You are on page 1of 6

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BUBBLE SORT

DAN SELECTION SORT DENGAN METODE


PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
Sofyansyah Yusari Yahya (0911699)
ABSTRAK
Pengurutan data (sorting) merupakan salah satu jenis operasi penting dalam pengolahan data.
Hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai permasalahan-permasalahan
yang harus diselesaikan dengan melibatkan operasi pengurutan data.
Dalam pengurutan data dapat digunakan dua algoritma, yaitu Algoritma Bubble Sort dan
Algoritma Selection Sort. Algoritma Bubble Sort adalah salah satu algoritma pengurutan
yang paling simple, baik dalam hal pengertian maupun penerapannya. Penerapan dari
algoritma ini adalah membandingkan elemen pertama dengan elemen berikutnya dan
mengulang proses perbandingan antara tiap-tiap elemen dan menukarnya apabila urutannya
salah. Begitu seterusnya hingga diperoleh data urut dari awal sampai akhir. Sedangkan
Algoritma Selection Sort dapat dijelaskan secara sederhana yaitu dengan cara mencari data
terkecil dari susunan data awal dari data pertama sampai dengan data yang terakhir dan
setelah didapatkan kemudian tukarkan dengan data kedua. Begitu seterusnya hingga
diperoleh data kedua. Begitu seterusnya hingga diperoleh data urut dari awal sampai akhir.
Untuk dapat menganalisa perbandingan kedua Algoritma tersebut dalam pengurutan data.
Metode Perbandingan Eksponensial dapat digunakan sebagai Metode Pembanding.
Kata Kunci : Bubble Sort, Selection Sort, Metode Perbandingan Eksponensial.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengurutan data atau sorting merupakansalah satu jenis operasi penting dalam pengolahan
data. Hampir setiap saat dalam kehidupan seharihari sering dijumpai permasalahanpermasalahan yang harus diselesaikan dengan melibatkan operasi
pengurutan data. Begitu pentingnya operasi tersebut, sehingga sampai saat ini telah banyak
dikembangkan metode-metode pengurutan data dan mungkin akan tetap bermunculan
metode-metode baru. Algoritma bubble sort adalah salah satu algoritma
pengurutan yang paling simple, baik dalam hal pengertian maupun penerapannya. Ide dari
algoritma ini adalah mengulang proses pembandingan antara tiap-tiap elemen array dan
menukarnya apabila urutannya salah. Pembandingan elemen-elemen ini akan terus
diulang hingga tidak perlu dilakukan penukaran lagi. Pengurutan data dengan metode
Selection dapat dijelaskan secara sederhana yaitu dengan cara mencari data terkecil dari
susunan data awal dari data pertama sampai dengan data terakhir. Setelah data terkecil
ditemukan kemudian tukarkan dengan data pertama. Setelah itu dicari lagi data terkecil
tetapi mulai dari data kedua sampai data terakhir dan setelah didapatkan kemudian tukarkan
dengan data kedua. Begitu seterusnya hingga diperoleh data urut dari awal sampai akhir.

METODE
Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini
digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambil keputusan untuk menggunakan
rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.
Tujuan
jurnal ini disusun untuk memaparkan tentang pengertian sorting dalam aplikasi di dunia
kerja. Dengan membaca makalah ini, pembaca akan mengetahui lebih dalam mengenai
membuat algoritma dari sorting yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan
algoritma. Selain itu, pembaca juga akan mengetahui manfaat dari selection sort dan sorting
dalam aplikasinya didunia kerja.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Algoritma

Algoritma pada dasarnya adalah alur pikiran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, yang
dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dimengerti orang lain. Algoritma adalah
sekumpulan instruksi yang jumlahnya terbatas, yang apabila dijalankan, akan menyelesaikan
suatu tugas tertentu.
2.2 Pengertian Pengurutan Data (Sorting )
Sorting adalah proses pengurutan datayang sebelumnya disusun secara acak atau tidak
teratur menjadi urut dan teratur menurut suatu aturan tertentu. Biasanya pengurutan terbagi
menjadi dua yaitu Ascending (pengurutan dari karakter/angka kecil ke karakter/angka besar
dan Descending (pengurutan dari karakter/angka besar ke karakter/angka kecil). Ada banyak
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan proses pengurutan dari paling tinggi ke paling
rendah atau sebaliknya. Unutk masalah pengurutan pada Array kita tidak bisa langsung
menukar isi dari variable yang ada, tetapi menggunakan metode penukaran (Swap).
Contoh :
Misalkan bahwa score [1] = 10 dan score [2] = 8
dan ingin ditukar nilai nilainya sehingga score
[1] = 8 dan score [2] = 10. Hal ini tidak bisa langsung dilakukan dengan menukar isi dari dua
variable tersebut, seperti cara ini :
score [1] = score [2];
score [2] = score [1];
Cara yang tepat adalah :
temp = score [1]
score [1] = score [2];
score [2] = temp;

