You are on page 1of 21

Rekayasa Pondasi II

BAB I
KONSTRUKSI TURAP
(Sheet Pile)
1.1 LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dinding Turap
Dinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi kecuali
untuk menahan tanah, juga berfungsi untuk menahan masuknya air ke dalam
lubang galian.
Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah,
turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti: penahan tebing galian
sementara, bangunan-bangunan di pelabuhan, dinding penahan tanah, bendungan
elak dan lain-lain. Bila tanah yang ditahan dangkal, maka cukup digunakan turap
kantilever. Namun, bila kedalaman tanah yang ditahan sangat dalam, maka harus
digunakan turap diangker. (Hary Cristady, 2011)
B. Tipe-Tipe Turap
Tipe turap dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan turap tersebut
bermacam-macam, contohnya : Kayu, beton bertulang, dan baja.
1. Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu
tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini
tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah
bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang
berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak
mudah lapuk. Turap kayu digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara,
misalnya untuk penahan tebing galian. Bentuk susunan turap kayu dapat dilihat
pada gambar dibawah :

Planks

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


Splined piles
11 006

piles

Tongue and rouge piles

500 800 mm

Rekayasa Pondasi II

Gambar 1.1 Tipe-tipe Turap Kayu


2. Turap Beton
Turap beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum
dipasang dalam bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait satu
sama lain seperti pada gambar. Masing-masaing balok, kecuali dirancang kuat
menahan beban-beban yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban
yang akan bekerja pada waktu pengangkutannya. Ujung bawah turap dibentuk
meruncing untuk memudahkan pemancangan.

Gambar 1.2 Tipe Turap Beton


3. Turap Baja
Turap baja seperti pada gambar sangat umum digunakan, karena lebih
menguntungkan dan mudah penggunannya. Keuntungan-keuntungannya antara
lain sebagai berikut :
a. Turap baja kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan
b. Bahan turap ralatif tidak begitu berat
c. Turap dapat digunakan berulang-ulang
d. Turap baja mempunyai keawetan yang tinggi
e. Penyambungan mudah, bila kedalaman turap besar

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Tabel. 1 Tegangan Ijin Baja


Tipe Baja
ASTM A 328
ASTM A 572
ASTM A - 690

Tegangan ijin (lb/in2


25.000
30.000
30.000

(a)

(MN/m2)
170
120
120

(b)

(c)
Gambar 1.3 Tipe Turap Baja
C. Jenis dan Metode Konstruksi Turap
Pada prinsipnya, perencanaan dinding turap dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: (a) dinding cantilever (cantilver walls) dan (b) dinding berjangkar (anchored
walls). Turap dengan dinding cantilever, sebagaimana dinyatakan dalam namanya
adalah tiang yang ujungnya tertahan oleh tanah sehingga seolah-olah tergantung.
Stabilitas turap jenis ini sangat tergantung pada panjang penanaman tiang.
Sedangkan turap berjangkar, disamping ujungnya tertanam, di sekitar ujung lainnya
dipasang jangkar yang akan memberikan gaya tarik melawan kecenderungan tiang
turap terdorong ke arah yang berlawanan dengan tanah.
Dalam metode konstruksi tiang turap terdapat beberapa cara, yaitu pertama
dengan meletakkannya di dalam tanah yang terlebih dahulu digali lalu kemudian
diisi kembali dengan tanah isian, dan yang kedua dengan memancangkannya ke
dalam tanah, kemudian tanah di depannya digali. Atau dalam hal konstruksi
dermaga, tiang turap dipancangkan dalam air hingga mencapai tanah, kemudian
tanah isian diberikan di belakangnya. Dalam banyak kasus tanah isian yang
diletakkan di belakang dinding turap biasanya adalah tanah granular. Sementara
tanah di bawah garis penggalian bisa tanah pasir atau lempung. Permukaan tanah
pada sebelah dimana air berada biasanya diacu sebagai garis galian (dredge line).
Abdul Risal Ali Lakita / F 111
11 006

Rekayasa Pondasi II

Berdasarkan hal ini terdapat dua macam metode konstruksi turap, yaitu (a) struktur
urugan (backfilled structure) dan (b) struktur galian (dredged structure). Langkahlangkah pelaksanaan struktur urugan diperlihatkan pada Gambar 1.4 dan struktur
galian pada Gambar 1.5.

