You are on page 1of 43

MAKALAH MATERNITAS

KEBUTUHAN IBU PADA MASA NIFAS


(Dihubungkan dengan adaptasi fisiologis dan psikologis pada ibu)

KELOMPOK II
MUZIBURRAHMAN

(201010300511085)

ARIEJ WASHILAH

(201010300511074)

AYU OKFITASARI

(201010300511077)

SUPRI YANTO

(201010300511060)

ICUK YUDIONO

(09010097)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011-2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Kebutuhan Ibu Pada Masa Nifas
ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah keperawatan
maternitas.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang
penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Kebutuhan Ibu
Pada Masa Nifas, serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan Kebutuhan Ibu Pada Masa Nifas, tak lupa
penyusun

ucapkan

terima

kasih

kepada

pengajar

mata

kuliah

keperawatan maternitas atas bimbingan dan arahan dalam penulisan


makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai keperawatan maternitas tentang Kebutuhan Ibu Pada Masa
Nifas khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

malang,

penulis,

Mei 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Hakikat

pembangunan

nasional

adalah

menciptakan

manusia

indonesia yang seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat


indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila
dan undang-undang dasar 1945
Oleh karna itu pembangunan di bidang kesehatan harus dilaksanakan
sebagai bagia integral dari pembangunan nasional, karena pada dasarnya
pembangunan nasional di bidang kesehatan berkaitan erat dengan
peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar
dalam melaksanakan pembangunan.
Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu
bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi.
Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
Masa

nifas

merupakan

hal

penting

untuk

diperhatikan

guna

menurunkan angka kematian ibu dan bayi indonesia. Dari berbagai


pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi dibanyak
negara,

para

pakar

kesahatan

menganjurkan

upaya

pertolongan

difokuskan pada periode intrapartum. Upaya ini telah terbukti telah


menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang
disertai

dengan

penyulit

proses

persalinan

atau

komplikasi

yang

mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang


sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta merta dijalankan dan
memberi dampak menguntungkan bila diterapkan di negara lain.

B.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan masa nifas?

2. Bagimanakah perubahan fisiologis ibu pada masa nifas?


3. Bagaimanakah perubahan psikologis ibu pada masa nifas?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu masa nifas?

C.

TUJUAN
1.

Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan masa nifas?

2.

Untuk mengetahui dan memahami bagimanakah perubahan


fisiologis ibu pada masa nifas?

3.

Untuk mengetahui dan memahami bagaimanakah perubahan


psikologis ibu pada masa nifas?

4.

Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada ibu


masa nifas?

BAB II
PEMBAHASAN
KEBUTUHAN IBU PADA MASA NIFAS
A.

PENGERTIAN
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40

hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu
berikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama
seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah
nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau
sel mati dan sel endometrium sisa.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
(sitti saleha, 2009)
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah
plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan
tetapi, seluruh organ kandungan baru pulih kembali seperti sebelum
hamil, dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak kalah
penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organorgan reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya
proses kehamilan dan persalinan.
(http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com)
Beberapa pengertian dari masa nifas antara lain :

1.

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya


plasenta

sampai

minggu

setelah

melahirkan.

(Pusdiknakes,

2003:003)
2.

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika


alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122)

3.

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah


kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)

4.

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan

untuk

memulihkan

kesehatannya

kembali

yang

umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998)


5.

Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan


selesai sampai alat alat kandung kembali seperti pra hamil.
Lamanya masa nifas ini yaitu 6 8 minggu. (Mochtar, 1998)

6.

Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir


ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 40 hari. (Prawirohardjo, 2002)

B.

Tujuan Masa Nifas


Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah

sebagai berikut :
1.

Menjaga

kesehatan

ibu

dan

bayinya,

baik

fisik

maupun

psikologiknya.
2.

Melaksanakan

skrining

yang

komprehensip,

mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada


ibu maupun bayinya.
3.

Memberikan
kesehatan

pendidikan
diri,

nutrisi,

kesehatan
keluarga

tentang
berencana,

perawatan
menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang


sehat.
4.

Memberikan pelayanan KB.

5.

Mempercepat involusi alat kandung.

6.

Melancarkan

pengeluaran

lochea,

mengurangi

infeksi

puerperium.
7.

Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan.

8.

Meningkatkan

kelancaran

peredarahan

darah

sehingga

mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.


C.

Klasifikasi Masa Nifas


Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pasca nifas, masa

nifas dini dan masa nifas lanjut, yang masing-masing memiliki ciri khas
tertentu. Pasca nifas adalah masa setelah persalinan sampai 24 jam
sesudahnya (0-24 jam sesudah melahirkan).

Masa

nifas

dini

adalah

masa permulaan nifas, yaitu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari


lamanya (1 minggu pertama). Masa nifas lanjut adalah 1 minggu sesudah
melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh sang ibu,
misalnya rahim yang tadinya membesar karena pertumbuhan janin, mulai
kembali ke ukuran sebelum hamil. Selain itu, jalan lahir yang tadinya
melebar karena dilewati oleh bayi pada proses persalinan, kini mulai
mengecil dan kembali seperti sebelum hamil. Dinding perut yang tadinya
longgar

kini

mulai

mengencang

kembali,

dan

payudara

semakin

membesar karena adanya produksi ASI. Masa nifas ini bersamaan dengan
mulainya masa menyusui, sehingga masa ini sangat penting bagi
keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Kolostrum (ASI yang pertama
kali keluar) yang muncul pada awal masa nifas, yang kaya akan nutrisi
penting bagi sistem kekebalan dan kecerdasan bayi, jangan sampai
terlewatkan untuk diberikan pada bayi.

