You are on page 1of 10

Formulasi Teknologi Sintetis Sediaan Kosmetik

Cream Maskara Batu Istmid


Oleh :

Dahlisa Soleman
Maria Elfrida Arista
Muhammad Faris W
Purnamasari
Sasmita
Tita Aqliatul Hikmah
Trisna Setia Pratama

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


TAHUN 2016

1. Analisa Market Survey


Penampilan yang menarik menjadi salah satu penunjang dalam aktivitas sehari-hari,
walaupun sering disepelehkan namun keindahan bulu mata menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam penampilan seseorang. Bulu mata yang terlalu pendek atau kurang
bervolume (tipis) terkadang membuat rasa percaya diri berkurang. Salah satu perawatan dalam
mengatasi persoalan mengenai bulu mata adalah dengan menggunakan mascara, karena selain
berfungsi untuk menebalkan, memperpanjang, melentikan bulu mata maskara juga berfungsi
menyehatkan bulu mata.
Meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat terutama pada wanita, membuat kebutuhan
dalam mempercantik diri pun menjadi prioritas utama dalam hal menunjang penampilan.
Maskara yang beredar dipasaran mampu memenuhi kebutuhan para wanita akan penampilan
yang menarik, akan tetapi produk-produk maskara yang beredar tersebut mempunyai beberapa
kekurangan dalam hal menunjang penampilan. Maskara ini hadir dipasaran dan akan
memenuhi kebutuhan para wanita akan maskara yang tahan lama dan tidak mudah luntur.
Maskara yang sudah beredar memang banyak memiliki kelebihan namun disamping itu
sebagian besar dari produk maskara tersebut mengandung bahan pewarna berbahaya bagi
tubuh. Untuk itu maskara ini menjadi salah satu pilihan dalam memilih maskara yang
memperindah tampilan bulu mata dan sekaligus menyehatkan bulu mata karena selai
menyehatkan bulu mata maskara ini juga mengandung bahan pewarna alami yang baik untuk
bulu mata.

2. Spesifikasi Produk
Warna
Tekstur

: Hitam
: seperti krim tapi lebih padat

Cara pembuatannya dibuat dengan cara peleburan fase air yang dicampur dengan fase
minyak kemudian ditambahkan bahan tambahan lainnya. Konsistensi yang diinginkan yaitu
seperti krim namun lebih padat, mudah dibersihkan, tidak menggumpal ketika di aplikasikan,
tahan lama serta tahan air.
Maskara ini akan membuat bulu mata akan tampak lebih bervolume, lentik, dan
waterproof, selain itu mengandung vitamin E yang bermanfaat dalam merawat bulu mata
agar tetap sehat walaupun sering menggunakan maskara ketika beraktivitas.

3. Komponen Bahan Tambahan


a. Asam stearat berfungsi untuk menjaga kestabilan air dan minyak
b. Parafin liq berfungsi sebagai pelembap, pelicin dan membantu pembentukan krim
c. Lanolin karena berfungsi untuk menyerap air pada fase air.
d. Tocopherol mengandung vitamin E yang berfungsi dalam menyehatkan bulu mata
e. Glicerin berfungi sebagai cosolvent yaitu pelarut yang ditambahkan untuk membantu
melarutkan dan meningkatkan stabilitas suatu zat
f. TEA berfungsi sebagai emulsifying agent
g. Aquades berfungsi sebagai pelarut
h. Untuk pewarna menggunakan batu alam sebagai pewarna hitam pada maskara

4. Formula
Maskara kream berbasis minyak
A. Asam Stearat
15%
Parafin liq
10%
Lanolin
10%
Nipasol
0,01%
Tocopherol
0,05%
B. Gliserin
5%
TEA
4%
Nipagin
0,02%
Aquades
7,2ml
C. Pewarna alami
q.s
Maskara ad
15 ml

5. Alasan pemilihan bahan


a. Monografi bahan
1. Asam stearat ( FI III Hal 57)
a. Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning
pucat, mirip lemak lilin
b. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) p, dalam
2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
c. Titik lebur : 69,8o C
d. Khasiat : zat tambahan, emulsifying agent ( emulsifying agent) 1-20% (Handbook,
Hal 697)

