Professional Documents
Culture Documents
ISSN 2087-3557
PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang
mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Tujuan belajar diantaranya untuk
mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Belajar
akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar
kebutuhan/kesadaran atau instrinsik motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau
dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita. Rasa takut tertekan atau malas belajar dapat
berpengaruh terhadap belajar siswa dan hasil nilai belajarnya. Hal ini merupakan tugas guru
bimbingan dan konseling untuk membantu siswa yang mempunyai permasalahan di bidang
belajarnya.
Motivasi merupakan pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu (Ngalim, 2011). Motivasi belajar siswa merupakan dorongan atau rangsangan
yang diperoleh seorang siswa dari gurunya untuk melakukan aktivitas atau kegiatan pembelajaran
secara lebih berhasil.
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan
kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok
menjadi lebih social atau membantu anggota-anggota kelompok mencapai tujuan-tujuan bersama.
(Mungin Eddy Wibowo, 2005).
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009), diskusi kelompok merupakan suatu proses
penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal saling berhadapan muka
mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa)
untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternative pemecahan masalah atas suatu masalah.
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di
sekolah sudah pernah dilaksanakan namun belum memperoleh hasil yang maksimal, dimana dari
hasil pengamatan diperoleh hasil terdapat 10 siswa kelas VII.7 SMP 1 Wonokerto yang masih
tergolong kriteria rendah motivasi belajarnya. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan
melakukan inovasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, menggunakan
teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas.
Rumusan penelitian ini yaitu Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui
kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok? Apakah
hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui apakah
hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian
tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis
besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,
dan (4) Refleksi.
Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai
dengan Maret 2013 bertempat di SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan subjek
penelitian yaitu 10 siswa kelas VII.7. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi,
angket, dan observasi yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali
kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif model Miles and
Huberman dengan langkah-langkahnya meliputi pengumpulan data, reduksi data, menafsirkan data
dan menyimpulkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasar pengamatan oleh guru BK pada kondisi awal sebelum penelitian, motivasi belajar
siswa subyek penelitian 10 siswa rata-rata 2,0 (rendah). Hasil motivasi belajar siswa dapat dilihat
pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Skor
02
>2 4
>4 6
Jumlah
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Frekuensi
8
2
0
10
%
80
20
0
100
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal sebelum penelitian menggunakan
teknik diskusi kelompok, terdapat 8 siswa (80%) dengan kategori rendah, 2 siswa (20%) sedang dan
tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK DISKUSI KELOMPOK
Rantiyan
53
Sedangkan hasil angket motivasi belajar siswa yang disebarkan sebelum pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok memperoleh hasil 10 siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dengan
skor rata-rata dibawah 3,0.
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Tindakan pada siklus I direncanakan selama dua pertemuan. Pertemuan dilakukan di ruang
bimbingan kelompok dan dilaksanakan pada siang hari. Pertemuan pertama untuk menyusun
jadwal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok, menentukan
tempat untuk pelaksanaan tindakan, menyiapkan satuan layanan bimbingan kelompok, menyiapkan
seluruh bahan dan memberikan pre test. Pertemuan kedua melaksanakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kelompok.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya:
a. Peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan diskusi kelompok. Tujuan diskusi
kelompok yaitu untuk mendapat berbagai informasi dan pengalaman dari peserta tentang
motivasi belajar. Tata caranya dengan cara peserta membentuk kelompok diskusi dan
berdiskusi membahas motivasi belajar siswa.
b. Mengelompokkan siswa yang akan dijadikan obyek penelitian yaitu dikelompokkan menjadi 1
kelompok dari 10 siswa.
c. Subyek melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan tahapan layanan bimbingan kelompok
yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap penyimpulan dan tahap
penutupan.
3. Observasi
Observer melakukan pengamatan dalam diskusi kelompok yaitu observer mengamati siswa
antusias mengikuti penjelasan dari peneliti, siswa giat mengikuti kegiatan layanan bimbingan
kelompok dengan diskusi kelompok, terdapat 4 siswa yang masih kurang aktif dalam berdiskusi
kelompok. Ketika peserta dimintai saran perlu tidaknya kegiatan dilanjutkan, semua mengatakan
sangat perlu.
