Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
A Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran yang bermutu merupakan langkah awal terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran direalisasikan
pada pengembangan silabus dan RPP. Pengembangan silabus dan RPP merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang di dalamnya memuat indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran, dan
penilaian. Keempat hal inilah yang nantinya dapat mengantarkan peserta didik
mencapai kemampuan minimal yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
Salah satu dari pengembangan silabus adalah merumuskan indikator.
Merumuskan indikator harus merujuk kepada Kompetensi Dasar sesuai dengan mata
pelajaran tertentu. Kegiatan merumuskan indikator menjadi kewajiban bagi guru agar
terlaksana proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Indikator memiliki
kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dan
berfungsi sebagai:
1
5
6
7
C Tujuan
1. Mengetahui hakikat dari pembelajaran
2. Mengetahui pengertian dari tujuan pembelajaran
3. Mengetahui manfaat dari merumuskan tujuan pembelajaran
4. Mengetahui bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik
5. Mengetahui pengertian dari indikator
6. Mengetahui alasan pengembangan indikator
7. Mengetahui mekanisme pengembangan indikator
D Manfaat
1 Manfaat Teoritis
Makalah ini memberikan kontribusi keilmuan pada bidang pendidikan tata
busana dalam bidang kajian pembelajaran.
2 Manfaat Praktis
Memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
BAB II
Pembahasan
A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari
siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi
buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga
komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruangan saja. Sistem pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena
diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling
berkaitan, untuk membeljarkan peserta didik. Berbagai rumusan yang ada pada
dasarnya berlandaskan pada teori tertentu.
1. Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta
Didik/Siswa di Sekolah
Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang
mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam
rumusan tersebut terkandung konsep-konsep sebagai berikut:
a. Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang
dianggap paling
mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu
sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta
didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam
masyarakat yang akan datang.
b. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode
imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya
guru menggunakan metode formal step dari J.Herbart berdasarkan asas
asosiasi dan reproduksi atas tanggapan/kesan.
c. Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai
pengetahuan, maka dia dapat berkuasa : Knowledge is power. Pengetahuan
bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah. Para
pakar yang mendukung teori ini berpendapat, bahwa mata ajaran berasal dari
pengalaman-pengalaman orang tua, masa lampau yang berlangsung
sepanjang kehidupan manusia.
d. Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
3
Peranan guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap
tepat untuk disajikan kepada para siswanya. Guru dipandang sebagai orang
yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia
mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan menentukan
peraturan dan kemajuan tiap siswa.
e. Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif
Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengatahui apa-apa. Dia
hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai
pendengar, pengikut, pelaksana tugas.
f. Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas
Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja,
sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan.
2. Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi Muda Melalui
Lembaga Pendidikan Sekolah
a. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia
berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut.
b. Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang ssebagai keturunan orang tua dan orang tua
adalah keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses turuntemurun. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa
lampau itu harus diwariskan kepada turunan berikutnya
c. Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan
Yang termasuk kebuayaan adalah kebiasaan orang berfikir dan berbuat
seperti : kehidupan keluarga, cara menyediakan makan, bahasa,
pemerintahan, ukuran moral, kepercayaan keagamaan dan bentuk-bentuk
ekpresi seni.
d. Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi sebagai ngenerasi penerus. Mereka perlu
dipersiapkan sedemikian rupa agar benar-benar siap melanjutkan hasil kerja
yang telah dicapai oleh generasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang
diwariskan kepada mereka harus dikuasai dan dikembangkan, sehingga
mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya.
3. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan
Kondisi Belajar bagi Peserta Didik
a. Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta
didik
b. Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
c. Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup
4. Pembelajaran adalah Upaya mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga
Masyarakat yang Baik
a. Tujuan pembelajaran
b. Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja
c. Peserta didik/ siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk
bekerja
d. Guru sebagai pemimpin dan pembimbing bengkel kerja
4
mandiri; (2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) Membantu
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4)
memudahkan guru mengadakan penilaian.
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu
sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dan dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas
mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1 Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam
situasi bermain peran;
2 Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati;
3 Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada
peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurangkurangnya tiga gunung utama.
4 Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasi pembelajaran, dan juga menjadi
landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan
isi dan metode itu selanjutnya ditentukan kendisi-kondisi kegiatan
pembelajaran yang terkait dengan tujuan tingkah laku tersebut, tujuan
merupakan tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu perlu
disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku.
B.2. Manfaat Tujuan Pembelajaran
Salah satu kunci keberhasilan dalam belajar adalah adanya tujuan yang jelas.
Tujuan biasanya menentukan hasil yang akan Anda capai. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda bahwa setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat/tujuannya dan
bahwa hasil yang akan diperoleh orang yang bekerja tersebut akan sesuai dengan
niat/tujuan yang ingin dicapainya.
Tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan.
Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga,
dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran.
Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran.
Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses
pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.
Tujuan jangka pendek adalah sesuatu yang ingin Anda capai segera. Contoh
tujuan belajar jangka pendek adalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan
berhasil baik dalam ujian esok hari. Tujuan jangka panjang adalah sesuatu yang
akan ingin Anda capai di suatu saat nanti. Contoh tujuan jangka panjang adalah
menulis makalah atau lulus dalam matakuliah.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu,
baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi
4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
2
3
4
indikator; dan (2) indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi
dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Fungsi lain dari indikator adalah sebagai pedoman dalam merancang dan
melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam
merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian
memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta
pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus
mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan
SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat
kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK
dan KD.
