Professional Documents
Culture Documents
BAB I
KONSTRUKSI TURAP
(Sheet Pile)
1.1 LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dinding Turap
Dinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi kecuali
untuk menahan tanah, juga berfungsi untuk menahan masuknya air ke dalam
lubang galian.
Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah,
turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti: penahan tebing galian
sementara, bangunan-bangunan di pelabuhan, dinding penahan tanah, bendungan
elak dan lain-lain. Bila tanah yang ditahan dangkal, maka cukup digunakan turap
kantilever. Namun, bila kedalaman tanah yang ditahan sangat dalam, maka harus
digunakan turap diangker. (Hary Cristady, 2011)
B. Tipe-Tipe Turap
Tipe turap dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan turap tersebut
bermacam-macam, contohnya : Kayu, beton bertulang, dan baja.
1. Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu
tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini
tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah
bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang
berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak
mudah lapuk. Turap kayu digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara,
misalnya untuk penahan tebing galian. Bentuk susunan turap kayu dapat dilihat
pada gambar dibawah :
Planks
piles
500 800 mm
Rekayasa Pondasi II
Rekayasa Pondasi II
(a)
(MN/m2)
170
120
120
(b)
(c)
Gambar 1.3 Tipe Turap Baja
C. Jenis dan Metode Konstruksi Turap
Pada prinsipnya, perencanaan dinding turap dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: (a) dinding cantilever (cantilver walls) dan (b) dinding berjangkar (anchored
walls). Turap dengan dinding cantilever, sebagaimana dinyatakan dalam namanya
adalah tiang yang ujungnya tertahan oleh tanah sehingga seolah-olah tergantung.
Stabilitas turap jenis ini sangat tergantung pada panjang penanaman tiang.
Sedangkan turap berjangkar, disamping ujungnya tertanam, di sekitar ujung lainnya
dipasang jangkar yang akan memberikan gaya tarik melawan kecenderungan tiang
turap terdorong ke arah yang berlawanan dengan tanah.
Dalam metode konstruksi tiang turap terdapat beberapa cara, yaitu pertama
dengan meletakkannya di dalam tanah yang terlebih dahulu digali lalu kemudian
diisi kembali dengan tanah isian, dan yang kedua dengan memancangkannya ke
dalam tanah, kemudian tanah di depannya digali. Atau dalam hal konstruksi
dermaga, tiang turap dipancangkan dalam air hingga mencapai tanah, kemudian
tanah isian diberikan di belakangnya. Dalam banyak kasus tanah isian yang
diletakkan di belakang dinding turap biasanya adalah tanah granular. Sementara
tanah di bawah garis penggalian bisa tanah pasir atau lempung. Permukaan tanah
pada sebelah dimana air berada biasanya diacu sebagai garis galian (dredge line).
Abdul Risal Ali Lakita / F 111
11 006
Rekayasa Pondasi II
Berdasarkan hal ini terdapat dua macam metode konstruksi turap, yaitu (a) struktur
urugan (backfilled structure) dan (b) struktur galian (dredged structure). Langkahlangkah pelaksanaan struktur urugan diperlihatkan pada Gambar 1.4 dan struktur
galian pada Gambar 1.5.
Rekayasa Pondasi II
Rekayasa Pondasi II
Untuk
H > 11m
Digunakan 2 angker
Batang Pengikat
H=<6m
(b)
Gambar 1.7 (a) Tipe dinding turap kantilever, (b) Tipe dinding turap diangker.
D. ANALISIS PERHITUNGAN
1. Turap Kantilever (Cantilever Sheet Pile)
a) Kasus pada tanah pasir.
Rekayasa Pondasi II
z=L1
(Pers. 9.1, Braja M.Das. Hal
444)
Dimana:
= Berat isi tanah
z=L1+ L2
P2=( L1 + ' L1 ) K a
444)
Dimana:
' = Berat isi efektif = sat w
Untuk menentukan besarnya tekanan bersih dibawah garis galian dan diatas titik 0,
harus dipertimbangkan tekanan tanah aktif dan pasif pada kedua sisi dinding turap.