2. Parafin Liq
a. Pemerian : transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak berflouresensi, tidak
berasa dan tidak berbau ketika dingin dan berbau ketika dipanaskan
b. Kelarutan : praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air; larut dalam minyak lemak
hangat
c. Konsentrasi penggunaan : 1-20%
d. Khasiat : sebagai pelembap, pelican, membantu pembentukan krim
3. Lanolin
a. Pemerian : masa seperti lemak, lengket warna kuning, bau khas
b. Kelarutan :tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air 2x beratnya, agak sukar
larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan
kloroform.
c. Titik lebur lanolin : 30o 60o C
d. Konsentrasi penggunaan : 0,5-10%

e. Khasiat : emolien, basis krim


4. Nipasol
a. Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
b. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) p dan
dalam 40 bagian miyak lemak, mudah larut dalam Larutan alkali.
c. Titik lebur : 95o 98o C
d. Khasiat : Zat pengawet (0,01 0,6 % HanbookHal 629)
5. Tochoperol
a. Pemerian :tidak berbau atau sedikit berbau, tidak berasa atau sedikit berasa, cairan
seperti minyak; kuning atau jernih.
b. Titik lebur : 3o C
c. Kelarutan :praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam larutan alkali; larut dalam
etanol (95%) P, eter P, aseton P, dan dalam minyak nabati sangat mudah larut dalam
kloroform P.
d. Konsentrasi penggunaan : 0,05-0,1%
e. Khasiat : sebagai vitamin E
6. Gliserin
a. Pemerian : jernih tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopik, rasa agak
manis
b. Kelarutan : larut dalam air, larut dalam etanol 95%; praktis tidak larut dalam
kloroform, benzene, dan minyak.
c. Konsentrasi penggunaan : 2-15%
d. Penggunaan : cosolvent
7. TEA
a. Pemerian :Jernih, tidak berwarna, hingga kekuningan, kental, cairan yang memiliki
sedikit bau amoniak
b. Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam ethanol (95%) P, larut dalam kloroform
P.
c. Konsentrasi penggunaan : 2-4%
d. Penggunaan : emulsifying agent
8. Nipagin
a. Pemerian :serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
b. Kelarutan :larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan
dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian glycerol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika di dinginkan akan tetap jernih.
c. Titik lebur : 125o 128o C

d. Konsentrasi penggunaan : 0,02-0,3%


e. Penggunaan : bahan pengawet pada fase air
9. Aquades
a. Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
b. Penggunaan : Pelarut
10. Serbuk batu itsmid
a. Pemerian : batu alam, warna hitam pekat sedikit pekat
b. Kelarutan : larut air dan minyak
c. Penggunaan : sebagai pewarna hitam pada maskara
b. Alasan pemilihan bahan
1. Asam Stearat: karena memiliki titik leleh jauh diatas tubuh manusia membuat mascara
dapat tahan lama digunakan
2. Parafin liq : sebagai pembentuk krim, sehingga konsistensi maskara yang diinginkan
sesuai
3. Lanolin : karena dapat menyerap air sehingga dapat
4. Nipasol : berfungsi sebagai pengawet untuk fase lemak yang dapat menghambat
tumbuhnya mikroba
5. Tocopherol Acetat : karena mengandung vitamin E yang dapat menyehatkan bulu
mata
6. Gliserin: sebagai cosolvent

yaitu pelarut yang ditambahkan untuk membantu

melarutkan dan meningkatkan stabilitas suatu zat selain itu juga berfungsi sebagai
emolien.
7. Nipagin : berfungsi sebagai pengawet fase air
8. TEA: juga berfungsi sebagai emulsifying agent yaitu mengurangi tegangan permukaan
dari air dan minyak
9. Aquades : sebagai pelarut

6. Perhitungan Bahan
a. Asam stearat :

15
x 15=2,25 g+10 =2,475 g
100

b. Paraffin liq :

10
x 15=1,5 g+10 =1,65 g
100

c. Lanolin :

10
x 15=1,5 g+10 =1,65 g
100

d. Nipasol :

0,01
x 15=0,0015 g+ 10 =0,00165 g
100

e. Tocopherol :
f. Gliserin :
g. TEA :

0,05
x 15=0,0075 g +10 =0,00825 g
100

5
x 15=0,75 g+ 10 =0,825 g
100

4
x 15=0,6 g +10 =0,66 g
100

h. Air : 7,2 ml
i. Pewarna batu itsmid q.s
7. Prosedur pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang semua bahan fase minyak :
a. Timbang asam stearat sebanyak 2,475 gram
b. Timbang paraffin liq 1,65sebanyak
c. Timbang lanolin 1,65 sebanyak
d. Timbang nipasol sebanyak 0,00165 g
e. Timbang tocopherol sebanyak 0,00825 g
f. Setelah semua bahan ditimbang kemudian fase minyak dilebur pada suhu 60 o C
sampai homogen.
3. Timbang bahan fase air :
a. Timbang gliserin sebanyak 0,825 g
b. Timbang TEA sebanyak 0,66 g
c. Timbang nipagin sebanyak 0,0033 g
d. Tambahkan air sebanyak 7,2ml
e. Setelah itu bahan fase air dilebur pada suhu 60o C di penangas air sampai homogeny
4. Setelah kedua fase, fase minyak dan air homogeny selanjutnya masukan fase air ke dalam
fase minyak sambil diaduk hingga homogeny
5. Tambahkan zat warna yaitu serbuk batu itsmid secukupnya aduk hingga homogeny
6. Setelah semua bahan tercampur homogeny, selanjutnya dipindahkan kedalam wadah
yang telah disiapkan dan ditutup rapat.

Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan akhir produksi di mana menekankan pada kegiatan
pemastian dan pemeriksaan sediaan telah sesuai dengan spesifikasi mutu standar
sediaan baik secara nasional maupun internasional.
A. Tujuan Evaluasi
Tujuan dilakukannya evaluasi pada sediaan adalah sebagai berikut:
a. Pemastian mutu sediaan
Evaluasi bertujuan untuk memastikan mutu dari sediaan

yang

diproduksi, baik itu dimulai dari pemilihan bahan sampai dengan hasil
jadi sediaan tersebut.

Dengan melakukan evaluasi kita dapat

mengetahui kualitas mutu dari sediaan yang kita buat. Jika kita
memiliki sediaan yang memiliki kualitas baik, maka kita kemungkinan
besar sediaan kita akan diterima dengan baik dipasaran.

b. Estimasi efek terapi bisa diketahui


Dengan melakukan evaluasi, biasanya ddengan melakukan evaluasi
sediaan yang sudah diprosuksi, kita akan mengetahui seberapa besar
efek terapi yang akan dihasilkan oleh sediaan kita terhadap tubuh
pasien. Kita akan mengetahui bahwa sediaan kita sudah memenuhi
dosis yang tepat atau belum. Jika kita tidak melakukan evaluasi
terhadap sediaan, dikhawatirkan obat akan memberikan efek samping
yang berbahaya akibat ketidaktahuan akan efek terapi yang diberikan.
c. Dasar tindakan reformulasi
Dengan dilakukan evaluasi,

kita

akn

mengetahui

kekurangan-

kekurangan sediaan yang kita buat. Sehingga kita akan bisa melakuka
reformulasi untuk memperbaiki sediaan kita. Jika kita tidak melakukan
evaluasi, kita tidak akan tahu letak kesalahan kita dan kita tidak tahu
solusi untuk memperbaiki sediaan kita.
d. Dasar pengembangan produk
Bukan hanya kekrangan yang akan kita ketahui saat melakukan
evaluasi, kelebihan dari suatu sediaan pun akan kita ketahui. Dengan
mengetahui kelebihan dari sediaan kita, misalnya saat pemilihan

bahan, kita bisa mengaplikasikan kelebihan itu kepada sediaan


lainnya, sehingga kita dapat melakukan pengembangan produk
farmasi menjadi lebih baik lagi.

B. Uji Evaluasi

1. Uji Organoleptis
Uji ini bertujuan untuk menguji sediaan memiliki fisik yang sesuai
dengan formulasi. Uji yang dilakukan menggunakan alat-alat indra. Uji ini
meliputi pengamatan warna, aroma dan rasa pada sediaan.

Prosedur : 1) sediaan yang sudah jadi di oleskan di tangan, kemudiaan


di rasakan sensasi mascara di bagian kulit, kemudiaan di amati warna
dan tekstur dari sediian kosmetik mascara tersebut.

2. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk memastikan bahan dalam sediaan telah
tercampur secara merata. Hal ini behubungan dengan dosis yang stabil saat
pemakaian sehingga untuk mendapatkan efek terapi yang diinginkan akan
lebih efektif.
Prosedur : dilihat saat proses peracikan apakah sediaan sudah tercampur rata
dngan sempurna.
3. Uji daya lekat
Prosedur : sediaan yang sudahdi uji daya sebar kemudian di ujidaya lekat dengan
menggunakan tali di bagian atasnya kemudian di temple mengunakan isolasi di setiap
ujung tali menyerupai gantungan, setelah itu di hitung apabila lebih dari 10 detik tidak
jatuh berarti sediaan sesuai.
4. Uji daya sebar
Prosedur : ditimbang sediaan sebanyak 0,5 g. kemudian siapkan 2 kaca ekstensometer,
lalu letakkan sediaan di tengah kedua kaca tersebut, kemudiaan tetakkan beban di
bagian atas 50g selama 1 menit, kemudian tabahkan lagi 50g selama 1 menit sampai
batas standart sediaan

5. Uji pH
Prosedur: buat larutan dari 1 g sediaan kosmetik mascara yang kemudian di larutkan
dalm aquades. Kemudian digunakan kertas pH indicator yang dicelupkan ke dalam
sediaan. Jika sudah cocokkan dengan standart warna pada pH tertentu.
6. Uji pengaplikasian
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sediaan kosmetik mascara ini sudah bisa di
gunakan pada bulu mata dan cepat kering dalam waktu 30 detik.
Prosedur : ambil sediaan dengan menggunakan sikat bulu mata kemudian aplikasikan
pada bulu mata, setelah 30detik di sentuh apakah sediaan sudah mulai kering.

You might also like