Gambar 1.4 Langkah-langkah konstruksi untuk struktur urugan

Gambar 1.5 Langkah-langkah konstruksi untuk struktur galian


Konstruksi dinding turap, yaitu :

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

1. Dinding Turap Kantilever


Dinding turap cantilever biasanya direkomendasikan untuk dinding dengan
ketinggian sedang, berkisar 6 m atau kurang di atas garis galian. Pada dinding
ini, turap berprilaku seperti sebuah balok lebar cantilever di atas garis galian.
Prinsip dasar untuk menghitung distribusi tekanan tanah lateral tiang turap
cantilever dapat dijelaskan dengan bantuan Gambar 1.6, yang menunjukkan
prilaku leleh dinding cantilever yang tertanam pada lapisan pasir di bawah garis
galian. Dinding berputar pada titik O. Oleh karena adanya tekanan hidrostatik
pada masing-masing sisi dinding, maka tekanan ini akan saling menghilangkan,
dengan demikian yang diperhitungkan hanya tekanan tanah lateral efektif saja.
Pada Zona A, tekanan lateral hanyalah tekanan tanah aktif saja yang berasal dari
tanah sebelah di atas garis galian. Sementara pada Zona B, oleh karena
pelenturan dinding di daerah ini, maka bekerja tekanan tanah lateral aktif dari
bagian tanah sebelah atas garis galian dan tekanan tanah pasif di bawah garis
galian di sebelah air. Kondisi pada Zona B ini akan berkebalikan dengan Zona
C, yaitu di bawah titik rotasi O. Distribusi tekanan tanah bersih ditunjukkan
pada Gambar 1.6 (b), namun untuk penyederhanaan biasanya Gambar 1.6 (c)
akan digunakan dalam perencanaan. (Braja M.Das, )

Gambar 1.6 Tiang turap cantilever tertanam pada pasir


2. Dinding Turap di angker
Dinding turap diangker cocok untuk menahan tebing galian yang
dalam, tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah (pada gambar b).
Dinding turap ini menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah
dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya. Kedalaman
Abdul Risal Ali Lakita / F 111
11 006

Rekayasa Pondasi II

turap menembus tanah bergantung pada besarnya tekanan tanah. Untuk


dinding turap yang tinggi diperlukan turap baja dengan kekuatan tinggi.
Stabilitas dan tegangan-tegangan pada turap yang diangker bergantung pada
banyak faktor, misalnya kekakuan relatif bahan turap, kedalaman penetrasi
turap, kemudah-mampatan tanah, kuat geser tanah, keluluhan angker dan
lain-lainnya. (Harry Cristadi, 2011)

Untuk
H > 11m
Digunakan 2 angker
Batang Pengikat

H=<6m

(b)
Gambar 1.7 (a) Tipe dinding turap kantilever, (b) Tipe dinding turap diangker.
D. ANALISIS PERHITUNGAN
1. Turap Kantilever (Cantilever Sheet Pile)
a) Kasus pada tanah pasir.

Gambar 1.5 Turap Kantilever pada pasir

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Gambar 1.6 Turap Kantilever pada pasir


(a) Diagram tekanan tanah dan (b) Variasi momen

Tekanan aktif pada kedalaman


P1= L1 K a

z=L1
(Pers. 9.1, Braja M.Das. Hal

444)
Dimana:
= Berat isi tanah

K a = Koefisien tekanan tanah aktif Rankine = tan 2( 45 )


2
Tekanan aktif pada kedalaman

z=L1+ L2

P2=( L1 + ' L1 ) K a

(Pers. 9.2, Braja M.Das. Hal

444)
Dimana:
' = Berat isi efektif = sat w
Untuk menentukan besarnya tekanan bersih dibawah garis galian dan diatas titik 0,
harus dipertimbangkan tekanan tanah aktif dan pasif pada kedua sisi dinding turap.
Dengan mengabaikan tekanan hidrostatik, tekanan tanah aktif pada kedalaman z,
maka:
(Pers. 9.3, Braja M.Das. Hal 444)
Pa = ( L1 + L2 + (z L1 L2))Ka
Abdul Risal Ali Lakita / F 111
11 006

Rekayasa Pondasi II

Tekanan tanah pasif:


Pp = (z L1 L2) Kp
Dimana:
Kp = tan2 (45 + /2)