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru


melahirkan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.
Fungsi perawatan masa nifas yakni memberikan fasilitas agar proses
penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan normal, mengamati
proses kembalinya rahim ke ukuran normal, membantu ibu untuk dapat
memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat
bayinya. Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak plasenta lahir,
dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan
setelah melahirkan dan infeksi. Bila ada luka robek pada jalan lahir atau
luka bekas guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan dan perawatan luka
dengan

sebaik-baiknya.

sekurang-kurangnya

Penolong
jam

persalinan

sesudah

harus

melahirkan,

tetap

waspada

khususnya

untuk

mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan.


D.

Tahap Masa Nifas


Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
a.

Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan


berdiri dan berjalan jalan.

b.

Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat alat


genetalia yang lamanya 6 8 minggu.

c.

Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih


kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna
berminggu minggu, berbulan bulan atau tahunan.

E.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa
nifas antara lain :
1.

Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa


nifas

sesuai

dengan

kebutuhan

ibu

untuk

mengurangi

ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.


2.

Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

3.

Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan


rasa nyaman.

4.

Membuat

kebijakan,

perencana

program

kesehatan

yang

berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan


administrasi.
5.

Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

6.

Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara


mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

7.

Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan


data,

menetapkan

melaksanakannya

diagnosa
untuk

dan

rencana

mempercepat

tindakan

proses

serta

pemulihan,

mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi


selama priode nifas.
8.
F.

Memberikan asuhan secara professional.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit
empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan
untuk :
1.

Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

2.

Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan


adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.

3.

Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada


masa nifas.

4.

Menangani

komplikasi

atau

masalah

yang

timbul

dan

mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.


Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan
ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk
mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang
terjadi.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:


Kunjung

Waktu

Asuhan

6-8 jam

Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena

an
I

post

atonia uteri.

partum

Mendeteksi

dan

perdarahan

serta

perawatan

penyebab

lain

rujukan

bila

melakukan

perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga
tentang

cara

mencegah

perdarahan

yang

disebabkan atonia uteri.


Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan
hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan,
maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2
jam

pertama

setelah

kelahiran

atau

sampai

keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan


baik.
II

6 hari
post
partum

Memastikan

involusi

uterus

barjalan

dengan

normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi


fundus

uteri

di

bawah

umbilikus,

tidak

ada

perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan
perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar
serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi

baru lahir.
III

Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan

minggu

asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post

post

partum.

partum
IV

6
minggu
post

Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu


selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.

partum

G.

PerubahanPerubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Masa Nifas


Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur

angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil.


a.

Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur angsur menjadi kecil

sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Dua hari kemudian,


kurang lebih sama atau kemudian mengerut, sehingga dalam 2 minggu
telah turun masuk ke dalam rongga pelvis dan tidak dapa di raba lagi dari
luar. (sitti saleha, 2009)
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa infolusi
Involusi

TFU

Berat Uterus

Bayi lahir

Setinggi pusat, 2 jbpst *

1.000 gr

1 Minggu

Pertengahan pusat simfisis

750 gr

2 Minggu

Tidak teraba diatas simfisis

500 gr

4 Minggu

Normal

50 gr

8 Minggu

Noermal tapi sebelum hamil

30 r

* Jbpst = jari di bawah pusat


b.

Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Lokia terbagi 3 yaitu : lokia rubrasangulenta, lokia
serosa, dan lokia alba.

c.

Endometrium
Perubahanperubahan

endometrium

ialah

timbulnya

trombosis

degenerasi dan nekrosis di tempat inplantasi plasenta.


Hari I : Endometrium setebal 2,5 mm dengan permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin.
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel sel dibagian yang
mengalami degenerasi.
d.

Perubahan serviks
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong,

karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak


berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri
berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam hitaman karena
pembuluh darah.Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih
dapat dimasukan 2 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat
dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri.
e.

Involusi tempat plasenta.


Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar

dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir,


penonjolan tersebut dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu
diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.
f.

Perubahan pada pembuluh darah uterus.


Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke

uterus khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah


post partum otot otot berkontraksi, pembuluh pembuluh darah pada
uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta
lahir.

g.

Vagina dan pintu keluar panggul

Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak


dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke 3
post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi
corunculac mirtiformis.
h.

Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen


Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang

sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut


kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi
sebelum hamil. (Mochtar, 1998).
Pengeluaran lochea terdiri dari :
1). Lochea rubra : hari ke 1 2.
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel
desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.
2). Lochea sanguinolenta : hari ke 3 7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
3). Lochea serosa : hari ke 7 14.
Berwarna kekuningan.
4). Lochea alba : hari ke 14 selesai nifas
Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan
terinfeksi disebut lochea purulent.

i.

Payudara
Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ

pelvix, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas


kecuali jika laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang
dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal
serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum sejumlah colostrums
cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama setelah
kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak

mengandung protein, yang sebagian besar globulin dan lebih banyak


mineral tapi gula dan lemak sedikit.
j.

