You are on page 1of 5

1. Pada suatu daerahterdapat angka kelahiran 400 bayi pada tahun 2014.

Jumlah kematian bayi selama tahun 2014 adalah 50 bayi, 25 diantaranya


meninggal sebelum 28 hari. Infant mortality rate pada daerah tersebut
adalah.
a. (50/400) x 1000
b. (25/400) x 1000
c. (25/50) x 1000
d. (28/50) x 1000
e. (28/400) x 1000
Jawaban : A
Pembahasan :
Infant mortality rate :
Jumlah bayi mati umur <1
tahun
Jumlah bayi yang lahir hidup

1000

2. Terdapat kasus gizi buruk di sebuah Puskesmas tempat anda bekerja. Sebagai
kepala puskesmas anda ingin melakukan penyuluhan untuk mengurangi
munculnya kembali kasus tersebut. Kepada siapa sasaran penyuluhan primer
dilakukan ?
a. Ibu yang memiliki balita
b. Ibu dengan balita gizi buruk
c. Ibu yang tidak memiliki KMS
d. Ibu yang tidak berkunjung ke Posyandu
e. Ibu yang tidak memiliki balita
Jawaban : A
Pembahasan :
Kegiatan preventif medicine pada puskesmas khususnya masalah gizi dapat
dibagi menjadi 3 tindakan pencegahan yang komprehensif.

Primer prevention terdiri dari promosi kesehatan dan perlindungan spesifik


terhadap orang maupun lingkungannya. Penerapan pencegahan primer pada
program kesehatan masyarakat di puskesmas dapat dilihat melalui program
PKM (Pendidikan Kesehatan Masyarakat), program P2M (Pemberantasan
Penyakit Menular) dilakukan melalui kegiatan imunisasi dan pemberantasan
vector.
Secondary prevention berupa early diagnoses and prompt treatment
Tertier prevention melalui program rehabilitasi untuk mengurangi
ketidakmampuan dan meningkatkan efisiensi hidup pasien.

3. Pada desa A dilaporkan kejadian penyakit kaki gajah yang belum bias diatasi
dengan tuntas dan terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang tidak
tinggi, kejadian seperti ini dikenal dengan istilah
a. Sporadic
b. Pandemic
c. Klaster
d. Endemic
e. Epidemic
Jawaban : D
Pembahasan :
Periodisitas berjangkitnya penyakit antara lain :

Epidemic ditandai dengan berjangkitnya suatu penyakit pada


sekelompok orang di masyarakat dengan jenis penyakit, waktu, dan
sumber yang sama di luar kejadian yang biasa (kejadian luar biasa)

Endemic keadaan berjangkitnya prevalensi suatu jenis penyakit


yang terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang rendah di
suatu tempat

Sporadic ditandai dengan jenis penyakit yang tersebar merata


pada tempat dan waktu yang tidak sama, pada suatu saat dapat
terjadi epidemic

Pandemic jenis penyakit yang berjangkit dalam waktu cepat dan


terjadi bersamaan di berbagai tempat di seluruh dunia

Klaster jenis penyakit menular yang diderita oleh satu orang atau
lebih, ditularkan dengan cepat ke orang yang sehat melalui
hubungan darah atau kontak intim

4. Pernyataan di bawah ini merupakan usaha promotif dan preventif dalam


kesehatan kerja, kecuali
a. Melindungi para pekerja dari segala resiko akibat pekerjaan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan
b. Memperbaiki kesehatan masing-masing pekerja untuk meningkatkan
produktivitas
c. Adaptasi pekerjaan kepada orang dan setiap orang pada pekerjaannya
d. Menempatkan dan menjaga lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan
fisiologis dan psikologis
e. Mencegah para pekerja mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi kerja mereka
Jawaban : B
Pembahasan :
Yang dapat diartikan kesehatan kerja sebagai suatu usaha promotif dan
preventif yang bertujuan :

Mencegah para pekerja mengalami gangguan kesehatan yang


disebabkan oleh kondisi kerja mereka

Melindungi para pekerja dari segala resiko akibat pekerjaan yang


dapat menimbulkan gangguan kesehatan

Menempatkan dan menjaga lingkungan kerja yang memenuhi


persyaratan fisiologis dan psikologis

Adaptasi pekerjaan kepada orang dan setiap orang pada


pekerjaannya

5. Banyak kontroversi mengenai peningkatan tumor otak dengan penggunaan


telepon seluler. Studi observasional dilakukan dengan 20 pasien glioblastoma
dan 20 pasien sehat. Kedua kelompok diwawancarai mengenai pemakaian
telepon seluler di masa lampau. Apakah metode pengukuran yang sesuai ?
a. Odds ratio
b. Case-control

c. Cohort
d. Resiko relative
e. Resiko prevalensi
Jawaban : A
Pembahasan :
Jenis penelitian yang dipakai pada kasus ini adalah studi kasus control karena
peneliti mencari variable bebasnya (pemakaian telpon seluler). Dengan
demikian, metode oengukuran yang sesuai adalah odds ratio. Odds ratio
adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek
dengan peluang tidak terjadinya efek. Jadi menunjukkan berapa besar peran
factor resiko yang diteliti terhadap terjadinya penyakit (efek).
6. Seorang dokter PKM melakukan penelitian terhadap 5 penyakit menular di
sebuah kabupaten di Indonesia. Dan beberapa hasil berupa kurva epidemic
berbentuk Continous common source epidemic. Penyakit yang sesuai
dengan kurva tersebut adalah..
a. Kolera karena sumber air tercemar
b. DBD karena air tergenang
c. Tuberculosis karena resistensi OAT
d. Polio karena kegagalan imunisasi
e. Flu burung karena unggas belum divaksinasi
Jawaban : A
Pembahasan :
Continous common source epidemic merupakan kurva yang tampak bahwa
mula-mula terjadi secara eksplosif kemudian diikuti penurunan yang lambat
sehingga membentuk kurva yang miring ke kanan. Kurva seperti ini biasanya
didapatkan pada kasus epidemic yang mendadak dalam waktu singkat
sebagai akibat pemajanan bersama oleh agen penyebab penyakit atau yang
biasa disebut point epidemic. Epidemic sumber umum ini biasanya hanya
meliputi satu masa tunas dan penyebarannya terbatas pada orang, waktu,
dan tempat tertentu. Misal, keracunan makanan atau minuman yang
terkontaminasi mikroorganisme pathogen.
7. Di suatu Puskesmas, ISPA selalu menduduki peringkat pertama dari sepuluh
penyakit terbanyak. Kepala puskesmas ingin melakukan intervensi, tetapi

sebelumnya ingin mengetahui gambaran distribusi dari penyakit ISPA. Design


penelitian yang dipakai adalah..
a. Deskriptif
b. Deskriptif-analitik
c. Analitik
d. Eksperimental
e. Observasional
Jawaban : A
Pembahasan :
Berdasarkan ada atau tidaknya analisis hubungan antar variable, maka
penelitian dibagi menjadi penelitian deskriptif dan penelitian analitik.
Penelitian deskriptif bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena
yang ditemukan baik yang berupa factor resiko maupun efek atau hasil. Data
hasil penelitian disajikan apa adanya, peneliti tidak menganalisis mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi, sehingga tidak diperlukan hipotesis.
Penelitian analitik berupaya mencari hubungan antara variable. Pada
penelitian ini dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul, oleh
karena itu pada penelitian analitik perlu dibuat hipotesis dan dalam hasil
harus ada uji hipotesis.
Pada kasus ini, penelitian hanya bertujuan untuk mengetahui gambaran
distribusi penyakit ISP, sehingga yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

You might also like