You are on page 1of 19

LABORATORIUM KOROSI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016/2017

PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI


MODUL

: Korosi Galvanik

DOSEN PEMBIMBING

: Ir. Gatot Subianto,MT

Praktikum : 30 September 2016


Penyerahan: 7 Oktober 2016
(Laporan)
Disusun Oleh :
Citha Amelia

NIM 141411006

Dida Anggiana

NIM 141411007

Dita Apriani

NIM 141411008

Endang Yuniarti

NIM 141411009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa korosi dapat terjadi karena faktor-faktor penyebabnya yang berbeda-beda.
Penggunaan konstruksi logam yang berbeda jenis dalam industri dapat menimbulkan korosi
galvanik akibat perbedaan potensial dari kedua logam tersebut. Dengan mempelajari korosi
galvanik dapat memahami proses anodik dan katodiknya serta memprediksi logam yang lebih
korosif.
1.2 Tujuan
1. Dapat menjelaskan prinsip korosi galvanik.
2. Dapat menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan sebagai anodik pada
peristiwa galvanik.
3. Dapat menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda (larutan yang
berbeda).

BAB II
LANDASAN TEORI

Korosi galvanik dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua logam
yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanik logam yang potensialnya lebih
positif akan bersifat lebih katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negatif akan
bersifat lebih anodik.Apabila dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan kawat, maka sebuah sel akan
tersusun (Gambar. 1). Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi akan
teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang
dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat.
Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation akan direduksi dengan
menerima elektron yang mengalir ke elektroda.

Gambar 2.1 Korosi Galvanik


(sumber : subtech.com)

Logam dengan kecenderungan ionisasi lebih besar disebut elektroda negatif dan
elektroda dengan kecenderungan ionisasi rendah disebut elektroda positif.
Apabila dua buah logam yang berbeda yang saling kontak dan terbuka ke media yang
korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh logam besi yang berkontak
dengan seng dan logam besi yang berkontak dengan logam Cu, dalam lingkungan yang sama
akan terkorosi dengan laju yang berbeda. Untuk laju korosi besi yang berkontak dengan seng

akan lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi besi yang berkontak dengan tembaga karena
sifat seng lebih anodik dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi
dibandingkan dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakan dengan tembaga, laju
korosinya lebih besar daripada laju korosi logam tembaga. Laju korosi dapat dihitung dengan
rumus :
Laju korosi:
m
Dimana :
A.t.
m
: berat yang hilang (gr)
A
: luas permukaan (cm2)
t
: waktu (jam)

: densitas logam (gr/cm2)


r
: laju korosi (mpy)
1.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi galvanik yaitu diantaranya:


Lingkungan
Tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada umumnya
logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai
anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan
maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi.
Pada kondisi khusus, sebagai contoh dalam lingkungan air dengan temperature 180 oF,
terjadi hal sebaliknya yaitu baja mengalami korosi sedangkan Zn terlindungi. Rupanya dalam
kasus ini produk korosi pada Zn bertindak sebagai permukaan yang lebih mulia terhadap baja.
Menurut Haney, Zn menjadi kurang aktif dan potensialnya menjadi kebalikannya jika ada ionion penghalang seperti nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam air.
Berdasarkan tabel diatas dan menurut penelitian dibeberapa macam kondisi lingkungan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak ada elektrolit
yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda.

2.

Jarak
Laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua logam. Laju
korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari pertemuan kedua logam tersebut.

Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui
dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam.
3.

