You are on page 1of 51

BAB I

PENYELIDIKAN SEMEN
1.1 UJI BERAT JENIS SEMEN
Tujuan:
Menentukan berat jenis semen.
Alat dan Bahan:
1. Timbangan analisa 260 gr.
2. Labu takar 500 cc.
3. Corong.
4. Cawan alumunium.
5. Semen tipe 1 dan minyak tanah
Prosedur Pengujian:
Dalam pengujian berat jenis semen dilakukan beberapa langkah kerja
sebagai berikut:
1. Menimbang semen type 1 sebanyak 260 gr.
2. Memasukkan semen kedalam labu takar.
3. Mengisi minyak tanah ke dalam labu

sampai

full

(500 cc)
4. Menimbang berat semen, minyak tanah, dan labu.
5. Memisahkan antara semen dan minyak.
6. Timbang kembali berat labu takar, dan minyak tanah

1
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Hasil Analisa:
Percobaan
Berat Semen (W1)

1(gr)
130

Berat Semen + Minyak + Labu

349,7

Takar (W2)
Berat Labu Takar + Minyak

256

(W3)
Bi=0,8*W1/(W1+W3-W2)

2,87

Kesimpulan
Berat jenis semen rata-rata adalah 2,87 gr/cm3
Gambar

2
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

1.2 UJI BERAT VOLUME SEMEN


Tujuan:
Menentukan berat volume semen baik dalam keadaan lepas maupun
padat.
Alat dan Bahan:
1. Timbangan.
2. Takaran silinder.
3. Alat perojok.
4. Semen tipe 1
Prosedur Pengujian:
Dalam pengujian berat volume semen dilakukan beberapa langkah
kerja sebagai berikut:
o Tanpa Rojokan
1. Menimbang alat takaran silinder (W1).
2. Memasukkan semen tipe 1 pada takaran silinder
sampai penuh.
3. Ratakan silinder yang sudah terisi penuh.
4. Menimbang alat takar yang berisi semen.
o Dengan Rojokan
1. Menimbang alat takaran silinder (W1).
2. Silinder diisi semen 1/3 bagian dan dirojok sampai 25
kali, ulangi hingga silinder terisi penuh.
3. Ratakan silinder yang sudah terisi penuh.
4. Menimbang alat takar yang terisi semen.

3
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Hasil percobaan:
Dengan

Tanpa

Rojokan (gr)

Rojokan (gr)

Berat Silinder (W1)

155,4

155,4

Berat silinder + Semen (W2)

1096

1103

Berat semen (W2-W1)

940,6

947,6

Volume silinder (V)

1000

1000

0,9406

0,9476

Percobaan

Berat Volume = (W2-W1)/V


(gr/cm3)

Kesimpulan
Berat volume rata-rata adalah 0,9441 gr/cm3
Gambar

4
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

1.3 UJI KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND


Tujuan
Mengetahui jumlah kadar air untuk mencapai kondisi yang standart.
Alat dan Bahan
1. Seperangkat alat vicat.
2. Timbangan analisa 2600 gr.
3. Pengukur waktu.
4. Gelas ukur 100 cc.
5. Tempat pengaduk.
6. Alat pengaduk / spatula.
7. Semen portland type 1.
8. Air bersih.
Prosedur Pelaksanaan
1. Memasukkan air kedalam gelas ukur sebanyak 80 cc, 79 cc, 78
cc, lalu memasukkannya pada tempat pengadukan.
2. Menimbang semen sebanyak 250 gr, lalu memasukannya ke
dalam tempat pengaduk dan diaduk selama 3 menit sampai airnya
merata.
3. Menaruh konikel di atas kaca dengan diameter besar di bagian
atas dan memasukkan bola pasta ke dalam konikel.
4. Setelah bola pasta memenuhi rongga-rongga konikel ratakan
dengan solet/spatula, lalu tutup dengan kaca satunya

dan

kemudian dibalik serta kaca yang berada dia atas diambil.


5. Menghaluskan permukaan dengan solet atau spatula lalu
menaruhnya di bawah jarum dengan diameter 10 mm dan
tempelkan ujung jarum ditengah permukaan.
6. Menjatuhakan jarum alat vicat setiap 10 menit sekali , lalu catat
berapa angka keker.

5
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Data Hasil Percobaan


Percobaan Nomor
Berat semen
(gram)
Berat air
(ml)
Penurunan
(mm)
Konsistensi
(%)

I
250
70
4
28

II
250
90
12
36

III
250
86,36
10
34,54

Kesimpulan
Jadi batas konsistensi normal semen tersebut adalah 34,54 %
dikarenakan penurunannya mencapai 10 mm.

KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND


100
90
80
Berat Air (ml)

70
60
50
3

10 11 12 13

Penurunan (mm)

Gambar

6
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

1.4 UJI WAKTU MENGIKAT DAN MENGERAS SEMEN


Tujuan
Mengetahui waktu pengikatan awal dan akhir pada semen portland.
Alat dan Bahan
1. Alat vicat.
2. Timbangan analisa 2600 gr.
3. Stopwach.
4. Gelas ukur 100 ml.
5. Tempat pengaduk.
6. Solet perata.
7. Semen portland.
8. Air.
Prosedur Pengujian.
1. Menakar air 80 ml lalu memasukkannya ke dalam tempat
pengaduk.
2. Menimbang semen portland sebanyak 250 gr, memasukkannya
kedalam tempat pengaduk dan mengaduknya sampai rata. Lalu
membentuk seperti bola pasta.
3. Menaruhnya kedalam konikel di atas kaca dengan mengetokketok alasnya.
4. Kemudian, meratakan pasta dengan solet. Lalu menaruhnya
dibawah jarum.
5. Menjatuhkan alat vidcat setiap 10 menit sekali lalu catat
penurunnya.
6. Membuat grafik penurunan.

7
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Data Hasil Percobaan


Nomor

Waktu Penurunan (menit)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130

Penurunan
(mm)
50
44
42
40
38
36
34
30
28
26
24
22
20
18
16
15
14
14
10
6
5
4.5
3
2
1.5
1.25
1

WAKTU PENGIKATAN DAN PENGERASAN


Penurunan (mm)
Waktu Penurunan (menit)

Gambar

8
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

BAB II
PENYELIDIKAN PASIR
2.1 UJI ANALISA SARINGAN
Tujuan:
Menentukan distribusi ukuran butiran/gradasi pasir.
Alat dan Bahan:
9
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

1. Timbangan.
2. Satu set ayakan dari ukuran 3-ukuran PAN.
3. Pasir 500 gr.
Prosedur Pengujian
1. Menyiapkan pasir SSD dan satu set ayakan 3-PAN.
2. Mengayak pasir.
3. Hitung berat pasir pada setiap nomor ayakan.
4. Hitung hasil pada setiap satuan persen dan buat grafik.
Hasil Pengujian:
Lubang ayakan
No.
mm
3/8
9,5
4
4,76
8
2,38
16
1,1
30
0,59
100
0,149
PAN
0,000

Pasir yang tertinggal


Gram
%
0
0
1,5
0,15
2,00
0,2
7,10
0,71
535,4
53,54
454
454
0
0

E%
0
0,15
0,35
1,06
54,6
100
0

Gambar

10
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

2.2 UJI KELEMBABAN PASIR


11
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Tujuan
Untuk mengetahui / menentukan kelembaban pasir dengan cara
kering.
Alat dan Bahan
1. Timbangan analisa 2600 gr.
2. Oven.
3. Pan.
4. Pasir asli.
Prosedur Pelaksanaan
1. Menimbang pasir sebanyak 250 gr.
2. Memasukan pasir ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur 110-115C.
3. Mengeluarkan pasir dari oven, diamkan sampai dingin setelah itu
menimbangnya.
Data Hasil percobaan
Percobaan Nomor
Berat Pasir Asli (W1)
Berat Pasir Oven (W2)
Kelembaban Pasir (W1-W2)/W2 x 100%

1 (gr)
500
482,7
3,46 %

Kesimpulan.
Dari percobaaan di atas dapat diperoleh data bahwa kelembaban
pasir adalah 3,46 %