C.2. Alasan Pengembangan Indikator
Pengembangan indikator sangat bermanfaat bagi pendidik maupun
peserta didik, beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain (Materi
Workshop Penulisan Bahan Perkuliahan 2B, 2007) :
2. Memberikan arah bagi pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang
diharapkan,
3. Memandu pendidik untuk merencanakan pembelajaran, menyelenggarakan dan
mengevaluasi kegiatan belajar mengajar,
4. Memandu peserta didik untuk belajar dan membantu menentukan prioritasprioritas,
5. Memungkinkan pendidik untuk menganalisa tingkat efektifitas pembelajaran
yang diselenggarakan,
6. Menunjukkan kepada peserta didik tentang sistem nilai yang dilakukan,
7. Memandu peserta didik untuk melakukan penilaian mandiri,
8. Membuat pembelajaran lebih fokus dan terorganisir,
9. Sebagai basis menganalisis tingkat berfikir kognitif yang diharapkan dari
peserta didik, dan
10. Memberikan model kepada peserta didik untuk mengembangkan tujuan
pembelajaran.
C.3. Mekanisme Pengembangan Indikator
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang
digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam
10
tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan.
Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses
maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling
tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan
aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan.
Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi
yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka
indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang
diinginkan.
Dalam mengembangkan indikator dari KD ada dua langkah yang dapat
digunakan.
a. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
Langkah ini dilakukan dengan cara melihat tingkat kompetensi yang
terdapat pada Kompetensi dasar. Kriteria yang dapat dilakukan dengan
menganalisis kata kerja operasional (KKO) yang digunakan oleh KD
tersebut. Apabila tingkat kompetensi pada KD sampai pada level C2
(penerapan) maka indikator yang dikembangkan harus mencapai
kompetensi C2. Hal ini untuk memenuhi tututan minimal dari kompetensi
yang dijadikan acuan untuk mencapai standar nasional. Namun, tidak
tertutup kemungkinan bagi pendidik untuk mengembangkan indikator
melebihi kompetensi yang ada pada KD karena sesuai dengan penetapan
SNP bahwa pendidik dan sekolah dapat menyesuaikan kompetensi yang
hendak dicapai berdasarkan potensi anak didik.
Ketika mengembangkan indikator dengan cara ini ada hal yang perlu
diperhatikan yaitu pendidik harus menghindari penggunakaan tingkat
kompetensi yang tumpang tindih. Tingkat kompetensi yang digunakan
harus dilakukan secara hirarkis yaitu mulai dari tingkat kompetensi
termudah hingga tersulit. Maka, jika tingkat kompetensi tersebut harus
dimulai dari C1, C2 hingga C6. Apabila tingkat kompetensi diawali
dengan C2, kompetensi berikutnya sebaiknya ke C3 dan tidak dibenarkan
kembali ke C1.
Contoh Pengembangan Indikator Berdasarkan Analisis Tingkat
Kompetensi Pada KD
Kelas
/
jenjang
V/ SD
KD
Tingkat
Indikator
Kompetensi
Membandingkan C2
isi dua teks yang
dibaca dengan
membaca
sekilas
Tingkat
Kompetensi
1. mengidentifikasigagasa C 1
n inti dari dua teks yang C1
dibaca.
C2
2. menjelaskan isi
dari
masing-masing teks yang
dibaca.
11
KD
Indikator
Klasifikasi
Indikator
8.3 Membuat
pantun
anak
yang menarik
tentang
berbagai tema
(persahabatan,
ketekunan,
kepatuhan, dll.)
sesuai dengan
ciri-ciri pantun
Pendukung
Pendukung
Kunci
pengayaan
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
Pendidikan
Kewarganegaraan
Penjas Orkes
Estetika
Seni Budaya
dan
13
Ilmu Pengetahuan
Teknologi
14
15
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran
(Mulyasa, 2007:139).
Alasan pengembangan indikator adalah karena pengembangan indikator sanngatlah
bermanfaat bagi pendidik dan juga peserta didik. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
antara lain : (1) Memberikan arah untuk mencapai tujuan pembelajaran; (2) Membantu
menentukan prioritas pembelajaran; (3) Dapat menganalisa tingkat efektifitas
pembelajaran; (4) Pembelajaran dapat lebih fokus dan lain sebagainya. Dalam
mengembangkan indikator terdapat beberapa mekanisme yang dilakukan, seperti : (1)
Menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD; (2) Menganalisis karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, dan sekolah; (3) Mengembangkan indikator penilaian.
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan
dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai hasilhasil pendidikan yang diinginkan. Manfaat dari tujuan pembelajaran adalah (1)
Memudahkan dalam menjelaskan maksud dari kegiatan belajar mengajar; (2)
Memudahkan memilih bahan ajar; (3) Memudahkan menentukan media pembelajaran; (4)
Memudahkan dalam mengadakan penilaian.
Dalam menyusun tujuan pembelajaran dapat menggunakan format ABCD, sehingga
pendidik dapat lebih mudah mengingat dan mudah untuk mengaplikasikannya. Format
ABCD adalah
A = Audience
B = Behavior
C = Condition
D = Degree
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Dr. Halimah, M.Pd. Telaah Kurikulum. Medan: Perdana Publishing, 2010
Dr. Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Prospect
M.V. Sri Hartini H.S. Pengembangan Indikator Dalam Upaya Mencapai Kompetensi
Dasar Bahasa Indonesia Di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Karanganyar Jawa
Tengah
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosda
karya.
Muslich, Mansur. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PT. BumiAksara.
Hamzah B. Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nilasari, Khurnia Eva. Konsep Merumuskan Indikator Dari Kompetensi Dasar. Diunduh
pada tanggal 01 Oktober 2016 pada pukul 19.45. Diunduh pada link berikut
http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=435:konsep-merumuskan-indikator-darikompetensi-dasar&catid=41:top-headlines&Itemid=158
Omar Hamalik. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bandung: Bumi Aksara
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.
W. James Popham dan Eva L. Baker.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terj.
Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.
17