Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Batasan Masalah
Referat ini membahas mengenai definisi, etiologi, gejala dan tanda,
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah :
1.
2.
3.
1.4
Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode tinjauan pustaka dan mengacu pada
beberapa literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
2.2 Etiologi
Terdiri atas faktor organobiologik,
psikodinamik), sosiokultural :
a. Faktor biologik :
psikoedukatif
(termasuk
2.4
2.5
III)
c. Dengan keadaan yang relatif bebeas dari gejalagejala anxietas pada periode di antara seranganserangan panik (meskipun demikian, umumnya
dapat terjadi juga anxietas antisipatorik, yaitu
anxietas yang terjadi setelah membayangkan
sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
2.6
Diagnosis Banding
2.7
Penatalaksanaan
Golongan Tricyclic/Trisiklik
11
13
MAO Inhibitor
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) merupakan
salah satu jenis antidepresi yang dapat digunakan untuk
mengatasi gangguan panik. Pada masa lalu golongan ini
digunakan untuk mengatasi gangguan panik dan depresi yang
sudah resisten terhadap golongan trisiklik.
MAO paling efektif digunakan pada gangguan panik yang
disertai agoraphobia. Selain itu MAO juga dapat digunakan untuk
mengatasi migraine dan penyakit parkinson karena target dari
obat ini adalah MAO-B yang berperan dalam timbulnya nyeri
kepala dan gejala parkinson.1,3
Kelebihan MAO adalah tingkat ketergantungan terhadap
obat ini rendah dan efek antikolinergiknya lebih sedikit dibanding
obat golongan trisiklik.
Cara Kerja MAOI
MAOI bekerja dengan cara menghambat aktivitas
monoamine oxidase, sehingga ini dapat mencegah pemecahan
monoamine neurotransmitters dan meningkatkan avaibilitasnya.
Terdapat 2 jenis monoamine oxidase, MAO-A dan MAO-B. MAO-A
berkaitan dengan deaminasi serotonin, melatonin, epinephrine
and
norepinephrine.
Sedangkan
MAO-B
mendeaminasi
phenylethylamine and trace amines. Dopamine dideaminasi oleh
keduanya.
Contoh Obat MAOI
Phenelzine (Nardil)
Nardil merupakan obat golongan MAOI yang paling sering
digunakan dalam mengatasi gangguan panik. Hal ini telah
dibuktikan merlalui superioritas yang jelas terhadap placebo
dalam percobaan double-blind untuk mengatas gangguan panik.
Obat ini biasanya digunakan untuk pasien yang tidak respon
terhadap obat golongan trisiklik atau obat antidepresi golongan
kedua.
14
Tranylcypromine (Parnate)
Obat ini juga efektif terhadap gangguan panik karena berikatan
secara ireversibel pada MAO sehingga dapat mengurangi
pemecahan monoamin dan meningkatkan avaibilitas sinaptik.
Efek Samping MAOI
Ketika
dikonsumsi
peroral,
MAOI
menghambat
katabolisme amine. Sehingga ketika makanan yang mengandung
tiramin dikonsumsi, seseorang dapat menderita krisis hipertensi.
Jika makanan yang mengandung tiptofan dimakan juga, maka hal
ini dapat menyebabkan hiperserotonemia. Jumlah makanan yang
dibutuhkan hingga menimbulkan reaksi berbeda-beda pada tiap
individu.
Mekanisme pasti mengapa konsumsi tiramin dapat
menyebabkan krisis hipertensi pada pengguna obat MAOI belum
diketahui, tapi diperkirakan tiramin menggantikan norepinefrin
pada penyimpanannya di vesikel, dalam hal ini norepinefrin
terdepak oleh tiramin. Hal ini dapat memicu aliran pengeluaran
norepinefrin sehingga dapat menyebabkan krisis hipertensi. Teori
lain menyatakan bahwa proliferasi dan akumulasi katekolamin
yang menyebabkan krisis hipertensi.
Beberapa makanan yang mengandung tiramin antara lain
hati, makanan yang difermentasi dan zat-zat lain yang
mengandung levodopa seperti kacang-kacangan. Makananmakanan itu harus dihindarkan dari pengguna MAOI.
Golongan Benzodiazepin
Golongan benzodiazepin merupakan salah satu obat piliahnyang
digunakan untuk mengatasi serangan panik akut.
