You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga kami mempunyai kesempatan untuk
menyelesaikan pembuatan makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Matakuliah
Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Adapun materi makalah yang kami buat adalah
mengenai TCP/IP, Subnetting IPv6.
Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini jauh dari sempurna masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak kami sadari. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik dari makalah ini, agar dimasa yang akan datang kami
bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih banyak kepada dosen yang mengajar matakuliah Sistem
Terdistribusi, bapak Yosefrizal, S.kom, M.kom atas bimbingan dan arahannya dalam
pembuatan makalah ini. Dan juga kepada teman-teman sekalian yang telah ikut serta
menbantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai TCP/IP, Subnetting IPv6
Padang, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. 1
B. Rumusan Masalah ..
1
C. Tujuan
.. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol 3
B. Definisi IPv6
.. 4

C. Keunggulan IPv6
. 4
D. Address IPv6
.. 5
E. Subnetting IPv6
. 7
F. Penulisan Alamat Pada IPv6 .. 9
G. Kelas IPv6
. 10
H. Struktur Paket Data Pada IPv6 11
I. Perubahan dari IPv4 ke IPv6 12
J. Transisis IPv6 ..
13
K. Contoh Infrastruktur IPv6 . 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
.. 16
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan
kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem
jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan
yang umum digunakan adalah IPv4. Akan tetapi protokol telah berumur lebih dari 20 tahun
masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6
yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas yang
lebih dari IPv4 seperti ruang pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur keamanan IPSec,
penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan lain-lain. Namun, protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada jaringanjaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah

Setelah IPv4 sukses penggunaannya oleh para pengguna internet, kemudian timbul suatu
permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan angka ini diperkirakan akan melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet Protocol saat ini adalah perputaran
kecepatan untuk mencapai suatu titik alamat jaringan yang tersedia. IPv4 mempertimbangkan
sekitar atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada alokasi awal, tanpa
meninggalkan ruang untuk pengembangan. IP versi baru yaitu IPv6 menawarkan suatu
pemecahan
yang
lebih
permanen,
yaitu
sekitar
atau
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat. Berdasarkan hal itulah
kemudian dirancang suatu protokol internet baru yang dinamakan Internet Protocol next
generation(IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya secara bertahap akan menggeser
penggunaan dari IPv4 yang telah sukses sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri
adalah suatu protokol layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau
yang sering dikenal sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol Version 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada versi 4 (IPv4). Karena kebutuhan akan
alamat internet semakin banyak, maka IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan
pengalamatan yang lebih banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6
masih berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah terdapat pada header , yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Konsep Dasar Protokol
2. Mengetahui dan Memahami Definisi dari IPv6
3. Mengetahui Memahami Keunggulan dari IPv6
4. Mengetahui dan Memahami Address dari IPv6
5. Mengetahui dan Memahami bagaimana cara Penulisan Alamat Pada IPv6
6. Mengetahai dan Memahami Kelas dari IPv6
7. Mengetahui dan Memahami Struktur Paket Data Pada IPv6
8. Mengetahui dan Memahami Perubahan dari IPv4 ke IPv6
9. Mengetahui dan Memahami Transisis dari IPv6
10. Dapat memahami dan menjelaskan infrastruktur IPv6

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol

Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa ingin
berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal tahun 1980-an.
Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa
node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa internet mulai tumbuh ke
seluruh dunia dengan pesat. Sehingga banyak bermunculan protokol internet. Sehingga
disadari bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI (Open System
Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP menjadi standar de facto yaitu
standar yang diterima karena pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau yang sering kali disingkat menjadi TCP berfungsi untuk
melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan
besaran paket kemudian dikirim satu persatu hingga selesai). Agar pengiriman data sampai
dengan baik, maka pada setiap packet pengiriman, TCP akan menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan yang menerima paket tersebut harus mengirim
balik sebuah sinyal acknowledge dalam satu periode yang ditentukan. Bila pada waktunya
komputer tujuan belum juga memberikan acknowledge, maka terjadi time out yang
menandakan pengiriman packet gagal dan harus diulang kembali. Model protokol TCP
disebut sebagai connection oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal komputer pada
jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa alamat IP seseorang tidak
akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat IP dikoordinasi oleh lembaga sentral
internet yang dikenal dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari
Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan
routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat
digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti
dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-toend security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada
IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host.
Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi
tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara
tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.

