You are on page 1of 17

REKAYASA

FONDASI II

Civil
BAB II
PONDASI DALAM (TIANG)

2.1 LANDASAN TEORI


A. Pengertian Pondasi
Fondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat
terletak sangat dalam. Fondasi tiang juga digunakan untuk mendukung
bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunanbangunan tingkat tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan
akibat beban angin. Selain itu, tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung
bangunan dermaga, dimanapada bangunan ini, tiang-tiang dipengaruhi oleh
gaya-gaya benturan kapal dan gelombang air.(Harry Cristadi, 2011)
Tiang pancang merupakan batang-batang struktur yang terbuat dari baja,
beton, dan kayu. Digunakan untuk membangun pondasi tiang pancang, yang
mana dalam dan membutuhkan dana lebih dibandingkan pondasi dangkal.
Meskipun membutuhkan dana besar, penggunaan tiang pancang sering
dianggap perlu untuk menjamin keamanan structural. Daftar berikut
mengidentifikasikan beberapa kondisi yang mensyaratkan dibutuhkannya
pondasi tiang pancang (Vesic, 1977).
B. Fungsi Fondasi
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
atau mentrasferkan beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:
1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah
lunak, ke tanah pendukung yang kuat.
2. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman
tertentu sehingga fondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang
cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan sisi tiang dengan
tanah disekitarnya.
3. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas
akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.
4. Untuk menahan gaya-gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring.

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut


bertambah.
6. Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah
tergerus air. .(Harry Cristadi, 2011)
Daftar berikut mengidentifikasikan beberapa kondisi yang mensyaratkan
dibutuhkannya fondasi tiang pancang (Vesic, 1977)
1. Ketika bagian tanah lapisan bagian atas sangatlah kompressibel dan
terlalu

lemah untuk mendukung beban yang disalurkan oleh

superstruktur, sehingga tiang pancang digunakan untuk menyalurkan


beban kelapisan batu dasar atau lapisan tanah yang lebih keras (kuat).

Gambar 1. Jika tanah lapisan kerasnya letaknya dikedalaman, beban


ditransfer ke tanah keras.
2. Ketika batuan dasar (bedrock) tidak didapatkan pada kedalaman yang
beralasan, tiang pancang digunakan untuk menyalurkan beban struktur
secara gradual (bertahap). Perlawanan yang dipakai oleh beban struktur
secara umum (sebagian besar) diperoleh oleh gesekan antara tanah dan
permukaan tiang pancang.

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

Gambar 1. Jika tanah lapisan keras juga tidak dapat dicapai oleh tiang,
pondasi digunakan untuk menyalurkan beban secara bertahap.
3. Ketika menerima gaya horizontal, pondasi tiang pancang melakukan
perlawanan dengan melentur sementara, tetap mendukung beban vertikal
yang disalurkan oleh superstruktur. Tipe seperti ini diatasi dengan desain
dan konstruksi dari struktur penahan tanah dan pondasi untuk gedung
bertingkat banyak yang dikhususkan untuk menerima beban angin yang
besar dan tekanan (gaya) gempa.

Gambar 3. Jika ada gaya horizontal, digunakan untuk menahan gaya momen.
4. Dalam banyak kasus, tanah yang ekspansif dan kolapsibel dapat ditemukan
pada lokasi dimana struktur akan dibangun. Tanah seperti ini dapat meluas
pada kedalaman yang besar di bawah permukaan tanah. Tanah yang ekspansif
mengembang dan menyusut seturut dengan meningkatnya dan menurunnya
kadar air. Jika pondasi dangkal digunakan pada situasi seperti ini, maka
NASYRAH PURNAMA SARI
F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

struktur akan menderita kerusakan yang tidak bias diabaikan. Tanah seperti
loess secara alami kolapsibel ketika kadar air dari tanah seperti ini
meningkatstrukturnya rusak (breakdown), sehingga mengakibatkan settlement
yang besar.

Gambar 4. Jika terdapat tanah ekspansif yang cukup tebal.