Traktus Urinarius
Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami

kompresi antara kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam
jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone esktrogen yang
bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan
ini menyebabkan diuresis.
k.

Sistem endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahanperubahan pada sistem endokrin, terutama hormon-hormon yang
berperan dalam proses kehamilan antara lain :
1. Oksitosin
Oksitosin direaksikan dari kelenjar otak bagian belakang, selama
tahap

ketiga

persalinan,

hormon

oksitosin

berperan

dalam

pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi sehingga


mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi
ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali
ke bentuk normal.
2. Prolaktin
Menurunnya

kadar

esterogen

menimbulkan

terangsangnya

kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin,


hormon

ini

berberan

dalam

pembesaran

payudara

untuk

merangsang produksi susu.


3. Esterogen dan progesteron
Selama

hamil

volume

darah

normal

meningkat

walaupun

mekanismennya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan


bahwa

tingkat

estrogen

yang

tinggi

memperbesar

antidiuretik yang meningkatkan volume darah.

hormon

l.

Sistem pencernaan
Seorang

wanita

dapat

merasakan

lapar

dan

siap

menyantap

makanan dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting untuk gigi
pada kehamilan dan masa nifas, di mana pada masa ini terjadi penurunan
konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada
ibu, terutama bayi yang di kandungannya untuk proses pertumbuhan
janin juga ibu dalam masa laktasi.
m.

Sistem muskulo skeletal


Ligamen-ligamen, fasia, dan diagfragma pelfis yang meregang
sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligamen rotundum mengendur, sehingga
uterus jatuh ke belakang fasia jaringan penunjang alat genetalia yang
mengendur dapat diatasi dengan latihan-latihan tertentu.

n.

Perubahan tanda-tanda vital


Tanda-tanda vitalyang harus di kaji pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
1. Suhu
2. Nadi dan pernapasan
3. Tekanan darah

o.

System Kardiovarkuler
Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb,

Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi


umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat
sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah
yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume
darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang
biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan
tidak hamil.

H.

PerubahanPerubahan Psikologis Yang Terjadi Pada Masa Nifas

Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres


pascapersalinan, terutama pada ibu primipara.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa
nifas adalah sebagai berikut:
1. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa
transisi menjadi orang tua.
2. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
3. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
4. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Hal-hal yang harus dapat di penuhi selama masa nifas adalah sebgai
berikut :
1. Fisik. Istirahat, memakan makanan bergizi, sering menghirup
udara segar, dan lingkungan yang bersih.
2. Psikologi. Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan
dengan dukungan dari keluarga yang menunjukan rasa simpati,
mengakui, dan menghargai ibu.
3. Sosial. Menemani ibu bila terlihat kesepian, ikut menyayangi
anaknya, menanggapi dan memerhatikan kebahagiaan ibu serta
menghibur bila ibu terlihat sedih.
4. Psikososial
Menjaga

kesehatan

ibu

dan

bayinya,

baik

fisik

maupun

psikososialnya.

Beberapa

intervensi

berikut

dapat

membantu

terbebas dari ancaman depresi setelah melahirkan.


1. Pelajari diri sendiri
2. Tidur dan makan yang cukup
3. Olahraga

seorang

wanita

4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan


5. Beritahukan perasaan anda
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
7. Persiapkan diri dengan baik
8. Lakukan pekerjaan rumah tangga
9. Berikan dukungan emosional
10.

I.

Berikan dukungan kelompok depresi postpartum

Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas


Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,

waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat


genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke
keadaan

sebelum

hamil.

Untuk

membantu

mempercepat

proses

penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang
cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dsb.
Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:
1.

Kebutuhan nutrisi dan cairan


Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, bergizi seimbang,
terutama kebutuhan protein dan karbohidrat.

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, (ibu harus


mengkonsumsi 3 sampai 4 porsi setiap hari)

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu


untuk minum setiap kali menyusui)

Pil zat besi harus diminum, untuk menambah zat gizi


setidaknya selama 40 hari pasca bersalin

Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa


memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.

2.

Kebutuhan Ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera


setelah persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi
semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah
trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu
dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat
dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas
dan istirahat.
3.

Kebutuhan Eliminasi : BAB/BAK


Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam
8 jam setelah melahirkan. Selama kehamilan terjadi peningkatan
ektraseluler 50%. Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi
sebagai urine. Umumnya pada partus lama yang kemudian
diakhiri

dengan

ektraksi

vakum

atau

cunam,

dapat

mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang


dower catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung
kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada
otot-otot
sehingga

kandung

kencing,

fungsinya

otot-otot
cepat

cepat
pula

pulih

kembali
kembali.

Buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2 sampai 3 hari


setelah melahirkan karena enema prapersalinan, diit cairan,
obat-obatan analgesik selama persalinan dan perineum yang
sakit. Memberikan asupan cairan yang cukup, diet yang tinggi
serat serta ambulasi secara teratur dapat membantu untuk
mencapai regulasi BAB.
4.

Kebersihan diri/perineum
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur
serta lingkungan dimana ibu tinggal. Perawatan luka perineum
bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman

dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum


dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air
dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan
mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum
dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut
hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang
dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai
kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan
disetrika.
5.

Kebutuhan Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari.

6.