Gambar

12
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

13
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

2.3 UJI BERAT JENIS PASIR


Tujuan
Untuk mengetahui berapa berat jenis yang dimiliki agregat halus
dalam hal ini adalah berat jenis pasir.
Alat dan Bahan
1. Labu takar 500 cc.
2. Timbangan 2600 gr.
3. Oven.
4. Pan.
5. Kerucut / cawan.
6. Rojokan.
7. Pasir.
Prosedur Pelaksanaan
1. Merendam pasir selama 24 jam selanjutnya di angkat dan diriskan
hingga airnya menghilang.
2. Mengeringkan pasir dengan dibolak-balik sampai menjadi
keadaan SSD.
3. Menempatkan kerucut / cawan pada tempat yang tidak meresap
air.
4. Mengisi kerucut / cawan 1/3 tingginya, rojok sampai 8 kali,
tambahkan 1/3 lagi kemudian dirojok 8 kali, lalu tambahkan 1/3
lagi ulangi rojokan smpai 8 kali.
5. Meratakan permukaannnya dan angkat bila pasir masih dalam
bentuk sesuai cawan / kerucut namun ada sedikit yang gugur
maka pasir sudah dalam kondisi SSD.
6. Menimbang labu takar 500 cc.
7. Menimbang pasir SSD sebanyak 250 gr dan masukkan ke dalam
labu takar.
8. Mengisi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga
penuh.
9. Mengaduk labu takar yang berisi air dan pasir hingga gelembunggelembung udara yang ada di pasir menghilang.
10. Menimbang labu takar yang berisi pasir dan air yang gelembung
udaranya sudah menghilang.
Data Hasil Percobaan
Percobaan Nomor
Berat labu + pasir + Air (W1)
Berat pasir SSD

1(gr)
1232
500

14
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Berat labu + air (W2)


Berat jenis pasir 250/(250+w2)-w1

915
2,73

Kesimpulan
Dari percobaan di atas diperoleh berat jenis pasir adalah 2,73 gr/cm3
Gambar

2.4 UJI AIR RESAPAN PADA PASIR


Tujuan
Menentukan kadar air resapan pada pasir.
Alat dan Bahan
1. Timbangan 2600 gr.
2. Oven.
3. Pan.
4. Pasir SSD
Prosedur pelaksanaan
1. Menimbang pasir SSD sebanyak 250 gr.
2. Memasukkan pasir kedalam oven selama 24 jam.
3. Mengeluarkan pasir dan menimbangnya setelah pasir dingin.
Data Hasil Percobaan
Percobaan Nomor
Berat pasir SSD

1 (gr)
250

15
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Berat pasir SSD setelah dioven (W1)


Kadar air resapan ((250- W1)/W1) x 100 %

242
3,31%

Kesimpulan
Jadi kadar air resapannya adalah 3,31%
Gambar

2.5 UJI BERAT VOLUME PASIR


Tujuan
Menentukan berat jebnis pasir baik dalam keadaan lepas ataupun
terikat / padat.
Alat dan Bahan
1. Timbangan 2600 gr.
2. Takaran berbentuk silinder.
3. Alat perojok.
4. Pasir
Prosedur pelaksanaan
o Tanpa Perojok
1. Menimbang alat takaran silinder (W1).
2. Memasukkan pasir pada takaran silinder sampai penuh.
3. Ratakan silinder yang sudah terisi penuh.
4. Menimbang alat takar yang berisi pasir.
o Dengan Perojok
1. Menimbang alat takaran silinder (W1).
16
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

2. Silinder diisi pasir 1/3 bagian dan dirojok sampai 25 kali,


ulangi hingga silinder terisi penuh.
3. Ratakan silinder yang sudah terisi penuh.
4. Menimbang alat takar yang terisi pasir.
Hasil percobaan:
Percobaan
Berat Silinder (W1)
Berat silinder + Pasir (W2)
Berat Pasir (W2-W1)
Volume silinder (V)
Berat Volume =(W2-W1)/V

Dengan

Tanpa

Rojokan (gr)
305,4

Rojokan (gr)
305,4

1932

1772

1626,6

1466,6

1000

1000

1,6266

1,4666

(gr/cm3)
Kesimpulan
Berat volume rata-rata adalah 1,5466gr/cm3
Gambar

17
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

2.6 UJI KEBERSIHAN PASIR TERHADAP BAHAN ORGANIK


Tujuan
Untuk menentukan kadar zat organik dalam agregat yang digunakan
dalam adukan beton.
Alat dan Bahan
1. Botol bening.
2. Penggaris.
3. Pasir asli.
4. NaOH.
Prosedur Pelaksanaan
1. Mengisi botol bening dengan pasir 130 ml.
2. Menambahkan larutan NaOH 3%sampai 200 ml dan tutup rapat,
kocok 10 menit.
3. Diamkan selama 24 jam.
4. Selanjutnya, mengamati warna cairan si atas permukaan agregat
halus yang ada di dalam botol, bandingkan warnanya.
5. Jika warna cairan di dalam botol agregat lebih tua (coklat)
warnanya dari pembanding berarti dalm agregat berkadar orgsnic
terlalu tinggi.
Data Hasil Percobaan
Percobaan
Volume Pasir (cc)
Larutan NaOH (cc)