1. Setting Otomatis Statefull


Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan
menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip
dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang
dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol)
yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group
management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.

Gambar 2.1 Setting Otomatis Statefull


2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang
ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian
host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu
membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host
tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari network
interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet
atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu
jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk.

Gambar 2.2 Setting Otomatis Stateless


D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host. Pada alamat
unicast ini terdiri dari :

Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat provider atau alamat geografis.

Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu link Yang dimaksud link
di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Alamat ini dibuat
secara otomatis oleh host yang belum mendapat alamat global, terdiri dari 10+n bit
prefix yang dimulai dengan FE80 dan field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan
nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian alamat IP secara
otomatis.

Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam
site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut, namun
tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.

Gambar 2.3 Pengiriman Paket Pada Unicast Address


2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk host dari group.
Multicast address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang
yang 8 bit pertamanya di mulai dengan FF disediakan untuk multicast address. Ruang ini
kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya. Kemudian blockcast address
pada IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai 1, pada IPv6 sudah termasuk
di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama
yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address.
dipilih berdasarkan range tujuan.

Gambar 2.4 Pengiriman Paket Pada Multicast


Address
3. Anycast
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada
alamat jenis ini, sebuah alamat diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan
kumpulan node. Jika ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan mengirim paket
tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama. Dengan kata lain, pemilik

paket menyerahkan pada router tujuan yang paling cocok bagi pengiriman paket tersebut.
Pemakaian Anycast ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti
DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini, maka router akan
memilih server yang terdekat dan mengirimkan paket tersebut ke server tersebut. Sehingga,
beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi anycast ini tidak disediakan
ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah alamat yang sama, maka alamat
tersebut dianggap sebagai Anycast Address.
E. Subnetting IPv6
Subnetting adalah proses menunjuk beberapa bit high-order dari bagian host dan
mengelompokkan mereka dengan topeng jaringan untuk membentuk subnet mask. Ini
membagi jaringan menjadi subnet yang lebih kecil. Diagram berikut memodifikasi contoh
dengan memindahkan 2 bit dari bagian host ke subnet mask untuk membentuk empat subnet
yang lebih kecil seperempat ukuran sebelumnya.

Desain ruang alamat IPv6 berbeda secara signifikan dari IPv4. Alasan utama untuk subnetting
di IPv4 adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan ruang alamat relatif kecil
tersedia, terutama untuk perusahaan. Tidak ada batasan seperti itu ada di IPv6, sebagai ruang
alamat besar yang tersedia, bahkan untuk pengguna akhir, bukan faktor pembatas.
RFC 4291 subnet compliant selalu menggunakan alamat IPv6 dengan 64 bit untuk bagian
host. Oleh karena itu memiliki / 64 prefix routing yang (128-64 = 64 bit paling signifikan).
Meskipun secara teknis mungkin untuk menggunakan subnet yang lebih kecil, mereka tidak
praktis untuk jaringan area lokal berbasis pada teknologi Ethernet, karena 64 bit yang
diperlukan untuk konfigurasi alamat otomatis stateless.
Internet Engineering Task Force merekomendasikan penggunaan / 127 subnet untuk poin
-untuk-point, yang terdiri dari hanya dua host.
IPv6 tidak mengimplementasikan format alamat khusus untuk lalu lintas broadcast atau
jaringan nomor, dan dengan demikian semua alamat dalam subnet adalah alamat host yang
valid. Alamat nol semua dicadangkan sebagai alamat anycast Subnet-Router.
Alokasi yang disarankan untuk lokasi pelanggan IPv6 adalah ruang alamat dengan 48-bit (/
48) prefix.However, rekomendasi ini direvisi untuk mendorong blok yang lebih kecil,
misalnya menggunakan 56-bit awalan. alokasi umum lainnya adalah / 64 awalan untuk
jaringan pelanggan perumahan.
Subnetting di IPv6 didasarkan pada konsep variabel-panjang subnet masking (VLSM) dan
metodologi CIDR. Hal ini digunakan untuk lalu lintas rute antara ruang alokasi global dan
dalam jaringan pelanggan antara subnet dan internet pada umumnya.

