You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, taufik,dan hidayahnya, sehingga kami dapat
mewujudkan sebuah Makalah yang berjudul BAYI TABUNG ini sesuai yang
telah direncanakan
Tujuan dari peulisan makalah ini untuk mendapatkan gambaran
tentang Bayi Tabung di Indonesia dalam pandangan Keagamaan.
Dalam hal ini kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah kami
ini,masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritikan dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan,dan akhirnya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Gresik, Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR
ISIiii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................1
A. Latar Belakang...............................1
B. Rumusan Makalah..............................................................................2
C.Tujuan penulisan Makalah..................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................3
A.Pengertian Bayi Tabung.....................3
B.Faktor diadakannya Bayi Tabung......................................................6
C.Proses Bayi Tabung............................................................................7
D.Pandangan Islam dan medis tentang Bayi Tabung.............
E.Manfaat dan Akibat Bayi Tabung......................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................
A.Kesimpulan.....................................................................................
B.Saran..............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Di indonesia tercatat 10-20% pasangan yang infertil. Pasangan usia
subur yang ada di indonesia ialah sekitar 25 juta, berarti terdapat 2,5-5 juta
pasangan infertil. Pada masa sekarang pola kehidupan keluarga cenderung
bergeser, dari jumlah anggota yng besar menjadi jumlah anggota yang kecil
dalam 1 unit keluarga, sehingga keluarga yang tidak atau sukar memperoleh
keturunan berhak mendapat pertolongan. Dengan semakin berkembang dan
majunya ilmu kedokteran ini sebagian besar dari penyebab infertilitas atau
ketidak suburan telah dapat diatasi dengan pemberian obat atau operasi.
Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di
gunakan untuk mengatasi kendala-kendala kehidupan..Salah satunya adalah
kesulitan mempunyai anak dengan berbagai faktor.Tetapi terkadang
kecanggihan
teknologi
mempengaruhi
etika-etika
terhadap
islam.
Kemungkinan kehamilan dipengaruhi oleh usia anda dan kadar FSH basal.
Secara umum, makin muda usia makin baik hasilnya. Kemungkinan
terjadinya kehamilan juga tergantung pada jumlah embrio yang dipindahkan.
Walaupun makin banyak jumlah embrio yang dipindahkan akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan, tapi kemungkinan
terjadinya kehamilan multipel dengan masalah yang berhubungan dengan
kelahiran prematur juga lebih besar. Pengertian mandul bagi wanita ialah
tidak mampu hamil karena indung telur mengalami kerusakan sehingga tidak
mampu memproduksi sel telur. Sementara, arti mandul bagi pria ialah tidak
mampu menghasilkan kehamilan karena buah pelir tidak dapat memproduksi
sel spermatozoa sama sekali.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal
dengan istilah fertilisasi-in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut :

Fertilisasi-in-vitro adalah pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam


tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Pada mulanya program
pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak
mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya
mengalami kerusakan yang permanen.. Pihak yang pro dengan program ini
sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang kontra
berasal dari kalangan alim ulama.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Bayi Tabung ?
Apa saja faktor yang mendorong Bayi Tabung di adakan?
Bagaimana proses Bayi Tabung ?
Apa perbedaan pandang tentang Bayi Tabung dari segi Medis dan segi
Agama ?
Apa saja manfaat dan akibat di adakannya Bayi Tabung ?

C.TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Bayi Tabung.
2. Untuk mengetahui faktor yang mendorong Bayi Tabung diadakan.
3. Untuk mengetahui proses Bayi Tabung.
4. Untuk mengetahui pandangan Bayi Tabung dari segi medis dan Islam
5. Untuk mengetahui manfaat dan akibat Bayi Tabung

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.PENGERTIAN
Bayi
tabung atau pembuahan
in
vitro
adalah
sebuah
teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi
tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan
ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan
proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dariovarium dan
pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. (Teknologi ini
dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G Edwards pada tahun 1977).
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro
Fertilization(IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan
mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada
kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba.
Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di luar tubuh calon ibu. Awalnya
tekhnik reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami
kerusakan saluran telur. Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara
lain jika calon ibu mempunyai lender mulut rahim yang abnormal, mutu
calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma, tidah
kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan
kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini
bisa dilakukan.
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu
ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel
telur yang telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju
saluran tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang

akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini
tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Proses yang berlangsung di
laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yang akan
ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk
beku (cryopreserved) dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan.
Cacat bawaan adalah cacat yang kelihatan maupun yang tidak, seperti
kelainan pada jantung, ginjal dan organ tubuh lainnya. Kekhawatiran lainnya
adalah, sel sperma dan sel telur mengalami kerusakan akibat panas atau
manipulasi. Karena itu ditakutkan semakin banyak kasus cacat bawaan dari
metode pembuahan menggunakan pipet yang disuntikan ke sel telur,
ketimbang pembuahan dalam tabung reaksi. Berlandaskan dugaan
semacam itu, Prof. Bertelsmann mengimbau komisi kedokteran federal di
Jerman, yang merupakan lembaga tertinggi administrasi kedokteran dengan
anggota para dokter, rumah sakit dan asuransi kesehatan, untuk melakukan
penelitian terpadu serta penelitian data secara sistematis. Tujuannya untuk
meneliti risiko munculnya cacat bawaan pada berbagai metode pembuahan
buatan. Sejauh ini memang belum diketahui secara pasti apa penyebab
meningkatnya kasus cacat bawaan pada bayi tabung itu. Dalam 10 kasus
yang diamati, menyangkut perbedaan metode in-vitro dan intra-cytoplasma,
sejauh ini tidak ditemukan hasil yang signifikan. Artinya, kemungkinan besar
metode intra-cytoplasma juga tidak meningkatkan risiko munculnya cacat
bawaan.
Prof.Hilke Bertelsmann lebih lanjut mengatakan, Walaupun begitu
kami harus mengatakan, kami tidak tahu, apakah hal itu disebabkan metode
kedokteran dari pembuahan buatan, atau dari meningkatnya risiko pada
orang tua. Karena pada dasarnya akibat risiko itulah mengapa mereka tidak
bisa mendapatkan anak dengan cara alami. Yang sudah pasti, kasus cacat
bawaan lebih banyak terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dengan cara
pembuahan buatan, baik itu dengan metode in-vitro maupun intracytoplasma, ketimbang pada anak-anak yang dilahirkan dari pembuahan
secara alami.
Selain itu, tingkat keberhasilan pembuahan buatan juga relatif rendah.
Hanya 40 persen pembuahan buatan yang sukses menimbulkan kehamilan.
Sementara jumlah sukses kehamilan hingga melahirkan anak jauh lebih
rendah lagi, yakni hanya 15 persen dari seluruh kehamilan melalui metode
pembuahan buatan. Karena itulah, cukup banyak pasangan suami istri yang
memutuskan, melakukan pembuahan buatan beberapa sel telur sekaligus
dan mencangkokan sel embryo tersebut dalam rahim. Dengan begitu

diharapkan salah satu embryo akan berhasil berkembang menjadi janin di


dalam rahim. Akan tetapi, juga muncul masalah lainnya. Kadang-kadang
beberapa sel telur yang sudah dibuahi secara buatan, berkembang
bersamaan di dalam rahim. Terjadi kehamilan kembar lebih dari dua bayi.
Dampaknya adalah berkurangnya peluang janin untuk terus berkembang
dalam rahim.
Masalah lainnya yang dihadapi di Jerman adalah kendala hukum.
Aturan yang berlaku untuk pembuahan buatan, tidak mengizinkan orang tua
menggugurkan salah satu bayi kembar lebih dari dua, hasil dari pembuahan
buatan. Atau secara bahasa kedokterannya, memberikan peluang kepada
janin yang memiliki kemungkinan paling baik untuk terus berkembang dalam
rahim, dengan menyingkirkan saingannya yang kemungkinan cacat. Terlepas
dari aturan yang berlaku, teknologi pembuahan buatan atau program bayi
tabung, walaupun sudah berumur 30 tahun, tetap mengandung banyak
misteri dan pertanyaan yang belum terjawab tuntas secara ilmu kedokteran,
menyangkut kemungkinan risiko cacat bawaan.
Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi
yang terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode
untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang
pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter
mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut
laparoscop ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu
kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan
dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam
mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi
ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan
melahirkan anak seperti biasa. Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah
Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan
Dr. Robert G. Edwards dan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi
tabung berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang
membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat kelainan
pada organ reproduksi anak pada wanita.

B.Faktor-Faktor yang mempengaruhi mengapa bayi tabung diadakan


Banyak faktor yang menjadi penyebab infertilitas sehingga pasangan
suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:

Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu
sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi
ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde
(ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita
yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
*Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria
maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
*Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita
sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
*Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir
sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
*Fakror psikis, misalnya stress yang berat
pembentukan set spermatozoa dan sel telur.

