Professional Documents
Culture Documents
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi. Terdiri dari inti
(nukleus)
yang
biasanya
mengandung proton (muatan
+)
dan neutron (netral) dan kulit yang mengandung elektron (muatan -).
atom
PERHATIAN :
Atom mempunyai proton, neutron, dan elektron, kecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron.
Molekul merupakan partikel netral yang terdiri dari dua atom atau
lebih.
molekul
lebih.
cth : H2O, CO2, H2SO4
Ion
Ion merupakan atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik
karena menerima atau melepaskan elektron. Bila atom netral ( atom
yang memiliki jumlah proton dan elektron yang sama) menangkap
elektron, maka jumlah elektronnya akan jadi lebih banyak dibanding
dengan proton. Atom yang menangkap elektron ini disebut atom yang
bermuatan negatif (ion negatif). Bila atom netral melepaskan
elektron, maka jumlah elektronnya akan menjadi lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah proton. Atom yang melepaskan elektron
ini disebut atom yang bermuatan positif (ion positif).
ion
Ion
yang
bermuatan
bermuatan
2
positif,
positif
disebut kation.
negatif,
negatif
disebut anion.
berdasarkan
1. Ion
=> terdiri dari 1 atom.
2. Poliatom
=> terdiri dari dua atom atau lebih.
jumlah
atom
yang
tunggal
1.
Leukippos dan Demokritus (460 380 SM)
Leukippos merupakan orang pertama yang mencetuskan
tentang keberadaan atom. Beliau bersama dengan
Demokritus muridnya mengemukakan bahwa materi
terbentuk dari partikel yang sudah tidak terbagi lagi. Yang
kemudian mereka namai dengan sebutan atom
(Yunani: atomos = tak terbagi). Namun, Pendapat ini ditolak
oleh Aristoteles, Dia berpendapat bahwa materi bersifat
kuntinu (materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak
berhingga). Oleh karena Aristosteles termasuk orang yang
sangat berpengaruh pada masa itu, gagasan tentang atom
memudar dan tidak mengalami perkembangan selama
berabad-abad lamanya.
2.
Gassendi (1592-1655 M)
Pemikiran tentang keberadaan atom muncul kembali. Sekitar
tahun 1592 1655 Gasendi mengemukakan bahwa atom
merupakan bagian terkecil suatu zat. Isaac Newton (1642
1727), seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh pada
masa itu, mengemukakan dukungannya tentang keberadaan
atom.
3.
4.
5.
Model Atom Thomson
Pada Tahun 1900, J. J Thomson menemukan Elektron.
Penemuan elektron berkaitan dengan percobaan-percobaan
tentang hantaran listrik melalui tabung hampa. Melalui
percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran itu
disebabkan oleh suatu radiasi yang memancar dari
permukaan katode menuju anode.Oleh karena berasal dari
katode, maka radiasi ini disebut sinar katode. Percobaan
lebih lanjut menunujukan bahwa sinar katode merupakan
radiasi partikel yang bermuatan listrik negatif. Selanjutnya,
Thomson menamakanya elektron. Berdasarkan hal itu,
Thomson menyimpulkan bahwa elektron merupakan partikel
dasar penyusun atom.
Setelah penemuan elektron pada tahun 1900, J. J Thomson
mengajukan model atom yang menyerupai roti kismis.
Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif
dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam
roti kismis.
6.
7.
8.
Model Atom Mekanika Kuantum (1926), Hipotesa
de Broglie
Teori atom Bohr hanya sesuai untuk atom hidrogen. Selain
itu, pada perkembangan selanjutnya diketahui bahwa
gerakan elektron menyerupai gelombang. Oleh karena itu,
posisi elektron tidak mungkin dapat dipastikan. Dengan kata
lain, orbit elektron yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari
tertentu seperti yang dikemukakan Niels Bohr tidak dapat
diterima.
Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de
Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin
Schrdinger mengembangkan suatu model atom matematis
yang menggambarkan elektron sebagai gelombang tiga
dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Menurut teori
atom mekanika kuantum, meski elektron mempunyai tingkat
energi tertentu, posisinya tidak dapat dipastikan. Yang
dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang untuk
menemukannya. Daerah dengan peluang terbesar untuk
menemukan elektron tersebut disebut orbital. Orbital
biasanya digambarkan berupa awan dengan ketebalan yang
bervariasi. Awan yang lebih tebal menyatakan peluang yang
lebih besar untuk menemukan elektron dan sebaliknya. Teori