1
200 cc
100 cc

Warna yang Timbul

Coklat Muda

Kesimpulan
Warna yang ditimbulkan adalah coklat muda, berarti bahan organik
yang terkandung dalm pasir tersebut cukup banyak.
Gambar

18
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

19
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

2.7 UJI KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR


(PENGENDAPAN)
Tujuan
Menentukan banyaknya kadar lumpur dalam pasir.
Alat dan Bahan
1. Botol bening.
2. Penggaris.
3. Pasir.
4. Air.
Prosedur Pelaksanaan
1. Botol bening diisi pasir dengan tinggi 6 cm.
2. Isikan air kedalam botol hingga hampir penuh dan tutup rapat
kemudian kocok.
3. Diamkan selama 24 jam.
4. Endapan lumpur dan pasir masing-masing di ukur tingginya.
Data Hasil percobaan
Percobaan
Berat Pasir Kering (W1)
Berat Pasir Bersih Kering
(W2)
Kadar Lumpur = (W1-W2)/W1 x
100%

I
250

II
500

245

475

2%

5%

Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengujian yang telah didapatkan, maka:
Nilai kadar lumpur pada percobaan 1 : 2%
Nilai kadar lumpur pada percobaan 2 : 5%
Sehingga pasir dapat dipakai sebagai bahan campuran pembuat beton.
Gambar

20
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

21
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

2.8 UJI KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR


Tujuan
Mengetahui kadar lumpur pasir.

Alat dan Bahan


1. Timbangan analisa 2600 gr.
2. Saringan No. 200 dan No. 100.
3. Oven dan Pan.
4. Pasir kering oven.
5. Air.

Prosedur Pelaksanaan
1. Menimbang pasir sebanyak 250 gr.
2. Mencuci pasir hingga bersih dengan mengaduk pasir
3. dengan air berulang kali hingga tampak bening.
4. Tuangkan air cucian kedalam saringan no.200 berkali-kali.
5. Pasir yang ikut tertuang dan tinggaal diatas saringan
kembalikan ke pan.
6. Pasir di oven dengan suhu 110+5 C
7. Menimbang pasir kering.

Data Hasil Percobaan


Percobaan
Berat pasir kering (W1)
Berat pasir bersih kering (W2)
Kadar lumpur =(W1-W2)/W1 x 100 %

I
250
245
2

Kesimpulan
Jadi kadar lumpur yang terdapat dalam pasir yang diuji adalah 2%.

Gambar

22
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

23
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

BAB III
PENYELIDIKAN BATU PECAH
3.1 UJI KELEMBABAN BATU PECAH
Tujuan
Untuk mengetahui / menentukan lelembaban batu pecah (agregat
kasar) yang akan digunakan untuk campuran beton.
Alat dan Bahan
1. Timbangan analisa 2600 gr.
2. Oven.
3. Pan.
4. Batu pecah dalam kondisi asli.
Prosedur Pelaksanaan
1. Menimbang batu pecah sebanyak 500 gr.
2. Memasukkan batu pecah ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur 110-115 C.
3. Mengeluarkan batu pecah dari oven, biarkan dingin lalu timbang
beratnya.
Data Hasil Percobaan.
Percobaan
Batu Pecah Asli (W1)
Batu Pecah Oven (W2)
Kelembaban Batu Pecah (W1-W2) / W2 x

I
500
483
3,52%

100 %
Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas dapat diperoleh bahwa kelembaban
batu pecahnya adalah 3,52 %.
Gambar

24
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

25
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

3.2 UJI BERAT JENIS BATU PECAH


Tujuan
Untuk menegetahui berapa berat jenis suatu agregat kasar dalam hal
ini adlah batu pecah.
Alat dan Bahan
1. Timbangan 25 kg.
2. Keranjang kawat.
3. Oven.
4. Batu pecah SSD
Prosedur Pelaksanaan
1. Batu pecah direndam selama 24 jam di angkat, kemudian di lap
satu persatu.
2. menimbang batu pecah sebanyak 1000 gr.
3. Memasukkan batu pecah kedalam keranjang.
4. Keranjang berisi batu pecah dimasukkan kedalam wadah berisi
air dengan posisi batu menggantung di dalam air.
5. Menimbang berat batu pecah di dalam air.
Data Hasil Percobaan
Percobaan
Berat Batu Pecah di Udara (W1)
Berat Batu Pecah di Air (W2)
Berat Jenis W1/(W1-W2)

I (gr)
1503
869
2,73 gr/cm3

Kesimpulan
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa berat jenis batu
pecah adalah 2,73 gr/cm3.