(Pers. 9.4, Braja M.Das. Hal 444)

Untuk mendapatkan tekanan besih (P)


P = Pa Pp = ( L1 + L2)Ka - Pp = (z L1 L2) Kp (Kp Ka)
P = P2 - (z L) (Kp Ka)

(Pers. 9.5, Braja M.Das. Hal 444)

Dengan: L = L1 + L2
Tekanan bersih (P) sama dengan nol pada kedalaman L3 dibawah garis galian
(dredged line), sehingga:
P = P2 - (z L) (Kp Ka) = 0
Atau:
(z L) = L3 = P2/( (Kp Ka))

(Pers. 9.6, Braja M.Das. Hal 444)

Dari persamaan sebelumnya, terlihat bahwa kemiringan (slope) garis distribusi


tekanan bersih DEF adalah 1 vertikal dengan (Kp Ka) horizontal. Sehingga di
dalam diagram:
P3 = L4 (Kp Ka)

(Pers. 9.7, Braja M.Das. Hal 445)

Pada dasar tiang turap, tekanan pasif (Pp) bekerja dari sisi kanan ke kiri dan tekanan
tanah aktif (Pa) bekerja dari sisi kiri ke kanan, sehingga pada z=L+D .
Pp =( L1 + L2+ D)

(Pers. 9.8, Braja M.Das. Hal 445)

Pada kedalaman yang sama


Pa = D Ka

(Pers. 9.9, Braja M.Das. Hal 445)

Maka dengan mengombinasikan Pers. 9.8 dan 9.9, tekanan lateral bersih dapat
ditentukan sebagai berikut:
Pp Pa = P4 = ( L1 + L2 ) Kp + D (Kp Ka)
= ( L1 + L2 ) Kp + L3 (Kp Ka) + L4 (Kp Ka)
= P5 + L4 (Kp Ka)
(Pers. 9.10, Braja M.Das. Hal 445)
Dimana:
(Pers. 9.11, Braja M.Das. Hal 445)
P5 = (( L1 + L2 ) Kp + L3 (Kp Ka)
D = L3+ L4

(Pers. 9.12, Braja M.Das. Hal 445)

Untuk kestabilan turap, prinsip statika dapat digunakan,


gaya-gaya hirozontal per satuan panjang dinding = 0
Dan,
Momen per satuan panjang dinding pada titik B = 0

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Jumlah dari seluruh gaya-gaya horizontal adalah,


Luas ACDE pada diagram tekanan Luas EFHB + luas FHBG = 0
atau
1
1
P p3 L4 + L5 ( P3 + P4 )=0
(Pers. 9.13, Braja M.Das. Hal 445)
2
2
Dari persamaan 9.13:
P L 2 P
L5 = 3 4
P3 + P 4

(Pers. 9.14, Braja M.Das. Hal

445)
Dengan mengombinasikan Pers. (9.7), (9.10), (9.14), dan (9.15) dan kemudian
menyederhanakan mereka secara bersama-sama, maka akan diperoleh sebuha
persamaan berderajat 4 dalam L4.
L44 + A1 L34 A 2 L24 A3 L4 A 4=

(Pers. 9.16, Braja M.Das. Hal 446)

Dimana:
A1 = P5/(Kp3 Ka3) 3
A3 = 6P(2z (Kp3 Ka3) + P5/(3)2 (Kp3 Ka3)2
A2 = 8P/(Kp3 Ka3) 3
A4 = P (6z P5 + 4P/(3)2 (Kp3 Ka3)2
Menghitung Momen Lentur Maksimum
Momen maksimum akan terjadi antara titik E dan F. Untuk menentukan momen
maksimum Mmax per satuan panjang dinding, maka terlebih dahulu harus
ditentukan sebuah titik dimana gaya geser (gaya lintang) sama dengan nol. Dengan
memakai suatu acuan jarak baru z (dengan titik asal E) untuk gaya geser sama
dengan nol berlaku,
z'

1
P=
2
Atau,
z'=

2P
( K P K a) '

(Pers. 9.21, Braja M.Das. Hal 447)

Pada gaya geser sama dengan nol dapat ditentukan F, maka besarnya momen
maksimun dapat diperoleh sebagai berikut,

M Max =P ( z + z ' )

][ ]