Sehingga struktur harus dijaga dari naik turunnya muka tanah.
5. Pondasi dari beberapa struktur, seperti menara transmisi, platform offshore, dan
pondasi ruang bawah tanah dibawah muka air tanah akan menerima gaya
angkat, sehingga pondasi tiang pancang melawan gaya ini

Gambar 5. Jika gaya tarik ke atas sangat besar


6. Abutment dari jembatan biasanya dikonstruksi diatas pondasi tiang
pancang untuk menghindari kemungkinan hilangnya daya dukung tanah
akibat penggunaan pondasi dangkal oleh erosi tanah pada permukaan.
NASYRAH PURNAMA SARI
F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

Gambar 6. Untuk pier abutments, karena akan ada erosi dari sungai.
C. Tipe-Tipe Tiang Pancang dan Karakteristik Strukturalnya
1. Tiang pancang baja.
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari
baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti
halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini
akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang
panjang dengan tahanan ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap
tekstur tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembapan tanah.
a. Pada tanah yang memiliki tekstur tanah yang kasar/kesap, maka karat
yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir
mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
b. Pada tanah liat ( clay ) yang mana kurang mengandung oksigen maka
akan menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang
terjadi karena terendam air.
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan
tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oksigen maka
lapisan pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil
sekali pada tiang pancang baja.

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat
dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition
( keadaan udara pada pori-pori tanah ) pada lapisan tanah tersebut dan
adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan memoles tiang baja tersebut dengan ter ( coaltar ) atau dengan
sarung beton sekurang-kurangnya 20 ( 60 cm ) dari muka air tanah
terendah. Karat/korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion)
pada bagian tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan
pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.

Gambar 7. Tiang pancang baja


2. Beton
Tiang pancang jenis ini terbuat dari beton seperti biasanya. Tiang pancang
ini dapat dibagi dalam 3 macam berdasarkan cara pembuatannya (Bowles,
1991), yaitu:
a. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast Reinforced Concrete Pile adalah tiang pancang beton
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting) yang
setelah cukup keras kemudian diangkat dan dipancangkan. Karena
tegangan tarik beton kecil dan praktis dianggap sama dengan nol,
sedangkan berat sendiri beton besar, maka tiang pancang ini harus

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

diberikan penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur


yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang lebih besar dari 50
ton untuk setiap tiang, hal ini tergantung pada jenis beton dan
dimensinya. Precast Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat
berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada (Gambar
2.4).

Gambar 8. Tiang Pancang beton precast reinforced concrete pile.


(Bowles, 1991)
b. Precast Prestressed Concrete Pile
Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang
pancang beton yang dalam pelaksanaan pencetakannya sama seperti
pembuatan beton prestess, yaitu dengan menarik besi tulangannya
ketika dicor dan dilepaskan setelah beton mengeras seperti dalam
(Gambar 2.5). Untuk tiang pancang jenis ini biasanya dibuat oleh
pabrik yang khusus membuat tiang pancang, untuk ukuran dan
panjangnya dapat dipesan langsung sesuai dengan yang diperlukan.

Gambar 9. Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile


(Bowles, 1991)

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

c. Cast in Place

Cast in Place merupakan tiang pancang yang dicor ditempat


dengan cara membuat lubang ditanah terlebih dahulu dengan cara
melakukan pengeboran. Pada Cast in Place ini dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
a. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian

diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik
keatas.
b. Dengan pipa baja yang dipancang ke dalam tanah, kemudian diisi

dengan beton sedangkan pipa baja tersebut tetap tinggal di dalam


tanah.
3. Kayu
Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabangcabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet
dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing.
Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud
khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek. Kadang kala ujungnya
runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari
logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam
penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan
tidak mudah busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu
terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan
lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang
selalu berganti-ganti.
Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk
kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan dari pada kayu,
akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada
pemakaian tiang pancang kayu biasanya tidak diijinkan untuk menahan
muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang. Tiang pancang
NASYRAH PURNAMA SARI
F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana sangat
banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah
memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang
cukup besar untuk di gunakan sebagai tiang pancang.

