Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
sebuah
pernyataan
. Dalam matematika, konsep induksi selama ini dalam melakukan sebuah pembuktian
menggunakan 3 prinsip atau cara dalam melakukan sebuah pembuktian, yaitu : basis induksi,
hipotesis induksi dan langkah induksi.
Selain itu dalam lingkup Matematika ini kita dapat menemukan soal-soal yang
berhubungan dengan Teori Binomial.
Sehubungan dengan kita sering menemukan dan mengerjakan suatu pernyataan yang
berhubungan dengan matematika maka sangat dibutuhkan kita dapat menguasai materi
induksi matematika dan Teori Binomial ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:
1. Apakah pengertian induksi?
2. Bagaimana langkah melakukan pembuktian menggunakan prinsip induksi?
3. Apa saja macam-macam model prinsip induksi ?
4. Apa pengertian Teori binomial itu ?
5. Bagaimana langkah menyelesaikan teori binomial ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari hadirnya
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi induksi matematika.
2. Mengetahui langka-langkah membuktikan pernyataan menggunakan prinsip induksi
matematika.
3. Mengetahui macam-macam prinsip dalam induksi matematika.
4. Bisa membuktikan suatu pernyataan dengan menggunakan induksi matematika.
5. Menggunakan metode induksi matematika dalam menyelesaikan sebuah masalah dalam
kehidupan.
6. Mengetahui definisi Teori Binomial
7. Mengetahui langkah-langkah menyelesaikan teori Binomial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Induksi Matematika
Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan
pernyataan. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara
berulang sesuai dengan pola tertentu. Indukasi Matematika digunakan untuk membuktikan
universal statements n A S(n) dengan A N dan N adalah himpunan bilangan positif
atau himpunan bilangan asli. S(n) adalah fungsi propositional.
2.2 Prinsip-prinsip Induksi Matematika
2.2.1. Induksi Sederhana.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk membuktikan
pernyataan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(1) benar, dan
2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n 1,
Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi.
Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut
dinamakan hipotesis induksi.
Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan
ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1 2 = 1. Ini
benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + + (2n 1) = n2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n 1)].
Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + + (2n 1) + (2n + 1) = (n + 1)2
juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:
1 + 3 + 5 + + (2n 1) + (2n + 1)
= [1 + 3 + 5 + + (2n 1)] + (2n +1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah
n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
2.2.2.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa
p(n) benar untuk semua bilangan bulat n n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu
menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. jika p(n) benar maka p(n+1) juga benar,
untuk semua bilangan bulat n n0,
Contoh 2.
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 2 0 +
21 + 22 + + 2n = 2n+1 - 1
Penyelesaian:
(i)
Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh:
20 = 20+1 1.
Ini jelas benar, sebab 20 = 1
= 20+1 1
= 21 1
=21
=1
(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu
20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 - 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:
20 + 21 + 22 + + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + + 2n) + 2n+1 = (2n+1 1) + 2n+1 (hipotesis
induksi)
= (2n+1 + 2n+1) 1
= (2 . 2n+1) 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1) + 1 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan
bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 1
2.2.3.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa
p(n) benar untuk semua bilangan bulat n n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu
menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. jika p(n0 ), p(n0+1), , p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua bilangan bulat n
n0,.
Contoh 4.
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi
dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n
(n 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan
dengan prinsip induksi kuat.
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, , n dapat dinyatakan sebagai
perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu
menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua
kemungkinan nilai n + 1:
(a)
Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau
lebih bilangan prima.
(b)
Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang membagi habis
n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
yang dalam hal ini, 2 a b n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan
sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.
dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n 2)
dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk
setiapbilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial untuk
n > 2 n! = 1 2 3 (n 2) (n 1) n atau n! = n (n 1) (n 2) 3 2
Contoh :
2! = 12 = 2, 3! = 123 = 6 4! = 1234 = 24
5! = 12345 = 120, n! = 123n, (r 1) ! = 123(r 1)
Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak mementingkan
urutan elemen.
Kombinasi r elemendari n elemenditulis :
nKr
Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal. Segitiga Pascal
adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah segitiga.Penemu segitiga
pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama Blaise Pascal yang berasaldaridunia
barat.Barisan segitiga Pascal secara kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong,
adalah barisan genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di
barisan sifar, hanya tuli snomor 1.Kemudian, untuk membina unsur-unsur barisan berikutnya,
tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara terus di atas dan di kanan untuk
mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada
tempatnya.Contohnya, nomor pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1
dan 3 barisan keempat.
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1
2.5 .Teori Binomial
2.5.1 Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-soal
teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian berulang. Misalnyauntuk n =