Gambar

26
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

27
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

3.3 UJI AIR RESAPAN PADA BATU PECAH


Tujuan
Menentukan kadar air resapan pada agregat kasar dalam hal ini
adalah batu pecah.
Alat dan Bahan
1. Timbangan 25 kg.
2. Oven
3. Batu pecah dalam kondisi SSD.
Prossedur Pelaksanaan
1. Menimbang batu pecah sebanyak 500 gr.
2. Memasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 110115 C.
3. Mengeluarkan batu pecah dari oven, dinginkan lalu timbang
beratnya.
Data Hasil Percobaan
Percobaan
Berat Kerikil SSD
Berat Kerikil Oven (W)
Kadar Air Resapan (500-W)/W x 100%

I(gr)
500
492
1,6 %

Kesimpulan
Dari data di atas diperoleh bahwa kadar air resapan pada batu pecah
adalah 1,6 %.

Gambar

28
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

29
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

3.4 UJI BERAT VOLUME PADA BATU PECAH


Tujuan
Menentukan berat volume batu pecah baik dalam keadaan lepas
maupun terikat.
Alat dan Bahan
1. Timbangan.
2. Takaran silinder
3. Alat perojok dari besi.
4. Batu pecah kering
Prosedur Pelaksanaan
Dalam pengujian berat volume semen dilakukan beberapa langkah
kerja sebagai berikut:
o Tanpa Rojokan
1. Menimbang alat takaran silinder (W1).
2. Memasukkan batu pecah pada takaran silinder sampai penuh.
3. Ratakan silinder yang sudah terisi penuh.
4. Menimbang alat takar yang berisi batu pecah.
o Dengan Rojokan
1. Menimbang alat takaran silinder (W1).
2. Silinder diisi batu pecah 1/3 bagian dan dirojok sampai 25 kali,
ulangi hingga silinder terisi penuh.
3. Ratakan silinder yang sudah terisi penuh.
4. Menimbang alat takar yang terisi batu pecah.
Data Hasil Percobaan
Percobaan
Berat Silinder (W1)
Berat silinder + Kerikil (W2)
Berat Kerikil (W2-W1)
Volume silinder (V)
Berat Volume =(W2-W1)/V

Dengan

Tanpa

perojok (gr)
305,4

perojok (gr)
305,4

1640

1388

1334,6

1082,6

1000

1000

1,3546

1,0826

(gr/cm3)
Kesimpulaan
Dari hasil percobaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa :

Berat volume batu pecah dengan dirojok adalah 1,3546 gr/cm3.

Berat volume batu pecah tanpa dirojok adalah 1,0826 gr/cm3.

Jadi berat volume rata-ratanya adalah 1,2186 gr/cm3.


30
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Gambar

31
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

3.5 UJI KEBERSIHAN BATU PECAH TERHADAP LUMPUR


Tujuan
Mengetahui kadar lumpur pada agregat kasar dalam hal ini adalah
batu pecah.
Alat dan Bahan
1. Timbangan 2600 gr.
2. Oven dan Pan.
3. Saringan no.200 dan no. 100.
4. Batu pecah kering oven.
Prosedur Pelaksanaan
1. Menimbang batu pecah kering oven.
2. Mencuci batu pecah hingga air bilasaan tampak bening.
3. Menuangkan air cucian kedalam saringan no.100 berkali-kali.
4. Mengoven batu pecah selama 24 jam dalam suhu 110-115C.
5. Menimbangnya setelah dingin.
Data hasil percobaan
Percobaan
Berat kering sebelum dicuci (W1)
Berat kering setelah dicuci (W2)
Kadar lumpur =(W1-W2)/W2 x 100 %

I
760
748
1,604

Kesimpulan
Jadi kadar lumpur yang terdapat pada batu pecah adalah 1,604 %.