Hubungan Seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka
episiotomi telah sembuh dan lokea telah berhenti. Hendaknya
pula hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai
40 hari setelah persalinan, karena pada waktu itu diharapkan
organ-organ tubuh telah pulih kembali. Ibu mengalami ovulasi
dan mungkin mengalami kehamilan sebelum haid yang pertama
timbul setelah persalinan. Untuk itu bila senggama tidak
mungkin

menunggu

sampai

hari

ke-40,

suami/istri

perlu

melakukan usaha untuk mencegah kehamilan. Pada saat inilah


waktu

yang

tepat

untuk

memberikan

konseling

tentang

pelayanan KB.
7.

Latihan senam nifas


Pada saat hamil otot perut dan sekitar rahim serta vagina telah
teregang dan melemah. Latihan senam nifas dilakukan untuk
membantu mengencangkan otot-otot tersebut. Hal ini untuk
mencegah terjadinya nyeri punggung dikemudian hari dan
terjadinya

kelemahan

pada

otot

panggul

sehingga

dapat

mengakibatkan

ibu

tidak

bisa

menahan

BAK.

Latihan senam nifas yang dapat dilakukan antara lain :


Senam otot dasar panggul (dapat dilakukan setelah 3 hari
pasca

persalinan)

Langkah-langkah senam otot dasar panggul:


Kerutkan/

kencangkan

otot

sekitar

vagina,

seperti

kita

menahan BAK selama 5 detik, kemudian kendorkan selama 3


detik, selanjutnya kencangkan lagi. Mulailah dengan 10 kali 5
detik

pengencangan

otot

kali

sehari

Secara bertahap lakukan senam ini sampai mencapai 30-50


kali 5 detik dalam sehari.
Senam otot perut ( dilakukan setelah 1 minggu nifas)
Senam ini dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut
ttertekuk pada alas yang datar dan keras. Mulailah dengan
melakukan 5 kali per hari untuk setiap jenis senam di bawah
ini. Setiap minggu tambahkan frekuensinya dengan 5 kali lagi,
maka pada akhir masa nifas setiap jenis senam ini dilakukan
30 kali.
Langkah-langkah senam otot perut :
a. Menggerakkan panggul
Ratakan

bagian

bawah

punggung

dengan

alas

tempat

berbaring. Keraskan otot perut/panggul, tahan sampai 5


hitungan,

bernafas

biasa.

Otot kembali relaksasi, bagian bawah ounggung kembali ke


posisi semula.
b. Bernafas dalam
Tariklah nafas dalam-dalam dengan tangan diatas perut.
Perut dan tangan diatasnya akan tertarik keatas. Tahan
selama 5 detik. Keluarkan nafas panjang. Perut dan tangan
diatasnya akan terdorong kebawah. Kencangkan otot perut
dan tahan selama 5 detik.

c. Menyilangkan tungkai
Lakukan posisi seperti pada langkah A Pada posisi tersebut,
letakkan tumit ke pantat. Bila hal ini tak dapat dilakukan,
maka dekatkan tumit ke pantat sebisanya. Tahan selama 5
detik, pertahankan bagian bawah punggung tetap rata.
d. Menekukkan tubuh
Lakukan posisi seperti langkah A Tarik nafas dengan
menarik dagu dan mengangkat kepala. Keluarkan nafas dan
angkat kedua bahu untuk mencapai kedua lutut. Tahan
selama 5 detik. Tariklah nafas sambil kembali ke posisi
dalam 5 hitungan.
e. Bila kekuatan tubuh semakin baik, lakukan sit-up yang lebih
sulit.
Dengan kedua lengan diatas dada, Selanjutnya tangan di
belakang kepala. Ingatlah untuk tetap mengencangkan otot
perut. Bagian bawah punggung tetap menempel pada alas
tempat berbaring.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA NIFAS

PENGKAJIAN
I.

DATA DEMOGRAFI

Nama klien

Agama

Umur klien

Suku

Jenis kelamin

Pendidikan

Nama suami

Pekerjaan

Umur suami

Diagnosa medik

Alamat

Tgl masuk RS

No RM

Status perkawinan :

Tgl pengkajian
II.

KELUHAN UTAMA SAAT INI

III.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

IV.

RIWAYAT PERSALINAN DAN KELAHIRAN SAAT INI

Bayi lahir tgl jam WIB.


Lama persalinan :
Kala I

Kala II

Kala III

Jumlah

Jumlah perdarahan :
Kala I

Kala II

Kala III

Kala IV

Jumlah

Posisi fetus :

Type persalinan :
Penggunaan analgesik dan anestesi :
Masalah selama persalinan :
V.

DATA BAYI SAAT INI


-

Jenis kelamin

Berat badan lahir

Lingkar kepala :

Lingkar dada

Lingkar perut

Panjang badan :

Lingkar lengan atas :

APGAR SCORE
Denyut jantung

1 Menit

Pernafasan
Tonus otot
Peka rangsang
Warna kulit
Jumlah
VI.
VII.

VIII.
IX.

KEADAAN PSIKOLOGIS IBU


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

RIWAYAT GINEKOLOGI
RIWAYAT OBSTETRI

Usia menarche

Siklus menstruasi

Lamanya menstruasi

G1 PO A0
Umur kehamilan

Riwayat pemakaian kontrasepsi :

5 menit

X.