Dengan mengabaikan tekanan hidrostatik, tekanan tanah aktif pada kedalaman z,
maka:
(Pers. 9.3, Braja M.Das. Hal 444)
Pa = ( L1 + L2 + (z L1 L2))Ka
Abdul Risal Ali Lakita / F 111
11 006
Rekayasa Pondasi II
Dengan: L = L1 + L2
Tekanan bersih (P) sama dengan nol pada kedalaman L3 dibawah garis galian
(dredged line), sehingga:
P = P2 - (z L) (Kp Ka) = 0
Atau:
(z L) = L3 = P2/( (Kp Ka))
Pada dasar tiang turap, tekanan pasif (Pp) bekerja dari sisi kanan ke kiri dan tekanan
tanah aktif (Pa) bekerja dari sisi kiri ke kanan, sehingga pada z=L+D .
Pp =( L1 + L2+ D)
Maka dengan mengombinasikan Pers. 9.8 dan 9.9, tekanan lateral bersih dapat
ditentukan sebagai berikut:
Pp Pa = P4 = ( L1 + L2 ) Kp + D (Kp Ka)
= ( L1 + L2 ) Kp + L3 (Kp Ka) + L4 (Kp Ka)
= P5 + L4 (Kp Ka)
(Pers. 9.10, Braja M.Das. Hal 445)
Dimana:
(Pers. 9.11, Braja M.Das. Hal 445)
P5 = (( L1 + L2 ) Kp + L3 (Kp Ka)
D = L3+ L4
Rekayasa Pondasi II
445)
Dengan mengombinasikan Pers. (9.7), (9.10), (9.14), dan (9.15) dan kemudian
menyederhanakan mereka secara bersama-sama, maka akan diperoleh sebuha
persamaan berderajat 4 dalam L4.
L44 + A1 L34 A 2 L24 A3 L4 A 4=
Dimana:
A1 = P5/(Kp3 Ka3) 3
A3 = 6P(2z (Kp3 Ka3) + P5/(3)2 (Kp3 Ka3)2
A2 = 8P/(Kp3 Ka3) 3
A4 = P (6z P5 + 4P/(3)2 (Kp3 Ka3)2
Menghitung Momen Lentur Maksimum
Momen maksimum akan terjadi antara titik E dan F. Untuk menentukan momen
maksimum Mmax per satuan panjang dinding, maka terlebih dahulu harus
ditentukan sebuah titik dimana gaya geser (gaya lintang) sama dengan nol. Dengan
memakai suatu acuan jarak baru z (dengan titik asal E) untuk gaya geser sama
dengan nol berlaku,
z'
1
P=
2
Atau,
z'=
2P
( K P K a) '
Pada gaya geser sama dengan nol dapat ditentukan F, maka besarnya momen
maksimun dapat diperoleh sebagai berikut,
M Max =P ( z + z ' )
][ ]
1 ' '2
1
z (K PK a)
z'
2
3
Ukuran profil tiang turap yang dibutuhkan kemudian dapat dibuat dengan mengacu
kepada tegangan lentur izin bahan yang digunakan, atau
Rekayasa Pondasi II
S=
M Max
all
Dimana:
S = Modulus penampang (section modulus) tiang turap yang dibutuhkan per
satuan panjang struktur
all = Tegangan lentur ijin tiang turap
b) Kasus pada tanah lempung
Dalam beberapa kasus, tiang turap cantilever harus disorongkan ke
dalam lapisan lempung yang mempunyai kohesi taksalur (undrained cohesion),
c (konsep f = 0). Diagram tekanan bersih akan agak berbeda daripada yang
diperlihatkan pada Gambar 7(a). Gambar 10 memperlihatkan sebuah dinding
turap yang disorongkan ke dalam lempung dengan bahan isian di belakang
turap adalah tanah granular yang terletak di atas garis galian. Misalkanlah
permukaan air terletak pada kedalaman L1 di bawah puncak turap.