Gambar

32
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

33
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

BAB IV
CAMPURAN AGREGAT
4.1 Data hasil agregat dalam kondisi asli
Lubang Ayakan
No.
mm
3/8
9,5
4
4,76
8
2,38
16
1,1
30
0,59
100
0,149
PAN
0,000

Pasir Tertinggal
%
E%
0
0
0,15
0,15
0,2
0,35
0,71
1,06
53,54
54,6
45,4
100
0
0

gram
0
1,5
2,00
7,10
535,4
454
0

120.00
100.00
80.00
60.00 Zona 1 Max

Zona 1 Min

Gradasi Pasir

40.00
20.00
0.00
0

10

12

120
100
80
Zona 2 Max

60

Zona 2 Min
Gradasi pasir

40
20
0
0

10

12

34
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

120
100
80
Zona 3 Max

60

Zona 3 Min
Gradasi Pasir

40
20
0
0

10

12

120
100
80
Zona 4 Max

60

Zona 4 Min
Gradasi Pasir

40
20
0
0

10

12

Lubang Ayakan
Kerikil / Batu Pecah Tertinggal
No.
mm
gram
%
E%

nm
0
0
0

245
9,8
9,8

19,1
485
19,4
29,2
3/8
9,5
1550
62
91,2
35
PAN Negeri
0,00
220 Teknik/S1.Teknik
8,8 Sipil/2013/Labolatorium
100
Universitas
Malang/Fakultas
Pengujian
Bahan

36
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

4.2 FORMULIR RANCANGAN CAMPURAN BETON DENGAN


METODE D.O.E (DEVELOPMENT OF ENVIRONMENT)
No.
URAIAN
TABEL/GRAFIK/PERH
NILAI
ITUNGAN
1.
Kuat tekan yang
Ditetapkan
32,5 Mpa pada 28 hari bagian
disyaratkan
cacat 5 %.
2.
Deviasi standar...
Diketahui/PBI
... Mpa atau tanpa data
3.
Nilai
(k=1,64)
Tambah(margin)
(1,64 x ... )=8,5 Mpa
4.
Kekuatan rata-rata
Ayat 3.3.2
41 Mpa
yang ditargetkan...
5.
Jenis semen tipe I
ditetapkan
Semen portland S-550
6.
Jenis Agregat:kasar
Batu pecah
Jenis Agregat :halus
Pasir
7.
Faktor Air:semen
Tabel 2
0,48
bebas
Grafik 1 atau 2
8.
Faktor Air :semen
Ditetapkan/PBI
--Maks.
9.
Slump...
Ditetapkan/PBI
80 mm
10. Ukuran agregat
Ditetapkan /PBI
20 mm
maks..
11. Kadar air bebas
Tabel 6
2/3 x 195 + 1/3 x 225 = 205
Ayat 3.3.5
kg/m3
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Jumlah semen...
Jumlah semen
maksimum...
Jumlah semen
minimum...
Faktor air semen
yang disesuaikan
Susunan besar butir
agregat halus...
Persen agregat

11/8 atau 7
Ditetapkan

427,083 kg/m3
---

Ditetapkan

-----

Grafik 3 s/d 6
Grafik 10 s/d 12

Daerah gradasi susunan butir


(zona...)
Agregat halus :
45+36
=40,5
2

18.

19.
20.

Berat jenis relatif


agregat... (kering
permukaan)
Berat jenis beton...
Kadar agregat

Agregat kasar : 59,5%


(40% x 2695) + (60% x 2635) =
2659,3 kg/m3
Grafik 13
19-(12+11)

2395 kg/m3
1762,917 kg/m3

37
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

gabungan...
21. Kadar agregat
17x20
713,98 kg/m3
halus...
22. Kadar agregat
20-21
1048,937 kg/m3
kasar...
4.3 KEBUTUHAN AGREGAT DAN BETON DALAM KONDISI ASLI
Bahan

Pasir

Batu pecah

Berat jenis (SSD)


Kelembaban
Resapan
Berat Volume

2695 kg/m3
3,52 %
3,31 %
1595 kg/m3

2635 kg/m3
1,6 %
3,46 %
1565 kg/m3

Air

Pasir

Batu Pecah

Semen
Air
Pasir
Batu pecah
Semen

= B (Cm Ca) x C / 100 (Dm Da) x D / 100


205 - (3,52% - 3,31%) x 713,98/100 - (1,6% - 3,46%) x
1048,937/100
=183,99
= C + ( Cm Ca ) x C / 100
=713,98 + (3,52% - 3,31%) x 713,98/100
=715,48
= D + ( Dm Da ) x D/ 100
=1048,937 + (1,01% - 1,25%) x 1048,937/100
=1068,445
= 427,083 kg/m3