REVIEW OF SYSTEM DAN PEMERIKSAAN FISIK

Penampilan umum :
Kesadaran :
Tinggi badan :
Berat badan :
Vital sign :
TD :

mmHg
Komponen

N:

x/menit
Review of
sistem

Kulit, rambut,
kuku
Kepala, mata,
dan leher
Telinga
Mulut,
tenggorokan
dan hidung
Thoraks dan
paru
Payudara
Jantung
Abdomen
Genetalia
Anus dan
rektum
Muskuloskele
tal
XI.

RIWAYAT KESEHATAN

S:

RR : x/menit

Pemeriksaan fisik

Komponen
Pola persepsi

Hasil

kesehatan.
Pola nutrisi dan
metabolik
Pola eliminasi
Pola aktivitas
latihan
Pola istirahat
dan tidur
Pola persepsikognitif
Pola persepsi
diri
Pola hubungan
- peran
Pola
seksualitas reproduksi
Pola stress koping
Pola
kepercayaan
dan nilai-nilai

XII.

PEMERIKSAAN

LABORATORIUM

DAN

PENUNJANG LAINNYA

XIII.

TERAPI MEDIS
Tgl

Jenis terapi

Rute

dosis

PEMERIKSAAN

XIV.

ANALISA DATA

Data

Masalah

Etiologi

o
1

DS:

Nyeri akut

Melaporkan rasa tidak Code : 00214

nyaman
Melaporkan

merasa Domain

dingin
Melaporkan

merasa

panas
Melaporkan

Involusi uterus,
Trauma

00132

perineum,
12

: Episiotomi,

Kenyamanan

Kelas 1 :Kenyamanan Pembengkakan

gejala fisik
Aksis 1 : Kenyamanan

distress
Aksis 2 : Individu
Melaporkan rasa lapar
Melaporkan rasa gatal
Aksis 3: Gangguan
Melaporkan
kurang
Aksis
4
:
Sistem
senang
daengan
neurologi
situasi tersebut
Aksis 5 : Dewasa
DO:
Aksis 6 : Akut
Ansietas
Aksis 7 : Aktual
Menangis
Gangguan pola tidur
Takut
Gejala terkait penyakit
Ketidakmampuan

untuk relaks
Sumber yang
adekuat

sosial)
Iritabilitas

tidak

(financial

&

Perdarahan,
payudara

Kurang

lingkungan
Kurang privasi
gelisah
kurang

situsional
merengek
stimuli

pengendalian

control

lingkungan

yang

tidak

menyenangkan/mengg
anggu

DS :

kekurangan
cairan

o haus

Domain 2 : Nutrisi

o Perubahan

status Kelas 5 : Hidrasi

mental
tekanan

darah
o Penurunan

volume

o Membran mukosa kering


o Frekuensi

o Suhu tubuh meningkat

o Ketidakpuasan tidur
o Bangun lebih awal

volume

cairan
Aksis 2 : Individu

Aksis 4 : perifer

nadi Aksis 5 : dewasa

meningkat

Ds :

Aksis

Aksis 3 : penurunan

tekanan nadi

partum

Code: 00027

DO :

o Penurunan

volume Perdarahan post

Aksis 6 : Akut
Aksis 7 : Aktual
Kenyamanan
postpartum,
Code: 00198
Proses
Domain 4 : aktivitas / persalinan yang
lemah, Merawat
istirahat
bayi
Gangguan pola tidur

o Keluhan verbal tentang Kelas


kesulitan untuk tidur
o Keluhan

verbal

perasaan

tidur

istirahat

tetang Aksis 1 : pola tidur

tidak

dapat Aksis 2 : Individu

beristirahat dengan baik

Aksis 3 : gangguan
Aksis 4 : -

Do :

Aksis 5 : dewasa

o Insomnia dini hari


o Insomnia

pada

saat

Aksis 6 : Akut
Aksis 7 : Aktual

tidur
o Bangun 3 ali atau lebih
di malam hari
o Penurunan kemampuan
berfungsi

Ds :

Cemas/ansietas

kurangnya

o Mengatakan takut

Code: 00198

pengetahuan

o insomnia

Domain 9 : aktivitas / tentang

Do :

istirahat

o cemas

Kelas

o marah

istirahat

o gelisah

Aksis 1 : ansietas

o khawatir

Aksis 2 : Individu

o kelelahan

Aksis 3 : gangguan

o kelemahan

Aksis 4 : -

o diare

Aksis 5 : dewasa

o mudah lupa

Aksis 6 : Akut

perawatan
2

tidur

/ mandiri

konvusi
5

DS:
Perubahan
kepuasan
keluarga

Kesiapan
untuk kurangnya
menjadi keluarga
dalam
pengetahuan
terhadap Kesiapan
untuk dalam merawat
menjadi keluarga
bayi

DO :

Code :00164

00104

Perubahan
dalam
tugas
yang
telah
ditetapkan
Perubahan
ketersediaan
untuk
menunjukkan
respon
kasih sayang
Perubahan
dalam
ketersediaan
untuk
dukungan emosi
Perubahan dalam pola
komunikasi.
Perubahan
dalam
keefektifan
dalam
menyelesaikan tugas
yg diemban
Perubahan
dalan
ekspresi
konflik
di
dalam keluarga
Perubahan
dalam
keintiman
Perubahan
dalam
dukungan
Perubahan
dalam
keluhan somatic

Perubahan dalam ritual.