2.3 Algoritma Bubble Sort


Bubble Sort adalah suatu metode pengurutan yang membandingkan elemen yang
sekarang dengan elemen berikutnya,jika elemen sekarang > elemen berikutnya maka
posisinya ditukar, kalu tidak, tidak perlu ditukar. Proses sort
dilakukan tahap per tahap, misalnya untuk n = 7 maka akan dilakukan (n 1) = 6 tahap
(mulai dari 0 sampai dengan n 2).
2.4 Algoritma Selection Sort
Selection Sort adalah suatu metode pengurutan yang membandingkan elemen yang
sekarang dengan elemen berikutnya sampai ke elemen yang terakhir. Jika ditemukan elemen
lain yang lebih kecil dari elemen sekarang maka dicatat
posisisnya dan langsung ditukar. Konsep proses Selection Sort adalah mencari
(memilih) nilai terkecil dan menukarnya dengan elemen paling awal (paling kiri) pada setiap
tahap. Proses Sort dilakukan tahap per tahap. Untuk n = 7 maka akan dilakukan (n 1) = 6
tahap.
2.5 Metode Perbandingan Eksponensial
Eriyatno (2007) Analisis Metode Perbandingan Eksponensial : Metode perbandingan
eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas
alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi
individu pengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah
terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.
Analisa Pengurutan Data
Dalam proses pengurutan data, kecepatan
merupakan faktor yang penting, untuk
mempercepat proses data tersebut. Misalnya dalam
menentukan rangking data siswa, proses
pengurutan data dimulai dari yang kecil ke yang
besar (Ascending) melakukan proses Sorting. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan data numerik
sebagai contoh Sorting.
3.2 Cara Kerja Pengurutan Data (Sorting)
Adapun cara kerja dari pengurutan data (sorting) yaitu :
1. Misalkan Seorang user ingin mengurutkan data 15, 10, 7, 22, 17, 5, 12.
2. User menginputkan data.
3. Proses sorting akan dilakukan tahap per tahap, untuk n = 7 maka akan dilakukan (n 1 ) =
6 tahap.
4. Jika menggunakan algoritma Bubble Sort, maka pengurutan dimulai dengan
membandingkan elemen sekarang dengan elemen berikutnya. Apabila elemen sekarang >
elemen berikutnya, maka posisinya ditukar dan kalau elemennya <elemen berikutnya, maka
tidak perlu ditukar. Proses perbandingan akan terus diulang sampai dipastikan tidak ada lagi
pertukaran atau sudah terurut.

5. Jika menggunakan algoritma Selection Sort, maka pengurutan dimulai dengan


membandingkan elemen yang sekarang dengan elemen berikutnya sampai ke elemen yang
terakhir. Jika ditemukan elemen lain yang lebih kecil dari elemen sekarang maka dicatat
posisinya dan langsung ditukar. Proses perbandingan akan terus diulang sampai dipastikan
tidak ada lagi pertukaran atau sudah terurut.
Cara Kerja Algoritma Bubble Sort Dalam Pengurutan Data
Algoritma Bubble Sort merupakan salah satu algoritma yang digunakan untuk proses
pengurutan data (sorting). Dalam melakukan pengurutan data algoritma
3.4 Cara Kerja Algoritma Selection Sort Dalam Pengurutan Data
Selain algoritma Bubble Sort, algoritma Selection Sort juga dapat digunakan untuk
melakukan proses pengurutan data. proses sort dilakukan tahap per tahap. Untuk n = 7 maka
akan dilakukan (n 1) = 6 tahap. Konsep proses Selection Sort adalah mencari (memilih)
nilai terkecil dan menukarnya dengan elemen paling awal (paling kiri) pada setiap tahap.
Misalkan ada data numerik, yaitu : 15, 10, 7, 22, 17, 5, 12, yang mana data tersebut masih
dalam keadaan acak atau belum terurut dari data yang terkecil sampai yang terbesar
(ascending). Pada analisa Bubble Sort diterangkan bahwa untuk melakukan proses sorting
secara ascending dari ke-7 data tersebut, maka proses yang harus dilakukan yaitu dengan
membandingkan satu persatu sampai dengan yang terakhir.
Analisa Perbandingan Algoritma Bubble Sort dan Selection Sort dengan Metode
Perbandingan Eksponensial
Setelah Algoritma Bubble Sort dan Algoritma Selection Sort dianalisa dan
mendapatkan hasil bahwa kedua algoritma tersebut cocok digunakan untuk melakukan
pengurutan data (sorting), maka selanjutnya kedua lagoritma tersebut akan dianalisa untuk
menentukan algoritma mana yang paling efisien untuk melakukan pengurutan data. Untuk itu
kedua algoritma tersebut akan dianalisa dengan menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial
Penentuan Kriteria
Dalam proses pengurutan data, maka yang menjadi kriteria adalah jumlah iterasi dan jumlah
input data numerik pada saat algoritma melakukan proses pengurutan data. Secara rinci
kriteria dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1 : Kriteria
N
O
1

