Professional Documents
Culture Documents
METODE
Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini
digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambil keputusan untuk menggunakan
rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.
Tujuan
jurnal ini disusun untuk memaparkan tentang pengertian sorting dalam aplikasi di dunia
kerja. Dengan membaca makalah ini, pembaca akan mengetahui lebih dalam mengenai
membuat algoritma dari sorting yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan
algoritma. Selain itu, pembaca juga akan mengetahui manfaat dari selection sort dan sorting
dalam aplikasinya didunia kerja.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Algoritma
Algoritma pada dasarnya adalah alur pikiran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, yang
dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dimengerti orang lain. Algoritma adalah
sekumpulan instruksi yang jumlahnya terbatas, yang apabila dijalankan, akan menyelesaikan
suatu tugas tertentu.
2.2 Pengertian Pengurutan Data (Sorting )
Sorting adalah proses pengurutan datayang sebelumnya disusun secara acak atau tidak
teratur menjadi urut dan teratur menurut suatu aturan tertentu. Biasanya pengurutan terbagi
menjadi dua yaitu Ascending (pengurutan dari karakter/angka kecil ke karakter/angka besar
dan Descending (pengurutan dari karakter/angka besar ke karakter/angka kecil). Ada banyak
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan proses pengurutan dari paling tinggi ke paling
rendah atau sebaliknya. Unutk masalah pengurutan pada Array kita tidak bisa langsung
menukar isi dari variable yang ada, tetapi menggunakan metode penukaran (Swap).
Contoh :
Misalkan bahwa score [1] = 10 dan score [2] = 8
dan ingin ditukar nilai nilainya sehingga score
[1] = 8 dan score [2] = 10. Hal ini tidak bisa langsung dilakukan dengan menukar isi dari dua
variable tersebut, seperti cara ini :
score [1] = score [2];
score [2] = score [1];
Cara yang tepat adalah :
temp = score [1]
score [1] = score [2];
score [2] = temp;
KRITERIA
KETERANGAN
Jumlah Iterasi
Algoritma
Jumlah Pertukaran
(Swap)
Jumlah Data
BOBOT
0,9
0,6
0,6
Kesimpulan
Teknik-teknik pengurutan data memang cukup beragam, namun demikian tentunya dalam
prosesnya ada metode yang tercepat. Tentunya masing-masing metode mempunyai kelebihan
dan kelemahan sendiri sehingga metode yang telah dibahas sebelumnya di atas masih dapat
diterapkan tergantung dari masalah yang sedang dihadapi.Paling tidak dengan pemahaman
algoritma secara sederhana tersebut lebih mudah dalam mencari metode yang tepat dalam
menyelesaikan setiappermasalahan yang menyangkut proses pengurutan data. Berdasarkan
logika proses pengurutan data dengan menggunakan algoritma Bubble Sort dan Selection
Sort, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pengurutan data, algoritma Bubble Sort dan Selection Sort dapat
diterapkan dengan baik. Pada penerapannya algoritma Bubble Sort bekerja dengan
membandingkan elemen pertama dengan elemen berikutnya, jika data pertama > dari data ke2 maka dilakukan swap (pertukaran). looping (perulangan) akan dilakukan sampai data sudah
dalam keadaan terurut. Sedangkan algoritma Selection Sort bekerja dengan membandingkan
antara semua elemen, jika ditemukan data terkecil maka dilakukan swap (pertukaran). Proses
looping akan dilakukan sampai data dalam keadaan terurut.
2. Untuk menganalisa kedua algoritma ini, nilai perbandingannya dihitung menggunakan
Metode Perbandingan Eksponensial. Dalam perhitungnnya yang menjadi kriteria pembanding
pada metode ini adalah jumlah pertukaran (swap), jumlah iterasi dan jumlah data dari setiap
proses. Setiap nilai yang didapat dari setiap kriteria kemudian dipangkatkan dengan bobot
dari setiap kriteria sehingga didapat total nilai yang menentukan algoritma mana yang lebih
cepat dalam mengurutkan data.
3. Dengan mengetahui total nilai dari perbandingan eksponensial yang dilakukan pada
penelitian ini maka terbukti bahwa algoritma Selection Sort lebih cepat mengurutkan data
dibandingkan algoritma Bubble Sort. Hal ini ditunjukkan kecilnya nilai yang didapat oleh
algoritma tersebut.
4. Algoritma Bubble Sort mempunyai algoritma yang sederhana sehingga lebih mudah untuk
dipahami. Untuk kasus-kasus sederhana dengan jumlah data sedikit, Selection Sort dapat
diunggulkan bila dibandingkan dengan Bubble