DS:
DO:

Domain 7: Hubungan
peran
Kelas 1:
keluarga

Hubungan

Aksis 1 : Hubungan
peran
Aksis 2 : Individu
Aksis 3 : Gangguan
Aksis 4 : Aksis 5 : Dewasa
Aksis 6: Akut
Aksis 7 : Aktual

Defisit perawatan diri: Kelelahan


Mandi/Kebersihan diri,
postpartum.
makan, toileting
Code: 00102

o Ketidakmampuan
makanan dengan aman

Domain 4 : aktivitas /
istirahat

o Ketidakmampuan
mengunyah makanan
o Ketidakmampuan
menggunakan

00064

Kelas 5 : perawatan
diri

alat

bantu
Ketidakmampuan
menghabiskan makanan

Aksis 1 : perawatan
diri
Aksis 2 : Individu

Aksis 3 : impaired
Aksis

membran

mukosa
Aksis 5 : dewasa
Aksis 6 : Akut
Aksis 7 : Aktual

DS :

ketidakseimbangan
Kurangnya
nutrisi: kurang dari
pegetahuan
kebutuhan
tentang
Code: 00002
kebutuhan

o Kram abdomen
o Nyeri abdomen
o Merasakan

Domain 2 : Nutrisi

ketidakmampuan
mengingesti makanan
o Indigesti

Aksis 2 : Individu
tertarik

untuk

makan

Aksis

Aksis

o Kelemahan otot

gastrointestinal

o Adanya
o Kurang informasi

Aksis 5 : dewasa
bukti

kekurangan makanan

ketidakseimbangan

o Tonus otot buruk


o Diare

XV.

postpartum.

Kelas 1 : pencernaaan
Aksis 1 : Nutrisi

DO :
o Tidak

nutrisi

Aksis 6 : Akut
Aksis 7 : Aktual

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d Involusi uterus, Trauma perineum, Episiotomi,


Perdarahan, Pembengkakan payudara
2. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan postpartum
3. Gangguan tidur b/d Kenyamanan postpartum, Proses persalinan
yang lemah, Merawat bayi
4. Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang perawatan mandiri
5. Kesiapan untuk menjadi keluarga b/d kurangnya pengetahuan
dalam merawat bayi
6. Defisit perawatan diri: Mandi/Kebersihan diri, makan, toileting b/d
Kelelahan postpartum
7. ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b/d Kurangnya
pegetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum.

XVI.
NO
1

INTERVENSI
Diagnosa
Nyeri

akut

Involusi

NIC
b/d Setelah

dilakukan

NOC
tindakan Pemberian

analgesik

uterus, selama 2x24 jam nyeri dapat penggunaan

Trauma perineum, teratasi dengan indicator:


nyeri

famakologi

untuk

Episiotomi,

Tingkat

Perdarahan,

dibuktikan dengan indikator menghilangkan nyeri.

Pembengkakan

tergantung

payudara

nyerinya.

dari

dapat mengurangi
tingkat

Perubahan dalam kecepatan


pernafasan,denyut
atau tekanan darah.

atau

Aktivitas keperawatan:
Pengkajian:

jantung 1. Gunakan

laporan

dari pasien sendiri


sebagai
utama

pilihan
untuk

mengumpulkan
informasi
pengkajian.
2. Minta pasien untuk
menilai
nyeri/ketidaknyama

nan pada skala 0-10


3. Gunakan
lembar
alur

nyeri

untyk

memantau
pengurangan

nyeri

dari analgesik dan


kemungkinan

efek

sampingnya.
4. Kaji
dampak
agama,budaya,kepe
rcayaan

dan

lingkungan
terhdapa nyeri dan
respon pasien.
Pendidikan

untuk

pasien dan keluarga:


5. Instruksikan pasien
untuk
menginformasikan
kepada perawat jika
pengurang

nyeri

tidak dapat dicapai.


6. Informasikan pada
pasien

tentang

prosedur

yang

dapat
meningkatkan nyeri
dan

tawarkan

secara koping.
Aktivitas kolaboratif:
7. Kelola
pascaoperasi

nyeri
awal

dengan

peberian

obat

yang

terjadwal.
8. Laporkan

kepada

dokter jika tindakan


tidak berhasil atau
jika keluhan saat ini
merupakan
perubahan

yang

bermakna

dari

pengalaman

nyeri

pasien dimasa lalu.


Aktivitas lain:
9. Banu pasien untuk
lebih berfokus pada
aktivitas dari pada
nyeri/ketidaknyama
nan

dengan

melakukan
pengalihan
tv,radio

tape

kunjungan.
10. Libatkan
dalam

melalui
dan

pasien

modalitas

pengurangan nyeri.
2

Kekurangan

Setelah dilakukan tindakan

Peningkatan

volume cairan b/d selama 2x24 jam volume

ketidakseimbangan

perdarahan

cairan dapat teratasi dengan

cairan dan mencegah

postpartum

indicator:

komplikasi akibat dari

NOC

Scor

kadar volume cairan .

