Professional Documents
Culture Documents
KOMUNITAS
1.
1.1
kecacingan dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun 100.000 anak
Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60%
(Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan merupakan masa
peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja, sedangkan anak usia sekolah dasar
adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope &
Lancaster, 2003; Steward, 2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa
sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di
tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut sebagai periode
peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak
perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi fisik, mental, sosial serta
terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi
tumbuh kembang dan kesehatan usia sekolah (AUS) (Suryani, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diterapkan di sekolah atau diberikan dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan usaha untuk
menyiapkan siswa agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat
bertangung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam
usahausaha kesehatan. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan
tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat, dan
membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, 2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci tangan dengan air
bersih dan sabun; jajan di kantin sekolah, BAB dan BAK di jamban; buang sampah di
tempatnya; berolah raga; mengukur tinggi dan berat badan; memeriksa jentik nyamuk; dan
tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo, 2010). Salah satu perilaku hidup sehat yang
dilakukan anak sekolah diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
handuk, gelas. Selain itu manfaat lain dari cuci tangan yaitu menjaga kebersihan diri dan
mencegah infeksi silang,
D. Manfaat Cuci Tangan
1. mencucui tangan dengan sabun baik untuk kita dikarenakan terkadang air saja tidak
2.
3.
4.
5.
6.
data
WHO,
tangan
mengandung
39.000-4.600.000
CFU/cm2
kuman bakteri yang berpotensi tinggi mengakibatkan penyakit infeksi menular. Menurut Dr.
Robert
Imam
Sutedja,
Ketua
Kompartemen
Umum
Humas
Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), tangan merupakan salah satu media penyebaran kuman
melalui suatu permukaan yang disentuhkan ke permukaan lainnya. Selain itu, sejalan dengan
perpindahan masyarakat, tambahnya, bakteri juga akan ikut berpindah melalui makanan, air,
nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat bersin, batuk, dan mengusap mata. Aapabila melalui
udara, beberapa kuman dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Bahkan
hasil penelitian medis menunjukkan, area di balik kuku adalah tempat yang paling banyak
menyimpan kuman. Beragam kuman yang dapat hidup di balik kuku, antara lain
Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter, Klebsiella, Aeromonas, Serratio, serta jamur,
seperti Candida. Jari yang terkontaminasi kuman dapat mengontaminasi tujuh permukaan
lain
Banyak sekali penyakit yang bisa datang bila tidak mencuci tangan. Bakteri, virus,
jamur dan penyakit parasit bisa terdapat pada kulit dan lendir, darah dan cairan tubuh lainnya.
Beberapa kuman yang ditransfer melalui inhalasi dan lainnya bisa diperoleh dengan sentuhan.
Penularan penyakit fecal-oral (kotoran ke mulut) terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak
mencuci tangan dengan teknik yang baik, yaitu dengan menggunakan sabun dan air, yang
kemudian langsung menyentuh makanan. Salah satu penyakit yang diakibatkan tidak
mencuci tangan adalah diare 50%, ISPA 45% , dan infeksi cacing.
F. Cara Mencuci Tangan
Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:
a. basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir;
b. ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptik;
c. gosokkan kedua telapak tangan;
d. gosokkan sampai ke ujung jari;
e. telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jarijari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri, kemudian gosok
sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya;
f. letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci;
g. usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar, kemudian
lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri;
h. gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,
kebelakang dan berputar dan lakukan sebaliknya;
i. pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar dan
lakukan pula untuk tangan kiri;
j. bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir;
k. keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkankran, tutup kran
dengan tissue.
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa,
sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri seringkali
dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada penelitian yang dapat
membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan tertentu dapat membuat seseorang
rentan pada organisme umum yang berada di alam. Perbedaan antara sabun antiseptik dan
sabun biasa adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang
memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan
yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.
3) Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit;
infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
Meurut Departemen Kesehatan, Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
mempercepat
tangan jadi bersih, aktivitas menggosok jemari dengan sabun mampu menghilangkan kuman
yang tak tampak, minyak, lemak, kotoran di permukaan kulit, dan meninggalkan bau wangi.
Nah, wangi tadi dapat memberikan sensasi segar dan positif. CTPS terbukti ampuh
melindungi manusia dari 10 penyakit. Yaitu, muntaber, gastroenteritis, tifus, kolera, diare,
cacingan, hepatitis, leptospirosis, jamur kulit, sampai polio.
Subsistem Komunitas
a. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai rumah
sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan mudah dibersihkan.
Mayoritas penduduk yang dilakukan pengkajian mengatakan nyamuk sebagai vektor
penyakit terbesar sebanyak 392 rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh
kecoa sebanyak 16 rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa
Desa Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam Berdarah tergolong tinggi akibat
vektor penyakit berupa nyamuk.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
`
Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke Puskesmas
sebanyak 261warga (42,86%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
dokter praktik sebanyak 64warga (12,70%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong
bila sakit ke perawat sebanyak 101warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta
tolong bila sakit ke bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke ke fasilitas lain sebanyak 9 warga (1,79%).
c. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807 orang dan
karyawan sebesar 654 orang.
d. Transportasi dan Keamanan
Transportasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan kendaraan roda dua.
Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda empat dalam
melakukan mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan kaki dalam mengakses
pelayanan kesehatan.
e. Politik dan Pemerintahan
f. Untuk meningkatkan kebiasaan perilaku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka
banyak dilakukan program pendidikan kesehatan mengenai praktek mencuci tangan
dengan sabun.
g. Komunikasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakat sebagian besar
menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar masyarkat.
h. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar adalah yang sedang
sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3 %). Sedangkan penduduk yang belum TK
sebesar 26 orang, penduduk TK 96 orang dan tamat S-1 43 orang.
i. Rekreasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi. Masyarakat
Sukowono biasanya pergi ke pantai, atau ke taman hiburan lain yang letaknya berada
di Kecamatan lain.
3.2. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok sekolah di Desa Pondokrejo
mengenai tidak terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat (mencuci tangan pakai
sabun) berhubungan dengan nilai dan keyakinan masyarakat yang kurang sesuai, dan
sarana prasarana yang kurang mendukung kesehatan.
.
3.3. Intervensi
No
Diagnosa
Tgl
Nama
Keperawatan
Pem
Kriteria
dan tanda
buat
Hasil
an
Keperawatan
tangan
Ketidakefektifan
15
kelompok 2013
sekolah di Desa
mengenai
tidak
Kesehatan
melakukan
kegiatan cuci
sabun
perilaku
hidup
berhubungan
dengan nilai dan
keyakinan
masyarakat yang
kurang
sesuai,
dan
sarana
prasarana
kurang
mendukung
yang
dan
Tentang
Pentingnya
Mencuci
Tangan
dengan baik
terciptanya
kesehatan.
1. Pendidikan
tangan pakai
Pondokrejo
pakai
Tujuan:
Dapat
benar
secara
Pakai Sabun
Bagi
Anak
Usia Sekolah
dan 2. Memberikan
teratur
menerapkan
informasi
di kehidupan
tentang
sehari-hari
manfaat
Kriteria
mencuci
hasil:
Minimal
tangan
dengan
85% peserta
hadir,
sabun
serta 3. Mengajarkan
mampu
bagaimana
mendemonst
cara mencuci
rasikan cara
tangan
mencuci
dengan
tangan pakai
sabun
benar
yang
benar
4. Memberikan
informasi
kepada
siswa-siswi
tentang
akibat tidak
mencuci
tangan
5. Memberikan
informasi
kepada
siswa-siswi
tentang
penyakit
yang
dapat
dihindari
apabila
mencuci
tangan
3.4. Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan keterampilan
yang diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan yang telah dibuat.
Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah dibuat.
3.5. Evaluasi
Kriteria :
85% peserta hadir, serta mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan pakai sabun
yang benar.