sehingga

mengganggu

Untuk menghindari terjadinya gangguan kesuburan pada pria maupun


wanita, maka faktor-faktor penyebab tersebut tersebut harus dihindari.
Tetapi kalau gangguan kesuburan telah terjadi, diperlukan pemeriksaan yang
baik sebelum dapat ditentukan langkah pengobatannya.
Berbagai cara dan pengobatan telah tersedia untuk mengatasi
gangguan kesuburan, tetapi tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
Sebagai contoh, infertilitas yang disebabkan karena penyumbatan saluran
telur. Cara yang ada untuk membuka kembali saluran telur yang tersumbat
ternyata tidak memberikan hasil yang baik. Contoh lain, pengobatan
gangguan sperma, mungkin memberikan hasil yang baik, mungkin juga
tidak. Pengobatan gangguan sperma yang disebabkan karena infeksi pada
buah pelir, pada umumnya tidak memuaskan.Ituberarti tidak semua
pasangan infertil dapat mengatasi masalahnya dan dapat mempunyai anak.
Karena itu, pada keadaan di mana gangguan kesuburan tidak dapat diatasi,
dilakukan cara lain yang merupakan cara pintas. Cara pintas ini tidak lagi
bertujuan memperbaiki gangguan kesuburan, melainkan langsung ke tujuan
akhir, yaitu menghasilkan kehamilan.Cara pintas yang tersedia ialah
inseminasi buatan dengan menggunakan sperma suami dan tehnik bayi
tabung. Inseminasi buatan dengan sperma suami dilakukan bila terjadi
gangguan kualitas dan kuantitas sperma, gangguan dalam melakukan
hubungan seksual sehingga sperma tidak dapat masuk ke vagina, dan
gangguan mulut rahim sehingga sel spermatozoa gagal masuk ke dalam
rahim.

Di masyarakat muncul anggapan salah, seolah-olah tehnik bayi


tabung adalah segalanya. Seolah-olah dengan cara ini pasangan infertil
pasti dapat menjadi hamil dan mempunyai anak. Padahal ternyata tidak
demikian. Keberhasilan tehnik bayi tabung dengan cara yang paling
mutakhir dan di negara maju sekalipun, masih tergolong rendah sementara
biaya yang diperlukan sangat tinggi.
C.Macam-macam Proses Bayi Tabung
a. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami istri dari
pembuahan bakal anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat
dilakukan tanpa persetubuhan. Keterarahan perkawinan kepada kelahiran
baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi. Dengan demikian
teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang
terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara
persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan
lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran di bidang pro-kreasi
manusia.
b. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.
Ada kemungkinan bahwa benih dari suami istri tidak bisa dipindahkan
ke dalam rahim sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan
alasan lain. Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain yang
disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa
rahim ini ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan
semua pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta
imbalan uang yang sangat besar. Suami istri bisa memilih wanita sewaan
yang masih muda, sehat dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik.
praktik seperti ini biasanya belum ada ketentuan hukumnya, sehingga kalau
muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin mempertahankan bayi itu dan menolak uang
pembayaran, maka pastilah sulit dipecahkan.
c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti bahwa sel
telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan. Itu berarti bahwa benih
yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari orang lain.
Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari orang lain

sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu
orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga,
apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak
masalah lain lagi yang bisa muncul.
d. Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank bank sperma.
Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank bank tersebut. Bahkan orang
bisa menjual belikan benih benih itu dengan harga yang sangat mahal misalnya karena benih
dari seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank
sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya
dan memperdagangkannya seolah olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non komersial. Sementara itu bank
bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan
artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data
mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak
diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.

D.Pandangan Islam Terhadap Bayi Tabung


Apabila mengkaji tentang bayi tabung dari hukum islam,maka harus dikaji dengan
memakai metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar hukum ijtihadnya sesuai
dengan prinsip-prinsip dan jiwa al-Quran dan sunnah menjadi pasanagan umat. Untuk mengkaji
masalah bayi tabung ini digunakan metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar
ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa Al-Quran dan Sunah yang menjadi pegangan
umat Islam. Selain itu, ulama yang akan melaksanakan pengkajian ijtihad tentang bayi tabung ini
memerlukan informasi yang cukup tentang teknik dan proses terjadinya bayi tabung dari
cendekiawan Muslim yang ahli dalam bidang studi yang bersangkutan dengan masalah ini,
misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi.
Adapun pandangan islam tentang hukum bayi tabung diantaranya :
Islam membenarkan bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan antara sel sperma
dan ovum suami istri yang sah dan tidak ditransfer embrionya ke dalam rahim wanita lain
termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami), baik dengan cara mengambil
sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara
pembuahan dilakukan diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam
rahim istri, asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara
inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami suami istri

tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam :Hajat (kebutuhan
yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam keadaan terpaksa (emergency). Padahal
keadaan darurat/terpaksa itu membolehkan melakukan hal-hal terlarang.
Islam mengharamkan kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor
sperma dan atau ovum, maka hukumnya sama dengan zina (prostitusi). Sebagai akibat
hukumnya, anak hasil inseminasi tersebut tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu
yang melahirkannya. Oleh karena itu pemerintah harus melarang adanya bank sperma atau donor
spema karena itu melanggar hukum islam.
sumber yang saya dapatkan, dalil-dalil syari yang dapat menjadi landasan hukum untuk
mengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut Menurut Al-Quran Surat
Al-Isra ayat 70 Yaitu :




Artinya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami angkut mereka
didaratan dan lautan,Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di
lautan untuk memperoleh penghidupan. Inseminasi buatan endahngan donor itu pada hakikatnya
merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang di inseminasi.