o
1

Ketidakseimban

e
5

Aktifitas keperawatan:

gan

elektrolit

dan

Pengkajian:

asam

basa.
2

tidak memiliki

1. Pantau
5

konsentrasi

frekuensi

urien yang
3

berlebihan.
Tidak memilki

kehilangan cairan
2. Observasi
5

haus yang tidak


4

normal
Memiliki asupan
dan haluan yang

warna,jumlah,dan

khususnya terhadap
kehilangan

cairan

yang

tinggi

elektrolit.
3. Pantau perdarahan

dapat dicapai

(mis.periksa semua

dalam 2x24jam

sekresi dari adanya


darah

nyata

samar).
4. Tunjau

dan
ulang

elektrolit,terutama
natrium,klorida dan
kreatin.
5. Kaji adanya vertigo
atau
postural.
6. Kaji

hipotensi
orientasi

terhadap
orang,tempat

dan

waktu.
Pendidikan

untuk

keluarga dan pasien:


Anjurka pasien untuk
menginformasikan
perawat bila haus.
Aktifitas kolaborasi:

7. Laporkan dan catat


haluaran

kurang

dari ml.
8. Laporkan
abnormalitas
elektrolit
9. Atur
ketersediaan
produk darah untuk
tranfusi bila perlu.
10. Berikan terapi IV
Aktifitas lain:
11.

Bersihkan mulut

secara teratur
12. Pastikan bahwa
pasien

terhidrasi

dengan

baik

sebelum dioperasi.
3

Gangguan tidur

Setelah

b/d Kenyamanan

selama 2x24 jam gangguan 1. Tentukan


efek
pola tidur dapat teratasi
samping pengobatan
dengan indicator:
pada
pola
tidur

postpartum,
Proses persalinan
yang lemah,

Merawat bayi

o
1.

dilakukan

NOC

tindakan Aktivitas keperawatan

Scor
e

Perasaan fisik

2. Jelaskan

pentingnya

dan psikologi

tidur

yang nyaman

saat sakit

Tingkat dan

pola tidur
untuk

3. Diskusikan

adekuat

dengan

dokter

tentang

peninjauan

kembali

mempengaruhi

fisik dan
mental
Meunjukan

yang

pengobatan

pemulihan

pasien

jika
pola

tidur
5

4. Hindari

suara

keras

kesejahteraan

dan

penggunaan

fisik dan

lampu

saat

psikologi
Batasan karakteristik:

malam
5. Cari teman sekamar

Ds :

yang

cocok

o Ketidakpuasan tidur

pasien

o Bangun lebih awal

memungkinkan.

o Keluhan

tidur

untuk
jika

verbal

tentang 6. Berikan tidur siang


kesulitan untuk tidur
jika diperlukan untuk
o Keluhan
verbal
tetang
memenuhi kebutuhan
perasaan

tidak

dapat

beristirahat dengan baik


Do :

tidur
7. Kelompokkan
aktivitas

perawatan

o Insomnia dini hari

untuk meminimalkan

o Insomnia pada saat tidur

tindakan yang dapat

o Bangun 3 ali atau lebih di

membangunkan
pasien.

malam hari
o Penurunan

kemampuan

berfungsi
4

Ansietas
faktor
faktor

b/d Setelah

tindakan Aktivitas keperawatan

fisiologis, selama 2x24 jam ansietas 1. pantau tanda


biologis dapat
teratasi
dengan
gejala ansietas

(hipertiroid),
stres,

dilakukan

Ancaman

kematian.

indicator:
N
o
1.

NOC

Scor
e

Ansietas

berkurang
2

Meneruskan
aktivitas yang
dibutuhkan
meskipun ada

2. pantau ekspresi tidak


ada

harapan

dan

tidak berdaya
3. berikan

dan

informasi

tentang penyakit dan


prognosis penyakit
4. berikan
jawaban

kejujuran
atas

kecemasan
Mengidentivik

pertanyaan langsung
5

asi area
kontrol pribadi
Batasan karakteristik:
Ds :

dari pasien
5. dukung

kebutuhan

spiritual dari pasien


6. dengarkan

dengan

o Mengatakan takut

penuh

o insomnia

harapan dari pasien

Do :
o cemas
o marah
o gelisah
o khawatir
o kelelahan
o kelemahan
o diare

harapan

7. berikan kenyamanan
fisik dan keamanan.
8. Gunakan
keterampilan
komunikasi teraupetik
untuk

membangun

bina hubungan saling


percaya.

o mudah lupa
5

Kesiapan

untuk

menjadi keluarga
b/d

kurangnya

pengetahuan
dalam
bayi

merawat

konvusi
Setelah dilakukan tindakan
selama 1x24 jam gangguan
Proses keluarga dapat
teratasi ditandai dengan:
Peningkatan integritas
keluarga yang dibuktikan
dengan indicator :
N NOC
Score
o
1. Peningkat 5
an
terhadap
keakraban
2 Keutuhan
5
keluarga
Mempertahankan proses
keluarga : Peningkatan
terhadap keakraban dan
keutuhan keluarga

Aktivitas Keperawatan
1. Peningkatan
integritas keluarga:
-Tentukan perasaan
bersalah keluarga.
-Tentukan jenis
hubungan keluarga.
-Pantau hubungan
keluarga saat ini.
-Tentukan gangguan
dalam jenis proses
keluarga.
-Identifikasi prioritas
konflik di antara
anggota keluarga.
2. Ajari keterampilan
merawat pasien yang
diperlukan oleh
keluarga.