Luas penampang
Yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik adalah pengaruh
perbandingan luas penampang katodik terhadap anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih
besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi
makin cepat pula.. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika
dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.
Contoh lain luas penampang elektroda adalah ratusan tangki penyimpanan yang besar
dipasang pada bagian utama pabrik yang mengalami program ekspansi. Tangki-tangki yang
pertama digunakan adalah terbuat dari baja karbon dan permukaan dalamnya dilapisi atau
dilindungi oleh cat phenolik. Tangki-tangki ini dapat digunakan dengan baik untuk beberapa
tahun. Akan tetapi lama kelamaan lapisan cat bagian bawah rusak dan menyebabkan terjadinya
kontaminasi.
Oleh karena itu tangki-tangki yang baru, bagian bawahnya dilengkapi dengan stainless steel
yang melindungi baja karbon (stainless steel-clad carbon steel) untuk pemakaian yang lebih baik
dan mengurangi biaya perawatan. Kemudian cat pelapis pheonik juga diberikan diseluruh
permukaan-permukaan dinding tangki sedangkan bagian bawah tangki yang dilapisi stainless
steel tidak diberi lapisan cat karena mempunyai sifat ketahanan korosi yang baik. Namun setelah
beberapa bulan dioperasikan, mulai terlihat adanya kebocoran di dinding tangki yaitu di atas
penyambung logam/las-lasnya.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Alat dan Bahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Alat
Gelas kimia 1000 mL, 6 buah
Avometer (alat ukur tegangan listrik) 1 buah
Pipet volume 1 buah
Timbangan elektronik 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
Penggaris 2 buah
Kertas abrasive 12 buah
Aqua gelas bekas 6 buah

3.2 Prosedur Kerja


A. Persiapan Benda Kerja

Bahan
Logam baja (Fe)
Logam seng
Logam Cu
Larutan NaCl 3,56 gpl
Larutan HCl 1 M
Air keran

CBSA i e am lr p us pkip h aek k n la a n n s l lo d e g me a n ma g k - a l d on a g n a mk o t eo r s a e n b u t


kylm o ea g edn a nag m l g am gm F e u e n H ,n e aCm k l p a 1 e n 0l %p a d u a n t l u o k g a m
mdC e u m n , g p Z a e n n r m t i u s sd u a e h p r o s e s a m p l a s

a m p e la s h a lu s

B. Persiapan Larutan

MM M
ee e
nm m
y
u pu
a ka
t ta
i b ba
l l an a
r r
ua u
it t ra a
n nr
k
e
a
n
ps p
ob o
sa s
e ne
e r r
s Mengukur
H a s dan menimbang
y luas permukaan
k C berat logam Fe, Zn danl Cu
N
a
l
1
M C
Lar. NaCl
3,56gpl

Logam Fe

Logam Cu

Mengukur potensial masing-masing logam

Logam Fe

Logam Cu
Lar. NaCl 3,56gpl

C. Tahapan percobaan
Mengukur potensial sel

Perendaman logam Fe dan Cu dalam larutan NaCl selama 7 hari

Penimbangan dan pengukuran potensial sel

Menghitung laju korosi logam

Mengulangi langkah tersebut dengan larutan HCl dan air keran

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan Secara Fisik
Tabel 4.1 Data Pengamatan Secara Fisik
Laruta
n

Awal
Larutan tidak
berwarna (belum
terjadi apa-apa)

Sebelum 7 hari

Setelah 7 hari

Fe

Logam berwarna hitam, dan


bentuknya tetap

Zn

Logam menjadi lebih tipis

Fe

Logam terkorosi, berwarna


kehitaman dan lebih ringan

Cu

Terdapat bintik hitam di


permukaan logam

Larutan bening

HCl
Larutan tidak
berwarna (belum
terjadi apa-apa)

Logam

Larutan bening

Terdapat lapisan korosi


di permukaan

Larutan Bening

NaCl
Larutan tidak
berwarna (belum
terjadi apa-apa)

Zn

Logam berwarna hitam

Fe

Logam berwarna hitam

Larutan Bening

Logam terkorosi, tidak ada


perubahan warna pada logam.
Logam terkorosi, sedikit terjadi
perubahan warna menjadi hitam
pada permukaan logam
Sebagian permukaan logam
berwarna hitam (bagian depan
dan belakang).
Logam berwarna hitam, ada
endapan berwarna kuning
kecokelatan yang menempel di
permukaan logam.