Surat Al-Tin ayat 4 :



Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Jika inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri yang sah tetapi embrionya
ditransfer ke rahim wanita lain (ibu titipan), diperbolehkan islam dengan catatan keadaan /
kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya (ada hajat, jadi bukan untuk
kelinci percobaan atau main-main). Status anak hasil inseminasi seperti ini sah menurut Islam.

E.BAYI

TABUNG

MENURUT

PANDANGAN

MEDIS

Di Indonesia, hukum dan perundangan mengenai teknik reproduksi buatan diatur dalam:
1.
UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, pasal 127 menyebutkan bahwa upaya kehamilan di luar
cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
a.) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam
rahim istri dari mana ovum berasal;
b.)

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu;

c.)

pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

2.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/Menkes/Per/II/1999 tentang Penyelenggaraan
Teknologi Reproduksi Buatan, yang berisikan: ketentuan umum, perizinan, pembinaan, dan
pengawasan, Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup.
F. Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung
Maslahahnya dari bayi tabung adalah bisa membantu pasangan suami istri yang keduanya
atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami atau istri menghalangi
bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit atau ejakulasinya
terlalu lemah.Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung adalah:
Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram
dikawini) dan kewarisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran sperma
dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
Anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah tangga
terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik yang bisa berbeda
sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.
Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan
sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada umumnya
diketahui asal dan nasabnya.
Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung lewat
ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya

benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak dengan ibunya
secara alami.
Dalam Surat Al-Luqman ayat 14 Telah di jelaskan bahwa :




)
Artinya : dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu.
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum
islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasilprostitusi.UU Perkawinan pasal 42
No.1/1974:Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sahmaka memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat
dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah.Tetapi inseminasi buatan dengan
sperma atau ovum donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan Pancasila,UUD 1945 pasal
29 ayat 1.
Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama
nantinya bias menerima bayi tabung seperti halnya KB.Namun harus diingat bahwa kalangan
agama bias menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan alat/cara KB yang bertentangan
dengan agama.
Contohnya : Sterilisasi, Abortus.Oleh karena itu pemerintah diharapkan mengizinkan praktek
bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Bayi tabung merupakan salah satu metode untuk mendapatkan keturunan bagi
pasanganyang kesulitan untuk mendapatkannya (memiliki masalah kesuburan). Metode bayi
tabungmenjadi pro-kontra dalam masyarakat jika dipandang dari segi hukum,agama,dan
sosial.Keabsahan metode ini berbeda-beda menurut sudut pandang berbagai agama di
Indonesia.Menurut agama Islam, bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami
isteri yangsah hukumnya mubah (boleh) sebab hal ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidah
agama.
Kebutuhan untuk melanjutkan keturunan adalah naluri setiap insan yang normal. Oleh karena itu,
secara naluri pula setiap insan normal akan mencari pasangan yang sesuai bagi dirinya. Sebagai
satu pasangan suami istri yang normal, manakala keturunan yang idamkan belum juga diperoleh,
maka keadaan

B.Saran
Sebagai penulis, mempunyai saran kepada pemerintah hendaknya melarang berdirinya
bank sperma/nutfah,dan bank bank ovum untuk pembuatan bayi tabung,karena selain
bertentangan dengan dengan norma agama dan moral, serta merendahkan harkat martabat
manusia sejajar dengan hewan yang diinseminasi tanpa perlu adanya perkawinan,
Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung dengan
sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa di transfer kedalam rahim wanita
lain(ibu titipan) dan pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi
hukumnya kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi buatan buatan pada manusia
dengan sperma atau ovum donor.

Daftar Pustaka
Anonym,
2010,
"Langkah-langkah
Proses
Bayi
Tabung"
(online)
http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/hypopit.html. Diakses pada 28 Maret
2011.

Anonym,
2010,
"Perkembangan
Mahluk
Hidup",
Crayonpedia
http://www.sci.uidaho.edu/med532/hypothal.htm. Diakses pada 28 Maret 2011.

(online)

Anonym, 2011, "Pembuahan", (online) http://www.wikipedia.com. Diakses pada 28 Maret 2011.


Nirwana, 2010, Tahapan Bayi Tabung Nirwanaworld (online) http://rnrian89.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 28 Maret 2011.
Reno, 2010, In Vitro Fertilization (online) http://bayitabung.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2011.

You might also like