Batasan Krakteristik
DS:

Aktivitas Kolaboratif
3. Rujuk untuk terapi
keluarga, sesuai

Perubahan dalam
kepuasan terhadap keluarga
DO :

Defisit perawatan
diri:
Mandi/Kebersihan
diri,
makan,
toileting
b/d
Kelelahan
postpartum

Perubahan dalam tugas


yang telah ditetapkan
Perubahan ketersediaan
untuk menunjukkan
respon kasih sayang
Perubahan dalam
ketersediaan untuk
dukungan emosi
Perubahan dalam pola
komunikasi.
Perubahan dalam
keefektifan dalam
menyelesaikan tugas yg
diemban
Perubahan dalan ekspresi
konflik di dalam keluarga
Perubahan dalam
keintiman
Perubahan dalam
dukungan
Perubahan dalam keluhan
somatic

Setelah

dilakukan

dengan indikasi.
Aktivitas lain:
4 Berikan privasi
untuk keluarga .
5 Fasilitasi
komunikasi terbuka
diantara angggota
keluarga.
6 Diskusikan dengan
anggota keluarga
tentang tambahan
keterampilan koping
yang digunakannya.
7 Bantu keluarga
menyelesaikan
konflik

tindakan Memberi asupan nutisi

selama 2x24 jam perawatan untuk


diri dapat teratasi dengan tidak
indicator:
N
o
1.

NOC

mampu

yang
makan

sendiri.
Scor
e

Kemampuan

pasien

Aktivitas keperawatan:
Pengkajian:

untuk
1. Kaji

menyiapkan

menggunakan

dan

bantu.
2. Kaji

memakan
makanan.
2

pasien

kemampuan

kekuatan
5

alat

tingkat
dan

toleransi terhadapa

mampu untuk

ktivitas.
3. Kaji
peningkatan

makan secara
3

mandiri.
mengungkapk
an
kemampuan
makan
dengan
sendirinya.

atau
5

penurunan

untuk

makan

sendiri.
4. Kaji

defisit

sensori,kognitif,atau
fisik

yang

dapat

menyulitkan pasien.
5. Kaji
kemampuan
unguk

mengunyah

dan

mwnwlan

makanan.
6. Kaji
keadekuatan
asupan nutisi.
Pendidikan

untuk

pasien dan keluarga:


7. Tunjukkan
penggunaan

alat

bantu dan aktivitas


yang adatif.
8. Ajarkan

pasien

mengunakan
metode
untuk

alternatif
makan

dan

minum.
Aktivitas kolaboratif:
9. Rujuk

pasien

keluarga

dan
pada

layanan sosial untuk


mendapatkan
pertolongan

kesehatan dirumah.
10. Gunakan terapi
fisik

dan

okupasi

sebagai

sumber

dalam perencanaan
aktivitas perawatan
pasien.
Aktivitas lain:
11.

Hindari

penggunaan
peralatan

makan

yang tajam.
12. Periksa makanan
dipipi pasien.
13. Sediakan
makanan

dalam

porsi kecil.
14. Dukung
pencapaian pasien.
7

ketidakseimbanga

Setelah

dilakukan

n nutrisi: kurang selama

2x24

dari

kebutuhan Ketidakseimbangan

b/d

Kurangnya dapat

pegetahuan

jam 1. Tentukan
nutisi
pasien
dengan

indicator:

tentang

kebutuhan nutrisi

o
1.

postpartum

teratasi

tindakan Aktivitas keperawatan

NOC

Scor
5

status gizi :

mengubah kebiasaan

2. Ketahui

makanan

kesukaan pasien
3. Pantau

kandungan

Asupan

nutrisi

makanan,

pada catatan asupan

cairan, zat

Meminta

dan

kalori

4. Ajarkan pasien untuk

gizi.
2

untuk

makan
e

Menunjukan

motivasi

makan yang bergizi


5

namun tidak mahal

informasi

5. Rujuk

pada

dokter

yang

untuk

dibutuhkan

penyebab perubahan

tentang

nutrisi

nutrisi
Mempertahan
kan berat
badan

menentukan

6. Dukung

anggota

keluarga
membawa

untuk
makanan

kesukaan pasien
7. Ciptakan
yang

lingkungan

menyenagkan

untuk makan.

XVII.

IMPLEMENTASI
Sesuai rencana intervensi

XVIII.

EVALUASI
Sesuai dengan respon masing-masing klien terhadap intervensi
keperawatan yang diberikan dihubungkan dengan tujuan intervensi
dan kriteria evaluasi.

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu.
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak plasenta lahir,
dengan

menghindarkan

adanya

kemungkinan-kemungkinan

perdarahan setelah melahirkan dan infeksi. Bila ada luka robek pada
jalan lahir atau luka bekas guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan
dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya.
Tahap masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu : Puerperium dini,
puerperium intermedial, remote puerperium.

Dibutuhkan asuhan keperawatan untuk menangani masalah masa


nifas ini sehingga pada saat kelahiran bayi bisa berjalan dengan
lancar

dan

ibu

melahirkan

dengan

selamat

sehingga

bisa

menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi baru lahir.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia


Doengoes, E marlyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta : EGC
M. wilkinson, judith. 2006. Buku Saku diagnosa keperawatan dengan
intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
Monica Ester. 2010. Diagnosis keperawatan NANDA Internasional. Jakarta :
EGC
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC,
Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Prawiroharjo. S (1992), Ilmu Kebidanan, Jakarta.Yayasan Bina Pustaka.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.

You might also like