F. Penulisan Alamat pada IPv6


Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana x berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena
ada 8 buah x maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit.
Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 : 7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu x, yang
bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ::. Contohnya adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 :
3210 dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan

0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai

::1

Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana d.d.d.d adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang
digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya nanti
format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6
menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.
Jika pada IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat.
Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa 3 didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal
adalah 0011 (yaitu nilai 3 hexa dalam biner).
G. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :

1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6


dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111
1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang mengacu ke
localhost, alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 dalam protokol IPv6.
Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai
unspecified address yang tidak boleh diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara
garis besar format unicast address adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5 Format Unicast Address


Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam
penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika
digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan interface
ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehingga menjadi
00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte
awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah 00 (dalam
hexadesimal) atau 00000000 (dalam biner) menjadi 00000010 atau 02 dalam
hexadesimal.
3. Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
H. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilai pemrosesan header
menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal
dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket.
Sedangkan pada header IPv4 ketika paket dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan
antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header

pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket
disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada
packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar.
Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika
diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini
didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi
security dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan
beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan
berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja,
sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran
header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.

Gambar 2.6 Struktur Header Dasar pada IPv6


I. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang dikelompokkan
dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32 bit
menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung peningkatan
hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas alamat yang dapat
dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi alamat pada node
sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada
routing multicast dengan meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat multicast. IPv6 ini
selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga
mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat anycast ini
didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header pilihan.
Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan
paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian,
pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header

Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean header
Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket (packet
forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan yang terdapat
dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru
pada masa akan datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan
paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu
layanan tertentu (QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga
dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP
address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu
dengan menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara
penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah
kan dengan . dan di tuliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut
dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan :dan
dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar
pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table
routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
J. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya
komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts-dual
stack serta Networks-Tunneling pada perangkat jaringan, misalnya router dan server.

Gambar 2.7 Network tunneling (IPv6


transition)
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket tersebut untuk
menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer
diatasnya.
K. Contoh Infrastruktur IPv6

Gambar 2.8 Infrastruktur IPv6

Gambar 2.9 Infrastructur IPv6


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari
kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat
menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan
dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan
akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data.
Keunggulan IPv6 dibandingkan dengan IPv4 diantaranya yaitu setting otomatis stateless dan
statefull. Kemudian, dasar migrasi perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya kapasitas
perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension header, kemampuan
pengkabelan aliran paket serta autentifikasi dan kemampuan privasi. Untuk mengatasi
kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara
pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts-dual stack serta
Networks-Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server
1. Saran
2. Address space IPv6 adalah sebuah sumber daya publik yang harus diatur dengan hatihati sehubungan dengan kepentingan internet jangka panjang. Manajemen address
space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian seperangkat tujuan yang
kadang bersifat kompetitif.

3. Walaupun IPv6 menyediakan pool address spaceyang sangat besar, kebijakan address
sebaiknya menghindari praktik yang sia-sia dan tidak perlu. Permohonan address
space sebaiknya didukung dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
4. Setiap delegasi dan/atau alokasi address space harus menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.

DAFTAR PUSTAKA
1. Irvan Nasrun. 2005. Mengenal Internet Protokol Masa Depan. Majalah CHIP
Spesial Networking, halaman 6.
2. http://www.ipv6forum.com
3. http://www.ipv6.org
4. http://www.ipv6.research.microsoft.com
5. Rahmat Rafiudin. 2005. Ipv6 Addressing. Jakarta : Gramedia.
6. Mohamad Dikshie Fauzie. 2003. Pengantar IPv6 dan Implementasinya pada
FreeBSD.(http://www.ilmukomputer.com)
7. http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-subnetting-menurut-desainer-internetprotocol/

You might also like