Professional Documents
Culture Documents
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga kami mempunyai kesempatan untuk
menyelesaikan pembuatan makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Matakuliah
Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Adapun materi makalah yang kami buat adalah
mengenai TCP/IP, Subnetting IPv6.
Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini jauh dari sempurna masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak kami sadari. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik dari makalah ini, agar dimasa yang akan datang kami
bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih banyak kepada dosen yang mengajar matakuliah Sistem
Terdistribusi, bapak Yosefrizal, S.kom, M.kom atas bimbingan dan arahannya dalam
pembuatan makalah ini. Dan juga kepada teman-teman sekalian yang telah ikut serta
menbantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai TCP/IP, Subnetting IPv6
Padang, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. 1
B. Rumusan Masalah ..
1
C. Tujuan
.. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol 3
B. Definisi IPv6
.. 4
C. Keunggulan IPv6
. 4
D. Address IPv6
.. 5
E. Subnetting IPv6
. 7
F. Penulisan Alamat Pada IPv6 .. 9
G. Kelas IPv6
. 10
H. Struktur Paket Data Pada IPv6 11
I. Perubahan dari IPv4 ke IPv6 12
J. Transisis IPv6 ..
13
K. Contoh Infrastruktur IPv6 . 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
.. 16
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Setelah IPv4 sukses penggunaannya oleh para pengguna internet, kemudian timbul suatu
permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan angka ini diperkirakan akan melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet Protocol saat ini adalah perputaran
kecepatan untuk mencapai suatu titik alamat jaringan yang tersedia. IPv4 mempertimbangkan
sekitar atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada alokasi awal, tanpa
meninggalkan ruang untuk pengembangan. IP versi baru yaitu IPv6 menawarkan suatu
pemecahan
yang
lebih
permanen,
yaitu
sekitar
atau
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat. Berdasarkan hal itulah
kemudian dirancang suatu protokol internet baru yang dinamakan Internet Protocol next
generation(IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya secara bertahap akan menggeser
penggunaan dari IPv4 yang telah sukses sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri
adalah suatu protokol layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau
yang sering dikenal sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol Version 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada versi 4 (IPv4). Karena kebutuhan akan
alamat internet semakin banyak, maka IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan
pengalamatan yang lebih banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6
masih berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah terdapat pada header , yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Konsep Dasar Protokol
2. Mengetahui dan Memahami Definisi dari IPv6
3. Mengetahui Memahami Keunggulan dari IPv6
4. Mengetahui dan Memahami Address dari IPv6
5. Mengetahui dan Memahami bagaimana cara Penulisan Alamat Pada IPv6
6. Mengetahai dan Memahami Kelas dari IPv6
7. Mengetahui dan Memahami Struktur Paket Data Pada IPv6
8. Mengetahui dan Memahami Perubahan dari IPv4 ke IPv6
9. Mengetahui dan Memahami Transisis dari IPv6
10. Dapat memahami dan menjelaskan infrastruktur IPv6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa ingin
berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal tahun 1980-an.
Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa
node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa internet mulai tumbuh ke
seluruh dunia dengan pesat. Sehingga banyak bermunculan protokol internet. Sehingga
disadari bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI (Open System
Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP menjadi standar de facto yaitu
standar yang diterima karena pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau yang sering kali disingkat menjadi TCP berfungsi untuk
melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan
besaran paket kemudian dikirim satu persatu hingga selesai). Agar pengiriman data sampai
dengan baik, maka pada setiap packet pengiriman, TCP akan menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan yang menerima paket tersebut harus mengirim
balik sebuah sinyal acknowledge dalam satu periode yang ditentukan. Bila pada waktunya
komputer tujuan belum juga memberikan acknowledge, maka terjadi time out yang
menandakan pengiriman packet gagal dan harus diulang kembali. Model protokol TCP
disebut sebagai connection oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal komputer pada
jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa alamat IP seseorang tidak
akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat IP dikoordinasi oleh lembaga sentral
internet yang dikenal dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari
Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan
routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat
digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti
dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-toend security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada
IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host.
Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi
tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara
tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat provider atau alamat geografis.
Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu link Yang dimaksud link
di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Alamat ini dibuat
secara otomatis oleh host yang belum mendapat alamat global, terdiri dari 10+n bit
prefix yang dimulai dengan FE80 dan field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan
nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian alamat IP secara
otomatis.
Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam
site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut, namun
tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.
paket menyerahkan pada router tujuan yang paling cocok bagi pengiriman paket tersebut.
Pemakaian Anycast ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti
DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini, maka router akan
memilih server yang terdekat dan mengirimkan paket tersebut ke server tersebut. Sehingga,
beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi anycast ini tidak disediakan
ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah alamat yang sama, maka alamat
tersebut dianggap sebagai Anycast Address.
E. Subnetting IPv6
Subnetting adalah proses menunjuk beberapa bit high-order dari bagian host dan
mengelompokkan mereka dengan topeng jaringan untuk membentuk subnet mask. Ini
membagi jaringan menjadi subnet yang lebih kecil. Diagram berikut memodifikasi contoh
dengan memindahkan 2 bit dari bagian host ke subnet mask untuk membentuk empat subnet
yang lebih kecil seperempat ukuran sebelumnya.
Desain ruang alamat IPv6 berbeda secara signifikan dari IPv4. Alasan utama untuk subnetting
di IPv4 adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan ruang alamat relatif kecil
tersedia, terutama untuk perusahaan. Tidak ada batasan seperti itu ada di IPv6, sebagai ruang
alamat besar yang tersedia, bahkan untuk pengguna akhir, bukan faktor pembatas.
RFC 4291 subnet compliant selalu menggunakan alamat IPv6 dengan 64 bit untuk bagian
host. Oleh karena itu memiliki / 64 prefix routing yang (128-64 = 64 bit paling signifikan).
Meskipun secara teknis mungkin untuk menggunakan subnet yang lebih kecil, mereka tidak
praktis untuk jaringan area lokal berbasis pada teknologi Ethernet, karena 64 bit yang
diperlukan untuk konfigurasi alamat otomatis stateless.
Internet Engineering Task Force merekomendasikan penggunaan / 127 subnet untuk poin
-untuk-point, yang terdiri dari hanya dua host.
IPv6 tidak mengimplementasikan format alamat khusus untuk lalu lintas broadcast atau
jaringan nomor, dan dengan demikian semua alamat dalam subnet adalah alamat host yang
valid. Alamat nol semua dicadangkan sebagai alamat anycast Subnet-Router.
Alokasi yang disarankan untuk lokasi pelanggan IPv6 adalah ruang alamat dengan 48-bit (/
48) prefix.However, rekomendasi ini direvisi untuk mendorong blok yang lebih kecil,
misalnya menggunakan 56-bit awalan. alokasi umum lainnya adalah / 64 awalan untuk
jaringan pelanggan perumahan.
Subnetting di IPv6 didasarkan pada konsep variabel-panjang subnet masking (VLSM) dan
metodologi CIDR. Hal ini digunakan untuk lalu lintas rute antara ruang alokasi global dan
dalam jaringan pelanggan antara subnet dan internet pada umumnya.
::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana d.d.d.d adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang
digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya nanti
format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6
menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.
Jika pada IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat.
Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa 3 didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal
adalah 0011 (yaitu nilai 3 hexa dalam biner).
G. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket
disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada
packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar.
Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika
diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini
didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi
security dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan
beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan
berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja,
sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran
header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean header
Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket (packet
forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan yang terdapat
dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru
pada masa akan datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan
paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu
layanan tertentu (QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga
dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP
address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu
dengan menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara
penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah
kan dengan . dan di tuliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut
dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan :dan
dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar
pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table
routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
J. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya
komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts-dual
stack serta Networks-Tunneling pada perangkat jaringan, misalnya router dan server.
3. Walaupun IPv6 menyediakan pool address spaceyang sangat besar, kebijakan address
sebaiknya menghindari praktik yang sia-sia dan tidak perlu. Permohonan address
space sebaiknya didukung dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
4. Setiap delegasi dan/atau alokasi address space harus menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
DAFTAR PUSTAKA
1. Irvan Nasrun. 2005. Mengenal Internet Protokol Masa Depan. Majalah CHIP
Spesial Networking, halaman 6.
2. http://www.ipv6forum.com
3. http://www.ipv6.org
4. http://www.ipv6.research.microsoft.com
5. Rahmat Rafiudin. 2005. Ipv6 Addressing. Jakarta : Gramedia.
6. Mohamad Dikshie Fauzie. 2003. Pengantar IPv6 dan Implementasinya pada
FreeBSD.(http://www.ilmukomputer.com)
7. http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-subnetting-menurut-desainer-internetprotocol/