=183,99
=715,48
=1068,445
=427,083

x
x
x
x

0,04239 =7,799
0,04239 =30,329
0,04239 =45,291
0,04239 =18,104

+20%=8,579
+20%=33,362
+20%=49,821
+20%=19,914

Luas volume tabung:


x 3,14 x d2 x h
x 3,14 x 152 x 30 = 5298,75 cm3
Untuk 8 benda uji:
5298,75 x 8 = 42390 cm3= 0,04239 m3
Perbandingan campuran
Semen
: Pasir
19,914
: 33,362
1
:1,68

: Batu Pecah
: 49,821
:2,5
38

Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian


Bahan

4.4 PELAKSANAAN CAMPURAN BETON


I.
Pembuatan campuran beton
Tujuan
Membuat campuran beton berdasarkan analisa agregat dan
semen dari percobaan terdahulu.
Alat dan Bahan
1. Timbangan 25 kg
2. Labu ukur
3. Ember
4. Cetok
5. Molen
6. Slum dan alat perojok
7. Plat
8. Cetakan silinder
9. Semen portland
10. Pasir
11. Batu pecah
12. Air
13. Bak adonan
Prosedur
1. Menyiapkan bahan yang diperlukan.
2. Memasukkan semua bahan yang telah disiapkan kedalam
molen. Untuk air masukkan bagian terlebih dahulu.
3. Memasukkan sisa air lalu putar molen selama 3-4 menit
hingga adukan merata.
4. Mengeluarkan campuran beton dari molen
5. Menuangkan adukan ke dalam cetakan.

Gambar

39
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

40
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

II.

Slump Test
Tujuan
Untuk mengukur workability dari adukan beton.
Alat dan Bahan
1. Tabung kerucut besi
2. Alat perojok
3. Mistar
4. Plat baja
5. Beton segar
Prosedur
1. Membasahi bagian dalam kerucut
2. Memasukkan beton segar secara bertahap 1/3 bagian, 2/3
bagian, 1 bagian dengan setiap bagian dirojok.
3. Meratakan permukaaan setelah penuh.
4. Mengangkat kerucut perlahan secara vertikal, membiarkan
selama 30 detik.
41

Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian


Bahan

5. Mengukur beton segar.


Pengambilan data
Percobaan
Harga slum

I
7,6 cm

Gambar

III.

Uji Cetak Pada Silinder Beton


Tujuan
Membuat benda uji yang berbentuk silinder dengan diameter
15 cm.
Alat dan bahan
1. Cetakan silinder diameter15 cm.
2. Perojok
3. Cetak mason
4. Beton segar.
Prosedur
1. Menyiapkan cetakan silinder, serta merapatkan mur-mur
yang renggang dan melumuri bagian dalam cetakan dengan
oli.
2. Memasukkan beton segar ke dalam cetakan, dan dirojok,
lalu meratakannya.
3. Membiarkannya selama 24 jam lalu lepas cetakan.
4. Setelah dilepas yaitu merendam benda uji pada kolam
sampai benda uji digunakan.
Gambar

42
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

43
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

IV.

Perawatan Beton
Tujuan
Mencegah penguapan air dalam spesi beton.
Cara pelakasanaan.
Menurut PBI 1997, perawatan dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Selama 2 minggu atau 14 hari beton harus dibasahi
terus menerus dengan meendamnya di kolam.
2. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi.
Langkah-langkah proses perwatan:
1. Setelah 24 jam proses pencetakan, cetakan dapat di buka
perlahan-lahan.
2. Meletakan beton pada bak air.
3. Sebelum pengetesan beton, keluarkan beton dari bak air
lalu angin-anginkaan.
4. Menimbang berat benda uji.
5. Melakukan pengetesan pada usia beton 7,14,21, dan 28
hari.

44
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

V.

Evaluasi Mutu Beton


Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan tekanan hancur beton.
Alat dan bahan
1. Timbangan
2. Mesin test hidrolis.
3. Beton yang akan diuji
Prosedur
Test kekuatan akan dilakukan pada usia beton 7, 14, 21, dan 28
hari. Sebelum pengetesan berat beton harus ditimbang dahulu.
Lalu meletakkannya pada alat tekan mesin test hidrolis dengan
memilih permukaan yang rata. Lakukan pengetesan sesuai tata
cara alat uji.
Benda uji silinder luas permukaannya
x 3,14 x 302= 176,714 cm2
Rumus bi = P/A
Dimana P= beban
A= luas penampang

Daya Kuat Tekan Hancur


No

Umur
(hari)

Tgl
Buat

Tgl
Test

1.

20/10
/2013

28/10/
2014

14

20/10
/2014

03/11/
2014

21

20/10
/2014

10/11/
2014

28
28

130
132

21
4.