Cu
Fe

Larutan tidak
berwarna (belum
terjadi apa-apa)

Air keran
menjadi keruh

Larutan tidak
berwarna (belum
terjadi apa-apa)

Larutan berwarna
kuning
kecoklatan,
terdapat endapan
di dasar gelas
kimia.

Air kran

berwarna merah bata menempel

Fe

Larutan tidak
berwarna (belum
terjadi apa-apa)

Zn

Fe

Terdapat bintik hitam pada


permukaan logam

Cu

4.2 Data Pengukuran


Tabel 4.2 Data Pengukuran

Larutan

pH

Logam

E0Logam
(V)/CuCuSO4

Panjang
(cm)

Lebar
(cm)

Berat (gr)

E0sel (V) / SCE

Awal

akhir

Awal

akhir

0.505

-0.323

0.131

-0.054

0.597

-0.044

Fe

-0.618

3.6

10.597

10.5632

Zn

0.616

2.6

1.1936

1.111

Fe

-0.618

2.3

10.484

7.337

Cu

-0.578

3.1

2.1

8.4216

8.3612

Fe

-0.618

3.6

10.5512

10.136

NaCl
6
HCl

Zn

0.616

2.2

1.8

1.0747

0.8421

Fe

-0.618

3.5

10.3878

10.072

Cu

-0.578

3.2

2.3

8.5961

8.5903

Fe

-0.618

3.6

10.3821

10.3274

Zn

0.616

2.2

1.9

0.977

0.9634

Fe

-0.618

3.8

1.9

10.5252

10.446

Cu

-0.578

3.6

2.2

8.57

8.5546

0.293

-0.003

0.566

-0.032

0.15

-0.04

6
Air
keran
7

4.3 Pengolahan Data


Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data
Logam

A (cm2)

W (Berat awalBerat akhir)

Fe1

7.2

0.0338

Laju Korosi
(mpy)
14.278

Zn1

5.2

0.0826

53.82

Fe2

4.6

0.79

524.2

Cu1

6.51

0.0604

24.96

Fe3

7.2

0.4152

175.54

Zn2

3.96

0.2326

197.2

Fe4

0.3158

137.2

Cu1

7.36

0.0058

2.12

Fe5

7.2

0.0574

24.29

Zn3

4.18

0.0136

10.91

Fe6

7.22

0.0792

33.42

Cu3

7.92

0.0154

5.23

4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, proses korosi galvanik dilakukan dengan menggunakan lempengan
logam Fe, Zn, dan Cu yang dicelupkan pada larutan NaCl 3,56 gpl, HCl 1M dan Air Keran
secara berpasangan yaitu Fe-Cu 3 pasang dan Fe-Zn 3 pasang.
a. Fe dan Zn.
Pada praktikum ini terlihat Fe memiliki potensial lebih rendah yaitu -0,618 sedangkan Zn
yaitu bernilai -0,616. Perbedaan potensial inilah yang menyebabkan korosi. Laju korosi
dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungannya (dalam hal ini pH). Berdasarkan deret volta, Fe
akan mengalami korosi terlebih dahulu (melepaskan elektron) yang menandakan Fe berperan
sebagai anoda (oksidasi) dan Fe sebagai katoda (reduksi). Hal tersebut dibuktikan dengan laju
korosi Fe yang lebih besar dari Zn.
Reaksi :
Anoda : Fe Fe2+ + 2e
Katoda : Zn2+ + 2e Zn
Konsentrasi larutan (pengaruh lingkungan) dibuktikan dengan laju korosi pada HCl >
NaCl > air kran. Berdasarkan data pengamatan di bab sebelumnya terlihat HCl 1 M yang
memiliki pH sangat rendah membuat korosi berlangsung paling cepat. Kemudian NaCl yang
merupakan garam dan memiliki konsentrasi air laut dimana konsentrasi air laut sangat korosif,
hal itu membuat laju korosi lebih cepat pula bila dibandingkan dengan air.
Setelah 7 hari dapat telihat logam Fe dan Zn mengalami pengurangan berat pada setiap
larutan. Berat logam Zn pada larutan HCl 1M mengalami pengurangan yang paling besar, yaitu
0,2326 gram yang menunjukkan bahwa laju korosi logam Zn pada larutan HCl 1M merupakan
laju korosi paling cepat. Hal ini terjadi karena larutan HCl mempunyai ion H+ yang
membutuhkan elektron untuk mencapai kondisi stabil dibandingkan berikatan dengan Cl-.
Logam Fe yang berperan sebagai katodik yang seharusnya mengalami reduksi, namun
mengalami pengurangan berat. Hal ini disebabkan oleh tembaga pada kabel yang dihubungkan
pada logam tidak seluruhnya tertutupi isolasi sehingga ikut bereaksi dan bertindak sebagai
proteksi katodik, sehingga Fe menjadi terkorosi.