KRITERIA

KETERANGAN

Jumlah Iterasi
Algoritma

Jumlah Pertukaran
(Swap)

Perhitungan jumlah iterasi /


Perulangan (Looping) yang
terjadi pada saat algortima
melakukan pengurutan data
Jumlah pertukaran data yang
dikerjakan algoritma

Jumlah Data

Jumlah Data yang di Inputkan

Menentukan Bobot Kriteria


Penentuan bobot merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap hasil
dari analisa. Pada bobot terdiri dari 3 bilangan Fuzzy seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Pembobotan Kriteria
KRITERIA
Pertukaran Data
(Swap)
Jumlah Iterasi
Algoritma
Jumlah
Jumlah Data

BOBOT
0,9
0,6

0,6

Kesimpulan
Teknik-teknik pengurutan data memang cukup beragam, namun demikian tentunya dalam
prosesnya ada metode yang tercepat. Tentunya masing-masing metode mempunyai kelebihan
dan kelemahan sendiri sehingga metode yang telah dibahas sebelumnya di atas masih dapat
diterapkan tergantung dari masalah yang sedang dihadapi.Paling tidak dengan pemahaman
algoritma secara sederhana tersebut lebih mudah dalam mencari metode yang tepat dalam
menyelesaikan setiappermasalahan yang menyangkut proses pengurutan data. Berdasarkan
logika proses pengurutan data dengan menggunakan algoritma Bubble Sort dan Selection
Sort, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pengurutan data, algoritma Bubble Sort dan Selection Sort dapat
diterapkan dengan baik. Pada penerapannya algoritma Bubble Sort bekerja dengan
membandingkan elemen pertama dengan elemen berikutnya, jika data pertama > dari data ke2 maka dilakukan swap (pertukaran). looping (perulangan) akan dilakukan sampai data sudah
dalam keadaan terurut. Sedangkan algoritma Selection Sort bekerja dengan membandingkan
antara semua elemen, jika ditemukan data terkecil maka dilakukan swap (pertukaran). Proses
looping akan dilakukan sampai data dalam keadaan terurut.
2. Untuk menganalisa kedua algoritma ini, nilai perbandingannya dihitung menggunakan
Metode Perbandingan Eksponensial. Dalam perhitungnnya yang menjadi kriteria pembanding
pada metode ini adalah jumlah pertukaran (swap), jumlah iterasi dan jumlah data dari setiap
proses. Setiap nilai yang didapat dari setiap kriteria kemudian dipangkatkan dengan bobot
dari setiap kriteria sehingga didapat total nilai yang menentukan algoritma mana yang lebih
cepat dalam mengurutkan data.
3. Dengan mengetahui total nilai dari perbandingan eksponensial yang dilakukan pada
penelitian ini maka terbukti bahwa algoritma Selection Sort lebih cepat mengurutkan data
dibandingkan algoritma Bubble Sort. Hal ini ditunjukkan kecilnya nilai yang didapat oleh
algoritma tersebut.
4. Algoritma Bubble Sort mempunyai algoritma yang sederhana sehingga lebih mudah untuk
dipahami. Untuk kasus-kasus sederhana dengan jumlah data sedikit, Selection Sort dapat
diunggulkan bila dibandingkan dengan Bubble

You might also like