128
132

14
3.

130
130

7
2.

Ber
at
(N)

20/10
/2014

17/11/
2014

133

132

Luas
(mm2)

Berat
(N)

17662,
5
17662,
5
17662,
5
17662,
5
17662,
5
17662,
5
17662,
5
17662,
5

36000
0
23000
0
32000
0
30000
0
41000
0
39000
0
50000
0
49000
0

Tekana
n
(N/mm2
)
20,3822
13,0219

Rerata
Tekanan

Faktor
korelasi

16,7021

0,59596

17,5513

0,62626

22,6469

0,80808

28,0255

18,1175
16,9851
23,213
22,0807
28,3086
27,7424

45
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

Umu
r
(hari)

Tekanan
F. korelasi
(N/mm2)

20,3822

13,0219

14

18,1175

14

16,9851

21

23,213

21

22,0807

28

28,3086

28

27,7424

0,595959
6

0,626262
6

Kuat tekan
(N/mm2)

34,2005829
6
21,8503724
5
28,9295253
7
27,1214300
4

0,808080
8

28,726114
65
27,324840
76

28,3085633
4
27,7423920
7

Kuat Tekan Setelah di Korelasi

Kuat Tekan
Hari

Fcr = 28,308 Mpa


Kesimpulan
Kuat tekan yang terjadi seharusnya 41 Mpa akan tetapi hasil yang didapat kurang
dari 41 Mpa yaitu 28 Mpa. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam melakukan
praktik mix desain dan pada saat proses pengecoran.
Gambar

46
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

47
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

4.5 UJI TARIK BAJA


Tujuan
Mengetahui kekuatan tarik pada baja
Alat dan Bahan
1. Mesin UTM (universal testing mechine)
2. Ekstenso meter
3. Besi/baja diameter 23,14mm
4. Computer utuk menginput data dari mesin UTM
Prosedur pelaksanaan
1. Ukur diameter benda uji
2. Pasangkan benda uji pada mesin UTM
3. Pasang ekstenso meter ditengah benda uji
4. Masukan input data pada computer
5. Baja siap diuji
Data Pengujian
Data quantity:4240
Data quantity while removing extensometer:4240
Sequence number:1
Sample number:1
Area: 420.500
Gauge length: 50.000
Load

Defor

Strok

Time

e
2.007
2.062
2.116
2.17
2.279
2.333
2.387
2.496
2.604
2.713
2.821
2.93
2.984
3.093
3.201

-0.005
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
2.8

Defor

Defor

Defor

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

48
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

3.31
3.418
3.527
3.689
3.798
3.906
dst

-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
-0.006
dst

0
0
0
0
0
0
dst

3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
dst

0
0
0
0
0
0
dst

0
0
0
0
0
0
dst

0
0
0
0
0
0
dst

50
40
30

load

20
10
-1

defor

Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa puncak elastisitasnya 45,1 kN.

49
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

4.6 HAMMER TEST


Tujuan
Memeriksa keseragaman

kualitas

beton

pada

struktur

dan

mendapatkan perkiraan kuat tekan beton


Alat dan Bahan
1. Kapur
2. Penggaris
3. Hammer
4. Kapur
5. Beton
Prosedur Pelaksanaan
1. Tentukan titik yang akan diuji
2. Lukiskan bujur sangkar 5 x 5 cm pada permukaan beton tersebut
3. Tembakkan hammer pada titik yang ditentukan sebanyak 20 kali.
4. Catat nilai hammer test
5. Hitung nilai rata-rata nilai pantulnya
6. Catatan :
o Cara menembakkan hammer adalah menekankan kepala
hammer sampai menjulur penuh. Kemudian tekankan pada
bidang yang akan ditembak sampai terasa hentakannyaa dan
tekan tombol hammer. Nilai hammer dapat dibaca pada
sekala ditubuh hammer.
o Kuat desak memenuhi syarat bila > 80 % dari nilai kuat tekan

Data Percobaan
Nilai Pantul :
26

28

28

30

31
50

Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian


Bahan

29

28

21

32

33

28

33

32

36

33

35

41

29

32

31

42

36

36

36

39

Nilai pantul rata-rata : 32.2Mpa


Sudut pantul 90o
Kesimpulan
Pengujian dari hammer test memberikan hasil rata-rata dari kuat
tekan suatu beton yang diuji.

51
Universitas Negeri Malang/Fakultas Teknik/S1.Teknik Sipil/2013/Labolatorium Pengujian
Bahan

You might also like