Cara Kerja Benzodiazepin
Benzodiazepin bekerja dengan cara meningkatkan efek
neurotransmiter GABA (gamma-butyric acid), yang berakibat
pada inhibisi fungsi eksitasi sehingga dapat menimbulkan
kantuk, menekan kecemasan, anti-kejang, melemaskan otot dan
dapat mengakibatkan amnesia.
15
16
17
1. Interaksi Obat
Adapun beberapa interaksi obat yang harus diperhatikan
pada penggunaan terapi medikasi gangguan panik antara lain:
Obat anti-panik trisiklik (Imipramine/Clomipramine) +
Haloperidol(Phenothiazine) = mengurangi kecepatan ekskresi
dari trisiklik sehingga kadar dalam
plasma meningkat,
sebagai akibatnya dapat terjadi potensiasi efek samping
antikolinergik seperti ileus paralitik, disuria, gangguan
absorbsi dan lain-lain.
Obat trisiklik/SSRI + CNS Depressant (alkohol, opioid,
benzodiazepine, dll) menyebabkan potensiasi efek sedasi dan
penelanan terhadap pusat pernapasan bahkan dapat terjadi
gagal napas.
Obat
trisklik/SSRI
+
Obat
simpatomimetik
(derivat
amfetamin) = dapat membahayakan kondisi jantung.
Obat trisiklik/SSRI + MAOI tidak boleh diberikan bersamaan
karena dapat terjadi Serotonin Malignant Syndrome.
Perubahan penggunaan trisiklik/SSRI menjadi MAOI atau
sebaliknya harus menunggu waktu sekitar 2-4 minggu untuk
wash out period.
Obat trisiklik + SSRI, dapat meningkatkan toksisitas obat
trisiklik.
2. Pemilihan Obat dan Pengaturan Dosis
Semua jenis obat anti-panik hampir sama efektifnya dalam
menanggulangi sindrom panik pada taraf sedang dan pada
stadium awal dari gangguan panik.
18
b. Psikoterapi, berupa:
1) Terapi relaksasi, diberikan pada hampir semua individu
yang mengalami gangguan panik, kecuali Ybs menolak.
Terapi ini bermanfaat meredakan secara relatif cepat
serangan panik dan menenangkan individu, namun itu
dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap hari.
Prinsipnya adalah melatih pernapasan (menarik napas
dalam dan lambat, lalu mengeluarkannya dengan lambat
pula), mengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugesti
pikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan akan
dicapai. Dalam proses terapi, dokter akan membimbing
individu melakukan ini secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung seama 20-30 menit atau lebih lama kali.
Setelah itu, individu diminta untuk melakukannya sendiri di
19
Prognosis
21
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gangguan panik merupakan suatu gangguan kejiwaan
yang membutuhkan penanganan jangka panjang.
Wanita 2-3 kali lebih sering terkena daripada laki-laki,
gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda.
Faktor yang berperan dalam etiologi dan patofisiologi
terjadinya gangguan panik, diantaranya faktor biologi,
faktor genetik dan faktor psikososial.
Adapun penatalaksanaan yang dianggap efektif untuk
menanganinya adalah terapi CBT, terapi medikasi SSRI dan
trisiklik sebagai terapi lini pertama dan golongan
benzodiazepin potensi tinggi, MAOI dan obat anti-panik
jenis lain menjadi terapi lini kedua.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira SD, Kusumadewi I. Gangguan Panik. Dalam : Buku
Ajar Ilmu Psikiatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2010; 23540.
2. Memon MA. Panic disorder. Updated on March 2011. [Cited
on
June
2011].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/287913-overview
3. Cloos JM. Treatment of panic disorder. Updated on January
2005.
[Cited
on
June
2011].
Available
from:
http://www.medscape.com/viewarticle/497207_1
4. Saddock BJ & Saddock VA. Panic disorder and agoraphobia.
In: Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Ed. USA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007. Sec.16.2
5. Greist JH &Jefferson JW. Anxiety disorder. In: Review of
General Psychiatry. 5th Ed. Baltimore: Vishal. 2000. Cp.21.
6. McLean PD & Woody SR. Panic diorder and agoraphobia. In:
Anxiety Disorders in Adults. Vancouver: Oxford University
Press; 2001. Cp.5
7. Maslim R Obat anti-panik. Dalam: Penggunaan Klinis Obat
Psikotropika. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2007.
Hal.52-56
23