You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Struktur Ultra dan Komponen Sel
Selesainya penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan dukungan serta masukan-masukan kepada kami. Untuk itu
kami mengucapkan banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan.

Manado, 23 September 2016

Kelompok 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

.1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Sel
2.2 Jenis Sel
2.3 Struktur dan Fungsi
2.4 Sel Tumbuhan, Hewan dan Bakteri
2.5 Perbedaan Perkembangan Sel Hewan dan Tumbuh
2.6 Sel-Sel Khusus
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan adalah upaya suatu mahluk hidup untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, tumbuh dan membesar, memperbaiki, bergerak dan berupaya
untuk berkembang biak.
Semua organisme, baik itu yang kecil seperti Euglena atau yang besar seperti
gajah, terdiri dari satu atau lebih sel. Sel adalah unit terkecil organisme yang

menjalankan berbagai tugas harian, terutama sekali dalam menentukan aliran


tenaga yang teratur dan sempurna, supaya organisme itu dapat menjalankan
aktivitas normalnya sebagai organisme.
Sel ada yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (kemudian disebut
mikro-organisma atau singkatnya, mikrobia) dan ada pula yang besar, yakni
organisme multisel atau majemuk (complex). Contoh mikrobia unisel/bersel satu
adalah bakteri, Euglena, Paramecium, Amoeba, serta contoh organisme multisel
adalah manusia, tumbuhan, hewan dan lain-lain.
Walaupun berukuran besar atau kecil, kesemuanya terdiri dari satu ataupun
ribuan unit dasar yang dipanggil sel. Jadi, sesuatu organisma yang kompleks
seperti manusia, sebenarnya terdiri dari jutaan unit-unit sel, bukan terdiri dari satu
sel yang besar. Sel-sel yang banyak akan membentuk jaringan, organ, otot, tulang
dan sebagainya sehingga membentuk organisme yang sempurna. Setiap satu sel
kecil ini akan menjalankan tugas-tugas tertentu di bawah sistem pengaturan yang
sempurna agar semua aktivitas biologi suatu oranisme berjalan dengan lancar dan
teratur.
1.2 Rumusa Masalah
1. Bagaimana dan sejak kapankah manusia mengetahui tentang wujudnya
sel ?
2. Serta mengetahui bahwa komponenkomponen pada Amoeba adalah sama
dengan yang terdapat pada sel manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menegetahui Struktur Sel
2. Untuk mengetahui Struktul Sel pada hewan dan Tumbuhan
3. Untuk mengetahui jenis Sel
4. Struktur dan Fungsi
5. Sel Tumbuhan, Hewan dan Bakteri
6. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Hewan dan Tumbuhan
7. Mengetahui sel-sel khusus

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sel


Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris
Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti
rongga/ruangan. Dari itu, tercetuslah sebutan sel untuk unit paling dasar sesuatu
organisme.
Pada era yang sama, Van Leuwenhoek juga menggunakan sampel air untuk
diteliti dibawah mikroskop. Dia menyatakan bahwa tedapat mahluk kecil yang
hidup dan dapat bergerak (animalcules) di mana setengah organisme ini adalah
sel tunggal atau unisel. Sel-sel ini bukanlah statik, melainkan melakukan aktivitas

biolodi dengan sempurna. Untuk pertama kalinya manusia menyadari tentang


wujud makhluk hidup kecil yang sebelum ini tidak pernah dilihat oleh mata kasar.
Tidak terdapat perkembangan yang penting mengenai sel hingga 200 tahun
kemudian. Pada tahun 1889, Theodore Schwann membuat penelitian atas sel
tulang rawan. Dia merumuskan bahwa sel-sel hewan adalah mirip dengan sel
tumbuhan. Dia kemudian menyatakan bahwa sel adalah unit dasar dari semua
tumbuhan dan hewan. Perkembangan teori ini menjadi lebih mantap ketika
Virchow membuat kesimpulan bahwa setiap satu organisme adalah gabungan
beberapa unit sel; dan semua sel berasal dari sel sebelumnya. Pernyataan ini
menjadi panduan hingga hari ini.