b. Logam Fe - Cu
Pada praktikum ini terlihat Fe memiliki potensial lebih rendah yaitu -0.618 V sedangakan
Cu yaitu bernilai -0,578 V Perbedaan potensial inilah yang menyebabkan korosi. Laju korosi
dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungannya (dalam hal ini pH). Berdasarkan deret volta, Fe
akan mengalami korosi terlebih dahulu (melepaskan elektron) yang menandakan Fe berperan
sebagai anoda (oksidasi) dan Fe sebagai katoda (reduksi). Hal tersebut dibuktikan dengan laju
korosi Fe yang lebih besar dari Cu.
Reaksi :
Anoda : Fe Fe2+ + 2e
Katoda : Cu2+ + 2e Cu
Setelah 7 hari dapat terlihat logam Fe mengalami laju korosi paling cepat pada larutan
NaCl, yaitu 14,278 mpy. Pada air keran, pasangan logam Fe-Zn maupun Fe-Cu memiliki laju
korosi yang lambat. Hal ini terjadi karena air keran merupakan lingkungan yang netral (bukan
asam, basa ataupun garam) sehingga aktivitas ion-ionnya tidak sebesar NaCl dan HCl.
Berdasarkan laju korosi pada setiap larutan, diperoleh bahwa laju korosi Zn > laju korosi
Fe > laju korosi Cu sesuai dengan deret volta. Dari praktikum dapat dilihat bahwa kedua logam
yang dilarutkan dalam ketiga larutan tersebut mengalami korosi. Seharusnya hanya salah satunya
saja yang mengalami korosi karena hanya anoda yang mengalami oksidasi saja yang terkorosi.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurang rapatnya isolasi yang direkatkan pada kedua logam. Karena
penghubung antar logam adalah kabel tembaga, bila isolasi tidak menutupi kabelnya dengan
sempurna, maka yang terjadi adalah reaksi antara masing-masing logam dengan tembaga pada
kabel. Hal itu menyebabkan kedua logam yang di rendam di dalam larutan menjadi terkorosi.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
1. Korosi galvanik menyebabkan logam yang potesialnya negatif mengalami korosi. Pada
hubungan Fe dengan Zn, Zn bersifat anodik sehingga logam Zn mengalami korosi.
Sedangkan pada hubungan Fe dengan Cu, Fe bersifat anodik sehingga logam Fe
mengalami korosi
2. Laju korosi Zn paling cepat yaitu pada larutan HCl sebesar 197.2 mpy
3. Laju korosi Fe paling cepat yaitu pada larutan HCl sebesar 175.54 mpy.
4. Pada peristiwa galvanic, reaksi di anoda dan di katodanya, sebagai berikut
Reaksi :
Anoda : Fe Fe2+ + 2e
Katoda : Zn2+ + 2e Zn
Reaksi :
Anoda : Fe Fe2+ + 2e
Katoda : Cu2+ + 2e Cu

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.1992. Elektro Kimia dan Kinetika Kimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
D.A. Jones, Principle of Corrosion
Indarti, Retno. 2009. Jobbsheet Praktikum Teknik Pencegahan Korosi. Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Bandung : Bandung.