Sebagaimana sebelumnya, dengan menggunakan Pers. (1) dan (2), intensitas
tekanan tanah bersih p1 dan p2 dapat dihitung, sehingga diagram untuk
distribusi tekanan tanah di atas permukaan garis galian dapat digambarkan.
Rekayasa Pondasi II
L1 + L2
Dimana,
=0 ,
=0, besarnya
Dengan cara yang sama, tekanan aktif dari kiri ke kanan adalah,
pa= sat D2c
F H =0
Rekayasa Pondasi II
Dimana
454)
M B =0 , atau
2
L
D 1
P1 ( D+ z 1 ) [ 4 c( L1+ L2) ]
+ L4 ( 8 c ) 4 =0
2 2
3
( )
'
P1 (P1+ 12c z1 )
( L1 + ' L2 )+ 2c
Rekayasa Pondasi II
'
P1 p6 z =0
atau
z'=
P1
p6
455)
Besarnya momen maksimum kemudian dapat dihitung dengan rumus,
p 6 z' 2
M max=P 1 ( z + z1 )
2
'
Diagram tegangan tanah sama dengan turap kantilever. Jangkar dipasang pada
kedalaman l1 di bawah muka tanah.
' 1= L1 K a
' 2=( L1+ ' L2) K a
Rekayasa Pondasi II
L3 =
'2
'
(K pK a )
Pada kedalaman z =
L1 + L 2 + L 3 + L 4
' 8 = ' ( K pK a) L4
Syarat kestabilan :
Jumlah gaya horisontal,
H =0
L4 . ' 8F=0
'
2
F = P ( K p K a ) L4
462)
Dimana, P = luas diagram ACDE.
M =0
Rekayasa Pondasi II
Ketika menggunakan turap berjangkar dengan kaki pile terjepit, tidak berputar
digunakan solusi balok ekivalen untuk menghitung L3 dan D. Analog dengan
balok lentur RSTU.T ~ F dan S~I (Titik balik).
Ps~P( Ps = reaksi tumpuan di Sjika dipotong RS.)
Rekayasa Pondasi II
1
L'
1
L'
Rekayasa Pondasi II
z=L1+ L2
ke
z=L1+ L2+ D
adalah,
6 =4 c( L1+ ' L2)
Kesetimbangan statis gaya horizontal adalah
P1 6 D=F
Dimana,
P1 = Luas diagram tekanan ACD
Rekayasa Pondasi II
F
P1=( L1 + L2l 1 z1 ) 6 D l 2+ L2 +
D
=0
2
L1< z< L1 + L2 .
Pu
Rekayasa Pondasi II
W = H . t . concrete
W
Kp sin =
1
H 2 Ka sin
2
1
H2
2
Berdasarkan dari grafik 6.37 (b) untuk = 30 dan Kp sin = 0,0502, sehingga
diperoleh nilai Kp cos = 3,552.
Pu
1
2
Pu (s)
Pu
Be
= 0,19 (H + h) + B
Pu
= Pu (s) . Be
P all =
Cov 1
Cov H
n
P' u (s)
Fs
diambil Fs = 2 - 4.
Pall
F
Rekayasa Pondasi II
1= 45 + 2
2= 45 -
Tan 2 =
b. Kp sin
1
H 2 Ka sin
2
1
H2
2
c. Berdasarkan dari grafik 6.37 (b) untuk = 30 dan Kp sin = 0,0502, sehingga
diperoleh nilai Kp cos = 3,552.
Pu
1
2
Rekayasa Pondasi II
Pu (s)
e.
P all
Cov 1
Cov H
n
P ' u (s )
Fs
Pu
diambil Fs = 2 - 4.
Pall
F
f. s
g. Be
= 0,19 (H + h) + B
h. Pu
= Pu (s) . Be
i. P all
= F . Fs . S
j. Check:
Pu
Pall
>1