You are on page 1of 4

1.

Pengertian
a. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami/beresiko
mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri (Carpemito, 2007).
b. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan
ideal diri (Stuart dan Sundeen, 2007).
c. Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negative terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan
(Dalami dkk, 2009).
d. Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif dan bila tidak
dapat diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis (Suliswati, 2005).
e. Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang
terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya
korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk,
2009)
f. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif mengenai
diri dalam berespons terhadap suatu kejadian seperti kehilangan dan perubahan
(Carpenito, 2000). Meskipun harga diri rendah situasional merupakan suatu
keadaan episodik, kekambuhan berulang dan/atau penghargaan diri negatif
berkelanjutan dapat menyebabkan harga diri rendah kronis. (Willard, A.,
1991;personal communication). Pengembangan dari persepsi negatif terhadap
nilai diri yang berespon terhadap situasi saat ini (NANDA, 2009-2011).
2. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang

mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan


ideal diri yang tidak realistik.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik peran seks,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur
sosial.
3. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus terjadinya HDR situasional dapat ditimbulkan dari sumber internal
dan eksternal, yaitu:
1. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan peran atau posisi yang diharapkan di mana
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu transisi
peran perkembangan, transisi peran situasi, dan transisi peran sehat-sakit.
4. Tanda Dan Gejala
Menurut NANDA, 2009-2011
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Tidak bisa mengevaluasi diri ketika menghadapi masalah.


Tidak bisa mengevaluasi diri ketika menghadapi situasi
Adanya ekspresi tidak berdaya
Adanya ekspresi tidak berguna
Adanya keragu-raguan
Adanya perilaku nonasertif
Sering merendahkan diri sendiri

Sedangkan menurut Carpenito, tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien
dengan harga diri rendah situasional :
a. Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif yang sebelumnya
memiliki evaluasi diri positif
b. Pengungkapan diri negatif mengenai diri
c. ekspresi malu atau rasa bersalah
harga diri yang rendah disertai harapan yang suram sehingga mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupan. Harga diri rendah juga dapat menyebabkan

depresi, kehidupan yang tidak bahagia dan tidak ada usaha untuk mencapai
tujuan dan keinginan karena takut gagal dan tidak siap menerima respon
negatif dari orang lain
5. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien,
dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah, adanya
keluarga dan lingkungan terdekat klien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan penilaian negative setiap kali
bertemu dengan klien.
c. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini.
d. Menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan klien.
e. Perlihatkan respons yang positif dan menjadi pendengar yang aktif.
f. Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan
dengan cara mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari.
g. Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat dilakukan secara mandiri,
mana aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan aktivitas
apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat
klien.
h. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien. Susun
bersama klien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
i. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan dengan cara
memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.
j. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperhatikan
klien.
k. Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya yaitu
memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
l. Beri pujian atas aktivitas/ kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari.
m. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktifitas.
n. Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga.

o. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan


kegiatan.
p. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan klien.

Daftar Pustaka
Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan
1999)
Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing, 3/E. (A.
Y. S. Hamid, Penerjemah). St. Louis: Mosby Year Book, Inc. (Sumber asli
diterbitkan 1995)

You might also like