1 ' '2
1
z (K PK a)
z'
2
3

(Pers. 9.22, Braja M.Das. Hal 447)

Ukuran profil tiang turap yang dibutuhkan kemudian dapat dibuat dengan mengacu
kepada tegangan lentur izin bahan yang digunakan, atau

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

S=

M Max
all

(Pers. 9.23, Braja M.Das. Hal 447)

Dimana:
S = Modulus penampang (section modulus) tiang turap yang dibutuhkan per
satuan panjang struktur
all = Tegangan lentur ijin tiang turap
b) Kasus pada tanah lempung
Dalam beberapa kasus, tiang turap cantilever harus disorongkan ke
dalam lapisan lempung yang mempunyai kohesi taksalur (undrained cohesion),
c (konsep f = 0). Diagram tekanan bersih akan agak berbeda daripada yang
diperlihatkan pada Gambar 7(a). Gambar 10 memperlihatkan sebuah dinding
turap yang disorongkan ke dalam lempung dengan bahan isian di belakang
turap adalah tanah granular yang terletak di atas garis galian. Misalkanlah
permukaan air terletak pada kedalaman L1 di bawah puncak turap.
Sebagaimana sebelumnya, dengan menggunakan Pers. (1) dan (2), intensitas
tekanan tanah bersih p1 dan p2 dapat dihitung, sehingga diagram untuk
distribusi tekanan tanah di atas permukaan garis galian dapat digambarkan.

Gambar 1.7 Tiang turap cantilever tertanam pada lapisan lempung


Sedangkan diagram untuk distribusi tekanan tanah bersih di bawah permukaan
garis galian dapat ditentukan sebagai berikut.

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II
L1 + L2

Pada kedalaman z yang lebih besar dari

dan di atas titik rotasi,

tekanan aktif (Pa) dari kanan ke kiri dapat dinyatakan dengan,


pa=[ L1 + ' L2 + sat ( zL1L2 ) ] K a2c K a

Dimana,

(Pers. 9.40 Braja M. Das. Hal. 453)

K a = koefisien tekanan tanah aktif Rankie, dengan

=0 ,

besarnya akan menjadi nol.


Dengan cara yang sama, tekanan pasif ( p p ) dari kiri ke kanan dapat
diberikan sebagai,
p p= sat ( zL1L2 ) K P+ 2 c K P

(Pers. 9.41 Braja M. Das. Hal. 453)

Dimana, Kp = koefisien tekanan tanah pasif Rankie; dengan

=0, besarnya

akan menjadi nol.


Maka, tekanan bersih menjadi
p6= p p p a=[ sat ( zL1 L2) + 2c ] [ L1 + ' L2 + sat ( zL1L2 ) ]+ 2c
L1 + ' L2
4 c

(Pers. 9.42 Braja M. Das. Hal. 453)

Pada dasar turap, tekanan pasif dari kanan ke kiri adalah,


p p=( L1 + ' L2 + sat D ) +2 c

(Pers. 9.43 Braja M. Das. Hal. 453)

Dengan cara yang sama, tekanan aktif dari kiri ke kanan adalah,
pa= sat D2c

(Pers. 9.44 Braja M. Das. Hal. 454)

Maka tekanan bersih menjadi,


'

p7= p p p a=4 c +( L1+ L2)

Untuk analisis kesetimbangan,

(Pers. 9.45 Braja M. Das. Hal. 454)

F H =0

(yaitu luas diagram tekanan

ACDE-luas EFIB + luas GIH = 0) atau,


1
'
'
'
P1 4 c( L1 + L2 ) D + L4 4 c ( L1 + L2 ) + 4 c+( L1 + L2 ) =0
2

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Dimana

P1 = luas diagram tekanan ACDE

Dengan menyederhanakan persamaan sebelumnya maka diperoleh


D [ 4 c( L1 + ' L2) ]P1
L4=
4c

(Pers. 9.46 Braja M. Das. Hal.

454)

Sekarang ambillah momen di titik B,

M B =0 , atau

2
L
D 1
P1 ( D+ z 1 ) [ 4 c( L1+ L2) ]
+ L4 ( 8 c ) 4 =0
2 2
3

( )

'

(Pers. 9.47 Braja M. Das. Hal. 454)


Dimana,

z 1 = jarak dari pusat ke tekanan pada diagram ACDE diukur dari

permukaan garis galian.