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

2.2 ANALISA RUMUS


Untuk mengetahui daya dukung tiang (Qu), terdapat 2 tahap penyelesaian, yaitu:
a. Menghitung perlawanan ujung tiang (Qp)
b. Menghitung perlawanan kulit tiang (Qs)
Rumus umum :
Qu=Q p +Q s

(Pers. 11.9 Braja M. Das. Hal. 554)

Tahap penyelesaian sebagai berikut:


a. Menghitung perlawanan ujung tiang (Qp)
Q p A p q p A p (cN c* q ' N q* )
Rumus umum :
(Pers. 11.13 Braja M. Das. Hal. 556)
Ap

Dimana :
= Luasan tiang

= Kohesi tanah yang mendukung ujung tiang

qp

= Titik unit perlawanan

N c* , N q*

q'

= Tekanan vertikal
efektif
= Faktor daya dukung
1) Metode Meyerhof
Pada tanah pasir, c = 0
QP =A P q p= A P . q' x N q ; Q p A p . ql

(Pers.11.16 Braja M. Das. Hal. 556)

Pada tanah lempung, = 0

QP =N C C u A P =9 Cu A P
559)
Dimana :
Cu
= Kohesi tak terairi
AP

= Luasan tiang

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

(Pers.11.18 Braja M. Das. Hal.

REKAYASA
FONDASI II

Civil

N q = Faktor daya dukung (Lihat tabel 11.15 Braja M.Das, hal 558)
'
q = Tegangan vertikal efektif pada ujung tiang = . L

= Tahanan titik pembatas = 0.5 Pa N q tan

q1

2) Metode Vesic
Pada tanah pasir, c = 0
'

QP =A P q p= A P 0 N

(Pers.11.19 Braja M. Das. Hal. 560)

Dimana :
'0 = Tegangan efektif normal rata-rata pada ujung tiang

( 1+23 K ) q '

'0 =
Ko

(Pers.11.20 Braja M. Das. Hal. 560)

= Koefisien tekanan tanah diam = 1sin

N c , N = Faktor daya dukung


3 N q
N =
1+ 2 K o

(Pers.11.22 Braja M. Das. Hal. 560)

Pada tanah lempung, = 0


QP =A P q p= A P Cu N c

(Pers.11.31 Braja M. Das. Hal. 561)

Dimana :
Cu

= Kohesi tak terairi

AP

= Luasan tiang

Irr +1

ln + +1
2
4

N c=
3

(Pers.11.32 Braja M. Das. Hal. 561)

3) Metode Janbu
Qp = Ap (C . N*c + N*q . q)
Untuk tanah berpasir :
NASYRAH PURNAMA SARI
F 111 11 015

(Pers 8.29, Bowles (Hal 493).

REKAYASA
FONDASI II

Civil

Qp = Ap . qp.
Dimana :

1 tan 2

Nq*

= (tan

Nc*

= (N*q 1). Cos

(l2 tan ) (Pers. 8.30, Bowles (Hal 496)


(Pers. 8.31, Bowles (Hal 496).

Nilai Nq* dan Nc* dapat ditentukan berdasarkan grafik 9.15.

b. Menghitung perlawanan kulit tiang (Qs)


Qs= p L f
Dimana :
p = Keliling penampang tiang
L = Panjang tiang
f = tahanan gesek satuan pada setiap kedalaman z
Pada tanah pasir:
Tahanan gesek satuan untuk kedalaman tertentu tiang di dalam pasir dapat
dinyatakan sebagai berikut, untuk kedalaman z = 0 sampai L :
f =K 'v tan
(Pers.11.41 Braja M. Das. Hal.
569)
Untuk z = L sampai L
f =f z= L'

(Pers.11.42 Braja M. Das. Hal. 569)

Dimana :
K = Koefisien tekanan tanah

(Sumber : Princeples of Foundation Engineering, Braja M.Das. Hal 570)

Nilai K yang direkomendasikan oleh Mansur dan Hunter (1970) :


H-Piles................................K = 1.65
NASYRAH PURNAMA SARI
F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil

Steel pipe piles...................K = 1.26


Precast conceret piles.........K = 1.5
'v = Tegangan vertikal efektif

= Sudut gesek antara tanah-tiang = 0.8

Pada tanah lempung


1) Metode
f av =( 'o +2C u )

(Pers.11.51 Braja M. Das. Hal. 575)

Dimana:
'o = Nilai tengah tegangan vertikal efektif untuk seluruh panjang tiang
Cu

= Kohesi tak terair, =0

= (Lihat tabel 11.9, Braja M.Das. Hal. 576)


2) Metode
f = . C u

(Pers.11.53 Braja M. Das. Hal. 577)

Dimana :

= faktor adhesion empiris (Lihat tabel 11.10, Braja M.Das Hal 577)

3) Metode

Jika tiang disorongkan ke dalam lempung jenuh, tekanan air pori di sekitar
tiang akan meningkat. Kelebihan tekanan air pori ini pada lempung
terkonsolidasi normal bisa jadi sebesar 4-6 kali cu. Namun, di dalam satu
bulanan, tekanan ini perlahan-lahan berkurang. Maka tahanan gesek satuan
untuk tiang dapat ditentukan dengan mengacu pada parameter tegangan
efektif lempung dalam keadaan remolded (yaitu c = 0). Maka pada suatu
kedalaman tertentu,

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II

Civil
'

f = v

(Pers.11.56 Braja M. Das. Hal.