LAMPIRAN
Laju korosi ( r )=

m
A .t .

Contoh perhitungan :
Diketahui :

= 168 jam

Cu

= 8.90 gr/ cm3

Fe

= 7.86 gr/ cm3

Zn

= 7.14 gr/ cm3

Laju korosi (r) = m/A x t x


keterangan: m = berat yang hilang (gram)
A = luas permukaan (cm2)
t = waktu ( jam )
= densitas logam (gr/cm3)
r = laju korosi (mpy)

Konversi satuan cm/day ke mils/year (mpy)

1
365 day mils

=
day
year
year
3
10 mils
1

2,54 cm
3
gr cm

c m2 gr

Perhitungan laju korosi


1. Laju korosi pada larutan NaCl
Fe & Zn
Fe : Laju korosi (r) :

0,0338 gram
= (7.2 cm2) 144 jam 7.86 gr /cm3

m
A.t .

8760 jam
1 tahun
-6
= 4.14 x 10 cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

=14.278 mpy
Zn : Laju korosi (r) :
=

0.0826 gram
(5.2 c m 2) x 144 jam x 7.14 g/cm 3

8760 jam
1 tahun
-5
= 1.54 x 10 cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 53.82 mpy

Fe & Cu
Fe : Laju korosi (r) :
=

0,79 gram
(4.6 cm2) x 144 jam x 7.86 g/cm 3

8760 jam
1 tahun
-4
= 1.52 x 10 cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

=524.2 mpy
Cu : Laju korosi (r) :
=

0.0604 gram
(6. 51cm 2) x 144 jam x 8.90 g/cm 3

8760 jam
1 tahun
= 7.24 x 10 -6 cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 24.96 mpy
2. Laju korosi pada larutan HCl

Fe & Zn
Fe : Laju korosi (r) :

0.4152 gram
= (7,2 cm2) 144 jam 7.86 gr /cm3

m
A.t .

8760 jam
1 tahun
= 5.09 x 10 -5cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 175.54 mpy
Zn : Laju korosi (r) :
=

0.2326 gram
(3. 96 cm2)x 144 jam x 7.14 g /cm3

8760 jam
1 tahun
-5
= 5.72 x 10 cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

=197.2 mpy
Fe & Cu
Fe : Laju korosi (r) :
=

0.3158 gram
(7 cm 2) x 144 jam x 7.86 g /cm3

8760 jam
1 tahun
= 3.98 x 10-5cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 137.2 mpy
Cu : Laju korosi (r) :
=

0,0058 gram
(7,36 cm2) x 144 jam x 8.90 g /cm3

8760 jam
1 tahun
= 6.14 x 10 -7cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 2.12 mpy

3. Laju korosi pada air kran


Fe & Zn
Fe : Laju korosi (r) :

0.0574 gram
= (7.2 cm2) 144 jam 7.86 gr /cm3

m
A.t .

8760 jam
1 tahun
=7.04 x 10 -6 cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 24.29 mpy
Zn : Laju korosi (r) :
=

0.0136
(4. 18 cm2) x 144 jam x 7.14 g /cm3

8760 jam
1 tahun
= 3.16 x 10 -6cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 10.91 mpy

Fe & Cu
Fe : Laju korosi (r) :
=

0.0792
(7. 22cm 2) x 144 jam x 7.86 g/cm3

8760 jam
1 tahun
= 9.69 x 10 -6cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

= 33.42 mpy
Cu : Laju korosi (r) :
=

0.0154 gram
(7. 92 cm2)x 144 jam x 8.90 g/cm 3

8760 jam
1 tahun
= 1.517 x 10 -6cm/jam 1 1000 mil

2.54 cm

=5.23 mpy

You might also like