4. Refleksi
Berdasar hasil pengamatan, catatan peneliti dan observasi pengamat diperoleh sebagai
berikut:
a. Keberhasilan guru BK, yaitu: guru BK mampu mengelola kelompok diskusi, teknik yang
digunakan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan
kelompok, waktu sesuai perencanaan, dan siswa terlihat cukup antusias melaksanakan layanan
bimbingan kelompok.
b. Hambatan yang dihadapi guru BK, yaitu: masih ada 4 siswa yang belum aktif dan kurang
antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok.
c. Rencana perbaikan, guru BK merencanakan kembali melaksanakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Agar siswa lebih aktif dan antusias maka
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada pagi hari dan pemberian tepuk
tangan bagi anggota kelompok.
d. Perubahan motivasi belajar siswa dari kondisi awal dan setelah siklus I berdasar pengamatan
guru BK saat siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi
kelompok meningkat dari rata-rata 2,0 menjadi 2,7. Persentase motivasi belajar awal dan siklus
I dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan Siklus I)
Skor
Kategori
Kondisi Awal
Siklus I
54
02
>2 4
>4 6
Jumlah
Rendah
Sedang
Tinggi
Frekuensi
8
2
0
10
%
80
20
0
100
Frekuensi
7
2
1
10
%
70
20
10
100
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal sebelum menggunakan teknik diskusi
kelompok, terdapat 8 siswa (80%) dengan kategori rendah, 2 siswa (20%) kategori sedang dan tidak
ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Setelah dikenai tindakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kelompok menjadi 1 siswa (10%) tinggi, 2 siswa (20%) sedang dan
7 siswa (70%) rendah. Pada siklus I telah terjadi peningkatan motivasi belajar yaitu dari 2,0 menjadi
2,7, namum belum mencapai indikator penelitian yaitu 3,0. Dengan demikian perlu dilakukan
tindakan siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pula dalam grafik sebagai berikut:
80
80
70
70
60
50
Tinggi
40
Sedang
30
20
20
10
20
8
0 2
1 2
Rendah
10
0
Frekuensi
Kondisi Awal
Frekuensi
Siklus I
Grafik 4.1 Hasil Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan Siklus I)
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pertemuan siklus II direncanakan 2 kali pertemuan dan kegiatan layanan bimbingan
kelompok dilakukan pada pagi hari. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan
siklus I, hanya ada perbedaan yaitu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dirubah dari siang
hari dilaksanakan pagi hari, teknik diskusi kelompok dilakukan dengan cara setelah anggota
berpendapat maka anggota lain memberikan tepuk tangan dan tidak terdapat pre test.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan realisasi dari rencana yang sudah disusun
dan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana, seperti halnya: peneliti menjelaskan tujuan dan
tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok,
mengelompokkan siswa yang akan dijadikan kelompok, siswa melaksanakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kelompok.
3. Observasi
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK DISKUSI KELOMPOK
Rantiyan
55
Di dalam hasil dari pengamatan jika pada siklus I masih dijumpai anak yang kurang antusias
dan kurang aktif dalam kegiatan, pada siklus II ini sudah tidak ada. Dari hasil pengamatan siswa,
siswa sudah antusias dan termotivasi dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok secara
keseluruhan.
4. Refleksi
Dari hasil observasi oleh pengamat dan catatan peneliti diperoleh hal-hal sebagai berikut:
a. Keberhasilan guru BK, yaitu: pada siklus II guru BK mampu memotivasi siswa agar
meningkatkan motivasi belajarnya, pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dirubah pagi
hari sehingga siswa masih fresh dan tidak ngantuk, serta anggota kelompok lain memberikan
tepuk tangan pada anggota yang sudah berani mengemukakan pendapatnya tentang motivasi
belajar sehingga menambah motivasi siswa, waktu pelaksanaan optimal, semua siswa terlihat
termotivasi dalam kegiatan, semua siswa antusias mengikuti kegiatan.
b. Hambatan yang dihadapi, yaitu: motivasi belajar siswa perlu dipantau agar meningkat.
c. Perubahan motivasi belajar setelah siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa (Siklus I dan Siklus II)
Siklus I
Siklus II
Skor
Kategori
Frekuensi
%
Frekuensi
02
Rendah
7
70
0
>2 4
Sedang
2
20
8
>4 6
Tinggi
1
10
2
Jumlah
10
100
10
%
0
80
20
100
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa setelah siklus
II mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 2,7 dan pada siklus II menjadi 3,8. Tabel siklus I
sebanyak 7 siswa (70%) rendah, 2 siswa (20%) sedang dan 1 siswa (10%) tinggi. Sedangkan pada
siklus II sebanyak 0 siswa (0%) rendah, 8 siswa (80%) sedang dan 2 siswa (20%) tinggi. Dengan
mengacu pada indicator penelitian 3,0 rata-rata motivasi belajar sudah mencapai indicator dengan
hasil siklus II yaitu 3,8. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada grafik berikut:
80
80
70
70
60
50
Tinggi
40
30
20
20
10
1 2
Sedang
20
10
Rendah
8
2
0
Frekuensi
Siklus I
Frekuensi
Siklus II
Grafik 4.2 Hasil Motivasi Belajar Siswa (Siklus I dan Siklus II)
SIMPULAN
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
J.J. Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wibowo, Eddy Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press
57