Berasaskan perkembangan diatas, prinsip mengenai teori sel modern telah


dirumuskan. Terdapat 3 Prinsip Teori Sel, yaitu:
1. Semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel,
2. Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
3. Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan
dan pembelahan sel.
2.2 Jenis Sel
Berdasarkan keadaan intinya, sel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Sel Prokariotik
5

Sel Prokariotik, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebard
alam sitoplasma (sel yang memiliki satu sistem membran). Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah bakteri dan alga biru.

Gambar Sel Bakteri


b. Sel Eukariotik
Sel Eukariotik, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh
satu sistem membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah
semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru.
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel
eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein
dibentuk) yang sangat banyak. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik antara
lain adalah :

Sel Prokariotik

Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel
yang dinamakan nukleoid,

Organel-organelnya tidak dibatasi membran,

Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan,

Ukurannya relatif kecil ( 0,5-1 m),

Mengandung 4 sub unit RNA polymerase,

Susunan kromosomnya sirkuler.

Sel Eukariotik

Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus,

Organel-organelnya dibatasi membran,

Membran selnya tersusun atas fosfolipid,

Ukurannya relatif besar ( 10-100 m),

Mengandungbanyak subunit RNA polymerase,

Susunan kromosomnya linier.

Sedangkan berdasarkan keadaan kromosom dan fungsinya, sel dapat dibedakan


menjadi 2, yaitu :
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid, dan
b. Sel Germinal, sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat
haploid.
2.3 Struktur dan Fungsi
a. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga

merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zatzat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah
dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga
tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Membran sel membatasi
segala kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu
oleh pengaruh dari luar. Karena fungsi ini, membran sel bersifat 'selektif
permeabel', dapat menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk
ke dan keluar dari sel. Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan
normal melekat pada dinding sel akibat tekanan turgor dari dalam sel.
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang
bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki
tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan
kelengkapannya berbeda. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak
dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini
berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan,
perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri.
Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel
terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme.
Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer
karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun
penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding
sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu,
dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana
(gula).
b. Sitoplasma
Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan
metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di
dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam
cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut
matriks. Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan : sintesis
bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap
rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara
enzimatik. Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir
silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting
sebagai tempat penampungan produk sekunder yang berbentuk cair,
sehingga disebut pula 'cairan sel'. Cairan yang mengisi vakuola berbedabeda, tergantung letak dan fungsi sel.
c. Organel
Manusia memiliki banyak organ yang berbeda seperti jantung, paru-paru
dan lambung, yang fungsinya berbeda-beda. Demikian pula dengan sel. Sel

memiliki organ yang disebut organel (berarti 'organ kecil'). Berikut ini
adalah komponen- komponen sel (organel) :
1) Inti/Nukleus
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme
hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh
membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel
prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan
yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang
kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat
pembentukan asam ribonukleat (ARN).
2) Retikulum endoplasma
Retikulum Endoplasma (Re) adalah organel yang dapat ditemukan di
seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur
yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.
Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian
banyak sehingga retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total
membran dalam sel-sel eukariotik (kata endoplasmik berarti di dalam
sitoplasma dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti
jaringan).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
a. RE kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan
ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi
utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
b. RE halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom
di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
c. RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik
ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus
mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan
kontraksi otot.
Adapun fungsi retikulum endoplasma adalah :

Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka


calcium akan dikeluarkan dari RE dan meuju ke sitosol.
Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan
ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar).
Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam selsel hati (RE kasar dan RE halus).
Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel
yang lain (RE kasar dan RE halus).

3) Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh
organel yang tidak bermembran. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm
serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom
(disebut Ribonukleoprotein atau RNP), Ribosom terdapat bebas dalam
sitoplasma maupun melekat pada RE.
4) Badan golgi
Organel ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi dalam proses
sekresi lendir, glikoprotein, karbohidrat, lemak, atau enzim, serta
berfungsi membentuk lisosom. Organel ini hampir terdapat di semua sel
eukariotik. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan golgi, Organel
ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel. Organel ini banyak dijumpai
pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Sedang pada sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan golgi pada
setiap selnya. Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan
golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula.
Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzimenzim pembentuk dinding sel. Karena
fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi banyak ditemui pada selsel penyusun kelenjar.
Fungsi badan golgi:
a. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada
sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan
lain.
b. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi
bagian dari membran plasma.
c. Membentuk dinding sel tumbuhan,
d. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan

10

lisosom.
5) Lisosom
Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan
(hidrolisis) yang berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel.
Sehubungan dengan bahan yang dikandungnya lisosom memiliki peran
dalam peristiwa :
Pencernaan intrasel, mencerna materi yang diambil secara fagositosis,
Eksositosis, pembebasan sekrit keluar sel,
Autofagi, penghancuran organel sel yang sudah rusak,
Autolisis, penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim
pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel. Contoh : proses kematian
sel secara sistematis saat pembentukan jari tangan, atau hilangnya
ekor berudu yang mulai beranjak dewasa.
6) Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi
aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Organel yang
hanya dimiliki oleh sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran
bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi memperluas
permukaan sehingga proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel
berlangsung lebih efektif. Bagian yang terletak diantara membran krista
berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung enzim pernafasan
atau sitokrom.
7) Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton)
Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein
yang disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan
berfungsi sebagai kerangka sel karena berfungsi melindungi dan
memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam pembentukan
sentriol,
silia,
maupun
flagela.
Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil.
Bahan yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti
yang terdapat pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata
mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel, endositosis, dan
eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari mikrofilamen.
8) Sentriol (sentrosom)
Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole
berbentuk seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas
9 triplet, terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini berperan
dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel.
Benang spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel
11

yang berlawanan.
Sentriol merupakan perkembangan dari sentrosom, yaitu pusat sel,
daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol berupa
kumpulan mikrotubulus strukturnya berbentuk bintang yang berperan
sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara mitosis atau meiosis. Struktur
ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Dari sentriol memancar benang-benang gelendong pembelahan sehingga
kromosom akan terjerat pada benang tersebut. Melalui benang gelendong
inilah nantinya tiap-tiap kromosom berjalan menuju kutub masingmasing.
9) Vakuola
Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran
yang disebut tonoplas. Pada tumbuhan vakuola berukuran sangat besar
dan umumnya termodifikasi sehingga berisi alkaloid, pigmen
anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat
penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak
ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan yang berfungsi dalam pencernaan
intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.
Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya
bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai
sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses
kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi
biokimia. Vakuola berisi: gas, asam amino, garam-garam organik,
glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada
melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya
kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada daun tembakau,
tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin pada
umbi kentang, likopersin dan lain-lain), enzim, butir-butir pati.
10) Plastida
Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi
pigmen klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama
penyelenggara proses fotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang
berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin,
atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna
pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi
sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada beberapa macam
leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya: amiloplas berisi amilum,
elaioplas (lipoplas) berisi lemak, dan proteoplas berisi protein.

12

11) Peroksisom atau Badan Mikro


Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi enzim katalase,
berfungsi menguraikan peroksida (H2O2) yang merupakan sisa
metabolisme yang bersifat toksik menjadi air dan oksigen. Organel ini
banyak ditemui pada sel hati. Glioksisom adalah badan mikro pada
tumbuhan, berperan dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi
sukrosa.
2.4 Sel Tumbuhan, Hewan dan Bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan
seperti berikut:
2.5 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Hewan dan Tumbuhan

Secara umum, perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan


tumbuhan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di
dalam sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus
(inti sel).

13

Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot.


Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan
uniseluler berklorofil.
Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan
meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini
sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Dari itu, tercetuslah sebutan sel untuk unit paling dasar sesuatu organisme.
Setiap satu organisme adalah gabungan beberapa unit sel; dan semua sel
berasal dari sel sebelumnya. Pernyataan ini menjadi panduan hingga hari ini.
Secara umum, perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan
tumbuhan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

14

Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di
dalam sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus
(inti sel).
Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot.
Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan
uniseluler berklorofil.
Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan
meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah
membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.

Daftar Pustaka
Tom

Strachan, Andrew P Read (1999). Human Molecular Genetics


(http://www.ncbi. nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=hmg&part=A127)
(edisi ke-2). Wiley-Liss. hlm. Chromosomes in cells. ISBN 1-85996-2025.
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular
Biology of The Cell. New York and London: Garland Science

15

You might also like