jarak antara
transducer/hydrophone dan antena GPS dicatat secara tertib pada
Operators Log dan kemudian diperhitungkan pada saat pekerjaan
interpretasi.
Pada dasarnya hasil rekaman dari peralatan sub bottom profiling,
khususnya
stratabox
sudah
dapat
memberikan
informasi
dibutuhkan
tahap
pengolahan
data
untuk
lebih
memperjelas bentuk dan pola lapisan pada data. Salah satu tahap
pengolahan data sub bottom profiling adalah dengan melakukan
pengolahan signal seismic. Tujuan akhir dari pengolahan ini
adalah untuk meningkatan nilai ratio signal/noise , atau biasa di
simbolkan dengan S/N.
Beberapa tahapan pengolahan data signal yang dilakukan
pada sub bottom profiling ini diantaranya adalah
Band Pass Filer : Dalam proses ini akan dipilih signal dengan
frekuensi dalam range ter-tentu akan diloloskan.
II-20
kondisinya (sudut
Stacking
II-21
Gambar 7.8 Tampilan pengolahan data dengan parameter yang kurang tepat
Setelah proses pengolahan data selesai, maka tahap selanjutnya adalah tahap
intrepetasi dan analisis data.
II-22
pengendapan pada daerah ini hanya mengikuti pola arus dan gelombang yang terjadi secara
kontinu, kedalaman perairan tidakmasih tergolong dangkal dan sedang, sehingga proses
sedimentasi tidak terganggu oleh kejadian tektonik.
Pada area jalur pergelaran peta, terdeteksi dua jenis lapisan sedimen. Yaitu sedimen teratas
yang merupakan sedimen yang masih dapat termobilisasi oleh aktifitas arus dan
gelombang, dan sedimen dibawahnya. Jenis sedimen dibawah permukaan akan memiliki
jenis batuan yang hampir sama.
II-23
komplek, dimana merupakan jenis sediment deltaic dan . Dari titik landing daerah mentok,
sedimenta murni terddominasi dari arah lautan, dimana jenis sedimen nya adalah lumpur,
sedangkan pada aera mendektai sungsang akan merupakan campuran dari jenis sedimen
lumpur dan pasir, dengan beberapa area akan sangat terdominias dari lumpur. DOminasi
dari sedimen lumpur ini karena area sungsang dipengaruhi oleh dua sumber pengendap
sedimen, yaitu sungai dan laut. Sungai akan mengendapkan type sedimen lumpur,
sedangkan laut akan mengendapkan type sedimen pasir.
II-24
II-25
No
KATEGORI
PERALATAN
Kapal Survei
Peralatan Navigasi
Peralatan SBP
JENIS / TIPE
Kapal Kayu Putra Jaya
DGPS Hemisphere A100
GPS Garmin 1208
Hydropro Navigation System
Stratabox Syqwest
Genset Loncin 3 kVA
Power Supply 12V 45 Ah
Power Supply 24V
II-26