Dengan mengombinasikan Pers. (9.46) dan (9.47) dapat diturunkan.
D2 [ 4 c( L1+ ' L2) ]2 D P1

P1 (P1+ 12c z1 )

( L1 + ' L2 )+ 2c

(Pers. 9.48 Braja M. Das. Hal. 454)


Dengan menyelesaikan persamaan ini maka dapat diperoleh D, yaitu kedalam
penetrasi ke dalam lapisan lempung yang dibutuhkan oleh turap.

Menghitung Momen Maksimum


Dengan merujuk pada gambar 1.7, momen maksimum (yaitu momen di titik
dimana gaya geser sama dengan nol) akan terjadi antara L1 + L2 < z < L1 + L2 +
L3. Dengan menggunakan sistem koordinat z (z = 0 pada garis galian) gaya geser
menjadi,

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

'

P1 p6 z =0

atau

z'=

P1
p6

(Pers.9.49 Braja M. Das. Hal.

455)
Besarnya momen maksimum kemudian dapat dihitung dengan rumus,
p 6 z' 2
M max=P 1 ( z + z1 )
2
'

(Pers.9.50 Braja M. Das. Hal. 455)

Dengan diketahui momen lentur maksimum, maka modulus penampang dapat


dihitung dari pers 9.23, Braja M.Das. Hal 447, untuk selanjutnya menentukan profil
tiang turap yang diperlukan.
2. Turap Angker
a. Kasus pada Pasir
Free earth support pada tanah pasir.

Diagram tegangan tanah sama dengan turap kantilever. Jangkar dipasang pada
kedalaman l1 di bawah muka tanah.
' 1= L1 K a
' 2=( L1+ ' L2) K a

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

L3 =

'2
'

(K pK a )
Pada kedalaman z =

L1 + L 2 + L 3 + L 4

' 8 = ' ( K pK a) L4

(Pers. 9.65, Braja M.Das. Hal 462)

Syarat kestabilan :
Jumlah gaya horisontal,

H =0

Jumlah Momen , MO '=0


Catatan : Titik rotasi O berada pada di bawah batang jangkar.
Luas diagram tegangan ACDE luas EBF F = 0
Dimana F adalah tegangan dalam batang jangkar / satuan panjang dinding.
P

L4 . ' 8F=0

'
2
F = P ( K p K a ) L4

(Pers. 9.66, Braja M.Das. Hal

462)
Dimana, P = luas diagram ACDE.

M =0

(Pers. 9.67, Braja M.Das. Hal 462)


Dengan cara coba-coba, didapat L4
Didapat kedalaman teoritis, Dteoritis=L3+ L4
Daktual= 1,3 s/d. 1.4 D teoritis

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Momen maksimum teoritis terletak antara z =L1 danz =L1 + L2

Jumlah gaya geser di atasz=0 untuk posisi momen maksimum. Jadi :


(Pers. 9.69, Braja M.Das. Hal 463)
Dari persamaan ini, didapat z untuk selanjutnya menghitung momen maksimum.
Setelah z didapat, hitung momen maksimum untuk desain turap.

Fixed earthsupport pada tanah pasir

Ketika menggunakan turap berjangkar dengan kaki pile terjepit, tidak berputar
digunakan solusi balok ekivalen untuk menghitung L3 dan D. Analog dengan
balok lentur RSTU.T ~ F dan S~I (Titik balik).
Ps~P( Ps = reaksi tumpuan di Sjika dipotong RS.)

Gambar Balok kantilever ekivalen

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Gambar Diagram Tekanan Tanah Lateral Metode Tumpuan Tanah Bebas


untuk turap pada tanah berpasir.
Langkah perhitungan.
1. Tentukan L5 sebagai fungsi dari sudut gesek , sbb :

2. Hitung panjang span balok ekivalen L =l2+L2+L5


3. Hitung beban total span ,W=luas bidang tegangan pada Os/d I
4. Hitung momen maksimum, Mmax, =1/8WL
5. Hitung Pdengan mengambil momen terhadapO
P =

1
L'

(momen dari area ACDJI terhadap O)

(Pers. 9.82, Braja M.Das. Hal 477)


6. HitungD dengan rumus :

(Pers. 9.83, Braja M.Das. Hal 477)