578)
Dimana :
'v = Tegangan vertikal efektif untuk kedalaman tertentu
K tan R

= Sudut gesek salur lempung remolded

= Koefisien tekanan tanah

Nilai K dapat secara konservatif diambil sebagai koefisien tekanan tanah


diam, atau
K=1sin R

(Pers.11.58 Braja M. Das. Hal. 578)

K=1sin R OCR

(Pers.11.59 Braja M. Das. Hal. 578)

c. Menghitung Dukung Ijin Tiang


Daya dukung batas tiang dapat dihitung sebagai jumlah dari daya dukung ujung
dan daya dukung tahanan kulit. Dengan diperolehnya daya dukung batas, maka
daya dukung ijin dapat diperoleh dengan memakaikan suatu faktor keamanan
sedemikian hingga beban ijin total untuk masing-masing tiang dapat dihitung
dengan :
Q
Qall = u
FS
Dimana :
FS = Faktor keamanan (2-4),
Qall

= Daya dukung ijin masing-masing tiang

Qu

= Daya dukung Ijin

d. Menghitung Dukung Ijin Tiang Kelompok


2 ( n1 +n22 ) d+ 4 D
Qg (u)=
Qu
p n1 n2

619)
Dimana:
NASYRAH PURNAMA SARI
F 111 11 015

(Pers.11.119 Braja M. Das. Hal.

REKAYASA
FONDASI II

Civil

n1

= Jumlah tiang horizontal

n1

= Jumlah tiang vertikal

e. Penurunan Pondasi Tiang


1) Penurunan Elastik Tiang Tunggal
Penurunan tiang di bawah beban bekerja vertikal (Qw) disebabkan oleh tiga
faktor berikut ini :
S e =Se(1) + Se (2) + S e(3 )

(Pers.11.72 Braja M. Das. Hal. 588)

Dimana :
Se

= Penurunan tiang total

S e(1)

= Penurunan batang tiang

S e(2)

= Penurunan tiang akibat beban titik

S e(3)

= Penurunan tiang akibat beban yang tersalur sepanjang batang

a) Penurunan tiang batang


( Q + Qws ) L
S e(1)=
AP EP

(Pers.11.73 Braja M. Das. Hal.

589)
Dimana :
Q
Qws

= Beban yang dipikul ujung tiang dibawah kondisi beban kerj


= Beban yang dipikul kulit tiang di bawah kondisi beban kerja

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II
AP

Civil
= Luas penampang tiang

L = Panjang tiang

EP

= Modulus elastisitas bahan tiang


= 0.5-0.67

b) Penurunan tiang akibat beban titik


S e(2)=

Q C P
D qP

(Pers.11.75 Braja M. Das.

Hal. 589)
Dimana:
D

= Diameter tiang

qP

= Tahanan ujung tiang

CP

= Koefisien empiris, dapat dilihat pada tabel berikut:

(Sumber : Princeples of Foundation Engineering, Braja M.Das. Hal 590)

c) Penurunan tiang akibat beban yang tersalur sepanjang batang


Q C s
S e(3)=
(Pers.11.78 Braja M. Das. Hal. 590)
L qP
Dimana:
L = Panjang tiang

Cs

= Koefisien empiris

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

REKAYASA
FONDASI II
C s=(0.93+0.16

Civil

L
)C
D p

(Pers.11.79 Braja M. Das. Hal.

590)
2) Penurunan tiang kelompok
B
S g (e)= q S e
D

(Pers.11.122 Braja M. Das. Hal.

624)
Dimana:
Bq

= Lebar tiang kelompok

= Diameter satu tiang dalam kelompok

Se

= Penurunan elastik tiang tunggal

NASYRAH PURNAMA SARI


F 111 11 015

You might also like