7. Hitung beban jangkar,F,per satuan panjang dinding dengan (ambil momen
tehadap I
P =

1
L'

(momen dari area ACDJI terhadap I)

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

b. Kasus pada Lempung

Gambar 1.8 Tiang turap cantilever tertanam pada lapisan lempung


Gambar 1.8 menunjukkan turap angkur yang tertanam pada tanah lempung dan
tanah asli berbutir dibelakang dinding turap. Diagram distribusi tekanan tanah di
bawah dasar galian seperti pada gambar 1.7. Dari persamaan 9.42 distribusi
tekanan bersih di bawah garis galian (dari

z=L1+ L2

ke

z=L1+ L2+ D

adalah,
6 =4 c( L1+ ' L2)
Kesetimbangan statis gaya horizontal adalah
P1 6 D=F
Dimana,
P1 = Luas diagram tekanan ACD

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

(Pers. 9.84 Braja M. Das. Hal. 482)

Rekayasa Pondasi II
F

= Gaya angkur per satuan panjang dinding turap.

Keseimbangan momen terhadap titik O yaitu

P1=( L1 + L2l 1 z1 ) 6 D l 2+ L2 +

D
=0
2

Dari persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi,


L
( 1+ L2 l 1 z1)=0
2
6 D +2 6 D ( L1 + L2l 1 )2 P1
(Pers. 9.85 Braja M. Das. Hal. 485)
Dari persamaan 9.85 dapat dihitung kedalaman teoritis (D)

Menghitung Momen Maksimum


Momen maksimum pada kasus ini terjadi pada kedalaman

L1< z< L1 + L2 .

Kedalaman terjadinya momen maksimum dimana gaya geser = 0, dapat ditentukan


berdasarkan persamaan 9.69.

Perhitungan Tahanan tanah ultimate dari angkur Plates and beam


Teng (1962) memberikan metode untuk menentukan tahanan ultimate angkur
yang terletak dekat permukaan tanah pasir
H/h 1,5 2 in (lihat gambar 2)

Pu

Gambar 2. Tahanan tanah ultimate dari angkur

Metode Ovesen dan Stormann (1972) digunakan untuk menentukan daya


dukung ultimit.

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II
W = H . t . concrete
W

Kp sin =

1
H 2 Ka sin
2
1
H2
2

Berdasarkan dari grafik 6.37 (b) untuk = 30 dan Kp sin = 0,0502, sehingga
diperoleh nilai Kp cos = 3,552.

Pu

1
2

H2 (Kp cos Ka cos )

Asumsi tanah pasir dengan = 30 adalah loose sand (Cov = 14).

Pu (s)

Pu

Be

= 0,19 (H + h) + B

Pu

= Pu (s) . Be

P all =

Cov 1

Cov H
n

P' u (s)
Fs

diambil Fs = 2 - 4.
Pall
F

Menentukan Jarak antar angkur dan panjang pengangkuran Turap


1. Hitung tekanan tanah yang diijinkan (Pall)
Pu
Pall FS
Dimana : Pu = tahanan ultimate dariangkur\
FS = faktor keamanan
2. Menghitung spasi antar angker
Pall
S =
T
3. Menentukan panjang pengangkuran Turap

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Gambar 3. Sketsa penempatan angkur


a. Hitung besar sudut 1dan 2

1= 45 + 2

2= 45 -

b. Hitung panjang a dan b


L+ D
Tan 1=
a'
H
b'

Tan 2 =

c. Hitung panjang pengangkuran = a + b


W = H . t . concrete
W

b. Kp sin

1
H 2 Ka sin
2
1
H2
2

c. Berdasarkan dari grafik 6.37 (b) untuk = 30 dan Kp sin = 0,0502, sehingga
diperoleh nilai Kp cos = 3,552.

Pu

1
2

H2 (Kp cos Ka cos )

d. Asumsi tanah pasir dengan = 30 adalah loose sand (Cov = 14).

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

Rekayasa Pondasi II

Pu (s)

e.

P all

Cov 1

Cov H
n

P ' u (s )
Fs

Pu

diambil Fs = 2 - 4.

Pall
F

f. s

g. Be

= 0,19 (H + h) + B

h. Pu

= Pu (s) . Be

i. P all

= F . Fs . S

j. Check:
Pu
Pall

>1

Abdul Risal Ali Lakita / F 111


11 006

You might also like